OLEH
NO BP: 1841312099
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. DEFINISI
1. Penderita yang mengidap HIV dan telah menunjukkan gejala klinis (penderita
AIDS positif).
2. Penderita yang mengidap HIV, tetapi belum menunjukkan gejala klinis
(penderita AIDS negatif).
3. ETIOLOGI
Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang disebut
Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus ini pertama kali diisolasi oleh
Montagnier dan kawan-kawan di Prancis pada tahun 1983 dengan nama
Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo di Amerika Serikat
pada tahun 1984 mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas kesepakatan internasional
pada tahun 1986 nama firus dirubah menjadi HIV.
Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis Retrovirus RNA. Dalam
bentuknya yang asli merupakan partikel yang inert, tidak dapat berkembang atau
melukai sampai ia masuk ke sel target. Sel target virus ini terutama sel Lymfosit
T, karena ia mempunyai reseptor untuk virus HIV yang disebut CD-4. Didalam
sel Lymfosit T, virus dapat berkembang dan seperti retrovirus yang lain, dapat
tetap hidup lama dalam sel dengan keadaan inaktif. Walaupun demikian virus
dalam tubuh pengidap HIV selalu dianggap infectious yang setiap saat dapat aktif
dan dapat ditularkan selama hidup penderita tersebut.
Secara mortologis HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core) dan
bagian selubung (envelop). Bagian inti berbentuk silindris tersusun atas dua
untaian RNA (Ribonucleic Acid). Enzim reverce transcriptase dan beberapa jenis
prosein. Bagian selubung terdiri atas lipid dan glikoprotein (gp 41 dan gp 120).
Gp 120 berhubungan dengan reseptor Lymfosit (T4) yang rentan. Karena bagian
luar virus (lemak) tidak tahan panas, bahan kimia, maka HIV termasuk virus
sensitif terhadap pengaruh lingkungan seperti air mendidih, sinar matahari dan
mudah dimatikan dengan berbagai disinfektan seperti eter, aseton, alkohol,
jodium hipoklorit dan sebagainya, tetapi telatif resisten terhadap radiasi dan sinar
utraviolet. Virus HIV hidup dalam darah, savila, semen, air mata dan mudah mati
diluar tubuh. HIV dapat juga ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan sel glia
jaringan otak.
4. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda gejala-gejala (symptom) secara klinis pada seseorang penderita
AIDS adalah diidentifikasi sulit karena symptomasi yang ditujukan pada
umumnya adalah bermula dari gejala-gejala umum yang lazim didapati pada
berbagai penderita penyakit lain, namun secara umum dapat kiranya
dikemukakan sebagai berikut :
a) Rasa lelah dan lesu
b) Berat badan menurun secara drastis
c) Demam yang sering dan berkeringat diwaktu malam
d) Mencret dan kurang nafsu makan
e) Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut
f) Pembengkakan leher dan lipatan paha
g) Radang paru-paru
h) Kanker kulit
Manifestasi klinik utama dari penderita AIDS pada umumnya ada 2 hal
antara lain tumor dan infeksi oportunistik :
1. Manifestasi di tumor diantaranya;
a. Sarkoma kaposi ; kanker pada semua bagian kulit dan organ tubuh.
Frekuensi kejadiannya 36-50% biasanya terjadi pada kelompok
homoseksual, dan jarang terjadi pada heteroseksual serta jarang menjadi
sebab kematian primer.
b. Limfoma ganas ; terjadi setelah sarkoma kaposi dan menyerang syaraf, dan
bertahan kurang lebih 1 tahun.
2. Manifestasi Oportunistik diantaranya
a. Manifestasi pada Paru-paru
- Pneumonia Pneumocystis (PCP)
Pada umumnya 85% infeksi oportunistik pada AIDS merupakan infeksi
paru-paru PCP dengan gejala sesak nafas, batuk kering, sakit bernafas
dalam dan demam.
- Cytomegalo Virus (CMV)
Pada manusia virus ini 50% hidup sebagai komensial pada paru-paru
tetapi dapat menyebabkan pneumocystis. CMV merupakan penyebab
kematian pada 30% penderita AIDS.
- Mycobacterium Avilum
Menimbulkan pneumoni difus, timbul pada stadium akhir dan sulit
disembuhkan.
- Mycobacterium Tuberculosis
Biasanya timbul lebih dini, penyakit cepat menjadi miliar dan cepat
menyebar ke organ lain diluar paru.
b. Manifestasi pada Gastroitestinal
Tidak ada nafsu makan, diare khronis, berat badan turun lebih 10% per
bulan.
c. Manifestasi Neurologis
Sekitar 10% kasus AIDS nenunjukkan manifestasi Neurologis, yang
biasanya timbul pada fase akhir penyakit. Kelainan syaraf yang umum adalah
ensefalitis, meningitis, demensia, mielopati dan neuropari perifer.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Pemeriksaan Laboratorium
1. Test Serologis
a. Test anti body serum, terdiri dari Skrining HIV dan ELISA
b. Test Blood Western : untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap
beberapa protein spesifik HIV
c. Penurunan Sel T Limfosit, jumlah Sel T4 helper, jumlah sel T8
dengan perbandingan 2 : 1 dengan sel T4
d. Peningkatan nilai kuantitatif P24 (protein pembungkus HIV)
e. Peningkatan kadar Ig 6, Ig M dan Ig 4
f. Reaksi rantai poly merase untuk mendeteksi DNA virus dalam
jumlah sedikit pada sel perifer monoseluler serta tes DHS
(pembungkus hepatitis B dan anti body, Siphilis (HIV mungkin
positif).
2. Pemeriksaan Patologis, misalnya Serologi urine, darah, feases, cairan
spina, luka, spotum dan secresi.
3. Test Neurologis, misalnya EEG, MRI, CT Scan otak, EMG
4. Test lainnya
Sinar X dada menyatakan perkembangan filtrasi interstisial dari PCU
tahap lanjut atau adanya komplikasi lain. Test fungsi pulmonal untuk
deteksi awal pneumonia interstisial, Scan gallium, biopsi, broncos
copy.
2. Test Anti Body
a. Test ELISA
Untuk menunjukkan bahwa seseorang terinfeksi atau pernah terinfeksi
HIV.
b. Wetern Blot Asay / Indirect Flovorescent Antibody (IFA)
Untuk mengenali antibody HIV dan memastikan seropositifitas HIV.
c. Indirect Immunofloveresence
Sebagai pengganti pemeriksaan Western Blot untuk memastikan
Seropositifitas.
d. Radio Immuno Precipitation Assay
Mendeteksi protein pada antibody.
6. PENATALAKSANAAN
a) Penatalaksanaan Medis
Contoh pengobatan yang diberikan yaitu Obat Anti Retrovirus (ARV)
bekerja langsung menghadapi replikasi (penggandaan diri) HIV.
Tujuan utama terapi :
1. Penekanan jumlah virus secara maksimal dan terus menerus, mencegah
atau mengembangkan fungsi imun
2. Memperbaiki kualitas hidup
3. Mengurangi morbilitas dan mortalitas akibat infeksi HIV.
b) Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengendalian Infeksi Opportunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan dan pemulihan infeksi
opportuniti.
2. Terapi AZT (Azidotimidin)
Obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan menghambat enzim
pembalik transcriptase.
3. Terapi Antiviral baru
Untuk meningkatkan aktivitas sistim Immune dengan menghambat
replikasi virus atau memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya
obat-obatan.
4. Vaksin dan rekkontruksi virus, vaksin yang digunakan adalah Interveron
5. Menghindari infeksi lain, karena infeksi dapat mengaktifkan Sel T dan
mempercepat replikasi HIV.
6. Rehabilitasi, bertujuan untuk memberikan dukungan mental psikologis
membantu mengubah perilaku resiko tinggi menjadi perilaku kurang
beresiko atau tidak beresiko.
7. Pendidikan, untuk menghindari alkohol dan obat terlarang, makan
makanan sehat, hindari stres, gizi yang kurang, obat-obatan yang
mengganggu fungsi immune.
7. KOMPLIKASI
a) Penyakit Paru-Paru Utama
1. Pneumonia Pneumocystis, penyebab penyakit ini adalah fungsi
Pneumocystis Jiro Vecii.
2. TBC, merupakan infeksi unik diantara infeksi-infeksi lainnya yang terkait
HIV, karena dapat ditularkan kepada orang-orang sehat
(Immunokompoten) melalui rute pernafasan (respirasi). Ia dapat dengan
mudah ditangi bila telah diidentifikasi, dapat muncul pada stadium awal
HIV serta dapat dicegah melalui terapi pengobatan. Namun demikian
restirasi TBC terhadap berbagai obat merupakan masalah potensial pada
penyakit ini. Pada stadium awal infeksi HIV (jumlah CD4) 300 sel per Hl),
TBC muncul sebagai penyakit paru-paru.
b) Penyakit Saluran Pencernaan Utama
1. Esofagitis, adalah peradangan pada tenggorokan yaitu saluran makanan
dari mulut ke lambung.
2. Diare, diare kronis yang tidak dapat dijelaskan pada infeksi HIV dapat
terjadi karena berbagai penyebab, antar alain infeksi bakteri dan parasit
seperti : Salmonella, Shigella, Listeria, Kampilobacter, Escherictiacolli.
c) Penyakit Syaraf dan Kejiwaan
Infeksi HIV dapat menimbulkan beragam kelainan tingkah laku karena
gangguan pada syaraf (Neuropsychiatic Sequalae), yang disebabkan oleh
infeksi organnisme atas sistim syaraf yang telah menjadi rentan atau sebagai
akibat langsung dari penyakit itu sendiri.
8. WOC (terlampir)
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian atau anamnesa adalah mengetahui kondisi klien dengan cara
wawancara atau interview. Mengetahui kondisi klien untuk saat ini dan masa
lalu. Anamnesa mencakup identitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan
sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat
imunisasi, riwayat kesehatan lingkungan dantempat tinggal.
a. Identitas
Meliputi identitas klien yaitu: nama lengkap, tempat tanggal lahir, jenis
kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, suku/bangsa,
golongan darah, tangggal MRS, tanggal pengkajian, no.RM, diagnose
medis, alamat.
b. Keluhan utama
Kapan keluhan mulai berkembang, bagaimana terjadinya, apakah secara
tiba-tiba atau berangsur-angsur, apa tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi keluhan, obat apa yang digunakan.
Keluhan utama yang didapat biasanya bervariasi, mulai dari diare yang
berkepanjangan, candidiasis, batuk berdahak atau pun disertai darah,
kelalahan, keringat di malam hari, dan sebagainya.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Mengkaji keluhan kesehatan yang dirasakan klien pada saat di anamnesa
Untuk kasus hiv aids, kaji keadaan sistem kekebalan tubuh, adanya tanda
gejala terjadinya infeksi di tubuh, dan kaji keadaan fisik secara
kemprehensif. Kaji pula sudah kemana saja klien meminta pertolongan
untuk mengatasi masalahnya dan mendapat pengobatan.
d. Riwayat penyakit dahulu
Kaji adanya penyakit kronis yang pernah diderita, seperti TB paru, diare,
ataupun penyakit kulit dan penyakit menular seksual yang pernah diderita.
Penting untuk dikaji mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu
dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat kemudian dokumentasikan.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit yang
sama. Baaimana pola hidup yang biasa diterapkan dalam keluarga, ada atau
tidaknya riwayat infeksi berulang dan riwayat alergi, penyait hereditas dan
penyakit menular pada keluarga.
f. Riwayat psikososial
Munculnya penyakit kulit dan penyakit infeksius di tubuh akan
menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran diri.
Lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan
menyebabkan klien mengalami kecemasan, gangguan konsep diri
(gambaran diri) dan gangguan peran pada keluarga.
g. Pengkajian 11 fungsional Gordon
1) Pola Persepsi dan penanganan kesehatan
Kaji pasien mengenai :
Arti sehat dan sakit bagi pasien
Pengetahuan status kesehatan pasien saat ini
Perlindungan terhadap kesehatan : program skrining, kunjungan ke
pusat pelayanan ksehatan, diet, latihan dan olahraga, manajemen
stress, faktor ekonomi
Pemeriksaan diri sendiri : payudara, riwayat medis keluarga,
pengobatan yang sudah dilakukan.
Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
Data pemeriksaan fisik yang berkaitan
2) Pola Nutrisi-metabolik
Kaji pasien mengenai :
Kebiasaan jumlah makanan dan kudapan
Jenis dan jumlah (makanan dan minuman)
Pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam terakhir, porsi yang
dihabiskan, nafsu makan
Kepuasan akan berat badan
Persepsi akan kebutuhan metabolik
Faktor pencernaan : nafsu makan, ketidaknyamanan, rasa dan bau,
gigi, mukosa mulut, mual atau muntah, pembatasan makanan, alergi
makanan
Data pemeriksaan fisik yng berkaitan (berat badan saat ini dan
SMRS)
3) Pola Eliminasi
Kaji pasien mengenai :
Kebiasaan pola buang air kecil : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau,
nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAK, adanya perubahan
lain
Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi, jumlah (cc), warna, bau,
nyeri, mokturia, kemampuan mengontrol BAB, adanya perubahan
lain
Keyakinan budaya dan kesehatan
Kemampuan perawatan diri : ke kamar mandi, kebersihan diri
Penggunaan bantuan untuk ekskresi
Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (abdomen, genitalia,
rektum, prostat)
4) Pola Aktivitas dan Latihan
Kaji pasien mengenai :
Aktivitas kehidupan sehari-hari
Olahraga : tipe, frekuensi, durasi dan intensitas
Aktivitas menyenangkan
Keyakinan tenatng latihan dan olahraga
Kemampuan untuk merawat diri sendiri (berpakaian, mandi, makan,
kamar mandi)
Mandiri, bergantung, atau perlu bantuan
Penggunaan alat bantu (kruk, kaki tiga)
Data pemeriksaan fisik (pernapasa, kardiovaskular,
muskuloskeletal, neurologi)
5) Pola istirahat – tidur
Kaji pasien mengenai :
Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur, jam tidur dan
bangun, ritual menjelang tidur, lingkungan tidur, tingkat kesegaran
setelah tidur)
Penggunaan alat mempermudah tidur (obat-obatan, musik)
Jadwal istirahat dan relaksasi
Gejala gangguan pola tidur
Faktor yang berhubungan (nyeri, suhu, proses penuaan dll)
Data pemeriksaan fisik (lesu, kantung mata, keadaan umum,
mengantuk)
6) Pola persepsi – kognitif
Kaji pasien mengenai :
Gambaran tentang indra khusus (pnglihatan, penciuman, pendengar,
perasa, peraba)
Penggunaan alat bantu indra
Persepsi ketidaknyamanan nyeri (pengkajian nyeri secara
komprehensif)
Keyaknan budaya terhadap nyeri
Tingkat pengetahuan klien terhadap nyeri dan pengetahuan untuk
mengontrol dan mengatasi nyeri
Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (neurologis,
ketidaknyamanan)
7) Pola konsep diri – persepsi diri
Kaji pasien mengenai :
Keadaan sosial : peekrjaan, situasi keluarga, kelompok sosial
Identitas personal : penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki
Keadaan fisik, segala sesuatu yang berkaiyan dengan tubuh (yg
disukai dan tidak)
Harga diri : perasaan mengenai diri sendiri
Ancaman terhadap konsep diri (sakit, perubahan peran)
Riwayat berhubungan dengan masalah fisik dan atau psikologi
Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (mengurung diri, murung,
gidak mau berinteraksi)
8) Pola hubungan – peran
Kaji pasien mengenai :
Gambaran tentang peran berkaitam dengan keluarga, teman, kerja
Kepuasan/ketidakpuasaan menjalankan peran
Efek terhadap status kesehatan
Pentingnya keluarga
Struktur dan dkungan keluarga
Proses pengambilan keputusan keluarga
Pola membersarkan anak
Hubungan dengan orang lain
Orang terdekat dengan klien
Data pemeriksaan fisik yang berkaitan
9) Pola reproduksi – seksualitas
Kaji pasien mengenai :
Masalah atau perhatian seksual
Menstrusi, jumlah anak, jumlah suami/istri
Gambaran perilaku seksual (perilaku sesksual yang aman, pelukan,
sentuhan dll)
Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi
Efek terhadap kesehatan
Riwayat yang berhubungan dengan masalah fisik dan atau psikologi
Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (ku, genetalia, payudara,
rektum)
10) Pola toleransi terhadap stress – koping
Kaji pasien mengenai :
Sifat pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini
Tingkat stress yang dirasakan
Gambaran respons umum dan khusus terhadap stress
Strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan keefektifannya
Strategi koping yang biasa digunakan
Pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen stress
Hubungan antara manajemen stress dengan keluarga
11) Pola keyakinan – nilai
Kaji pasien mengenai :
Latar belakang budaya/etnik
Status ekonomi, perilaku kesehatan yang berkaitan dengan
kelompok budaya/etnik
Tujuan kehidupan bagi pasien
Pentingnya agama/spiritualitas
Dampak masalah kesehatan terhadap spiritualitas
Keyakinan dalam budaya (mitos, kepercayaan, laragan, adat) yang
dapat mempengaruhi kesehatan
h. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum dan TTV
Keadaan umum: klien lemah dan terlihat sakit berat
Tingkat kesadaran: Composmentis sampai penurunan kesadaran
TTV: sering didapatkan adanya perubahan RR meningkat, tekanan
darah terjadi perubahan dari hipertensi ringan sampai berat.
b. Pemeriksaan head to toe
a) Kulit, rambut, kuku
Biasanya jika di (Inspeksi : warna kulit tidak normal, dan tidak
ada lesi pada kulit, jumlah rambut tipis & warna kuku putih
kemerahan dengan bentuk normal, kuku tampak panjang dan kotor
Palpasi : Suhu badn hipertermi, kelembapan kulit pasien kering
turgor kulit kering), atau ditemukan akral dingin, CRT > 3 detik,
dll.
b) Kepala
Inspeksi : mesocepale, simetri, dan tidak ada deformitas
Pada mata :
Inspeksi :Bentuk bola mata : bulat, simetris
Konjungtiva :biasanya anemis atau pucat
Sklera : tidak ikterik/ikterik
Pupil : isokor/ tidak
Gerakan : tidak terbatas
c) Pada wajah : ekspresi wajah tampak lemah menahan nyeri atau
tidak, ada udema pada wajah atau tidak
d) Telinga : tidak ada kotoran (serumen) , tidak ada inflamasi, tidak
ada benda asingpada lubang telinga, tinitus
e) Hidung : tidak ada massa, pollip, fungsi pembauan baik, tidak ada
perdarahan lewat hidung
f) Mulut : keadaan mulut simetris, kebersihan gigi dan mulut tidak
terjaga
g) Pemeriksaan leher
inspeksi : leher kanan dan kiri simetris, tidak ada pembengkakan
palpasi : ada atau tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
h) Pemeriksaan thorak (dada)
Biasanya pada pemeriksaan thorax didapatkan:
inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada retraksi pada saat
inspirasi
palpasi : gerakan dada pada waktu bernafas simetris, tidak
terdapat adanya massa dinding thorak, biasanya ada nyeri dada
pada pasienn ckd.
Perkusi : terdapat bunyi redup
Auskultasi : suara pernafasan vesikuler
i) Pada abdomen
inspeksi : kesimetrisan abdomen
palpasi : adanya nyeri tekan atau tidak
perkusi : terdapat bunyi timpany
Auskultasi : mengkaji suara bising usus
j) Genitalia
Mengkaji keadaan genital, keluaran, warna, bau.
k) Ekstremitas
Mengkaji adanya lesi, fraktur, udem pada ekstremintas
1. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tindakan yang dilakukan berdasarkan intervensi /
perencanaan yang telah dibuat
2. EVALUASI
Mengukur keberhasilan pencapaian tujuan
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, G. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC), 6th Edt. Missouri :
Elsevier Mosby
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan.Edisi 8.Jakarta :
EGC
Drew, W. Lawrence. 2001. HIV & AIDS Retrovirus. USA: The McGraw-Hill
Companies. Jakarta, Gramedia
Herdman, T.H. & Kamitsuru. 2014. NANDA International Nursing Diagnosis:
Definition and Classification, 2015-2017, 10th Edt. Oxford : Willey
Blackwell
Long, B C. (1996).Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan) Jilid 3.Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson.(1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-
prosesPenyakit.Edisi 4.Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare.(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal
BedahBrunner & Suddarth.Edisi 8.Jakarta :EGC
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi 3.Jilid I II.Jakarta.:
Balai Penerbit FKUI
WOC
HIV- positif
Invasi kuman Flora normal patogen
?
patogen Organ target
Reaksi psikologis
Lesi mulut Kompleks Ensepalopati Diare Hepatitis Disfungsi Penyakit Infe Gatal, Gangguan
demensia akut biliari anorekta ksi sepsis, penglihata
l nyeri n dan
pendengar
MK:Cairan berkurang
MK:Nutrisi inadekuat
an
MK:Nutrisi inadekuat
MK:Tidak efektfi
MK:hipertermi
MK:nyeri
MK:nyeri
MK:Gangguan sensori
napas