Anda di halaman 1dari 29

Anestesi Lokal Pada Mata

Oleh:
Andreas Desmon
Muhammad Arial Fikri
Stella Rossa
Susan Fatika Sari

Pembimbing: dr. Vonna Sp.M


Anestesi Lokal

Anastesi lokal  hilangnya Obat anastesi lokal terutama


sensasi pada bagian tubuh berfungsi  mencegah atau
tertentu tanpa disertai menghilangkan sensasi nyeri
kehilangan kesadaran atau dengan memutuskan konduksi
kerusakan fungsi kontrol saraf impuls saraf yang bersifat
pusat dan bersifat reversibel. sementara
Persyaratan obat yang dapat
digunakan sebagai anestesi topikal

Efektif dengan Mulai kerjanya


Dapat larut air dan
Tidak mengiritasi pemberian secara harus sesingkat
menghasilkan
dan tidak merusak injeksi atau mungkin dan
Aman larutan yang stabil,
jaringan saraf secara penggunaan bertahan untuk
juga stabil terhadap
permanen setempat pada jangka waktu yang
pemanasan
membrane mukosa yang cukup lama
Anestesi Topikal

Berikan tetes mata


Jika dirasakan efek
lidocaine 4% atau
Mata yang tidak anestesi ini
tetracaine sebanyak
Teknik anestesi ini dioperasi juga dirasakan kurang
1 tetes tiap 10
sangat sederhana diberikan tetes mata dapat diberikan
menit, selama 20
sebanyak 1 tetes anestesi
menit menjelang
subkonjungtiva
operasi (2 tetes)
Keuntungan

Jumlah obat
Terhindar dari
anestesi yang
berbagai
Metode diberikan
komplikasi Waktu operasi
anestesi yang cukup sedikit
akibat anestesi lebih singkat
sangat praktis sehigga
retrobulbar
relative llebih
atau peribulbar
murah
Proparacaine hydrochloride
Sediaan : larutan 0,5 % sediaan kombinasi proparacain dan flourescen
tersedia sebagai flouracaine.

Dosis : 1 tetes dan diulangi bila perlu

Mula dan lama kerja : anastesi mulai bekerja dalam 20 detik dan
bertahan 10-15 menit

Catatan : paling sering iritasinya diantara obat – obat mata topikal


Tetracaine hydrochloride

Sediaan : larutan 0,5 % dan salep 0,5 %

Dosis : 1 tetes dan diulangi bila perlu

Mula dan lama kerja : mulai bekerja dalam 1 menit dan bertahan selama 15 – 20
menit

Catatan : nyeri saat diteteskan


Benoxinate hydrochlodirde

Sediaan : larutan 0,4%

Dosis : 1 tetes dan diulangi bila perlu

Mula dan lama kerja : mulai bekerja 1-2 menit dan bertahan selama 10 – 15
menit.

Catatan : benoxinate 0,4 % dan flourescin dapat dipakai sebelum tonometri


aplanasi
Anestesi Suntikan

Penyuntikan anastesi juga dapat diberikan


pada m.orbicularis  kedalam nervus ketujuh
 melintasi tulang maxillamemblok nervus
(O’brien blok) atau langsung dimasukkan ke Lidokain, procain, mepivacain adalah anastesi
dalam foramen stylomastoid memblok local yang umum dipakai untuk operasi mata.
motorik otot wajah secara lengkap dari
samping (Atkinson block).
Lidocain hydrochloride (xylocaine)
Onset cepat dan lama (1-2 jam)

Paling sering dipakai.

Dua kali lebih poten daripada prekain.

Sampai 30 cc larutan 1% tanpa epinefrin, dapat dipakai dengan aman.

Pada operasi katarak, 15 – 20 cc umumnya lebih cukup.

Dosis maksimal yang aman adalah 4,5 mg/Kg tanpa epinefrin dan 7 mg/Kg dengan epinefrin.
Procaine hydrochloride (novacaine)

Sediaan : larutan 1%, 2% dan 10%

Dosis : 50 cc larutan 1% dapat disuntikkan tanpa menimbulkan


efek sistemik. Dosis maksimal yang aman adalah 10 mg/Kg

Lama kerja : 45 – 60 menit


Bupivacaine hydrochloride

Sediaan : larutan 0,25%, 0,5% dan 0,75%

Dosis : larutan 0,75% paling sering dipakai dalam ophtalmologi. Dosis aman
maksimum untuk dewasa adalah 250 mg dengan epinefrin dan 200 mg tanpa
epinefrin. Bupivacaine sering dicampur dengan lidocain dengan perbandingan
50 : 50.
Teknik Anestesi
Anestesi Retrobulbar

Injeksi dibelakang dalam mata berbentuk kerucut pada otot ekstraokular.

Jarum tipe 25 ditusukkan pada kelopak mata bawah perbatasan pertengahan


dan 1/3 lateral orbita (biasanya 0,5 cm medial ke lateral kantus).

Pasien diintruksikan  melihat ke supranasal saat jarum ditusukkan 3,5 cm di


bagian apex otot conus.

Setelah aspirasi untuk menghindari injeksi intravaskuler, 3-5 ml dari anastesi


lokal injeksikan dan jarum digerakkan kembali
• Kontraindikasi
 Gangguan
perdarahan
 Miopia yang berat
 Trauma mata terbuka
Komplikasi yang Komplikasi yang
mengancam penglihatan megancam jiwa

• Trauma nervus optikus • Cardiac arrest


• Oklusi arteri sentralis • Depresi system
retina pernafasan dan SSP
• Perforasi bola mata
• Embolus masuk ke
sirkulasi retina ataupun
koroid
Anestesi Peribulbar
Teknik peribulbar  jarum suntik
hanya di sekitar orbita sehingga arah
Menjadi pilihan karena beberapa
jarum tidak perlu dibelokkan ke arah
komplikasi yang mungkin terjadi
retrobulbarsangat kecil resiko
jika menggunakan teknik
untuk mengalami komplikasi berat
retrobulbar.
seperti ruptur sklera ataupun trauma
pada nervus optikus

Efek anastesi dengan teknik


peribulbar lebih lambat timbul
Volume anestesi yang disuntikkan dibandingkan retrobulbar, yaitu
lebih besar daripada injeksi membutuhan waktu sekitar 8-12
menit untuk efek anastesi dan
retrobulbar biasanya 6-12 ml
akinesia yang adekuat, sedangkan
masa kerjanya sama dengan
retrobulbar.
Anestesi Peribulbar
Gunakan jarum ukuran 25-G atau 27-G dengan panjang jarum 1,25 inchi

Zat anestesi yang disutikkan adalah campuran lidocaine 2% dan bupivacaine


hydrochloride 0,75% dengan perbandingan 1:1

Dilakukan penyuntikan di 1/3 temporal, saat jarum baru masuk dapat disutikkan
sedikit anestesi (1cc)

Jarum diinsersi hingga mencapai ekuator bola mata (kedalaman 3 cm)

Lakukan aspirasi, suntikkan 3 cc cairan anestesi

Jarum ditarik keluar

Dapat dilakukan suntikan kembali di daerah bagian atas nasal sebanyak 2 cc untuk
menambah efek akinesia
Anestesi Subkonjugtiva

Efek anastesi
berlangsung cukup
cepat yaitu 1-2 menit
dan poperasi dapat
Daerah subkonjungtiva segera dimulai
yang disuntik dipilih terutama jika
daerah superior melakukan operasi
daerah yang paling dengan teknik clear
longgar corneal incision.

Digunakan jarum
suntik ukuran 1 mL
dengan jarum 25 
suntikan larutan
lidokain sebanyak 0,5-1
mL dibawah
konjungtiva.
Hal yang perlu
diperhatikan
• Jika ingin melakukan
insisi didaerah temporal
mata, maka anestesi
subkonjungtiva diberikan
hanya pada konjungtiva
inferior dan superior saja
Anestesi Subtenon

Insisi pada konjungtiva


Pemberian anestesi inferior bagian nasal Jika terjadi perdarahan
topical (tetes mata sekitar 3mm dari limbus atasai dengan cauter
Lakukan tindakan asepsis
lidocaine 4%)  1 tetes menggunakan gunting panas (Optem) atau
dan antisepsis
setiap 10 menit sebelum konjungtiva (wescott kauter basah (bipolar
operasi di mulai scissors) sampai kelihatan coagulation)
bagian sklera

Tunggu 3-5 menit agar Lalu disuntikan sebanyak


anestesi ini mengalami 1cc larutan anestesi Masukkan kanula
difusi keseluruh bagian campuran lidocaine 2% subtenon menyusui
ekuator (360) untuk dan bupivacaine dinding bola mata hingga
memberikan efek akinesia hydrochloride 0,75% mencapai ekuator
dan anestesia yang baik (Marcaine)
• Dijadikan pilihan  • -Secara kosmetik  terjadinya
memberikan beberapa pendarahan sub-konjungtiva
keuntungan seperti • -Harus menggunakan jarum
• resiko anastesi yang sangat jenis khusus (ada jenis yang
minimal dibandingkan dengan lentur dan tumpul da ada yang
teknik retrobulbar, dengan kelengkungan tertentu)
• tetap dapat mencapai akinesia • -Melakukannya lebih sulit
dari bola mata dibandingkan teknik anastesi
• Jumlah obat anastesi yang subkonjungtiva
digunaakan sangat sedikit (1-2
cc).
Komplikasi anestesi pada mata

 Pendarahan retrobulbar
 Perforasi bola mata
 Pendarahan subkonjungtiva
 Kemosis
 Komplikasi terhadap nervus VII
 Alergi
 Oculocardiac reflex
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai