Anda di halaman 1dari 10

kegiatan menanggapi karya

seni untuk menunjukkan


kelebihan dan kekurangan
suatu karya seni. Salah satu
keterangan kelebihan dan
kekurangan ini untuk menilai
kualitas dari sebuah karya.
Fungsi utama dari kritik seni adalah
menjembatani persepsi dan apresiasi
karya seni rupa antara seniman, karya,
dan penikmat seni.

Kritik dengan gaya bahasa tulisan maupun


lisan berusaha melakukan analisa,
mengupas, dan diharapkan bisa
memudahkan seniman dan penikmat seni
berkomunikasi lewat karya seni.

Tanggapan dan penilaian yang


disampaikan oleh seorang kritikus ternama
dapat mempengaruhi kualitas sebuah
karya bahkan bisa berpengaruh pada
harga jual karya tersebut.
Judul karya: The Night Café
Nama Seniman: Vincent van Gogh
Bahan: Cat minyak di atas kanvas
Ukuran: 72.4 cm x 92.1 cm
Pembuatan: 1888
The Night Café (Judul asli Perancis: Le Café de nuit) adalah sebuah lukisan
cat minyak yang dibuat di Arles pada bulan September 1888, oleh Vincent van
Gogh. Judul lukisan ini ditulis di atas kanvas, di bagian kiri bawah lukisan.

Lukisan ini menggambarkan interior ruangan Café de la Gare, yang


terletak di 30 Place Lamartine, milik Joseph-Michel dan istrinya, Marie
Ginoux.

Karya ini dilukis di atas kanvas industri ukuran 30 (French standard).


Melukiskan ruangan dalam cafe ini, di bagian belakang tampak
sebuah pintu dengan tirai setengah tertutup, kemungkinan menuju
ruangan pribadi. Ada 5 orang pelanggan di meja yang berjejer di kiri
kanan ruangandan seorang pelayan mengenakan jas berwarna
terang, berdiri di dekat meja biliar di tengah ruangan, menghadap ke
arah muka.

Warna yang digunakan sangat kontras dan tegas, langit-langit


berwarna hijau, bagian atas dinding merah, lampu gantung gas dan
lantainya berwarna kuning. Cat disapukan dengan tebal, dengan
kebanyakan garis ruangan ini menuju ke arah pintu di belakang
ruangan.
Vincent van Gogh tertarik melukis adegan malam, seperti yang bisa dilihat dalam
lukisan lainnya seperti Starry Night dan Café Terrace at Night. Kita bisa
mengetahui begitu banyak tentang lukisan Van Gogh dengan ratusan surat yang
ditulis olehnya. Dalam satu surat, ia berkata:

Sebelum melukis Night Café, Vincent menulis bahwa ia berencana untuk


melukis ruangan dan para "pencuri malam" (julukan dia bagi mereka
yang menghabiskan malam-malam di sana). Van Gogh tertarik pada
orang-orang yang tinggal di sana karena mereka "tidak punya uang
untuk membayar penginapan, atau terlalu mabuk untuk dibawa masuk."
Dia membayangkan bahwa mereka melihat diri mereka sebagai
pengembara tanpa tanah asli, dan dia sendiri membayangkan dirinya
sendiri dengan cara yang sama. Meskipun dia tidak melihat dirinya
seperti mereka, dia membayangkan memiliki perasaan yang sama.
Dalam sepucuk surat kepada saudaranya, Van Gogh
menyebut lukisan itu “yang paling jelek yang pernah
saya lukis” dan memberikannya kepada Joseph
Ginoux, pemilik kafe sebagai pembayaran untuk
kamarnya. Dia menyebut lukisan itu jelek juga sebagai
deskripsi kamar dan perasaan yang didapatkan
darinya. Dalam deskripsi tentang lukisan itu, ia
menggunakan kata-kata seperti:

"merah darah" untuk menggambarkan warna di


dinding, "pertempuran" untuk menggambarkan kontras
merah dan hijau, dan menyebut orang-orang di
ruangan itu sebagai “orang bengis"

Warna dan perspektif yang membingungkan


mencerminkan kesedihan, kepahitan, dan kesepian
secara keseluruhan, dari mereka yang ada di ruangan
itu. Semua ini menambah gagasan bahwa jika kita
berada di kafe ini pada jam selarut itu, ada sesuatu
yang tidak beres dalam hidup kita.
Setiap karya seni pasti mengandung makna, membawa pesan yang
ingin disampaikan dan kita membutuhkan intepretasi/ penafsiran untuk
memaknainya yang didahului dengan mendeskripsikan. Dalam
mendeskripsikan suatu karya seni, pendapat orang membaca karya
seni boleh saja sama tetapi dalam menafsir akan berbeda karena
diakibatkan oleh perbedaan sudut pandang atau paradigma.

Tidak seperti karya Impresionis pada umumnya, Van Gogh tidak memproyeksikan
sikap netral terhadap dunia atau sikap menikmati keindahan alam atau momen
saat itu. Lukisan itu adalah contoh penggunaan Van Gogh dari apa yang
disebutnya "warna sugestif" atau, "warna sewenang-wenang" di mana seniman
memasukkan karyanya dengan emosinya, khas dari apa yang kemudian disebut
ekspresionisme.

Van Gogh menghabiskan tiga malam melukis ruangan ini, ia hanya bisa tidur di
siang hari. Dia melihat ini sebagai makna "gairah manusia yang mengerikan" dan
bahwa seseorang dapat "merusak diri sendiri" di tempat seperti kafe ini.
Penilaian sebuah karya seni bukan berbicara mengenai baik atau buruk, salah
atau benar melainkan mengenai pemaknaan tersebut meyakinkan atau tidak.
Karya seni dapat dinilai dengan berbagai kriteria dan aspek, menyederhanakan
penilaian karya seni ke dalam 4 kategori yaitu realisme, ekspresionisme,
formalism, dan instrumentalisme. Untuk karya Van Gogh yang ini, penilaian
yang akan digunakan ialah paham ekspresionisme, yang besifat subyektif,
penialaian keindahan suatu karya seni tidak hanya berdasar objek yang dilukis
tetapi juga menyangkut isi dan makna.

Karya seni tidak lahir begitu saja, selalu berkaitan, berdasarkan pengalaman-
pengalaman yang pernah dirasakan sebagai sumber inspirasi potensial , yang
dimaknai sebagai pengalaman estetik. Hasil karya sebagai representasi dari
emosi-emosi seperti dalam karya Van Gogh, yang ingin merepresentasikan
sebuah sisi yang jelek dan depresif dari perasaan manusia.

Anda mungkin juga menyukai