Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 5

Enggar Hartono 41117320004


Andre Sianturi 41117320089
Risky Agung . P 41117320081
Egi 41117320063
Hernanda 41117320067
DERET MACLAURIN

Untuk membentuk deret ini, kita ulangi lagi proses dari dontoh sebelumnya,
tetapi kali ini kita gunakan suatu fungsi umum 𝑓(𝑥), sebagai ganti sin 𝑥. Turunan
pertama dari 𝑓 (𝑥) akan ditulis sebagai 𝑓′(𝑥); turunan kedua dengan 𝑓′′(𝑥);
turunan ke tiga dengan 𝑓′′′(𝑥); dan seterusnya.

Berikut ini adalah prosesnya


Misalkan 𝑓 𝑥 = 𝑎 + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑥 2 + 𝑑𝑥 3 + 𝑒𝑥 4 + 𝑓𝑥 5 + . . .
Subtitusikan 𝑥 = 0 , maka 𝑓 0 = 𝑎 + 0 + 0 + 0 … ∴𝑎=𝑓 0

Maka
. 𝑎 = nilai dari fungsi untuk 𝑥 sama dengan 0
Diferensiasikan : 𝑓 𝑖 (𝑥) = 𝑏 + 𝑐. 2𝑥 + 𝑑. 3𝑥 2 + 𝑒. 4𝑥 3 + 𝑓. 5𝑥 4 +. . .
Subtitusikan 𝑥 = 0, ∴ 𝑓 𝑖 (0) = 𝑏 + 0 + 0+ . . . ∴𝑏=𝑓 0
Diferensiasikan : 𝑓 𝑛 (𝑥) = 𝑐. 2.1 + 𝑑. 3.2𝑥 2 + 𝑒. 4.3𝑥 3 + 𝑓. 5.4𝑥 4 +. . .
𝑓𝑖𝑖 (0)
Subtitusikan 𝑥 = 0 , ∴ 𝑓 𝑖𝑖 (0) = 𝑐. 2! + 0 + 0+ . . . ∴𝑐= 2!

Sekarang lanjutkan dan carilah 𝑑 dan 𝑒 , sambil mengingat banwa kita


𝑑 𝑑
menyatakan 𝑑𝑥 𝑓 𝑖𝑖 (𝑥) dengan 𝑓 𝑖𝑖 (𝑥) dan 𝑑𝑥 𝑓 𝑖𝑖 (𝑥) dengan 𝑓 𝑖𝑖 (𝑥)
jadi, 𝑑 = . . . . . . . . . . . . . . dan 𝑒 = . . . . . . . . . . . . .
Berikut ini adalah pengerjaannya, kita telah memperoleh :
𝑓 𝑖𝑖 (𝑥) = 𝑐. 2.1 + 𝑑. 3.2𝑥 + 𝑒. 4.3𝑥 2 + 𝑓. 5.4𝑥 3 + . . .

Diferensiasikan ∴ 𝑓 𝑖𝑖𝑖 (𝑥) = 𝑑. 3.2.1 + 𝑒. 4.3.2𝑥 + 𝑓. 5.4.3𝑥 2 + . . .


𝑓𝑖𝑖𝑖 (0)
Subtitusikan
Diferensiasikan𝑥 = 0 ∴∴ 𝑓𝑓𝑖𝑖𝑖
𝑖𝑣
(𝑥)
(0)==𝑒.𝑑.
4.3.2.1 0 + . .+. ⋯
3! ++0𝑓.+5.4.3.2𝑥 ∴𝑑= 4!

𝑖𝑣 𝑓𝑖𝑣 (0)
Subtitusikan 𝑥 = 0 ∴ 𝑓 (0) = 𝑒. 4! + 0 + 0 + ⋯ ∴𝑒= 4!
′ 𝑓′′ (0) 𝑓′′′(0) 𝑓𝑖𝑣 (0)
Dan seterusnya. Jadi 𝑎 = 𝑓 0 ; 𝑏 = 𝑓 0 ; 𝑐 = 2!
;𝑑 = 3!
;𝑒 = 4!
; ⋯
Sekarang, dengan cara yang sama seperti yang telah dilakukan pada deret untuk fungsi sin 𝑥,
kita subtitusikan pertanyaan-pertanyaan untuk 𝑎, 𝑏, 𝑐 dan seterusnya ke dalam deret semula dan
akan kita peroleh :

𝑓 𝑥 = ⋯⋯⋯
′ 0
𝑥2 𝑥 3 ′′′
𝑓 𝑥 = 𝑓 0 + 𝑥. 𝑓 + . 𝑓"(0) + . 𝑓 (0) + ⋯
2! 3!
Ini adalah deret Maclaurin dan deret ini sangat penting!
Perhatikan betapa rapinya setiap suku dalam deret ini.
Suku 𝑥 2 dibagi 2! dan dikalikan 𝑓"(0)
Suku 𝑥 3 dibagi 3! dan dikalikan 𝑓′′′(0)
Suku 𝑥 4 dibagi 4! dan dikalikan 𝑓 𝑖𝑣 (0)
DERET-DERET STANDAR
Dengan menggunakan deret Maclaurin, kita dapat menyusun daftar deret-deret untuk
fungsi-fungsi yang bisa kita jumpai, deret sin 𝑥, sinh 𝑥 , dan In(1 + 𝑥 ). Untuk mencari
deret cos 𝑥, kita dapat menerapkan kembali teknik yang sama.
Berikut ini adalah deret-deret standar yang telah diperoleh :

𝑥3 𝑥5 𝑥7 𝑥9
sin 𝑥 = 𝑥 − + + + 9! +⋯
3! 5! 7!
𝑥2 𝑥4 𝑥6 𝑥8
cos 𝑥 = 1 − 2! + − 6! + 8! + ⋯
4!
𝑥 3 2𝑥 5
tan 𝑥 = 𝑥 + + + ⋯
3 15
𝑥3 𝑥5 𝑥7
sinh 𝑥 = 𝑥 + + + + ⋯
3! 5! 7!
𝑥2 𝑥4 𝑥6 𝑥8
cosh 𝑥 = 1 + + + + +⋯
2! 4! 6! 8!
𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5
𝑖𝑛 1 + 𝑥 = 𝑥 − 2 + − 4 + +⋯
3 5
Deret Binominal
Dengan menggunakan metode yang sama, kita dapat menerapkan deret Maclaurin untuk
memperoleh deret binominal untuk (1 + 𝑥)n .
Deret Maclaurin yang umum : 𝑥2 𝑥3
𝑓(𝑥) = 𝑓(0) + 𝑥. 𝑓 𝑖 (0) + 𝑓 𝑖𝑖 (0) + 𝑓 𝑖𝑖𝑖 (0)+ . . .
2! 3!
Oleh karena itu, dalam kasus ini :
𝑥2 𝑥𝑛
(1 + 𝑥)n = 1 + 𝑥𝑛 + 𝑛(𝑛 − 1) + 𝑛(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)+ . . .
2! 3!
𝑛(𝑛−1) 2 𝑛(𝑛−1)(𝑛−2) 3
(1 + 𝑥)n = 1 + 𝑛𝑥 + 𝑥 + 𝑥 + ...
2! 3!

Dengan mengganti 𝑥 dengan (−𝑥), tentukan deret untuk (1 − 𝑥)n.


Contoh 1
Carilah tiga suku pertama dari deret untuk 𝑒. 𝐼𝑛 1 + 𝑥 .

𝑥2 𝑥3 𝑥4
Diketahui bahwa 𝑒 = 1 + 𝑥 + + + +⋯
2! 3! 4!

𝑥2 𝑥3 𝑥4
Dan bahwa In 1 + 𝑥 = 𝑥 − 2!
+ 3!
+ 4!
+⋯

𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥2 𝑥3
Sehingga 𝑒 .In 1 + 𝑥 = 1 + 𝑥 + 2! + + 4! +⋯ 𝑥− + −⋯
3! 2! 3!
Sekarang kita harus mengalihkan kedua deret ini. Deret yang kedua tidak
memiliki suku konstanta, sehingga pangkat terendah dari 𝑥 dalam
hasilkalinya adalah 𝑥 itu sendiri. Suku 𝑥 ini hanya dapat dibentuk dengan
cara mengalihkan 1 dalam deret pertama dengan 𝑥 dalam deret kedua.

dibentuk dengan cara mengalihkan 1 dalam deret pertama dengan 𝑥 dalam deret kedua.

𝑥2 𝑥2 𝑥2
Suku 𝑥 2 diperoleh dengan mengalihkan 1 x − 𝑥2 − =
2 2 2
Dan 𝑥 x 𝑥

𝑥3
Suku 𝑥2 diperoleh dengan mengalihkan 1 x 3
𝑥2 𝑥3 𝑥3 𝑥3 𝑥3
Dan 𝑥 x − − + =
2 3 2 2 3
𝑥2
Dan x𝑥
2

𝑥2 𝑥3
∴ 𝑒. 𝐼𝑛 1 + 𝑥 = 𝑥 + + +⋯
2 3
NILAI – NILAI APROKSIMASI
Ini adalah salah satu aplikasi yang pasti menggunakan deret. Berikut ini salah satu
contoh saja sekedar menyegarkan ingatan anda.

CONTOH 1
Hitunglah 1,02 teliti sampai 5 tempat desimal.
1,02 = 1 + 0,02
1,02 = (1 + 0,02)1/2
1 1 1 1 3
1 − − −
=1+ 0,02 + 2 2 0,02 + 2 2 4 (0.02)2 + . . .
2
1.2 1.2.3
1 1
= 1 + 0.01 - (0,0004) + (0,000008) - . . .
8 16
= 1 + 0.01 – 0,00005 + 0,0000005 - . . .
= 1,010001 – 0,000050
= 1,009951

Catatan : Setiap kali kita mensubstitusikan suatu nilai x ke dalam deretans


tandar, kita harus yakin bahwa nilai x yang disubtitusikan tersebut berada
di daerah nilai x yang berlaku untuk deretan yang bersangkutan.
NILAI
Dalam–program
NILAI LIMIT – BENTUK
pertama TAK-TENTU
mengenai deret, kita telah membahasbagaimana
𝑢 +1
cara mencari nilai limit dari 𝑛𝑢𝑛 ketika 𝑛 → 0. Kadang-kadang kita harus
mencari nilai limit dari sebuah fungsi x ketika 𝑥 → 0, atau mungkin ketika
𝑥 →𝑎

𝑙𝑖𝑚 𝑥 2 +5𝑥−14 0+0−14 14 7


Sebagai contoh − = − = −
𝑥 →0 𝑥 2 −5𝑥+8 0−0+8 8 4

Itu masih cukup mudah, tetapi anggaplah kita harus mencari

2
𝑙𝑖𝑚 𝑥 + 5𝑥 − 14
𝑥 → 2 𝑥 2 − 5𝑥 + 6

4+10−14 0
Mensubtitusikan 𝑥 = 2 ke dalam fungsi di atas menghasilkan =
4−10+6 0

0
Dan berapakah nilai dari ?
0
Apakah nilai nya nol ? apakah 1? Apakah tak tentu?
0
adalah bentuk tak-tentu
0
Contoh 1
𝑙𝑖𝑚 tan 𝑥− 𝑥
Hitunglah
𝑥 →0 𝑥
0
Jika kita mensubtitusikan 𝑥 = 0 dalam fungsi tersebut, kita memperoleh yang
0 5
𝑥3 2𝑥
merupakan bentuk tak tentu. Kita sudah mengetahui bahwa tan 𝑥 = + + .. .
3 15
Jadi jika kita ganti tan 𝑥 dengan deretan dalam fungsi di atas, kita memperoleh :

𝑥 3 2𝑥 5
𝑙𝑖𝑚 tan 𝑥 − 𝑥 𝑙𝑖𝑚 (𝑥 + 3 15 + ⋯ )
= −𝑥
𝑥→0 𝑥3 𝑥→0 𝑥3
𝑙𝑖𝑚 1 2𝑥 2 1
= + +⋯ =
𝑥→0 3 15 3

𝑙𝑖𝑚 tan 𝑥 − 𝑥 1
∴ = 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑔𝑎𝑠 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑝𝑢𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖
𝑥→0 𝑥3 3

Hasilnya :
a. Nyatakanlah fungsi yang diberikan dalam bentuk deret pangkat
b. Sederhanakan fungsi tersebut sedapat mungkin
c. Kemudian tentukan nilai limitnya – yang sekarang sudah bisa dikerjakan
Tentu saja ada saat-saat dimana subtitusi langsung akan menghasilkan bentuk tak-tentu

0
dan kita tidak tahu ekspansi deret dari fungsi yang bersangkutan. Karena
0

sesungguhnya kita memiliki satu metode lain untuk mencari nilai limit yang dalam

banyak kasus ternyata lebih cepat daripada metode deret. Semuanya tergantung pada

diterapkannya suatu aturan yang harus kita buat terlebih dahulu.


Aturan L’Hopital untuk mencari nilai limit
𝑓(𝑥)
Misalkan kita harus mencari nilai limit dari fungsi 𝐹 𝑥 = 𝑑𝑖 𝑥 = 𝑎,
𝑔 𝑥
0
apabila subtitusi 𝑥 = 𝑎 secara langsung akan menghasilkan bentuk tak-tentu ; dengan kata
0
lain di 𝑥 = 𝑎, 𝑓 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑔 𝑥 = 0.
Jika kita menyatakan kondisi di atas secara grafis, maka diagramnya akan berbentuk
sebagai berikut :
Perhatikan bahwa di 𝑥 = 𝑎 kedua grafik dari
𝑦 = 𝑓 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 𝑔 𝑥 memotong sumbu −𝑥, sehingga di
𝑥 = 𝑎 berlaku 𝑓 𝑥 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑔 𝑥 = 0.

Pada titik K, yaitu 𝑥 = 𝑎 + ℎ , KP = 𝑓 𝑎 + ℎ 𝑑𝑎𝑛 KQ = 𝑔(𝑎 + ℎ)


𝑓(𝑎 + ℎ) KP
=
ℎ(𝑎 + ℎ) KQ
Sekarang bagilah atas dan bawah dengan AK :
𝑓(𝑎 + ℎ) KP + AK tan PAK
= =
ℎ(𝑎 + ℎ) KQ + AK tan QAK

𝑓 𝑥 𝑓 𝑎+ℎ tan(𝑃𝐴𝐾) 𝑓′(𝑎)


Sekarang 𝐿𝑖𝑚 = 𝐿𝑖𝑚 = 𝐿𝑖𝑚 =
𝑔 𝑥 𝑔 𝑎+ℎ tan(𝑄𝐴𝐾) 𝑔′(𝑎)
𝑓(𝑥)
Dengan kata lain nilai limit dari ketika 𝑥 → 0(yang nilai fungsinga apabila dilakukan subtitusi
𝑔(𝑥)
0
langsung akan menghasilkan ) adalah sama dengan rasio antara turunan pembilang dna turunan
0
penyebutnya di 𝑥 = 𝑎 (tentu saja asalkan 𝑓 ′ 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑔′(𝑎) tidak kedua-duanya sama dengan nol) dengan
kata lain
𝑓 𝑥 𝑓′(𝑎) 𝑓′(𝑥)
lim = = lim
𝑔 𝑥 𝑔′(𝑎) 𝑔′(𝑥)

𝑓(𝑥) 𝑓′(𝑥)
∴ 𝑙𝑖𝑚 = 𝑙𝑖𝑚
𝑔(𝑥) 𝑔′(𝑥)

Ini dikenal sebagai aturan I’Hȏpital dan sangat berguna untuk mencari nilai limit apabila turunan-
turunan pembilang dan penyebut dapat dicari dengan mudah
Contoh 1
𝑥 3 +𝑥 2 −𝑥−1
Untuk mencari 𝑙𝑖𝑚
𝑥 2 +2𝑥−3
0
Perhatikan pertama kali bahwa jika kita subtitusikan 𝑥 = 1, kita memperoleh bentuk tak-tentu . Oleh
0
karena itu gunakan aturan I’Hopital.
Kita diferensiasikan pembilang dan penyebut secara terpisah (bukan sebagai hasilbagi);

𝑥3 + 𝑥2 − 𝑥 − 1 3𝑥 2 + 2𝑥 − 1 3+2−1 4
𝑙𝑖𝑚 = 𝑙𝑖𝑚 = = =1
𝑥 2 + 2𝑥 − 3 2𝑥 + 2 2+2 4

𝑥3 + 𝑥2 − 𝑥 − 1
∴ 𝑙𝑖𝑚 =1
𝑥 2 + 2𝑥 − 3
Deret Maclaurin dan Deret Taylor
Deret Maclaurin dan deret Taylor amat derupa dalam banyak hal. Bahkan deret Maclaurin adalah
kasus khusus dari deret Taylor.
𝑥2

𝑥3
𝐷𝑒𝑟𝑒𝑡 𝑀𝑎𝑐𝑙𝑎𝑢𝑟𝑖𝑛 ∶ 𝑓 𝑥 = 𝑓 0 + 𝑥. 𝑓 0 + 𝑓"(0) + 𝑓′′′(0) + ⋯
2! 3!
2 3

ℎ ℎ
𝐷𝑒𝑟𝑒𝑡 𝑇𝑎𝑦𝑙𝑜𝑟 ∶ 𝑓 𝑥 + ℎ = 𝑓 𝑥 + ℎ. 𝑓 𝑥 + 𝑓"(𝑥) + 𝑓′′′(𝑥) + ⋯
2! 3!

Contoh 1
Perhatikan bahwa, jika ℎ kecil, maka
ℎ 𝑥ℎ2
𝑡𝑎𝑛−1 𝑥 + ℎ = 𝑡𝑎𝑛−1 𝑥 + 2 − (aproksimasi)
1+𝑥 (1+𝑥 2 )2

Deret Taylor menyatakan bahwa :


ℎ2

ℎ3
𝑓 𝑥 + ℎ = 𝑓 𝑥 + ℎ𝑓 𝑥 + 𝑓"(𝑥) + 𝑓′′′(𝑥) + ⋯
2! 3!
Dimana 𝑓(𝑥) adalah fungsi yang diperoleh dengan mensubstitusikan ℎ = 0 ke dalam fungsi 𝑓(𝑥 + ℎ).
Maka dalam kasus ini 𝑓 𝑥 = 𝑡𝑎𝑛−1 𝑥

1 2𝑥
∴ 𝑓′ 𝑥 = dan 𝑓"(𝑥) = −
1 + 𝑥2 (1 + 𝑥 2 )2
Dengan mensubstitusikan persamaan-persamaan ini kembali kedalam deretanya, kita memperoleh :
−1 −1
1 ℎ2 2𝑥
𝑡𝑎𝑛 𝑥 + ℎ = 𝑡𝑎𝑛 𝑥 + ℎ. − +⋯
1 + 𝑥 2 2! (1 + 𝑥 2 )2
ℎ 𝑥ℎ2
= 𝑡𝑎𝑛−1 𝑥 + − (aproksimasi)
1+𝑥 2 (1+𝑥 2 )2

Anda mungkin juga menyukai