Anda di halaman 1dari 5

SOP PEMBERIAN ANASTESI LOKAL

No. Dokumen 219/PKM-HL/ADM/SOP/I/2022


No. Revisi 00
SOP TanggalTerbit 1 Januari 2022
Halaman 1/5

UPT PUSKESMAS A.Alimin Nostib, S.Kep.Ns, M.Kes


HERLANG NIP. 19770202 199702 1 001

1. Pengertian  Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit atau
nyeri secara lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran.

 Pemberian anestesi lokal dapat dengan tekhnik:

1. Anestesi permukaan adalah pengolesan atau penyemprotan analgetik


lokal diatas selaput mukosa seperti mata,hidung,faring,mukosa mulut.

2. Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal langsung


diarahkan disekitar tempat lesi,luka atau insisi.cara infiltrasi yang
sering digunakan adalah blokade lingkar dan larutan obat disuntikan
intradermal atau subcutan.

3. Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf


utama atau pleksus saraf.

4. Anestesi regional intravena adalah penyuntikan larutan analgetik lokal


intravena.

 Obat anestesi lokal/regional adalah obat yang menghambat hantaran saraf


bila dikenakan secara lokal.anestesi lokal idealnya adalah yang tidak
mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen,batas keamanan
lebar,mula kerja singkat,masa kerja cukup lama,larut dalam air,stabil dalam
larutan,dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan dan efeknya
reversibel.

Contoh obat anestesi lokal

 Pehacain (Lidocain 2%) adalah anestesi lokal kuat yang digunakan secara
topikal dan suntikan.Efek anestesi lebih kuat,cepat,ekstensif dibanding
prokain

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menghilangkan rasa sakit


2. Tujuan sementara ketika melakukan tindakan bedah minor dan berbagai prosedur
lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Herlang Nomor
095/PKM-HL/ADM/SK/I/2022 tentang Jenis-jenis sedasi yang dapat
dilakukan di Puskesmas Herlang
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/Menkes/514/2015 Tentang
Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
5. Prosedur - Spoit
- Lidocain
- Kapas DDT
- Sarung tangan
6.Langkah-Langkah A. ANESTESI INFILTRASI
1. Petugas menanyakan riwayat alergi pasien terhadap obat anestesi
2. Petugas menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan prosedurnya
3. Petugas meminta pasien untuk berbaring
4. Petugas memilih obat untuk anestesi (lidokain 0,5-1% dengan atau tanpa
epinefrin)
5. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan
6. Petugas melakukan aspirasi obat anestesi, tergantung tempat yang akan di
anestesi dan banyaknya cairan yang akan diambil (5-10 ml)
7. Petugas mendesinfeksi area yang akan di injeksi
8. Petugas menggunakan spuit jarum halus untuk melakukan infiltrasi
9. Petugas memposisikan jarum di tempat yang akan dimasuki (untuk luka di
ujung luka dan segaris dengan axis longitudinalnya, untuk tumor kecil
atau lesi kulit di kedua sisi area yang akan diangkat, di luar tumor)
10. Petugas mengkonfirmasi dengan aspirasi bahwa jarum tidak masuk ke
vena
11. Petugas membuat depot subkutan dari anestesi lokal dengan injeksi secara
perlahan (tarik kembali jarum secara perlahan). Pertama injeksi area
kutan, lalu injeksikan di tempat yang lebih dalam. Untuk eksisi atau batas
jahitan luka, depot subkutan harus dibuat di jaringan subkutis di batas
luka. Untuk eksisi tumor, injeksi harus dilakukan di sekitar kulit yang
akan di eksisi dengan bentuk diamond (blok area). Depot juga dibuat di
bawah tumor dan kmembuatnya makin terlihat ke atas.
12. Petugas mengobservasi pasien untuk alergi atau reaksi keracunan saat
memasukkan obat anestesi.
13. Petugas menunggu sampai semua stimulus nyeri yang diberikan
teranestesi sebelum memulai tindakan operasi.

B. BLOK SARAF LOKAL


1. Petugas menanyakan riwayat alergi terhadap iodin atau anestesi lokal
2. Petugas menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan dan
prosedurnya
3. Petugas meminta pasien untuk berbaring
4. Petugas melakukan aspirasi 2 ml anestesi lokal
5. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan
6. Petugas mendesinfeksi area yang akan diinjeksi
7. Petugas memasukkan jarum halus dengan arah dorsal ke satu sisi ke dasar
falang, distal dari sendi metakarpofalangeal atau sendi metatarsofalangeal
8. Arah dimana jarum diinjeksi adalah dari dorsal menuju ke palmar atau
plantar
9. Petugas melakukan infiltrasi dengan injeksi 0,5 ml sejajar dengan cabang
saraf sensori. Injeksi perlahan untuk memastikan bahwa tidak ada
ketegangan yang berlebihan di jaringan sekitarnya
10. Petugas memasukkan jarum lebih ke dalam ke arah volar dan injeksikan di
tempat cabang saraf sensori volar lagi anestesi lokal sebanyak 0,5 ml
11. Petugas menarik jarum ke titik tepat di bawah kulit
12. Dengan menggunakan titik masuk original, petugas memasukkan jarum
ke arah dorsal dari falang, di bawah kulit, melewati sisi sebelahnya dari
jari tangan atau jari kaki dan buat depot subkutan sebanyak 0,5 ml setinggi
titik masuk kedua
13. Petugas memberikan anestesi menurut langkah 6-9 di nervus sensorik
dorsal dan volar di sisi kontralateral dari falang
14. Petugas menunggu 5-10 menit sampai anestesi menghasilkan efek

C. ANESTESI TOPIKAL
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Petugas menjelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan.
3. Petugas mencuci tangan sebelum melakukan tindakan.
4. Petugas memberikan agen anestesi topikal sesuai indikasi.
7. Bagan Alir
A. ANESTESI INFILTRASI

menjelaskan meminta pasien memilih obat


menanyakan
tindakan untuk berbaring untuk anestesi
riwayat alergi yang akan
pasien dilakukan
terhadap obat dan

menggunakan spuit mendesinfeksi area melakukan mencuci tangan


jarum halus untuk yang akan di injeksi aspirasi obat dan memakai
melakukan infiltrasi anestesi sarung tangan

memposisikan jarum mengkonfirmasi dengan membuat depot subkutan


di tempat yang akan aspirasi bahwa jarum dari anestesi lokal dengan
dimasuki tidak masuk ke vena injeksi secara perlahan

mengobservasi pasien
menunggu sampai untuk alergi atau reaksi
semua stimulus nyeri keracunan saat
yang diberikan memasukkan obat anestesi
teranestesi sebelum
memulai tindakan
operasi.

B. BLOK SARAF LOKAL

C. ANESTESI TOPIKAL
8. Hal-hal yang perlu 1. Persayaratan obat yang boleh di gunakan sebagai anastesi lokal antara lain
yang perhatikan tidak mngiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen. Batas
keamanan harus lebar.
2. Efektif dengan pemberian secara injeksi atau penggunaan setempat pada
membran mukosa.
3. Pasien sebelumnya di beri informasi tentang tindakan ini ( informed
consent ) meliputi pentingnya tindakan ini dan komplikasi yang mungkin
terjadi.

9.Unit terkait 1.Poli umum


2. Poli gigi
10.Dokumen terkait 1.Map kuning pasien
2.Buku Pencatatan dan Pelaporan

11.Rekaman Historis
Perubahan No Yang Di Rubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Di Berlaku

Anda mungkin juga menyukai