Anda di halaman 1dari 5

KRITIK FORMALISTIK

LUKISAN “CAFÉ’ TERRACE AT NIGHT” KARYA VINCENT VAN GOGH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kritik Seni dan Desain


Yang Diampu Oleh Bapak Abdul Rahman Prasetyo , S.Pd, M.Pd.

Oleh :
Nabila Arinamanasikana
NIM 200251612404

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN SENI DAN DESAIN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA
OKTOBER 2023
Kritik Formalistik Pada Lukisan “Café’ Terrace At Night”
Karya Vincent Van Gogh 1888

Sumber: https://www.vangoghstudio.com/cafe-
terrace-at-night-by-vincent-van-gogh/

DESKRIPSI :
Café Terrace’ At Night dilukis oleh seniman Belanda Vincent Van Gogh di Arles,
Perancis pada pertengahan September tahun 1888. Lukisan ini menggambarkan kafe di tengah
kota terlihat sangat indah dengan suasana yang hangat dan tenang di malam hari yang sejuk.
Langit malam pada lukisan menggambarkan suasana yang sejuk, dengan dihiasi bintang-bintang
yang bertebaran di gelapnya malam.
Terdapat bangunan-bangunan tinggi seperti ruko yang didominasi warna hitam dan biru
gelap yang berada di bagian kanan dan kiri sekitar kafe. Serta terdapat beberapa orang seperti
pria dan wanita yang berlalu lalang dengan pakaian yang mencolok (modis). Bangunan dan
jalanan bebatuan sekitar kafe terlihat berkilau karena terkena cahaya kuning yang berasal dari
lampu kafe. Nampak dedaunan pohon yang hijau di sebelah kanan lukisan.
Bangunan kafe didominasi cat berwarna kuning, dan di bagian atasnya berwarna biru. Di
bagian kiri depan lukisan terdapat sebuah pintu yang dicat berwarna biru. Di bagian dinding atas
terdapat jendela yang terbuka dan dibawahnya terdapat sebuah tenda yang menutupi teras kafe
atau tempat makan pelanggan kafe. Nampak lampu gantung antik berwarna kuning yang
menggantung diatas tenda kafe. Di depan kafe terdapat beberapa meja bundar berwarna putih
dan kursi berwarna kuning, terlihat seorang pelayan berpakaian warna putih yang dikelilingi oleh
beberapa pelanggan yang sedang duduk atau sekedar menikmati suasana kafe.

ANALISIS FORMAL
Lukisan ini menggambarkan suasana kafe yang hangat dan tenang di malam hari yang
sejuk. Kehangatan kafe dilihat dari pemilihan warna kuning, warna kuning juga melambangkan
keceriaan dan kebahagiaan. Langit malam pada lukisan menggambarkan suasana yang sejuk,
digambarkan dengan warna biru gelap dan sedikit bubuhan cat warna putih dan kuning, sehingga
terlihat seperti bintang-bintang bersinar yang bertebaran di langit malam. Warna pada lukisan
terlihat sangat kontras dengan perpaduan dominasi warna biru gelap dan kuning.
Unsur garis pada lukisan ini didominasi garis lurus dan lengkung. Garis lurus terdapat
pada bangunan kafe mulai dari lantai, pintu, dinding, jendela, dan tenda, serta gedung-gedung
tinggi yang ada di sekitar kafe. Sedangkan garis lengkung terdapat pada meja, kursi, dan tali
yang ada diatas tenda kafe.
Unsur gelap terang dapat dilihat dari gedung-gedung di sekitar kafe, semakin jauh
gedung tersebut maka semakin gelap warnanya, sedangkan semakin dekat gedung tersebut maka
semakin terang warnanya karena, terkena pantulan cahaya yang berasal dari lampu kafe. Selain
itu, unsur gelap terang juga dapat dilihat dari jalanan bebatuan sekitar kafe, jalanan yang berada
di depan kafe terlihat lebih terang daripada yang disebelah kanan kafe karena, lampu kafe
terletak di depan kafe persis sehingga lebih banyak menyinari jalanan yang ada di depan. Cahaya
kuning yang berasal dari lampu kafe menyinari jalanan dan dinding bangunan, menciptakan
warna terang, dan memberikan kesan romantis.
Unsur bidang ditunjukkan pada meja dan elemem-elemen lain disekitar kafe, meskipun
terlihat sedikit abstrak namun pembentukan pada unsur ini terlihat jelas volumenya. Keseluruhan
objek yang ada di lukisan ini terlihat seimbang, baik dari ukuran besar kecilnya dan volumenya.
Desain bangunan kafe yang sederhana namun terlihat klasik dan elegan karena dilihat seperti
bangunan khas jaman dulu mulai dari desain jendela dan pintunya, serta terdapat hiasan lampu
gantung antik berwarna kuning dan menarik perhatian.
Tekstur dan corak pada lukisan dapat dilihat dari batu-batuan yang ada di jalanan., batu-
batuan tersebut menunjukkan tekstur dan pola yang abstrak namun dinamis dalam susunannya.
Selain itu, guratan cat pada bangunan, pohon, langit, dan batu menunjukkan bagaimana tekstur
pada lukisan ini. Guratan cat yang tebal dan tidak rata menambah kedalaman lapisan tekstur pada
seluruh elemen lukisan. Serta sapuan kuas pada dedaunan pohon yang terlihat seolah-olah angin
berhembus di jalanan.

INTERPRETASI
Lukisan ini Van Gogh menggambarkan suasana pada teras sebuah kafe di Arles, Prancis.
Kafe ini merupakan kafe yang sering dikunjungi oleh sang pelukis. Lukisan ini merupakan
bentuk penuangan ide dari apa yang diamati oleh sang pelukis ketika berada di kafe tersebut.
Van Gogh menampilkan suasan yang hangat dan nyaman setiap mengunjungi kafe tersebut.
Suasana hangat digambarkan dengan warna kuning pada bangunan kafe yang memiliki arti rasa
bahagia. Serta langit malam memberikan kesan sejuk dan nyaman digambarkan dengan warna
biru gelap dan sedikit dibubuhi cat warna putih sebagai bintang di langit.
Terdapat aktivitas para pelanggan kafe, terlihat orang-orang ramai memenuhi teras kafe,
serta seorang pelayan kafe yang sedang berdiri mencatat pesanan para pelanggan. Beberapa
orang juga berdatangan atau berlalu lalang sekedar melewati kafe. Penggambaran gedung tinggi
di sekitar kafe membuat lukisan nampak berirama. Hal tersebut menunjukkan bagaimana suasana
kafe yang sering disaksikan oleh Van Gogh sehingga, memunculkan ide untuk membuat lukisan
Café Terrace At Night ini.

EVALUASI
Evaluasi terhadap karya Vincent Van Gogh yang berjudul “Café Terrace At Night” ini
tidak bisa dihindarkan dari karya-karya yang sebelumnya. Jika dibandingkan dengan karya
Vincent Van Gogh sebelumnya yang berjudul “Still Life with Cabbage and Clogs” (1881) dan
“Head of a Peasant Woman with White Cap” (1885) tampak perbedaan dan perkembangan
visualisai yang jauh, baik dalam hal tema, aliran, dan teknik berkaryanya. Secara visual lukisan
“Café Terrace At Night” menampilkan suasana yang terjadi pada kafe yaitu, suasana
kehangatan dan kenyamanan kafe di malam hari dan penggunaan warna pada lukisan sangat
kontras perpaduan biru gelap dan kuning, goresan cat yang nampak dinamis, tegas dan
didominasi garis-garis. Sedangkan pada lukisan “Still Life with Cabbage and Clogs” dan “Head
of a Peasant Woman with White Cap” menggambarkan realitas objek baik benda maupun potret
manusia, penggunaan warna dominan gelap dan menyesuaikan objek asli, goresan cat yang
nampak teratur.
Selanjutnya, perbandingan antara karya lukisan Vincent Van Gogh dengan karya lukisan
yang sejenis. Saat mengamati karya Van Gogh tahun 1881 dan 1885 mengingatkan pada gaya
melukis Leonardo Da Vinci pada karya lukis yang berjudul “Mona Lisa” dan “The Last
Supper”. Gaya visualisasi dalam lukisan karya Leonardo Da Vinci berdasarkan realita atau biasa
disebut dengan aliran realisme. Penggunaan warna pun disesuaikan dengan objek aslinya.
Namun juga terdapat perbedaan yaitu, lukisan karya Van Gogh menampilkan warna yang tajam
dan goresan cat nampak tebal. Sedangkan karya Leonardo Da Vinci menampilkan objek lebih
detail dan teratur, serta goresan cat yang terlihat halus.
Kemudian mulai pada tahun 1887, karya lukis Van Gogh sudah nampak berbeda.
Menggunakan gaya/aliran lukisan impessionisme, memiliki ciri khas warna-warna yang terang
dan kontras, penggambaran objek cenderung abstrak, menggunakan goresan cat yang berani,
kasar, dan dramatis sehingga tekstur pada lukisan sangat tegas dan terlihat dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai