Anda di halaman 1dari 22

Anastesi Lokal

Pada Mata

Oleh :
Emilia Fania G1A215035
Fika Putri A G1A215
Hafid Rezando G1A215
Ika Handayani G1A215
. . .Latar Belakang

Operasi mata telah dilakukan dengan sedikit atau tanpa anestesi


selama hampir 1000 tahun.
Pada tahun 1884, Carl Koller menemukan hidroklorida kokain
sebagai agen anestesi topikal pada operasi mata
Herman Knapp menggunakan kokain untuk injeksi retrobular
Operasi mata segmen anterior umumnya dilakukan dengan anestesi
lokal.
Saat ini ahli anastesi menyediakan teknik anestesi yang bervariasi.
Setiap teknik mempunyai resiko dan keuntungan masing-masing,
dan berhasil jika dilakukan dengan benar.
Pemilihan teknik didasarkan pada individualisasi sesuai dengan
kebutuhan pasien
Anastesi Lokal

Anastesi lokal hilangnya sensasi pada bagian tubuh


tertentu tanpa disertai kehilangan kesadaran atau
kerusakan fungsi kontrol saraf pusat dan bersifat
reversibel.
Obat anastesi lokal terutama berfungsi mencegah atau
menghilangkan sensasi nyeri dengan memutuskan
konduksi impuls saraf yang bersifat sementara
Anastesi Lokal

Diklasifikasikan menjadi dua golongan berdasarkan struktur


molekul, yaitu golongan amida dan ester
Golongan amida meliputi bupivakain, dibukain, etidokain,
lidokain, mepivakain dan prilokain.
Golongan esterbenzokain, kloroprokain, kokain, prokain dan
tetrakain.
Semua obat anastesi bekerja dengan memblok transmisi
impuls neural dari ujung saraf pada kulit kelopak, konjungtiva
atau kornea kedalam badan sel saraf dan kembali keotak.
Secara kimiawi, hal ini terjadi penghambatan sodium channel
dan pencegahan depolarisasi nervus, oleh karena itu, terjadi
penghambatan konduksi impulse secara fisiologis
Persyaratan obat yang boleh digunakan
sebagai anastesi lokal

Tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara


permanen
Aman
Efektif dengan pemberian secara injeksi atau penggunaan
setempat pada membrane mukosa
Mulai kerjanya harus sesingkat mungkin dan bertahan
untuk jangka waktu yang yang cukup lama
Dapat larut air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga
stabil terhadap pemanasan
Anastesi Topikal

Berguna untuk sejumlah prosedur diagnostic dan terapeutik,


termasuk tonometri, pembuangan benda asing atau jahitan,
gonioskopi, kerokan konjungtiva, dan tindakan bedah ringan
pada kornea dan konjungtiva, dan test fungsi air mata juga
menggunakan anastesi topikal juga
Anestesi lokal memblok ujung saraf trigeminal hanya pada
kornea dan konjungtiva, meninggalkan struktur intraokular di
segmen anterior
Proparacaine, tetracaine, dan benoxinate adalah obat anastesi
yang paling umum digunakan
Proparacaine hydrochloride

Sediaan : larutan 0,5 % sediaan kombinasi proparacain


dan flourescen tersedia sebagai flouracaine.
Dosis : 1 tetes dan diulangi bila perlu
Mula dan lama kerja : anastesi mulai bekerja dalam 20
detik dan bertahan 10-15 menit
Catatan : paling sering iritasinya diantara obat obat mata
topikal
Tetracaine hydrochloride

Sediaan : larutan 0,5 % dan salep 0,5 %


Dosis : 1 tetes dan diulangi bila perlu
Mula dan lama kerja : mulai bekerja dalam 1 menit dan
bertahan selama 15 20 menit
Catatan : nyeri saat diteteskan
Benoxinate hydrochlodirde

Sediaan : larutan 0,4%


Dosis : 1 tetes dan diulangi bila perlu
Mula dan lama kerja : mulai bekerja 1-2 menit dan
bertahan selama 10 15 menit.
Catatan : benoxinate 0,4 % dan flourescin dapat dipakai
sebelum tonometri aplanasi
Anastesi Suntikan

Penyuntikan anastesi juga dapat diberikan pada


m.orbicularis kedalam nervus ketujuh melintasi
tulang maxillamemblok nervus (Obrien blok) atau
langsung dimasukkan ke dalam foramen stylomastoid
memblok motorik otot wajah secara lengkap dari
samping (Atkinson block).
Lidokain, procain, mepivacain adalah anastesi local yang
umum dipakai untuk operasi mata.
Lidocain hydrochloride (xylocaine)

Onset cepat dan lama (1-2 jam)


Paling sering dipakai.
Dua kali lebih poten daripada prekain.
Sampai 30 cc larutan 1% tanpa epinefrin, dapat dipakai
dengan aman.
Pada operasi katarak, 15 20 cc umumnya lebih cukup.
Dosis maksimal yang aman adalah 4,5 mg/Kg tanpa
epinefrin dan 7 mg/Kg dengan epinefrin.
Procaine hydrochloride (novacaine)

Sediaan : larutan 1%, 2% dan 10%


Dosis : 50 cc larutan 1% dapat disuntikkan tanpa
menimbulkan efek sistemik. Dosis maksimal yang aman
adalah 10 mg/Kg
Lama kerja : 45 60 menit
Bupivacaine hydrochloride

Sediaan : larutan 0,25%, 0,5% dan 0,75%


Dosis : larutan 0,75% paling sering dipakai dalam
ophtalmologi. Dosis aman maksimum untuk dewasa
adalah 250 mg dengan epinefrin dan 200 mg tanpa
epinefrin. Bupivacaine sering dicampur dengan lidocain
dengan perbandingan 50 : 50.
Anastesi Retrobulbar

Gold standard anestesi pada mata


Injeksi dibelakang dalam mata berbentuk
kerucut pada otot ekstraokular.
Jarum tipe 25 ditusukkan pada kelopak mata
bawah perbatasan pertengahan dan 1/3
lateral orbita (biasanya 0,5 cm medial ke
lateral kantus).
Pasien diintruksikan melihat ke
supranasal saat jarum ditusukkan 3,5 cm di
bagian apex otot conus.
Setelah aspirasi untuk menghindari injeksi
intravaskuler, 3-5 ml dari anastesi lokal
injeksikan dan jarum digerakkan kembali
. . . Anastesi Retrobulbar

Lidokain dan bupivakain yang paling banyak dipakai.


Keberhasilan blok retrobulbar dihubungkan dengan
adanya anastesi, akinesi dan mencegah refleks
okulosefalik (mata tidak dapat digerakan selama kepala
berputar).
Injeksi retrobulbar tidak diberikan pada pasien :
Gangguan perdarahan
Miopia yang berat
Trauma mata terbuka
Anastesi Peribulbar

Menjadi pilihan karena beberapa komplikasi yang mungkin


terjadi jika menggunakan teknik retrobulbar.
Teknik peribulbar jarum suntik hanya di sekitar orbita
sehingga arah jarum tidak perlu dibelokkan ke arah
retrobulbarsangat kecil resiko untuk mengalami komplikasi
berat seperti ruptur sklera ataupun trauma pada nervus optikus
Efek anastesi dengan teknik peribulbar lebih lambat timbul
dibandingkan retrobulbar, yaitu membutuhan waktu sekitar 8-
12 menit untuk efek anastesi dan akinesia yang adekuat,
sedangkan masa kerjanya sama dengan retrobulbar.
Volume anestesi yang disuntikkan lebih besar daripada injeksi
retrobulbar biasanya 6-12 ml
Teknik Anastesi Peribulbar
Jarum suntik tegak lurus menyusuri pinggir orbita.
Jarum yang digunakan adalah ukuran 25 dengan panjang
jarum 1.25 inci.
Pada saat awal melakukan penyuntikan, yaitu pada lokasi
daerah 1/3 temporal dan ketika jarum baru masuk beberapa
milimeter, dapat disuntikkan sedikit zat anastesi (1 cc) untuk
mengurangi rasa sakit
Kemudian jarum diteruskan sampai mencapai daerah ekuator
bola mata (kedalaman sekitar 3 cm), dimana sebanyak 4 cc
cairan anastesi disuntikkan setelah sebelumnya dilakukan
aspirasi untuk memastikan bahwa tidak ada darah yang di
aspirasi.
Jarum ditarik tegak lurus sampai keluar diberikan suntikan
kedua pada bagian atas di daerah nasal sebanyak 2 cc untuk
menambah efek akinesia
Anastesi Subkonjungtiva

Digunakan jarum suntik ukuran 1 mL dengan jarum 25


suntikan larutan lidokain sebanyak 0,5-1 mL dibawah
konjungtiva.
Daerah subkonjungtiva yang disuntik dipilih daerah
superior daerah yang paling longgar
Efek anastesi berlangsung cukup cepat yaitu 1-2 menit
dan poperasi dapat segera dimulai terutama jika
melakukan operasi dengan teknik clear corneal incision.
Anastesi Subtenon

Dijadikan pilihan memberikan beberapa keuntungan seperti


resiko anastesi yang sangat minimal dibandingkan dengan
teknik retrobulbar, tetap dapat mencapai akinesia dari bola
mata
Jumlah obat anastesi yang digunaakan sangat sedikit (1-2 cc).
Hal kurang menguntungkan sdengan teknik sub-tenon yaitu :
Secara kosmetik terjadinya pendarahan sub-
konjungtiva
Harus menggunakan jarum jenis khusus
Melakukannya lebih sulit dibandingkan teknik anastesi
subkonjungtiva
Anastesi Subtenon
Komplikasi Anastesi Pada Mata

Pendarahan retrobulbar
Perforasi bola mata
Pendarahan subkonjungtiva
Kemosis
Komplikasi terhadap nervus VII
Alergi
Oculocardiac reflex
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai