Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ROKOK ELEKTRIK

 
Pembimbing: dr. Listiana Masyita Dewi, M. Sc

Disusun oleh :
Alban Ramadhan, S.Ked
Dista Eka Faulam Putri, S.Ked
Leny Widio Wati, S.Ked
Vega Ramadhani Wiguna, S.Ked
Yasinta Nurul Azizah, S.Ked
Shipkotun Windayani, S.Ked
Sandy Murtiningtyas, S.Ked
Karina Aisyah S, S.Ked

Program Pendidikan Profesi Dokter Stase Baitul Ihsan Kamil


Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
2018
Pendahuluan

Epidemi masalah tembakau akibat rokok


merupakan salah satu ancaman terbesar
kesehatan masyarakat yang saat ini dihadapi
oleh dunia

Angka
kematian
tinggi
Pendahuluan

Perokok aktif
Prevalensi

Sekitar 1 orang meninggal /6 detik akibat


rokok, terhitung untuk satu dari 10 kematian
orang dewasa. Diperkirakan >1,3 miliar
perokok di seluruh dunia dengan jumlah
hingga setengah dari penggunaannya saat ini
pada akhirnya akan meninggal karena rokok

Rusia; 258
Indonesia; 260
Jepang; 328
China; 1643
AS; 451
Prevalensi

RISKESDAS 2013
Perokok Usia >15 tahun mengalami peningkatan
dari 2007-2013
Pendahuluan

Laporan WHO tahun 2009 berjudul The Global


Tobacco Epidemic Diperkirakan rokok tembakau
turut menyebabkan kematian >5 juta orang di
seluruh dunia /tahun dan umumnya terjadi di
negara-negara dengan pendapatan rendah-
sedang.

Jika dibiarkan, pada tahun 2030 rokok


diperkirakan akan membunuh >8 juta orang
diseluruh dunia setiap tahun dan 80% terjadi
pada negara-negara dengan pendapatan
perkapita rendah hingga sedang.
Pendahuluan

Laporan WHO tahun 2009 berjudul The Global


Tobacco Epidemic Diperkirakan rokok tembakau
turut menyebabkan kematian >5 juta orang di
seluruh dunia /tahun dan umumnya terjadi di
negara-negara dengan pendapatan rendah-
sedang.

Jika dibiarkan, pada tahun 2030 rokok


diperkirakan akan membunuh >8 juta orang
diseluruh dunia setiap tahun dan 80% terjadi
pada negara-negara dengan pendapatan
perkapita rendah hingga sedang.
Pendahuluan

Rokok elektronik diciptakan oleh salah satu


perusahaan di Cina pada tahun 2003 dan dengan
cepat menyebar ke seluruh dunia dengan berbagai
nama dagang seperti NJOY, Epuffer, blu cig, green
smoke, smoking everywhere, dan lain-lain.
Rokok elektronik terdiri dari 3 bagian yaitu :
Battery (bagian yang berisi baterai)
Atomizer (bagian yang memanaskan dan
menguapkan larutan nikotin)
Catridge (berisi larutan nikotin)

(Electronic Cigarette Association, 2009)


Pendahuluan

Rokok elektronik pernah digunakan sebagai alat


bantu program berhenti merokok dengan cara
mengurangi kadar nikotin secara bertahap
namun praktek tersebut kini sudah tidak
dianjurkan oleh Electronic Cigarette Association
(ECA) dan Food and Drug Association (FDA)
(Cobb dkk., 2010).

Survei di Amerika, mayoritas (65% responden)


memilih alasan menggunakan rokok elektronik
sebagai alternatif untuk berhenti merokok
(Etter, 2010).
Pendahuluan

Kandungan Rokok elektrik


Pada awal keberadaan rokok elektronik, produk
tersebut dikatakan aman bagi kesehatan karena
larutan nikotin yang terdapat pada rokok elektronik
hanya terdiri dari
campuran air,
propilen glikol,
zat penambah rasa,
aroma tembakau
senyawa senyawa lain yang tidak mengandung tar,
tembakau atau zat-zat toksik lain yang umum
terdapat pada rokok tembakau (William dkk., 2010)
Pendahuluan

Hasil survei yang dilakukan oleh International


Tobacco Control Survey di Amerika, Kanada,
Australia, dan Inggris saat ini mantan perokok
tahun 2010 sebanyak
29% menggunakan rokok elektronik
7,6% mencoba menggunakan rokok elektronik
46,6% menyadari keberadaan rokok elektronik.
Di Inggris, diperkirakan terdapat 600.000
pengguna rokok elektronik pada tahun 2012,
yang mana angka ini meningkat dua kali lipat
dari 2,7% populasi di tahun 2010 menjadi 6,7%
pada tahun 2012 (Dockrell dkk., 2013).
Pendahuluan

Maraknya pengguna rokok elektronik dimasyarakat


membuat FDA di Amerika memprakarsai sebuah
penelitian pada tahun 2009 tentang rokok elektronik.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa rokok
elektronik mengandung Tobacco Spesific Nitrosamin
(TSNA) yang bersifat toksik dan Diethylene Glycol
(DEG) yang dikenal sebagai karsinogen.
FDA mengeluarkan peringatan kepada masyarakat
tentang bahaya zat toksik dan karsinogen yang
terkandung dalam rokok elektronik sehingga
mengakibatkan pembatasan distribusi dan penjualan
rokok elektronik di Amerika dan beberapa negara lain
(US FDA, 2009).
BAB II
ILUSTRASI KASUS
Beberapa perokok mengklaim kelebihan rokok elektrik
dibandingkan dengan rokok konvesional adalah sbb:
 memiliki efek yang bermanfaat bagi kesehatan seperti sedikit
menimbulkan batuk bahkan nyeri dada yang sering dikeluhkan
oleh perokok pada saat mengkonsumsi rokok tembakau
 tidak menimbulkan bau rokok atau bau nafas
 lebih tidak toksik daripada rokok konvensional.

Namun di sisi lain keamanan rokok elektrik tidak terjamin.


Liquid rokok elektrik dan voltase pada baterai yang ada pada
rokok elektrik memiliki komponen yang berbahaya. Dan akan
semakin berbahaya yang memiliki tegangan yang tinggi.
Dikarenakan dapat menimbulkan percikapan api bahkan ledakan

Seperti nasib naas terjadi pada Andrew Hall yang berasal dari
Idaho, Amerika Serikat karena saat Andrew menikmati rokok
vape (e-rokok) di kamar mandinya, tiba-tiba saja rokok vape
tersebut meledak dan membuatnya harus merelakan tujuh buah
giginya rontok, mengalami luka bakar serius pada wajah dan
leher sehingga harus segera dilarikan ke rumah sakit, dan
beberapa benda di kamar mandi layaknya wastafel hingga
dinding keramik juga ikut hancur.
Selain masalah percikan api, keamanan rokok elektrik juga tidak
terjamin dilihat dari kandungannya. E-Cigarrete memiliki
kandungan toksin dalam jumlah banyak yang sebetulnya isi
keseluruhan dari rokok ini adalah zat nikotin yang bervariasi,
yaitu nikotin pelarut, propilen glikol, dietilen glikol, dan gliseren
yang apabila dipanaskan akan menghasilkan nitrotisme.

Seperti yang kita tau larutan nitrotisme ini nantinya akan menjadi
penyebab munculnya penyakit kanker.

Dan nikotin adalah neurotoxin, yang dapat menyebabkan


masalah seumur hidup bagi anak-anak, termasuk menyebabkan
masalah kesehatan mental, masalah perilaku, dan perubahan
aktual dalam struktur otak.
 Lalu, bagaimanakah Islam memandang fenomena Rokok
Elektrik yang sedang berkembang ditengah masyarakat ini,
yang bagi sebagian besar perokok E-elektrik ini
memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan rokok
konvensional?
BAB IV
PEMBAHASAN SEGI KEISLAMAN DAN
KEMUHAMMADIYAHAN
Kandungan nikotin dalam
vape memperlihatkan tidak Nabi Muhammad
adanya perbedaan dengan shallallahu’alaihi
rokok biasa dan tidak ada wassalam bersabda
bedanya antara vape “sesungguhnya jika
dengan permen nikotin Allah mengharamkan
atau sejenisnya. Nikotin sesuatu Ia juga
tetap menjadi zat
mengharamkan hasil
beracun yang berbahaya
jual beli dari benda
dan sudah jelas jika rokok
tersebut” (HR. Abu
diharamkan dan tidak lagi
Daud no 3488 Al
harus diperdebatkan
Albani dalam Shahih
karena memakai atau
Abu Daud).
menjual vape tersebut
tetap haram.
Merokok merupakan tindakan tabdzir (pemborosan) dan penyia-
nyiaan terhadap harta. Mereka tidak mendapatkan apa-apa dari
rokok kecuali ketenangan sesaat, bahaya penyakit yang
mengancam jiwa, dan terbuangnya uang secara sia-sia. Bahkan,
Allah Ta’ala menyebut mereka sebagai saudara-suadara syaitan.
Berkata Imam Ibnu Hazm dalam
kitabnya, Al Muhalla, ”Maka
“Sesungguhnya orang-orang barangsiapa yang menimbulkan
yang pemboros itu adalah mudharat pada dirinya sendiri
saudara syaitan dan syaitan itu dan pada orang lain berarti ia
sangat ingkar kepada tidak berbuat baik, dan
Tuhannya” (QS. Al Isra’ (17): barangsiapa yng tidak berbuat
27). baik berarti menentang perintah
Allah untuk berbuat baik dalam
segala sesuatu.” (Al Muhalla,
Jilid 7, hal. 504-505).
Dalam menentukan haramnya rokok ini ada beberapa kaidah
yang menguatkan, di antaranya:

Laa Dharara wa Laa Dhirar (janganlah kalian rusak (melakukan


dharar) atau merusak orang lain). Sebenarnya kaidah ini adalah
bunyi hadits riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah.
Merokok selain merusak diri sendiri, juga merusak kesehatan
orang lain di sekitarnya (perokok pasif). Keduanya (yakni
merusak diri sendiri dan merusak orang lain) sama-sama dilarang
oleh syariat.

Ada pun bagi pelakunya ia mengalami dharar mali (kerusakan


pada harta, karena ia menyia-nyiakannya), dharar jasady
(kerusakan tubuh, karena membahayakan kesehatan bahkan
jiwa), dharar nafsi (merusak kepribadian-citra diri).

Jika berbahaya bagi kesehatan saja sudah cukup untuk


mengharamkan, apalagi jika sudah termasuk menghamburkan
uang dan menurunkan harga diri. Tentu lebih kuat lagi
pengharamannya.

Anda mungkin juga menyukai