Anda di halaman 1dari 3

NAMA : PETRUS LEONORA PUTRA WELA

KELAS : IX D
TUGAS : SENI BUDAYA

Vincent Van Gogh – Biografi, Aliran & Analisis Karya Seni

Vincent van Gogh adalah seniman besar asal Belanda yang terkenal karena melukis diluar
konteks fisik dan emosional melalui marka kuasnya yang meliuk-liuk. Ia juga dikenal akan
kisah tragisnya yang tidak mendapatkan apresiasi yang sebagaimana mestinya hingga ia
meninggal dunia. Belum lagi, kematiannya yang banyak menyimpan misteri juga semakin
menambah kisah sendunya.

Biografi Vincent Van Gogh

Vincent Van Gogh lahir di Belanda pada 30 Maret 1853 dan merupakan anak kedua dari
enam bersaudara dari keluarga yang relijius di Belanda Selatan. Ayahnya, Theodorus Van
Gogh, adalah seorang pendeta dan ibunya, Anna Cornelia Carbentus, adalah putri dari
seorang penjual buku.

Dari sejak kecil Van Gogh memiliki mood atau suasana hati yang tidak stabil. Dia tidak
menunjukkan bakat seni-nya selama masa kanak-kanak, ia juga tidak begitu berhasil di
sekolah. Pada 1868, ia meninggalkan sekolah dan tidak pernah kembali untuk mendapatkan
pendidikan formal.

Awal Karir

Pada tahun 1869, Vincent Van Gogh magang di dealer seni internasional Goupil & Cie Paris
dan akhirnya diterima bekerja untuk ditempatkan di kantor cabang Den Haag. Disana Vincent
cukup sukses dalam karirnya sebagai art dealer dan bekerja di perusahaan tersebut selama
hampir satu dekade. Pada tahun 1872, Van Gogh mulai berkirim surat dengan adiknya Theo
Van Gogh.

Surat-menyurat dengan adiknya itu kemudian berlanjut hingga akhir hayat Vincent. Theo
sendiri akhirnya mengikuti jejak kakaknya sebagai penjual barang-barang seni. Sementara itu
Vincent dipindahkan ke kantor Goupil & Cie cabang London. Disaat itu pula, Vincent
mengalami depresi dan menjadi pribadi yang relijius.

Van Gogh kemudian meninggalkan pekerjaannya di Goupil’s dan memutuskan untuk tinggal
dan bekerja di Gereja. Meskipun Van Gogh mengalami kesulitan finansial Ia malah
menyerahkan harta miliknya kepada para penambang batu bara setempat. Sayangnya
kehidupannya sebagai seorang pastur tidak bertahan lama. Gereja memecatnya karena
Vincent dianggap terlalu obsesif terhadap imannya.
Pada tahun 1880, Vincent Van Gogh memutuskan untuk mencoba menjadi seorang seniman
dan berharap masih dapat menjadi pelayan Tuhan lewat profesi itu. Kesulitan ekonomi Van
Gogh makin memburuk, namun Theo selalu membantunya dengan mengiriminya sejumlah
uang untuk bertahan hidup. Theo kemudian secara finansial terus mendukung Vincent
disepanjang kariernya, karena ia tidak berhasil menghasilkan uang dari lukisannya.

Masa Puncak Artistik

Karya-karya Van Gogh yang paling terkenal diciptakan selama dua tahun terakhir dalam
hidupnya. Selama musim gugur dan musim dingin tahun 1888, Vincent Van Gogh dan Paul
Gauguin tinggal dan bekerja bersama di Arles Perancis. Van Gogh menyewa empat kamar
sekaligus di 2 Place Lamartine, yang dijuluki “The Yellow House” untuk studionya.

Langkahnya tersebut dimulai sebagai rencana untuk membuat komunitas seniman baru di
Arles sebagai alternatif Paris. Gauguin dan Van Gogh mengembangkan konsep warna
simbolis sebagai ekspresi emosi dan batin agar tidak terus bergantung ke alam seperti aliran-
aliran seni sebelumnya.

Meskipun produktivitasnya luar biasa, Van Gogh menderita ketidakstabilan mental, termasuk
epilepsi, delusi, dan gangguan bipolar. Gauguin pindah ke Tahiti untuk  menghindari perilaku
Van Gogh yang semakin tidak menentu. Ia pergi diam-diam setelah perkelahian sengit
dengan Van Gogh yang mengancamnya menggunakan pisau cukur. Pisau itu kemudian justru
digunakan untuk memotong telinga kanannya sendiri.

Pada tanggal 8 Mei 1889, setelah merasa kondisi mentalnya kian memburuk, Van Gogh
dengan sukarela menyerahkan dirinya ke sebuah institusi psikiatri di Saint-Remy, dekat
Arles. Minggu-minggu berlalu dan kesehatan mentalnya lebih stabil hingga Vincent Van
Gogh diizinkan untuk melanjutkan melukis.

Kematian

Tak lama setelah meninggalkan klinik, Van Gogh pindah ke utara Auvers-sur-Oise di luar
Paris dibawah perawatan seorang dokter yang merangkap sebagai seniman amatir, Dr.
Gachet. Gachet memotivasi Van Gogh untuk terus melukis sebagai bagian dari terapi lanjutan
untuk kesembuhan mentalnya. Vincent Van Gogh tentunya dengan senang hati
menjalankannya.

Ia dengan penuh semangat melukis berbagai lingkungan dan pemandangan di Auvers.


Vincent menyelesaikan sekitar satu lukisan dalam sehari selama bulan-bulan terakhir
hidupnya. Namun, setelah Theo mengungkapkan rencananya untuk membangun bisnis
sendiri dan menjelaskan bahwa bantuan finansialnya akan menipis untuk sementara waktu,
depresi Van Gogh kambuh lagi.

Pada tanggal 27 Juli 1890, dia berjalan ke ladang gandum di sekitar Auvers dan menembak
dirinya sendiri di dada dengan pistol. Meskipun Van Gogh belum mati dan berhasil berjuang
kembali ke kamarnya, luka-lukanya tidak dirawat dengan benar dan dia meninggal dua hari
kemudian. Theo bergegas untuk berada di sisi saudara laki-lakinya selama jam terakhirnya
dan berkata bahwa kata-kata terakhir Vincent Van Gogh adalah: “Kesedihan ini akan
bertahan selamanya.”
Karya seni Vincent Van Gogh

Vincent Van Gogh adalah seniman yang sangat produktif dan menghasilkan 900 lukisan
selama masa hidupnya. Lukisannya sendiri terdiri dari dua aliran utama dan banyak seri. Seri-
seri lukisan Vincent Van Gogh mencakup: potret, potret diri, ladang gandum, bunga,
pepohonan, pemandangan dan sebagainya.

Aliran Seni Lukis Vincent Van Gogh

Aliran seni lukis Vincent Van Gogh yang paling dikenal adalah post-impressionism/paska
impresionisme atau Neo Impresionism tepatnya. Ia adalah salah satu pionir yang memberikan
pengaruh pada banyak aliran lain yang menyusul: neo Impresionisme, fauvism, dll. Meskipun
awal karirnya dimulai dengan mengusung aliran realisme. Van Gogh juga dapat dikatakan
mengusung aliran Ekspresionisme, salah satu aliran yang dipayungi oleh Paska
Impresionisme dan bersifat menonjolkan ungkapan dari dalam jiwa, bukan sekedar gambar
representatif alam.

Lukisan Van Gogh dan Analisisnya

The Potato Eaters (1885) Analisis, Deskripsi & Penafsiran

Pemakan kentang (The Potato Eaters) sering dianggap sebagai mahakarya pertama Van
Gogh. Dilukis saat tinggal di antara para petani dan buruh di Nuenen di Belanda, Van Gogh
berusaha untuk menggambarkan orang-orang dan kehidupan mereka dengan jujur. Vincent
Van Gogh memperlihatkan kondisi hidup para petani yang kurang sejahtera dengan warna
yang gelap. Dia menampilkan adegan itu dalam palet yang hampir monokrom, pucat dan
kurang menggugah mata. Layaknya kehidupan petani yang hanya mampu untuk menyantap
kentang saja untuk bertahan hidup dan menjalani kehidupannya.

Potret mereka tampak sudah tua dan lemah lalu dibandingkan dengan hanya satu orang yang
masih muda itupun wajahnya tidak tampak. Penggambaran tersebut di dramatisir lagi oleh
penggambaran keluarga petani yang berkumpul di di meja makan dan satu sumber cahaya
dari lentera kecil yang memberi penerangan minim. Kentang yang tersediapun terhitung
sedikit untuk jumlah keluarga mereka. Meskipun lukisan ini adalah salah satu penciptaan
terbaiknya, karya ini tidak dianggap berhasil atau diapresiasi sebagai mana mestinya hingga
kematian Van Gogh.

Anda mungkin juga menyukai