Untuk membentuk deret ini, kita ulangi lagi proses dari dontoh sebelumnya,
tetapi kali ini kita gunakan suatu fungsi umum 𝑓(𝑥), sebagai ganti sin 𝑥. Turunan
pertama dari 𝑓 (𝑥) akan ditulis sebagai 𝑓′(𝑥); turunan kedua dengan 𝑓′′(𝑥);
turunan ke tiga dengan 𝑓′′′(𝑥); dan seterusnya.
Maka
. 𝑎 = nilai dari fungsi untuk 𝑥 sama dengan 0
Diferensiasikan : 𝑓 𝑖 (𝑥) = 𝑏 + 𝑐. 2𝑥 + 𝑑. 3𝑥 2 + 𝑒. 4𝑥 3 + 𝑓. 5𝑥 4 +. . .
Subtitusikan 𝑥 = 0, ∴ 𝑓 𝑖 (0) = 𝑏 + 0 + 0+ . . . ∴𝑏=𝑓 0
Diferensiasikan : 𝑓 𝑛 (𝑥) = 𝑐. 2.1 + 𝑑. 3.2𝑥 2 + 𝑒. 4.3𝑥 3 + 𝑓. 5.4𝑥 4 +. . .
𝑓𝑖𝑖 (0)
Subtitusikan 𝑥 = 0 , ∴ 𝑓 𝑖𝑖 (0) = 𝑐. 2! + 0 + 0+ . . . ∴𝑐= 2!
𝑖𝑣 𝑓𝑖𝑣 (0)
Subtitusikan 𝑥 = 0 ∴ 𝑓 (0) = 𝑒. 4! + 0 + 0 + ⋯ ∴𝑒= 4!
′ 𝑓′′ (0) 𝑓′′′(0) 𝑓𝑖𝑣 (0)
Dan seterusnya. Jadi 𝑎 = 𝑓 0 ; 𝑏 = 𝑓 0 ; 𝑐 = 2!
;𝑑 = 3!
;𝑒 = 4!
; ⋯
Sekarang, dengan cara yang sama seperti yang telah dilakukan pada deret untuk fungsi sin 𝑥,
kita subtitusikan pertanyaan-pertanyaan untuk 𝑎, 𝑏, 𝑐 dan seterusnya ke dalam deret semula dan
akan kita peroleh :
𝑓 𝑥 = ⋯⋯⋯
′ 0
𝑥2 𝑥 3 ′′′
𝑓 𝑥 = 𝑓 0 + 𝑥. 𝑓 + . 𝑓"(0) + . 𝑓 (0) + ⋯
2! 3!
Ini adalah deret Maclaurin dan deret ini sangat penting!
Perhatikan betapa rapinya setiap suku dalam deret ini.
Suku 𝑥 2 dibagi 2! dan dikalikan 𝑓"(0)
Suku 𝑥 3 dibagi 3! dan dikalikan 𝑓′′′(0)
Suku 𝑥 4 dibagi 4! dan dikalikan 𝑓 𝑖𝑣 (0)
DERET-DERET STANDAR
Dengan menggunakan deret Maclaurin, kita dapat menyusun daftar deret-deret untuk
fungsi-fungsi yang bisa kita jumpai, deret sin 𝑥, sinh 𝑥 , dan In(1 + 𝑥 ). Untuk mencari
deret cos 𝑥, kita dapat menerapkan kembali teknik yang sama.
Berikut ini adalah deret-deret standar yang telah diperoleh :
𝑥3 𝑥5 𝑥7 𝑥9
sin 𝑥 = 𝑥 − + + + 9! +⋯
3! 5! 7!
𝑥2 𝑥4 𝑥6 𝑥8
cos 𝑥 = 1 − 2! + − 6! + 8! + ⋯
4!
𝑥 3 2𝑥 5
tan 𝑥 = 𝑥 + + + ⋯
3 15
𝑥3 𝑥5 𝑥7
sinh 𝑥 = 𝑥 + + + + ⋯
3! 5! 7!
𝑥2 𝑥4 𝑥6 𝑥8
cosh 𝑥 = 1 + + + + +⋯
2! 4! 6! 8!
𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5
𝑖𝑛 1 + 𝑥 = 𝑥 − 2 + − 4 + +⋯
3 5
Deret Binominal
Dengan menggunakan metode yang sama, kita dapat menerapkan deret Maclaurin untuk
memperoleh deret binominal untuk (1 + 𝑥)n .
Deret Maclaurin yang umum : 𝑥2 𝑥3
𝑓(𝑥) = 𝑓(0) + 𝑥. 𝑓 𝑖 (0) + 𝑓 𝑖𝑖 (0) + 𝑓 𝑖𝑖𝑖 (0)+ . . .
2! 3!
Oleh karena itu, dalam kasus ini :
𝑥2 𝑥𝑛
(1 + 𝑥)n = 1 + 𝑥𝑛 + 𝑛(𝑛 − 1) + 𝑛(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)+ . . .
2! 3!
𝑛(𝑛−1) 2 𝑛(𝑛−1)(𝑛−2) 3
(1 + 𝑥)n = 1 + 𝑛𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + ...
2! 3!
𝑥2 𝑥3 𝑥4
Diketahui bahwa 𝑒 = 1 + 𝑥 + + + +⋯
2! 3! 4!
𝑥2 𝑥3 𝑥4
Dan bahwa In 1 + 𝑥 = 𝑥 − 2!
+ 3!
+ 4!
+⋯
𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥2 𝑥3
Sehingga 𝑒 .In 1 + 𝑥 = 1 + 𝑥 + 2! + + 4! +⋯ 𝑥− + −⋯
3! 2! 3!
Sekarang kita harus mengalihkan kedua deret ini. Deret yang kedua tidak
memiliki suku konstanta, sehingga pangkat terendah dari 𝑥 dalam
hasilkalinya adalah 𝑥 itu sendiri. Suku 𝑥 ini hanya dapat dibentuk dengan
cara mengalihkan 1 dalam deret pertama dengan 𝑥 dalam deret kedua.
dibentuk dengan cara mengalihkan 1 dalam deret pertama dengan 𝑥 dalam deret kedua.
𝑥2 𝑥2 𝑥2
Suku 𝑥 2 diperoleh dengan mengalihkan 1 x − 𝑥2 − =
2 2 2
Dan 𝑥 x 𝑥
𝑥3
Suku 𝑥2 diperoleh dengan mengalihkan 1 x 3
𝑥2 𝑥3 𝑥3 𝑥3 𝑥3
Dan 𝑥 x − − + =
2 3 2 2 3
𝑥2
Dan x𝑥
2
𝑥2 𝑥3
∴ 𝑒. 𝐼𝑛 1 + 𝑥 = 𝑥 + + +⋯
2 3
NILAI – NILAI APROKSIMASI
Ini adalah salah satu aplikasi yang pasti menggunakan deret. Berikut ini salah satu
contoh saja sekedar menyegarkan ingatan anda.
CONTOH 1
Hitunglah 1,02 teliti sampai 5 tempat desimal.
1,02 = 1 + 0,02
1,02 = (1 + 0,02)1/2
1 1 1 1 3
1 − − −
=1+ 0,02 + 2 2 0,02 + 2 2 4 (0.02)2 + . . .
2
1.2 1.2.3
1 1
= 1 + 0.01 - (0,0004) + (0,000008) - . . .
8 16
= 1 + 0.01 – 0,00005 + 0,0000005 - . . .
= 1,010001 – 0,000050
= 1,009951
2
𝑙𝑖𝑚 𝑥 + 5𝑥 − 14
𝑥 → 2 𝑥 2 − 5𝑥 + 6
4+10−14 0
Mensubtitusikan 𝑥 = 2 ke dalam fungsi di atas menghasilkan =
4−10+6 0
0
Dan berapakah nilai dari ?
0
Apakah nilai nya nol ? apakah 1? Apakah tak tentu?
0
adalah bentuk tak-tentu
0
Contoh 1
𝑙𝑖𝑚 tan 𝑥− 𝑥
Hitunglah
𝑥 →0 𝑥
0
Jika kita mensubtitusikan 𝑥 = 0 dalam fungsi tersebut, kita memperoleh yang
0 5
𝑥3 2𝑥
merupakan bentuk tak tentu. Kita sudah mengetahui bahwa tan 𝑥 = + + .. .
3 15
Jadi jika kita ganti tan 𝑥 dengan deretan dalam fungsi di atas, kita memperoleh :
𝑥 3 2𝑥 5
𝑙𝑖𝑚 tan 𝑥 − 𝑥 𝑙𝑖𝑚 (𝑥 + 3 15 + ⋯ )
= −𝑥
𝑥→0 𝑥3 𝑥→0 𝑥3
𝑙𝑖𝑚 1 2𝑥 2 1
= + +⋯ =
𝑥→0 3 15 3
𝑙𝑖𝑚 tan 𝑥 − 𝑥 1
∴ = 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑝𝑢𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖
𝑥→0 𝑥3 3
Hasilnya :
a. Nyatakanlah fungsi yang diberikan dalam bentuk deret pangkat
b. Sederhanakan fungsi tersebut sedapat mungkin
c. Kemudian tentukan nilai limitnya – yang sekarang sudah bisa dikerjakan
Tentu saja ada saat-saat dimana subtitusi langsung akan menghasilkan bentuk tak-tentu
0
dan kita tidak tahu ekspansi deret dari fungsi yang bersangkutan. Karena
0
sesungguhnya kita memiliki satu metode lain untuk mencari nilai limit yang dalam
banyak kasus ternyata lebih cepat daripada metode deret. Semuanya tergantung pada
𝑓(𝑥) 𝑓′(𝑥)
∴ 𝑙𝑖𝑚 = 𝑙𝑖𝑚
𝑔(𝑥) 𝑔′(𝑥)
Ini dikenal sebagai aturan I’Hȏpital dan sangat berguna untuk mencari nilai limit apabila turunan-
turunan pembilang dan penyebut dapat dicari dengan mudah
Contoh 1
𝑥 3 +𝑥 2 −𝑥−1
Untuk mencari 𝑙𝑖𝑚
𝑥 2 +2𝑥−3
0
Perhatikan pertama kali bahwa jika kita subtitusikan 𝑥 = 1, kita memperoleh bentuk tak-tentu . Oleh
0
karena itu gunakan aturan I’Hopital.
Kita diferensiasikan pembilang dan penyebut secara terpisah (bukan sebagai hasilbagi);
𝑥3 + 𝑥2 − 𝑥 − 1 3𝑥 2 + 2𝑥 − 1 3+2−1 4
𝑙𝑖𝑚 = 𝑙𝑖𝑚 = = =1
𝑥 2 + 2𝑥 − 3 2𝑥 + 2 2+2 4
𝑥3 + 𝑥2 − 𝑥 − 1
∴ 𝑙𝑖𝑚 =1
𝑥 2 + 2𝑥 − 3
Deret Maclaurin dan Deret Taylor
Deret Maclaurin dan deret Taylor amat derupa dalam banyak hal. Bahkan deret Maclaurin adalah
kasus khusus dari deret Taylor.
𝑥2
′
𝑥3
𝐷𝑒𝑟𝑒𝑡 𝑀𝑎𝑐𝑙𝑎𝑢𝑟𝑖𝑛 ∶ 𝑓 𝑥 = 𝑓 0 + 𝑥. 𝑓 0 + 𝑓"(0) + 𝑓′′′(0) + ⋯
2! 3!
2 3
′
ℎ ℎ
𝐷𝑒𝑟𝑒𝑡 𝑇𝑎𝑦𝑙𝑜𝑟 ∶ 𝑓 𝑥 + ℎ = 𝑓 𝑥 + ℎ. 𝑓 𝑥 + 𝑓"(𝑥) + 𝑓′′′(𝑥) + ⋯
2! 3!
Contoh 1
Perhatikan bahwa, jika ℎ kecil, maka
ℎ 𝑥ℎ2
𝑡𝑎𝑛−1 𝑥 + ℎ = 𝑡𝑎𝑛−1 𝑥 + 2 − (aproksimasi)
1+𝑥 (1+𝑥 2 )2
1 2𝑥
∴ 𝑓′ 𝑥 = dan 𝑓"(𝑥) = −
1 + 𝑥2 (1 + 𝑥 2 )2
Dengan mensubstitusikan persamaan-persamaan ini kembali kedalam deretanya, kita memperoleh :
−1 −1
1 ℎ2 2𝑥
𝑡𝑎𝑛 𝑥 + ℎ = 𝑡𝑎𝑛 𝑥 + ℎ. − +⋯
1 + 𝑥 2 2! (1 + 𝑥 2 )2
ℎ 𝑥ℎ2
= 𝑡𝑎𝑛−1 𝑥 + − (aproksimasi)
1+𝑥 2 (1+𝑥 2 )2