Anda di halaman 1dari 18

 Infeksi saluran kemih adalah salah satu jenis infeksi

yang paling sering terjadi. Infeksi ini bisa terjadi


disalura ginjal (ureter), kandung kemih (bladder),
atau saluran kencing bagian luar (uretra). Faktor
yang mempengaruhi seorang pasien terkena infeksi
salah satunya adalah faktor alat. Suatu penelitian
klinis menunjukkan infeksi saluran kemih dapat
disebabkan oleh infeksi dari urine bag. Dari data
Depkes RI (2006) menunjukan bahwa tindakan
pembersihan urine bag pada klien di rumah sakit
masih jarang dilakukan, bahkan ditemukan data
tidak dilakukannya pengososngan secara rutin pada
45% dari seluruh pasien yang terpasang kateter
dalam sebuah rumah sakit
 Dari studi pendahulan yang di lakukan selama 1
minggu di ruang rawat inap bedah pria ada sekitar
20 pasien yang dirawat dan di antaranya ada yang
terpasang kateter sebanyak 12 (60%) pasien. Selama
studi pendahuluan berlangsung keluarga, pasien,
maupun perawat yang bertugas belum ada yang
melakukan strerilisasin pada urine bag. penemuan
kasus di lapangan ada seorang pasien berinisial Tn. D
mengalami masalah seperti adanya darah dan
nanah di selang kateternya setelah beberapa hari
pemasangan kateter.
 Berdasarkan latarbelakang di atas perlu adanya
suatu inovasi untuk pembersihan urine bag, salah
satunya dengan menggunakan klorin.
 RSUP M. Djamil Padang belum melakukan
upaya alternatif dalam pembersihan urine
bag selama pasien di rawat. Kondisi
tersebut terjadi karena perawat belum
sepenuhnya memerhatikan masalah yang
akan muncul pada pasien yang terlalu
lama memakai kateter dan tidak
membersihkan urine bag-nya. Dengan
demikian, menjadi penting untuk
mengidentifikasi pengaruh pemebersihan
urine bag dengan menggunakan larutan
klorin ini.
Konsep Kateter Urin

Klorin dan Pembersihan


Urine Bag
Telaah Penulisan

1. Identifikasi Jurnal
a. Judul Jurnal : Pembersihan Urin Bag dengan Klorin
Terhadap Jumlah Kuman dalam Urin Pada Pasien
Dengan Kateter Menetap di Ruang B1 Saraf RSUP dr.
Kariadi Semarang
b. Pengarang : Ns. Yunie Armiyati, S.Kep., M.Kep,Sp
KMB (*), Ns. Zaenal Arifin,S.Kep (**)
c. Penerbit : Departemen Keperawatan Medikal
Bedah, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Semarang
d. Tahun Terbit : 2013
e. Artikel : Jurnal Keperawatan Medikal Bedah .
Volume 1, No. 2, November 2013; 97-104
2. Abstrak
Abstrak hanya dibuat dalam bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris, tidak melebihi 250 kata, ditempatkan
sebelum pendahuluan, diketik dengan jarak 1 (satu) spasi
(Fakultas Keperawatan UNAND, 2012). Pada jurnal ini
hanya memakai bahasa Indonesia, abstrak yang
menggunakan bahasa Indonesia terdiri dari 249 kata, hal
ini sudah sesuai dengan syarat jurnal yang baik namun
pada abstrak belum menggunakan bahasa inggris
sehingga belum tidak memenuhi syarat kaidah sebuah
jurnal. Abstrak dalam penelitian jurnal setidaknya memuat
lima hal pokok yaitu pendahuluan yang terdiri dari
metode, hasil, analisis, pembahasan, dan kesimpulan
beserta saran. Pada jurnal ini terdapat lima hal pokok
dalam abstrak.
3. Pendahuluan
Pendahuluan tidak boleh terlalu panjang, tidak boleh
melebihi 2 halaman ketik, oleh karena itu kalimat pada
pendahuluan harus padat dan berisi. (Fakultas
Keperawatan UNAND, 2012). Pembahasan dalam
pendahuluan ini tidak sesuai dengan kaidah penulisan
jurnal yang baik karena lebih dari 2 halaman ketik.
Pendahuluan memuat tiga hal pokok, yaitu: latar
belakang, tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian. Alinea
berikutnya dari paparan pendahuluan dibuat menjorok
ke dalam sesuai dengan penulisan alinia baru pada
umunya (LIPI, 2013). Jurnal ini telah mencangkup tiga hal
pokok tersebut dan setiap alinia baru di jorokan. Harapan
untuk penelitian selanjutnya dalam pembuatan jurnal
agar memenuhi syarat jurnal yang baik yaitu tidak lebih
dari dua halaman.
4. Studi Literatur
Pada artikel ini menggunkan studi
literatur berupa buku, artikel dan jurnal
penelitian terkait sebagai penguat
masalah penelitian yang di angkat. Studi
litaratur diambil dari tahun 2002 s/d 2013.
5. Metodelogi Penelitian
Bagian metodologi ini umumnya terdiri dari
beberapa bagian tergantung dari besar kecilnya
informasi yang akan diberikan. Pada penelitian
besar dengan desain yang kompleks, biasanya
bagian ini agak panjang, mengingat banyak hal
yang perlu dijelaskan khususnya bagaimana
penelitian dilakukan di lapangan termasuk beragai
metode pengukuran yang digunakan. Pada
penelitian kecil dengan desain yang sederhana
biasanya hanya beberapa paragraf saja. Umumnya,
bagian ini terdiri dari beberapa bagian seperti : lokasi
penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan
data, dan analisis data.bagian-bagian lainnya bisa
ditambahkan sesuai dengan keperluan (LIPI, 2013).
6. Hasil
Hasil analisis penelitian didapatkan bahwa rata-rata
perubahan jumlah kuman dalam urin pada
kelompok perlakuan lebih tinggi yaitu mengalami
penurunan jumlah kuman sebesar 58150 μl
dibandingkan kelompok kontrol yang tidak dilakukan
pembersihan dengan klorin mengalami peningkatan
jumlah kuman sebesar 2347 μl. Hasil uji statistik non
parametrik dengan uji Mann Whitney didapatkan p-
value sebesar 0,037 < α (0,05) sehingga dapat
disimpulkan ada perbedaan jumlah kuman dalam
urin pada kelompok kontrol dan perlakuan.
7. Diskusi
8. Kesimpulan
9. Impilikasi Penggunaan Hasil Penelitian
10. Daftar Pustaka
Telaah Konten

1. Analisa Hasil Penelitian


 Desain penelitian menggunakan rancangan penelitian yaitu Quasi
Experimental dengan rancangan one group pretest and postest design
dengan menggunakan kelompok control dengan rancangan
Nonrandomized Control Group, Pretest–Posttest Design. Sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien yang terpasang kateter di Ruang B1
Saraf RSUP Dr. Kariadi Semarang dalam rentang waktu 2 bulan
berjumlah 12 orang berdasarkan teknik Consecutive Sampling. Analisa
data menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney U test.

 Hasil penelitian didapatkanada perbedaan jumlah kuman pada


responden yang dilakukan pembersihan urin bag dengan larutan klorin
dengan responden yang tidak dilakukan pembersihan (p value = 0,037),
larutan klorin efektif menurunkan jumlah kuman dalam urin. Oleh karena
itu, rekomendasi yang dapat diberikan agar perawat dapat
mengaplikasikan pembersihan urin bag dengan larutan klorin pada
pasien yang terpasang kateter menetap.
2. Implikasi Bagi Keperawatan
 Penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia
keperawatan dan pasien. Pasien yang
terpasang dengan kateter urin bag,
penerapannya juga lebih mudah karena
tidak membutuhkan peralatan yang
mudah didapatkan, digunakan, dan
dilaksanakan. Hasil penelitian ini
menunjukkan pemberian larutan klorin
efektif menurunkan jumlah kuman dalam
urin dan menurunkan resiko tinggi infeksi
akibat pemasangan kateter yang lama.

Anda mungkin juga menyukai