Anda di halaman 1dari 46

WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS

(WKDS)

BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN


DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO 2017
AGENDA PEMBAHASAN
1. KONDISI KETENAGAAN
2. DASAR HUKUM DAN KEBIJAKAN
PEMENUHAN DAN PEMERATAAN DOKTER
SPESIALIS
3. WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS
4. TATACARA PELAKSANAAN WKDS
5. TATACARA PENGUSULAN WKDS
BAGIAN 1.
KONDISI KETENAGAAN
Ratio Dokter Spesialis Per 100.000 Penduduk
Tahun 2017

Target Rasio 12,2 Target : 10,4


Realisasi 12,6
Realisasi : 13,6

Sumber : Konsil Kedokteran Indonesia 31 Desember 2016


KEKURANGAN TENAGA DI RS PEMERINTAH
TH 2017
SPESIALIS
SPESIALIS KEADAAN KEKURANGAN
Sp Anak 2,100 482
TENAGA KESEHATAN LAIN
Sp Obgyn 2,303 369 TENAGA KESEHATAN KEADAAN KEKURANGAN
Sp Penyakit Dalam 2,321 408
Dr Umum 12,940 594
Sp Bedah 1,729 571
Dr Gigi 2,543 370
Sp Anestesi 1,383 173
Perawat 125,038 40,773
Sp Radiologi 1,043 469
Bidan 25,205 9,258
Sp Rehab Medik 386 372
Apoteker 5,905 2,903
Sp Pat Klinik 770 388
Tng Teknis Farmasi 7,487 5,281
Sp Pat Anatomi 377 355
Ahli Lab Medik 8,323 300
Sp Jantung & PD 567 127
Kesehatan
Sp Mata 1,151 57
Masyarakat 3,882 883
Sp THT 1,031 46
Sanitarian 3,146 517
Sp Jiwa 573 202
Tenaga Gizi 4,912 540
Sp Saraf 1,085 60
Keteknisian Medik 5,850 9,763
Sp Paru 669 118
TOTAL 205,231 71,182
Sp Kulit & Kelamin 732 81
Sp Ortopedi 495 142
Sp Urologi 267 190
Sp Ked Forensik 130 257
Drg Spesialis 797 906
TOTAL 19,909 5,773
REKAPITULASI KEKURANGAN DOKTER SPESIALIS
4 DASAR DAN ANESTESI DI RS PEMERINTAH TH 2017

KEKURANGAN DOKTER SPESIALIS


KRITERIA RS JUM RS
Sp.A Sp.OG Sp.PD Sp.B Sp.An TOTAL
RS. DTPK (PERBATASAN) 78 51 54 50 55 17 227
RS. RUJUKAN REGIONAL 110 69 55 57 91 57 329
RS. RUJUKAN PROVINSI 20 36 33 33 59 12 173
RS. RUJUKAN NASIONAL 14 1 0 4 8 1 14
RS. PEMDA LAINNYA 510 222 146 177 236 65 846
RS. PUSAT LAINNTA 255 103 81 87 122 21 414
TOTAL 976 482 369 408 571 173 2.003

Standar Ketenagaan Minimal sesuai PMK No 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi RS dan Perijinan RS
serta PMK No 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi RS
Sumber : SIRS Online, 3 Januari 2017
Data Keadaan dan Kebutuhan Dokter Spesialis Kabupaten/Kota
Se-Provinsi Gorontalo Tahun 2017

No Spesialis Keadaan Kebutuhan


A. 4 Spesialis Dasar
1 Sp.Penyakit Dalam 12 8
2 Sp. Kebidanan 6 8
3 Sp. Anak 7 6
4 Sp. Bedah 5 9
B. 5 Spesialis Penunjang Medik
1 Sp. Anastesi 5 5
2 Sp. Patologi Anatomi 0 5
3 Sp. Patologi Klinik 5 7
4 Sp. Radiologi 2 7
5 Sp. Rehabilitasi Medik 0 4
C. Pelayanan Medik Spesialis Lainnya
1 Sp. Jantung 3 3
2 Sp. Kulit Kelamin 4 3
3 Sp. Otrhopedi 4 2
4 Sp. Syaraf 4 1
5 Sp. THT-KL 4 3
6 Sp. Mata 3 5
7 Sp. Paru 1 2
8 Sp. Bedah Syaraf 3 0
9 Sp. Urologi 0 3
D. Pelayanan Spesialis Gigi Mulut
1 Sp. Bedah Mulut 1 2
DATA KEADAAN DAN KEBUTUHAN DOKTER SPESIALIS RSUD KABUPATEN/KOTA PROVINSI GORONTALO TAHUN 2017

RSUD Hasri RSUD Aloei RSUD MM.


RSUD Toto Kabila RSUD ZUS RSTN RSUD Bumi Panua RSU Otanaha RSUD Tombulilato
Ainun Saboe Dunda
Tipe D Tipe B Tipe B Tipe C Tipe D Tipe C Tipe C Tipe D Tipe D Jumlah
Keadaa Keadaa Keadaa Keadaa Keadaa Keadaa Keadaa Keadaa Butu
NO Jenis dr.Spesialis Stdr Stdr Stdr Stdr Stdr Keadaan Stdr Stdr Stdr Stdr
n n n n n n n n h
But But But Butu Butu Butu Butu Butu But
PM PM PM PM PM
tdk uh tdk uh tdk uh tdk PMK h tdk h tdk PMK h tdk h tdk PMK h tdk PMK uh tdk
ttp K ttp K ttp K ttp ttp K ttp ttp K ttp ttp ttp
ttp 56 ttp 56 ttp 56 ttp 56 ttp 56 ttp 56 ttp 56 ttp 56 ttp 56 ttp
A. 4 Spesialis Dasar
Sp. Penyakit Dalam 1 1 1 6 3 3 1 3 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 12 3 9
Sp. Kebidanan 1 1 1 3 3 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 6 4 11
Sp. Anak 1 1 1 3 3 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 7 2 9
Sp. Bedah 1 1 1 2 3 3 1 3 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 5 2 12
5 Sp.Penunjang
B. 0 0
Medik
Sp. Anastesi 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 5
Sp. Patologi
2 1 1 0 0 4
Anatomi
Sp. Patologi Klinik 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 5 2 7
Sp. Radiologi 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 7
Sp. Rehab Medik 1 2 1 1 0 1 4
Pelayanan Medik
C. 0 0
Sp.Lainnya
Sp. Jantung 2 1 1 1 1 1 1 3 1 3
Sp. Kulit Kelamin 1 1 1 2 1 1 1 4 1 3
Sp. Orthopedi 2 1 1 1 4 0 1
Sp. Syaraf 2 1 2 1 1 1 1 4 1 1
Sp. THT-KL 2 1 2 1 1 1 1 1 4 1 3
Sp. Mata 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 5
Sp. Paru 1 1 1 1 0 2
Sp. Bedah Syaraf 1 2 1 3 1
Sp. Bedah Plastik 1 0 0 1
Sp. Jiwa 1 1 1 0 0 2
Sp. Forensik 1 1 0 0 2
Sp. Urologi 1 1 1 1 0 0 3
Sp. Gizi Klinik 1 1 0 0 1
Pelayanan Sp. Gigi
D. 0 0
Mulut
Sp. Bedah Mulut 1 1 1 1 2
Total 0 5 5 35 3 11 18 3 15 7 0 10 0 0 8 6 9 13 3 9 21 1 8 9 0 0 4 69 37 97
BAGIAN 2.
DASAR HUKUM DAN KEBIJAKAN PEMENUHAN
DAN PEMERATAAN DOKTER SPESIALIS
DASAR HUKUM
• Pembukaan alinea ke-4, Kemudian daripada itu .... untuk untuk memajukan
kesejahteraan umum.....dan keadilan sosial, maka disusunlah .....serta dengan
UUD 45 mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

• Pasal 28 H ayat (1), Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta
UUD 45 berhak memperoleh pelayanan kesehatan

• UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,


• Pasal 5 ayat (1), Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh
akses atas sumberdaya di bidang kesehatan
UU NO 36 • Pasal 5 ayat (2), Setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan
yang aman, bermutu dan terjangkau
• Pasal 16, Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di
bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
Lanjutan...
• UU tentang Pemerintah Daerah lembar lampiran, pembagian urusan
pemerintah bidang kesehatan pada urusan Nomor 2 Sumber Daya Manusia
(SDM) Kesehatan
UU NO 23 • Pemerintah Pusat melakukan penetapan penempatan dokter spesialis dan
dokter gigi spesialis bagi daerah yang tidak mampu dan tidak diminati.

• UU Tenaga Kesehatan Pasal 28 ayat (1), dalam keadaan tertentu pemerintah


dapat memberlakukan ketentuan wajib kerja kepada tenaga kesehatan yang
memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi untuk melaksanakan tugas
UU NO 36 sebagai tenaga kesehatan di daerah khusus di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

• Akan mening-katkan kuali-tas hidup manusia Indonesia melalui: Indonesia


Nawacita Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera
PERTIMBANGAN PELAKSANAAN
1. Keberadaaan dan ketersediaan
dokter spesialis di rumah sakit PEMENUHAN DAN
kurang dari standar minimal yang
ditetapkan PEMERATAAN
2. Distribusi dokter spesialis tidak DOKTER SPESIALIS
merata, keberadaan banyak di
kota-kota besar
3. Pemenuhan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan
kesehatan spesialistik
4. Meningkatkan akses masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan WAJIB KERJA
kesehatan yang berkualitas di DOKTER
seluruh Indonesia SPESIALIS
5. Negara turut berperan dalam
proses pendidikan dokter spesialis (WKDS)
dengan memberikan subsidi dalam
penyelenggaraan pendidikan
kedokteran program spesialis PERPRES NO 4 TAHUN 2017
PERMENKES 69 TAHUN 2016
BAGIAN 3.
WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS (WKDS)
WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS
Perpres No. 4 Tahun 2017 tentang Wajib Kerja Dokter Spesialis

• Pasal 1 : Wajib Kerja Dokter Spesialis adalah penempatan dokter


spesialis di rumah sakit milik pemerintah pusat dan pemerintah daerah
• Pasal 6: Pemerintah Pusat menyelenggarakan pendidikan profesi
program dokter spesialis sesuai ketentuan peraturan perundangan

• Pasal 7 ayat (1): Setiap dr Spesialis lulusan PPDS dari PTN di dalam
negeri dan perguruan tinggi luar negeri wajib mengikuti Wajib Kerja
Dokter Spesialis

• Pasal 7 ayat (2): Dalam rangka WKS Dr. Sp setiap institusi pendidikan
penyelenggara PPDS bertugas: a). Menyiapkan mahasiswa PPDS yang
akan menjadi peserta WKS dr.Sp; b) melakukan koordinasi dgn
kolegium dan OP mengenai jumlah lulusan; c). Menyampaikan laporan
kepada Menteri pendidikan terkait jumlah lulusan

• Pasal 7 ayat (3):Mahasiswa PPDS sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) terdiri dari: a). Mahasiswa mandiri dan b). Mahasiswa penerima
beasiswa/bantuan biaya pendidikan
Mahasiswa PPDS
Mahasiswa PPDS
• Mahasiswa program dokter
spesialis pada PT Negeri di
dalam negeri yang tidak
Mandiri mendapat beasiswa dan/atau Setiap
bantuan biaya pendidikan dari mahasiswa
Pemerintah Pusat dan Pemda
membuat
surat
pernyataan
• Mahasiswa program dokter akan
Penerima spesialis pada PT Negeri di mengikuti
dalam negeri maupun PT di
beasiswa luar negeri yang mendapat WKDS
dan/atau bantuan beasiswa dan/atau bantuan
biaya pendidikan biaya pendidikan dari
Pemerintah Pusat dan Pemda
PELAKSANAAN WKDS

Pasal Pasal
8S 29 Pada saat Perpres
ditetapkan (12 Januari
Setiap mahasiswa 2017) maka sudah
yang akan berlaku :
mengikuti Bagi setiap
program dokter mahasiswa PPDS
spesialis harus yang sedang dalam
membuat surat masa pendidikan
pernyataan akan Bagi setiap
mengikuti WKDS mahasiswa PPDS
pada awal yang sedang
pendidikan menunggu kelulusan
PESERTA WKDS
MANDIRI
• Penempatan sesuai Regionalisasi
berdasarkan sentra pendidikan
• Lama penugasan 1 tahun
• Mandiri Status • 1 STR dan berpraktik hanya di rumah
sakit penempatan
MANDIRI PNS / Non PNS • Tunjangan dibayarkan oleh
Kemenkes
• Insentif daerah melalui APBD
• Hak lainnya : jasa pelayanan, tempat
tinggal, keamanan, dll

Penerima • Tubel Pemerintah • Penempatan kembali ke instansi


Beasiswa pengusul dan rumah sakit pemda
Pusat * pengusul
dan/atau • Tubel Kemenkes • Lama penugasan sesuai ketentuan
bantuan atas usulan peraturan perundang-undangan
instansi atau • STR dan praktik sesuai dengan
biaya ketentuan perundang -undangan
pendidikan Pemda • Tunjangan dibayarkan oleh
• Tubel Pemda
(tubel) insntansi pengusul atau pemda
pengusul
* Dapat ditempatkan sesuai regionalisasi berdasarkan • Mendapatkan hak-hak lainnya
sentra pendidikan
JENIS SPESIALIS DAN LOKASI
PENEMPATAN
Rumah sakit dapat ditetapkan
sebagai lokus wajib kerja, bila :
Jenis Dr.Sp 1. Ada usulan daerah dilengkapi
PRIORITAS
dengan surat pernyataan
1. Obsgyn 1. RS DTPK bersedia menyiapkan
2. Spesialis 2. RS Rujukan sarana prasarana RS,
Anak Regional pemberian insentif daerah,
3. RS Rujukan
3. Spesialis Provinsi
tempat tinggal dan hak-hak
Bedah lainnya
2. Proses analisa ketenagaan,
4. Spesialis kosong/kurang dokter
Penyakit 1. RS Milik spesialis 4 dasar dan 1
Dalam Pemerintah penunjang
5. Spesialis Pusat 3. Ketersedian sarana dan
Anestesi 2. RS Milik prasarana
Pemda 4. Hasil visitasi Rumah Sakit
untuk kesiapan penempatan
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA
A. HAK
1. Mendapatkan Surat Ijin Praktik (SIP) yang
dikeluarkan oleh Pemda kabupaten/kota
2. Mendapatkan tunjangan
3. Mendapatkan fasilitas tempat tinggal atau rumah
dinas yang diberikan oleh Pemda dan hak lain sesuai
ketentuan peraturan
4. Mendapatkan insenda dari APBD ( pasal 20 ayat 5)
B. Kewajiban
1. Melaksanakan WKDS sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditetapkan
2. Menyerahkan Surat Tanda Registarsi dan salinan
Surat Tanda Registarsi dokter spesialis kepada
Menteri
PERAN PEMERINTAH PUSAT, DAERAH DAN
MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN WKDS
• Membuat Perencanaan Kebutuhan secara nasional
• Menetapkan dan menempatkan dokter spesialis
KEMENKES • Mengatur sirkulasi Penempatan WKDS
• Monev, Pencatatan dan Pelaporan serta Pembinaan dan Pengawasan

KEMRISTEKDIKTI • Menyiapkan calon peserta WKDS


• Mempercepat proses penerbitan Sertifikat Profesi (ijazah)

• Pembinaan dan pengawasan kepada Pemda Propinsi dan Pemda


KEMENDAGRI Kabupaten/Kota

• Membuat perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan secara berjenjang


PEMDA PROVINSI • Mengusulkan kebutuhan dokter spesialis sesuai perencanaan kebutuhan
/KAB/KOTA • Menyiapkan sarpras, insentif daerah, jasa pelayanan, tempat tinggal , dll
termasuk faktor keamanan
• Monev, pencatatan dan pelaporan serta pembinaan dan pengawasan

ORGANISASI • Mendukung pelaksanaan WKDS mulai dari perencanaan, pengadaan,


PROFESI & pendayagunaan, Monev serta pembinaan dan pengawasan
KOLEGIUM
BESARAN TUNJANGAN PESERTA WKDS
MANDIRI
NO KRITERIA PENEMPATAN RUMAH BESARAN
SAKIT (RUPIAH) PER
BULAN
1 RUMAH SAKIT DI DAERAH 30.012.000
TERPENCIL, PERBATASAN DAN
KEPULAUAN
2 RUMAH SAKIT RUJUKAN 25.505.000
REGIONAL
3 RUMAH SAKIT RUJUKAN 24.060.000
PROPINSI
4 RUMAH SAKIT PEMDA LAINNYA 27. 043.000
5 RUMAH SAKIT PUSAT LAINNYA 22.600.000
SUSUNAN KEANGGOTAAN KPDS
MASA BAKTI 2016 - 2019
NO NAMA INSTITUSI

1 Direktur Jenderal Pembelajaran dan Wakil dari Kementerian Riset,


Kemahasiswaan Teknologi dan Pendidikan Tinggi
2 Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan Wakil dari Kementerian Kesehatan
3 Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Wakil dari Kementerian Kesehatan
4 Kepala Biro Kepegawaian Wakil dari Kementerian Kesehatan
5 Kepala Pusat Perencanaan dan Wakil dari Kementerian Kesehatan
Pendayagunaan SDM Kesehatah
6 Kepala Sub Direktorat Wilayah IV, Wakil dari Kemendagri
Direktorat Fasilitasi Kelembagaan dan
Kepegawaian Perangkat Daerah
7 Prof. Dr. dr. Ova Emilia, M.M.Ed., Wakil dari Institusi Pendidikan
Sp.OG(K)., Ph.D
8 Prof. dr. Wiwien Heru Wiyono, Sp.P(K), Wakil dari Konsil Kedokteran
Ph.D Indonesia
9 DR, dr. Poedjo Hartono, Sp.OG (K) Wakil dari PB IDI
10 dr. Nurdadi Saleh, Sp.OG Wakil dari Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia
11 Prof. DR. dr. Soegiharto Wakil dari Kolegium Obstetri dan
Soebijanto,Sp.OG (K) Ginekologi Indonesia
Lanjutan.......
NO NAMA INSTITUSI

12 Prof.DR.dr.Idrus Alwi, SpPD.K- Wakil Perhimpunan Dokter Spesialis


KV,FINASIM,FACC,FESC,FAPSIC,FAC Penyakit Dalam Indonesia
P
13 dr. Sumariyono, Sp.PD, K-R Wakil dari Kolegium Penyakit Dalam

14 DR.dr. Aman Bhakti Pulungan , Sp.A (K) Wakil dari Ikatan Dokter Anak Indonesia

15 DR.dr.Aryono Hendarto, Sp.A(K) Wakil dari Kolegium Ilmu Kesehatan Anak


16 dr..R.Suhartono,Sp.B.KV Wakil dari Perhimpunan Dokter Spesialis
Bedah Indonesia
17 DR.dr.Kiki Lukman, M(Med)Sc,FCSI Wakil Kolegium Ilmu Bedah Indonesia
18 Dr. Andi Wahyuningsih Wakil Perhimpunan Dokter Spesialis
Attas,Sp.An,KIC,MARS Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia
19 Prof. DR.dr. Eddy Rahardjo, Wakil dari Kolegium Anestesiologi dan
Sp.An.KIC,KAO Terapi Intensif Indonesia
20 dr. Kuntjoro Adi Purjanto, MKes Wakil Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia
21 Dr. dr. Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H, Wakil Badan Pengawas Rumah Sakit
MARS, M.Kes
BAGIAN 3.
TATACARA PELAKSANAAN WKDS
A. TATA CARA DISTRIBUSI PESERTA
WKDS
1. RS DISUSUN BERDASARKAN PRIORITAS DI
SETIAP REGIONAL PER SPESIALIS
2. PENEMPATAN PESERTA WKDS DENGAN
SISTEM UNDI SECARA KOMPUTERISASI
LOKASI PENEMPATAN SESUAI SENTRA PENDIDIKAN
Regional Indonesia Barat
Lulusan Pendidikan Profesi Program Dokter Spesialis Obstetri
dan Ginekologi, Ilmu Kesehatan Anak, Bedah dan Ilmu
Penyakit Dalam dari perguruan tinggi dalam negeri
NO UNIVERSITAS LOKASI
PENEMPATAN
1 Universitas Sumatera Sumatera Utara termasuk Pulau Nias
Utara dan Aceh termasuk Simeuleu
2 Universitas Syiah Kuala Aceh
3 Universitas Andalas Sumatera Barat, Jambi dan Riau
4 Universitas Sriwijaya Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka
Belitung dan Lampung
5 Universitas Indonesia DKI Jakarta termasuk Kepulauan Seribu,
banten dan Kepri termasuk Natuna
6 Universitas Padjajaran Jawa Barat dan Kalimantan Barat
LOKASI PENEMPATAN SESUAI SENTRA PENDIDIKAN
Regional Indonesia Barat
Lulusan Pendidikan Profesi Program Dokter Spesialis
Anestesiologi dan Terapi Intensif dari perguruan tinggi dalam
negeri

NO UNIVERSITAS LOKASI
PENEMPATAN
1 Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara termasuk pulau
nias, Aceh termasuk pulau
Simeuleu, Riau dan Sumatera Barat
2 Universitas Indonesia DKI Jakarta termasuk kepulauan
Seribu, Banten dan Kepulauan Riau
termasuk Natuna
3 Universitas Padjajaran Jawa Barat dan Kalimantan Barat
LOKASI PENEMPATAN SESUAI SENTRA PENDIDIKAN
Regional Indonesia Tengah
Lulusan Pendidikan Profesi Program Dokter Spesialis Obstetri dan
Ginekologi, Ilmu Penyakit Anak, bedah, Ilmu Penyakit Dalam dan
Anestesiologi dan Terapi Intensif dari perguruan tinggi dalam negeri

NO UNIVERSITAS LOKASI
PENEMPATAN
1 Universitas Diponegoro Jawa Tengah, D.I Yogyakarta,
2 Universitas Gadjah Mada Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur dan
3 Universitas Sebelas Maret
Kalimantan Utara
LOKASI PENEMPATAN SESUAI SENTRA PENDIDIKAN
Regional Indonesia Timur
Lulusan Pendidikan Profesi Program Dokter Spesialis Obstetri dan
Ginekologi, Ilmu Penyakit Anak, bedah, Ilmu Penyakit Dalam dan
Anestesiologi dan Terapi Intensif dari perguruan tinggi dalam negeri
NO UNIVERSITAS LOKASI
PENEMPATAN
1 Universitas SAM Ratulangi Sulawesi Utara termasuk Sangir Talaud,
Gorontalo dan Maluku Utara
2 Universitas Hassanuddin Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi barat, Sulawesi Tengah dan
Maluku
3 Universitas Airlangga Jawa Timur, Maluku dan Papua Barat
4 Universitas Brawijaya Jawa Timur, Papua dan Nusa Tenggara
Timur
5 Universitas Udayana Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur
B. TATA CARA DISTRIBUSI KELEBIHAN
KUOTA PESERTA WKDS
1. Kelebihan kuota peserta WKDS akan dikumpulkan
dari semua sentra institusi pendidikan (per
spesialis).
2. RS yang membutuhkan disusun berdasarkan
prioritas kebutuhan (dengan memperhatikan
wilayah Indonesia: Barat, Tengah, dan Timur).
3. Pendistribusian WKDS dilakukan dengan
pengundian komputerisasi dengan memperhatikan
wilayah Indonesia: Barat, Tengah, dan Timur dan
mengacu kepada lokasi institusi pendidikan.
B. TATA CARA DISTRIBUSI KELEBIHAN
KUOTA PESERTA WKDS (lanjutan)
4. Bila penempatan peserta WKDS sesuai
wilayah sudah tidak memungkinkan, maka
peserta WKDS akan didistribusikan di seluruh
wilayah yang membutuhkan.
C. TATA CARA PERTUKARAN TEMPAT
PESERTA WKDS
1. Pertukaran tempat antar peserta WKDS
dimungkinkan dengan syarat mempunyai alasan
yang sangat kuat dan dapat diterima. (lampiran data
pendukung)
2. Permohonan pertukaran secara tertulis
disampaikan kepada KPDS.
3. Keputusan persetujuan pertukaran tempat peserta
WKDS ditetapkan dalam rapat KPDS.
4. Perubahan penempatan WKDS ditetapkan dengan
SK Kepala BPPSDMK.
BAGIAN 5.
TATACARA PENGUSULAN WKDS
SYARAT PENGUSULAN WKDS
1. Usulan dilakukan secara berjenjang dari rumah sakit di Kab/Kota
kepada Bupati/Walikota (up.dinkes kab/kota) dan diusulkan kepada
Gubenur (up.dinkes propinsi) dan selanjutnya diusulkan kepada
Menteri Kesehatan up.Kepala Badan PPSDM Kesehatan secara online
melalui http://wkds.kemkes.go.id dan persuratan (sementara)
2. Setiap daerah yang mengusulkan harus membuat surat pernyataan
yang mencantumkan isi sbb :
a. Menyusun perencanaan kebutuhan sesuai tugas dan wewenangnya
b. Bersedia menyiapkan sarana dan prasarana serta peralatan
spesialistik di rumah sakit penempatan
c. Bersedia memberikan insentif daerah kepada peserta WKDS
sebesar Rp. ......
d. Bersedia menyediakan tempat tinggal/rumah dinas bagi peserta
WKDS
e. Menerbitkan surat ijin praktik bagi peserta WKDS
f. Memberikan jaminan keamanan kepada peserta WKDS
g. Memberikan hak-hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
MEKANISME PENGUSULAN DOKTER SPESIALIS (WKDS)

RSUD PROPINSI RS UPT


RSUD KAB/KOTA RS TNI/POLRI
VERTIKAL/BUMN
• RS mengusulkan • RS mengusulkan • RS mengusulkan • RS TNI mengusulkan
kepada kepada Gubenur up kepada Dirjen Yankes kebutuhan dokter
Bupati/Walikota up Kepala Dinkes up. Direktorat spesialis kepada
Kapuskes TNI
Dinkes Kab/Kota Propinsi Pelayanan Kesehatan
Rujukan • Kapuskes TNI
• Kab/kota up • Gubenur up Kepala melakukan verifikasi
Kadinkes Kab/Kota Dinkes Propinsi setelah disetujui maka
melakukan verifikasi melakukan verifikasi • Ditjen Yankes usulan diteruskan
dan setelah disetujui usulan dan setelah melakukan verifikasi kepada Menteri
diusulkan kepada disetujui usulan dan setelah disetujui Kesehatan up. Kepala
Gubenur up Kepala diteruskan kepada maka usulan Badan PPSDM
Dinkes Provinsi Menteri Kesehatan Kesehatan
diteruskan kepada
up.Kepala Badan • RS Polri mengusulkan
• Gubenur up Kepala Menteri Kesehatan
PPSDM Kesehatan kebutuhan dokter
Dinkes Propinsi up. Kepala Badan spesialis kepada
melakukan verifikasi PPSDM Kesehastan Kapusdokkes
usulan dan setelah • Kapusdokkes
disetujui usulan melakukan verifikasi,
diteruskan kepada setelah disetujui maka
Menteri Kesehatan usulan diteruskan
up.Kepala Badan kepada Menteri
PPSDM Kesehatan Kesehatan up Kepala
Badan PPSDMK

Usulan dapat dilakukan secara online melalui http://wkds.kemkes.go.id dan surat


kepada Menteri Kesehatan cq Kepala Badan PPSDMK secara berjenjang
MEKANISME PENETAPAN LOKASI DAN PESERTA WKDS
Daerah Institusi Pendidikan
Mengusulkan melaporkan jumlah kelulusan
kepada Kemenkes beserta sumber pendanaan

Kolegium mengirimkan calon


peserta WKDS beserta
Analisa Usulan
Penetapan sumber pendanaan
Lokasi Rumah
Sakit Hasil
Visitasi Mandiri Tugas Belajar
Visitasi RS oleh Tim
(Pusat, Dinkes
Provinsi dan OP PNS/TNI/Polri
Non PNS
Cabang)
prioritas
prioritas
Kembali ke
instansi/daerah
Rumah Sakit Selektif pengusul
Rekomendasi Hasil
Instansi
Visitasi
Kerja
PELAKSANAAN VISITASI I TAHUN 2016

Usulan Daerah Target Visitasi Realisasi


Visitasi Rekomendasi
144 RS 124 RS Hasil Visitasi
121 RS
113 Kab/Kota 113 Kab/Kota 90 RS
110 Kab/Kota
29 Provinsi 29 Provinsi 85 Kab/Kota
29 Provinsi
27 Provinsi
4 kab/kota
4 RS

1 kab/kota, 1 kab/kota,
8 kab/kota, 1 RS 1 RS
8 RS 5 kab/kota,
2 kab/kota, 1 kab/kota, 5 RS
3 kab/kota,
2 RS 1 RS
3 RS
1 kab/kota,
1 RS 1 kab/kota,
1 RS

8 kab/kota, 4 kab/kota,
9 RS 4 RS

1 kab/kota,
1 RS
1 kab/kota, 1 kab/kota,
1 RS 1 RS 1 kab/kota,
9 kab/kota, 1 RS
9 RS
1 kab/kota, 9 kab/kota,
1 RS 9 RS
2 kab/kota,
1 kab/kota,
2 RS
1 RS

8 kab/kota,
9 RS 7 kab/kota, 4 kab/kota,
1 kab/kota, 9 RS 4 RS
1 RS
5 kab/kota, 3 kab/kota,
1 kab/kota, 6 RS 3 RS
1 RS

Badan PPSDM Kesehatan, Januari 2017


VISITASI TAHAP 2
• Visitasi tahap ke 2 dilaksanakan dalam 2
periode yaitu : periode pertama 22 Mei s/d 26
Mei 2017 dan periode kedua 5 s/d 9 Juni 2017
• Visitasi dilakukan di 82 RS dari 84 RS yang
mengusulkan kebutuhan 4 spesialis dasar dan
anastesi
• Unsur yang terlibat dalam visitasi yaitu KPDS,
OP, Kolegium, KPS, Kemenkes, K/L, Dinkes
Propinsi
Tujuan Visitasi Rumah Sakit
1. Memberikan advokasi dan sosialisasi tentang Program Wajib
Kerja Spesialis
2. Melakukan verifikasi usulan kebutuhan dokter spesialis
kepada Pemda dan rumah sakit yang telah mengusulkan
kepada Kemenkes
3. Melihat kesiapan rumah sakit serta mendapatkan data
yang akurat terkait rumah sakit dari sisi ketenagaan,
sarana prasarana serta sumber daya pendukung lainnya
4. Mendapatkan informasi terkait kondisi rumah sakit dan
sosek (insentif daerah, tempat tinggal, jasa pelayanan
dan keamanan termasuk resistensi dari nakes lainnya
5. Memberikan pendampingan bila dibutuhkan sesuai dengan
bidang keahlian
PENILAIAN DAN PEMBERIAN
REKOMENDASI
Rumah Sakit dinyatakan layak sebagai lokasi penugasan
Wajib Kerja Dokter Spesialis apabila :
1. Telah ada infrastruktur RS dan beroperasional
2. Memiliki sarana dan prasarana RS sesuai standar
PMK 56 Tahun 2014 atau peralatan dalam
melakukan pelayanan sesuai kebutuhan minimal
spesialis
3. Spesialis 4 dasar dan anestesi kosong/kurang, bila
sudah lengkap spesialis tapi tetap meminta maka
dilihat beban kerja (jumlah pasien, keberadaan
dokter , jumlah pelayanan dsb nya),
Lanjutan....
4. Kesiapan Pemda untuk memberikan insentif daerah
(besaran insenda disertai bukti penganggarannya),
5. Memberikan tempat tinggal yang layak dan aman
6. Menyediakan kendaraan operasional (roda empat) bukan
ambulan atau minimal penyediaan sarana transportasi
bagi peserta WKDS dalam menjalankan tugasnya
7. Memberikan Jasa pelayanan medik dengan ketentuan
sama dengan spesialis lainnya sesuai dengan kebijakan RS
8. Keamanan, tidak adanya resistensi dan komitmen
Direktur dan manajemen RS untuk memberdayakan
dokter dengan baik (memberikan kewenangan dan
kesempatan yang sama dengan dokter spesialis
setempat)
Rincian Lokasi Penempatan WKDS dan Kebutuhan Spesialis
Tahun 2017 Sesuai Rekomendasi Visitasi Tahun 2016
RUJUKAN USULAN KEBUTUHAN DOKTER SPESIALIS HASIL REKOMENDASI VISITASI
PROVINSI JUM RS REGIO KELAS PERBATA SP SO. SP. SP SP. SP.
PROV SP. ANAK SP. AN SP. ANAK SP. AN
NAL C SAN BEDAH OBGYN DALAM BEDAH OBGYN DALAM
ACEH 4 4 3 5 4 4 4 2 1 0 2
BENGKULU 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
DI YOGYAKARTA 1 1 0 2 1 0 1 1 1
GORONTALO 1 1 1 1 1 1 1 1 1
JAWA BARAT 9 2 7 10 15 11 12 4 7 10 10 11 4
JAWA TENGAH 1 1 2 2 2 3 2 1
JAWA TIMUR 9 9 9 9 7 8 2 4 5 4 4 1
KALIMANTAN BARAT 1 1 2 2 2 2 1 1 1
KALIMANTAN
9 4 5 10 5 5 5 6 7 3 3 3 4
SELATAN
KALIMANTAN TIMUR 3 1 2 1 3 0 1 1 1 4 1 1
KALIMANTAN UTARA 1 1 2 2 2 1 1 1 0
KEP. BANGKA
4 1 3 4 3 3 3 3 1 1 1 3
BELITUNG
KEP. RIAU 1 1 2 2 2 2 1 1
LAMPUNG 1 1 3 3 3 3 2 1
MALUKU 2 1 1 2 1 1 3 2 2 1 1 2 2
MALUKU UTARA 1 1 1 1 1 1 1 1
NUSA TENGGARA
6 6 11 8 6 11 5 3 3 1 5 2
BARAT
NUSA TENGGARA
3 3 4 2 2 3 2 4 1 1 2 1
TIMUR
PAPUA BARAT 1 1 2 0 1 0 1 1 1
RIAU 2 1 1 0 1 0 3 1 1 2
SULAWESI SELATAN 4 2 2 5 3 3 3 1 3 2 3 1 1
SULAWESI TENGAH 5 3 1 1 4 4 2 3 5 2 1 3
SULAWESI TENGGARA 1 1 1 1 1 1 1 1
SULAWESI UTARA 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1
SUMATERA BARAT 9 1 8 10 4 6 5 7 6 3 6 3 7
SUMATERA SELATAN 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1
SUMATERA UTARA 8 3 5 7 11 8 7 8 5 4 3 1 6
TOTAL 90 25 62 2 1 101 95 78 88 66 50 46 39 40 42
PENEMPATAN WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS
TAHUN 2017 (ANGKATAN I DAN II)
Provinsi Sp Obgyn Sp Anak Sp Peny Dalam Sp Bedah Sp Anestesi
Angkatan I (Satu) II (Dua) II (Dua) I (Satu) II (Dua) I (Satu) II (Dua) I (Satu) II (Dua)
Aceh 1
Sumatera Utara 1 2 3
Sumatera Barat 5 2 1 4
Riau 1
Sumatera Selatan 1 1
Kep. Bangka Belitung 1 1
Kep. Riau 1
Jawa Barat 3 4 1 1
Jawa Tengah 1
DI Yogyakarta 1
Jawa Timur 2 1 1 1 1
Nusa Tenggara Barat 1 2 1 2 2
Nusa Tenggara Timur 1 1 1 1
Kalimantan Selatan 1 1 5 2 1 2 3 1
Kalimantan Timur 1 2 1 1
Kalimantan Utara 1
Sulawesi Utara 1 1
Sulawesi Tengah 3
Sulawesi Selatan 2 1 1 1
Sulawesi Tenggara 1
Gorontalo 1
Maluku 1 1 1 1
Maluku Utara 1
Papua Barat 1
10 10 13 8 8 8 9 8 19
HAL-HAL YANG HARUS DISIAPKAN DAERAH
LOKASI PENUGASAN WKDS
1. Bantuan kemudahan penerbitan SIP, pemberian
rekomendasi IDI dan profesi setempat
2. Memberi kewenangan dan kesempatan kerja yang sama
seperti dokter spesialis yang lain
3. Tempat tinggal yang layak dan aman serta
4. Penyiapan kendaraan operasional yang bukan ambulan,
untuk memudahkan mobilsasi dokter dalam melakukan
pelayanan
5. Pemberian insentif daerah yang sama dengan dokter
spesialis yang ada atau pendapatan dokter WKDS minimal
setara dengan dokter setempat
6. Pembereian Jasa pelayanan dengan ketentuan sama
dengan spesialis lainnya sesuai dengan kebijakan RS
SEHAT ADALAH HARTAKU,
YANG HARUS KU JAGA DAN
KU PELIHARA

http://anakbersinar.com/assets/images/public/media/0b66834782d41ad790238af210e6470f.jpg

Anda mungkin juga menyukai