Kelas : XI
Berbagai bentuk dan marka kuas didistribusikan di seluruh permukaan kanvas dalam
urutan yang tepat untuk menciptakan asas keseimbangan dan menghasilkan
ketegangan dari kontras yang terjadi. Ia seakan menggabungkan praktis seniman yang
berpendidikan formal namun mengemasnya dalam gaya yang naif. Di lukisan ini juga
tampak jelas bahwa dia melukis menggunakan marka kuasnya, bukan menggunakan
kuas untuk meniru-nirukan alam.
1
Di bagian tengah lukisan, langit seakan meliuk-liuk mengikuti alunan kurva yang
dinamis diterangi oleh bintang-bintang yang berpijar. Hasilnya adalah pemandangan
malam yang sangat spiritual dan penuh dengan ekspresi emosi batin. Namun
kekacauan yang tampak lagi-lagi dapat ditumbangkan oleh pengaturan formal yang
apik dan rapi. Starry Night terkenal karena dianggap melampaui praktik melukis
terhadap representasi dunia fisik.
The
Potato Eaters (Pemakan Kentang) oleh Vincent Van Gogh, wikimedia.com
Pemakan kentang (The Potato Eaters) sering dianggap sebagai mahakarya pertama Van
Gogh. Dilukis saat tinggal di antara para petani dan buruh di Nuenen di Belanda, Van
Gogh berusaha untuk menggambarkan orang-orang dan kehidupan mereka dengan
jujur. Vincent Van Gogh memperlihatkan kondisi hidup para petani yang kurang
sejahtera dengan warna yang gelap. Dia menampilkan adegan itu dalam palet yang
hampir monokrom, pucat dan kurang menggugah mata. Layaknya kehidupan petani
yang hanya mampu untuk menyantap kentang saja untuk bertahan hidup dan menjalani
kehidupannya.
Potret mereka tampak sudah tua dan lemah lalu dibandingkan dengan hanya satu
orang yang masih muda itupun wajahnya tidak tampak. Penggambaran tersebut di
2
dramatisir lagi oleh penggambaran keluarga petani yang berkumpul di di meja makan
dan satu sumber cahaya dari lentera kecil yang memberi penerangan minim. Kentang
yang tersediapun terhitung sedikit untuk jumlah keluarga mereka. Meskipun lukisan ini
adalah salah satu penciptaan terbaiknya, karya ini tidak dianggap berhasil atau
diapresiasi sebagai mana mestinya hingga kematian Van Gogh.
Pada saat karya ini dilukis, Impresionis telah mendominasi pasar seni dunia. Tidak
mengherankan bahwa Theo, merasa tidak akan mampu untuk menjual lukisan ini pada
periode penciptaannya. Namun, karya ini tidak hanya menunjukkan kehebatan Van
Gogh membuat adegan yang emosional, tetapi juga mulai membangun gagasan yang
akan Van Gogh gunakan sepanjang karirnya.
Vincent van Gogh adalah seniman besar kelahiran Belanda terkenal karena melukis
diluar konteks fisik dan emosional melalui marka kuasnya yang meliuk-liuk, ia tidak
mendapatkan apresiasi yang sebagaimana mestinya hingga ia meninggal dunia. Van
Gogh jatuh miskin karena tidak berhasil menjual karyanya dan menderita gangguan jiwa
3
sepanjang karir melukisnya. Namun semua itu tidak menghalanginya untuk terus
menelurkan mahakarya, ia tidak berhenti melukis selama 10 tahun hingga akhir
hayatnya.
Dari sejak kecil Van Gogh memiliki mood atau suasana hati yang tidak stabil. Dia tidak
menunjukkan bakat seni-nya selama masa kanak-kanak, ia juga tidak begitu berhasil di
sekolah. Pada 1868, ia meninggalkan sekolah dan tidak pernah kembali untuk
mendapatkan pendidikan formal.
Awal Karir
Pada tahun 1869, Vincent Van Gogh magang di dealer seni internasional Goupil & Cie
Paris dan akhirnya diterima bekerja untuk ditempatkan di kantor cabang Den Haag.
Disana Vincent cukup sukses dalam karirnya sebagai art dealer dan bekerja di
perusahaan tersebut selama hampir satu dekade. Pada tahun 1872, Van Gogh mulai
berkirim surat dengan adiknya Theo Van Gogh.
Surat-menyurat dengan adiknya itu kemudian berlanjut hingga akhir hayat Vincent.
Theo sendiri akhirnya mengikuti jejak kakaknya sebagai penjual barang-barang seni.
Sementara itu Vincent dipindahkan ke kantor Goupil & Cie cabang London. Disaat itu
pula, Vincent mengalami depresi dan menjadi pribadi yang relijius.
Pada tahun 1880, Vincent Van Gogh memutuskan untuk mencoba menjadi seorang
seniman dan berharap masih dapat menjadi pelayan Tuhan lewat profesi itu. Kesulitan
ekonomi Van Gogh makin memburuk, namun Theo selalu membantunya dengan
mengiriminya sejumlah uang untuk bertahan hidup. Theo kemudian secara finansial
terus mendukung Vincent disepanjang kariernya, karena ia tidak berhasil menghasilkan
uang dari lukisannya.
4
Karena kemiskinannya yang semakin tidak tertolong, pada tahun 1881 Vincent Van
Gogh memutuskan untuk pulang ke rumah bersama orang tuanya. Disana ia terus
mengasah kemampuan melukisnya secara otodidak. Dengan dukungan finansial Theo,
Van Gogh menyewa sebuah studio di Den Haag dan belajar di bawah arahan Anton
Mauve, seorang seniman terkemuka dari Aliran seni Den Haag.
Karya-karya Van Gogh yang paling terkenal diciptakan selama dua tahun terakhir dalam
hidupnya. Selama musim gugur dan musim dingin tahun 1888, Vincent Van Gogh dan
Paul Gauguin tinggal dan bekerja bersama di Arles Perancis. Van Gogh menyewa empat
kamar sekaligus di 2 Place Lamartine, yang dijuluki “The Yellow House” untuk studionya.
Langkahnya tersebut dimulai sebagai rencana untuk membuat komunitas seniman baru
di Arles sebagai alternatif Paris. Gauguin dan Van Gogh mengembangkan konsep warna
simbolis sebagai ekspresi emosi dan batin agar tidak terus bergantung ke alam seperti
aliran-aliran seni sebelumnya.
Pada tanggal 8 Mei 1889, setelah merasa kondisi mentalnya kian memburuk, Van Gogh
dengan sukarela menyerahkan dirinya ke sebuah institusi psikiatri di Saint-Remy, dekat
Arles. Minggu-minggu berlalu dan kesehatan mentalnya lebih stabil hingga Vincent Van
Gogh diizinkan untuk melanjutkan melukis.
Periode ini menjadi salah satu masa yang paling produktif. Van Gogh menciptakan lebih
dari 100 karya di Saint-Remy, termasuk karyanya yang paling terkenal Starry
Night (1889). Klinik dan taman disekitarnya menjadi subjek lukis utamanya. Sapuan kuas
yang dinamis dan berputar-putar serta palet kaya warna yang menjadi ciri khasnya
semakin berkembang disini.
5
Semasa perawatan di klinik, Van Gogh membenamkan dirinya dalam pengalaman
lingkungan sekitar. Kemudian menciptakan kembali berbagai dari ingatan pepohonan
dan flora lain yang mengisi taman klinik. Kondisi mentalnya pun semakin membaik
hingga akhirnya dia diperbolehkan pulang.
Kematian
Tak lama setelah meninggalkan klinik, Van Gogh pindah ke utara Auvers-sur-Oise di
luar Paris dibawah perawatan seorang dokter yang merangkap sebagai seniman amatir,
Dr. Gachet. Gachet memotivasi Van Gogh untuk terus melukis sebagai bagian dari terapi
lanjutan untuk kesembuhan mentalnya. Vincent Van Gogh tentunya dengan senang hati
menjalankannya.
Pada tanggal 27 Juli 1890, dia berjalan ke ladang gandum di sekitar Auvers dan
menembak dirinya sendiri di dada dengan pistol. Meskipun Van Gogh belum mati dan
berhasil berjuang kembali ke kamarnya, luka-lukanya tidak dirawat dengan benar dan
dia meninggal dua hari kemudian. Theo bergegas untuk berada di sisi saudara laki-
lakinya selama jam terakhirnya dan berkata bahwa kata-kata terakhir Vincent Van Gogh
adalah: “Kesedihan ini akan bertahan selamanya.”
Kesedihan itu diperdalam dengan kematian Theo yang menyusulnya tidak lama setelah
kematian Vincent. Theo didiagnosis menderita kelumpuhan progresif yang dini. Pada
tanggal 1 Desember catatan medisnya menegaskan bahwa ia menunjukkan
gejala dementia paralytica, penyakit otak. Penyebabnya disebutkan oleh “faktor
keturunan, penyakit kronis, terlalu banyak bekerja, atau kesedihan mendalam dan
depresi”. Dia meninggal pada 25 Januari 1891.
Kemudian surat-menyurat antara Vincent Van Gogh dan Theo menjadi salah satu
dokumentasi terpenting bagi kisah mereka berdua. Selama masa hidupnya Van Gogh
tidak mendapatkan apresiasi yang semestinya, hanya satu lukisan yang berhasil terjual
selama hidupnya. Baru setelah ia meninggal dunia karya-karyanya mulai bergema.
Bahkan hingga masa kini sempat berkali-kali menjadi salah satu karya seni termahal di
dunia.