Anda di halaman 1dari 20

TUGAS GEOGRAFI

JOYA REZA ANGGRAINI


XI IPS 3
Keragaman Kebudayaan di Indonesia:
Papua Barat
 1. Rumah Adat Papua Barat : Honai

Jika dilihat secara morfologis, rumah adat Papua Barat terdiri dari dua kata yakni hun yang
artinya pria dewasa dan juga ai yang berarti rumah sehingga bisa dikatakan jika gambar
rumah adat Papua diatas adalah rumah laki laki dewasa. Sedangkan untuk wanita juga
memiliki rumah adat yang sama namun sebutannya berbeda yakni ebeai yang terdiri dari
dua kata yakni ebe yang berarti tubuh dan air yang berarti perempuan.Rumah adat Papua
Barat ini memiliki satu lantai kayu dengan atap yang terbuat dari daun sagu atau jerami
dan memiliki desain yang sangat khas yakni berbentuk kerucut dengan pintu yang kecil
dan area lantai yang disangga dengan tiang pilar penyangga. Rumah ini memang sengaja
dibuat tertutup dan hanya memiliki dua buah pintu yakni bagian depan dan belakang.
 Rumah ini dibuat tanpa menggunakan jendela agar bisa menahan dinginnya
hawa di pegunungan Papua. Honai ini biasanya dibangun dengan ketinggian
sekitar 2.5 meter dan pada bagian tengah akan ditambahkan dengan tempat
untuk membuat api unggun sebagai penghangat diri.Bagi suku Dani dan
beberapa suku lain yang ada di wilayah pegunungan tengah Papua, honai sudah
dikenal cukup lama di Kota Jayawijaya dan hingga saat ini masih digunakan
secara turun temurun. Ketika sedang menyusun strategi perang atau
mengadakan pesta adat, maka masyarakat Papua biasa melakukannya di honai
laki laki dewasa tepatnya di ruang bawah. Diskusi, demokrasi, dialog dan juga
berdebat tentang kehidupan ekonomi, membahas tentang keamanan daerah,
berbagi pengalaman dan juga memikirkan tentang hidup juga akan didiskusikan
di area ini yang juga digunakan untuk menyimpan harta.
 Fungsi Rumah Adat Honai :
a. Tempat penyimpanan: Menyimpan berbagai peralatan perang dan juga berburu
serta beberapa barang simbol berharga baik secara suku atau adat.
b. Tempat penggemblengan: Anak laki laki yang sangat berperan penting dalam suku
Dani membuat rumah adat ini juga dipakai sebagai tempat melatih anak laki laki
agar bisa menjadi pria dewasa untuk melindungi dan memimpin suku.
c. Tempat menyusun strategi: Tempat yang sangat strategis untuk menyusun siasat
perang khususnya bagi laki laki yang sudah siap mental dan fisik baik dalam
keadaan siap atau terdesak.
 2. Pakaian Adat Papua Bara :
a. Pakaian Adat Ewer Papua Barat
Adapun pakaian yang satu ini murni terbuat dari bahan alami yakni dari jerami yang
dikeringkan. Namun sesuai dengan kemajuan zaman dan juga adanya moderenisasi
terhadap buasana, maka kini pakaian Ewer khas Papua Barat ini sudah dilengkapi
dengan kain untuk bahan atasannya. Sehingga dengan demikian, bisa dibilang
pakian adat yang satu ini adalah perpaduan antara busana yang dekat dengan alam
dan jiag tentunya dekat dengan modernisasi sehingga keduanya terlihat tampak
lebh sempurna. Pakaian ini digunakan oleh kaum wanita dan juga pria.
b. Pakaian Adat Wanita Papua Barat
Pakaian yang satu ini juga identik dengan alam, dimana untuk rok pakaian adat
yang satu ini menggunakan serat serat tumbuhan dan merangkainya menggunakan
tali di bagian atasnya. Rok ini sendiri terbuat dari dua lapisan, yakni lapisan dalam
setinggi lutut dan juga lapisan luar yang lebih pendek.Untuk menguatkan ikatan
roknya dengan serat serat tumbuhan yang merupakan bahan utama pembuatan rok
tersebut, maka akan dipadukan dengan ikat pinggang yag terbuat dari kulit kayu
yang diukir sedemikian rupa, sehingga memperindah pakaian adat tersebut yang
bisanya berbentuk kotak dengan susunan geometris.Sedangkan untuk atasannya
menggunakan kain beludru dengan pernik rumbai bulu dibaain tepi leher, tangan
dan juga pinggangnya. Pakaian adat yang satu ini sering kali digunakan oleh
masyarakat yang berdomosili di daerah Manokwari.
c. Pakaian Adat Pria Papua Barat
Selain wanitanya, tentunya pria dari Papua Barat juga memiliki pakaian adat tersendiri. Untuk
mereka kaum pria busana atau pakaian adatnya juga sudah mengalami perubahan dari zaman
dahulu. Untuk sekarang ini, pakaian adat pria Papua Barat terbuat dari kain beludru yang sudah
mengalamai modernisasi dan tentunya lebih sopan dan enak dilihat dari pada yang
sebelumnya.Pakaian ini sering dipadukan dengan celana pendek sebatas lutut lengkap denga
kain penutup yang menjuntai di bagian depan yang digunakan sebagai bawahan, sementara
untuk bagian atasan menggunakan rompi yang dibuat dengan kain dan juga model yang sama.
Dan tak lupa pula pada setiap tepi baju tersebut disematkan warna terang.

Salah satu contoh pakaian adat Papua Barat yang bernama Ewer :
 3. Senjata Tradisional Papua Barat :
a. Busur dan Panah

Busur dan panah memang merupakan senjata utama khas suku-suku yang terdapat di
Papua. Senjata digunakan oleh suku-suku di Papua untuk berburu dan berperang.Busur
terbuat dari bahan bambu dan kayu, sedangkan tali busurnya terbuat dari rotan dan
untuk anak panahnya terbuat dari tulang kangguru atau kayu. Butuh keahlian khusus
dan latihan untuk bisa menggunakan senjata tradisional ini. Karena dibutuhkan
konsentrasi penuh agar tembakan anak panah tepat sasaran.
b. Tombak

Senjata tradisional selanjutnya yaitu tombak. Tombak yang merupakan senjata


tradisional dari Papua dan Papua Barat juga digunakan untuk berburu. Tombak dari
suku di Papua ini terbuat dari bahan alam seperti kayu dan batu.Tombak ini ada dua
variasi. Diantaranya ada tombak yang memiliki 1mata tombak saja dan ada juga yang
memiliki 2 mata tombak.
c. Pisau Belati

Selain busur, panah dan tombak, suku di Papua juga mempunyai senjata tradisional
lainnya yaitu pisau belati. Uniknya, pisau belati ini terbuat dari tulang burung kasuari
dan bisa terbuat dari bambu. Pisau belati ini terbuat dari tulang kaki burung kasuari
atau dari bambu yang ujungnya dibentuk runcing, dan gagangnya dihiasi dengan bulu
kasuari.
d. Kapak Batu

Karena suku di Papua memanfaatkan peralatan dari alam, senjata tradisional


selanjutnya juga terbuat dari alam, yaitu kapak batu. Kapak batu ini terbuat dari batu
alam yang telah dihaluskan dan dibentuk mata kampak, lalu diberi anyaman dari serat
anggrek hutan dan kayu hutan. Kapak ini berfungsi sebagai alat pemotong dan
memenggal.
 4. Kesenian
 A. Tarian Tradisional Papua Barat
1) Tari Wutukala

Tari wutukala adalah tarian adat Papua Barat lebih tepatnya Suku Moy. Tarian ini menceritakan
tentang kebiasaan masyarakat mencari ikan yang dilakukan berpasangan atau berkelompok baik
penari pria dan wanita. Tarian ini sangat populer khususnya area pesisir Sorong tempat Suku Moy
Tinggal.Tarian Papua Barat ini dilakukan 5 hingga 6 pasang penari pria dan wanita dengan
menggunakan pakaian adat dan atribut seperti tombak untuk pria dan noken untuk penari wanita dan
gerakannya terlihat khas. Sedangkan alat musik pengiring yang digunakan adalah ukulele, gitar, bass
dan juga alat musik lainnya. Untuk kostum, penari pria akan menggunakan bawahan seperti rok
terbuat dari akar dan daun di area pinggang serta penutup kepala terbuat dari bulu burung
Cendrawasih dan tubuh yang akan diwarnai dengan lukisan etnik warna hitam putih. Sementara untuk
penari wanita memakai busana yang hampir serupa dengan pria namun disesuaikan.
2) Tari Perang

Tari perang adalah tarian dari Papua Barat yang merupakan tarian melambangkan
kegagahan dan kepahlawanan masyarakat Papua Barat. Tarian biasanya dilakukan
masyarakat pegunungan ketika kepala suku mereka memberi perintah untuk berperang.
Tarian ini termasuk dalam tarian grup atau tarian kolosal yang penarinya sendiri tidak
dibatasi. Tarian Papua Barat ini umumnya akan diiringi dengan tifa dan alat musik lain.
Namun yang membedakan tarian ini dengan tarian Papua Barat lainnya adalah karena
tarian ini diiringi dengan lagu perang untuk membangkitkan semangat. Para penari akan
memakai busana tradisional berupa rok dari akar dan manik manik untuk penghias dada
serta daun disisipkan di bagian tubuh.
 VIDEO TARI PERANG PAPUA BARAT :
B. Lagu Daerah Papua Barat
 C. Alat Musik Tradisional Papua Barat :
1) Guoto

Alat musik tradisional dari Papua Barat yang dikenal dengan nama Guoto adalah merupakan alat
musik petik yang terbuat dari kulit binatang lembu. Alat musik Guoto dibunyikan dengan cara
dipetik pada senar/dawainya.
2) Tifa
Tifa mirip dengan alat musik gendang yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini terbuat
dari sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangi isinya dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi,
dan biasanya penutupnya digunakan kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara
yang bagus dan indah. Bentuknyapun biasanya dibuat dengan ukiran.
 D. Seni Pertunjukkan Papua Barat :
 E. Seni Sastra Papua Barat :
Kata sastra bagi masyarakat di Papua terasa asing, namun dalam kehidupan sehari-hari, sastra sangat
berkaitan erat dengan kehidupan orang Papua. Dalam konteks ini, sastra yang dikenal tersebut adalah tradisi
lisan atau sastra lisan[2]. Hingga saat ini tradisi lisan yang masih dituturkan di sebagian masyarakat Papua
misalnya; cerita rakyat (dongeng, mitos, legenda, pantun, fable), cerita lucu, teka teki, nyanyian rakyat,
bahkan syair yang di lantunkan saat perkabungan dalam satu keret atau klan, pengelompokan.Papua dengan
lebih dari 250 suku dan bahasa sangat kaya akan sastra lisan. Tiap suku, klan dan keret memiliki cerita, kisah
asal usul dan kehidupan sosial yang penuh dengan nilai moral, kearifan dalam kosmologi kehidupannya. astra
lisan ini di kelompokkan dalam folklor atau folktale, yang mencakup kategori dan jenis yang sangat beraneka
ragam dan masing-masing sulit dapat dibedakan dari yang lain. Termasuk di dalamnya cerita-cerita duniawi
dan babad-babad tradisional, di mana tidak dapat ditemukan sisa suasana keajaiban yang menjadi ciri khas
mitos dan dongeng. Akan tetapi dalam sebutan folktale tercakup juga dongeng, tradisi, dan legenda, yang
sedikit banyak berciri suasana keajaiban. (J. van Baal 1987), dan (Danadjadja, 2002).
Mitos Nabula Kabula, Nabelan Kabelan dari Lembah Baliem dan Lani, Beorpict, Fumiripict (Asmat),
Manarmakeri (Byak), Waoi Iram (Nimboran) di Papua secara umum konsepnya tidak berbeda dengan mitos di
Yunani. Mitos-mitos merupakan alegori yang disusun oleh para penyair tentang perjuangan antara unsur-unsur
atau lambang-lambang berbagai-bagai bakat dan watak manusia seperti rasio, kebodohan, cinta, dan lain-lain.
Untuk alegori semacam itu ada topangannya dalam kenyataan, bahwa beberapa dewa tidak dapat dipungkiri
lagi ada kaitannya dengan segi-segi tertentu dari alam atau sifat-sifat dan kegiatan manusia seperti Poseidon
dan Neptunus dengan laut, Helios dengan matahari, Diana dengan perburuan, dan Athena dengan
kebijaksanaan.[3] Di Selatan Papua, Suku Marind-Anim di Merauke menyebutkan tentang rasa hormat yang
ajaib yang biasa ditunjukkan oleh orang-orang Marind-Anim dalam menceritakan mitos-mitos mereka. Ada
juga sastra lisan yang di tuturkan sebagai cerita-cerita lelucon, yang menimbulkan gelak tawa. Kebudayaan
menuturkan cerita lucu merupakan salah satu bagian dari kebudayaan di kawasan Melanesia. Di Papua cerita
lucu ini kemudian di kenal dengan nama MOP, dalam tiap suku, MOP mempunyai tempat tersendiri dengan
masing masing istilah. F.J.F. van Hasselt mengatakan “Mereka membuat lelucon, dan tidak seorang asing pun
yang melihat atau mendengar mereka, akan menyebut mereka tidak tidak bahagia; terdengar banyak orang
tertawa.”
 Contoh seni sastra/karya sastra Papua Barat :
 5. Bahasa Daerah Papua Barat :
a. Bahasa BiakBahasa Biak adalah bahasa yang digunakan di Kepulauan Raja
Ampat. Bahasa ini merupakan bahasa yang bermigrasi dari Pulau Biak dan
Numfor seiring dengan penyebarannya ke Raja Ampat.
b. Bahasa Ambel Bahasa Ambel adalah bahasa yang digunakan di daerah
Teluk Mayalibit.
c. Bahasa BatantaBahasa Batanta adalah bahasa yang digunakan di daerah
Kampung Wailebet dan Kampung Yenanas yang ebrlokasi di sebelah selatan
Pulau Batanta.
d. Bahasa MoiBahasa Moi adalah bahasa yang digunakan di daerah Kampung
Kalobo, Sakabu, dan sebagian Kampung Samate. Bahasa Moi adalah bahasa
yang berasal dari daratan besar sebelah barat wilayah Kepala Burung yang
berbatasan dengan Selat Sele.
Contoh bahasa daerah Papua Barat “AKU CINTA INDONESIA” : “BETA CINTA
INDONESIA”
 6. Keragaman Religi di Papua Barat :
Tradisi dan sikap keagamaan budaya papua barat

Tradisi yaitu suatu hal yang tidak bisa di ubah, maksudnya ialah adat kebiasaan yang sudah tertanam
di masing-masing kelompok masyarakat sehingga tidak mudah untuk mengubahnya. Dengan
demikian kami akan membahas mengnai sikap tradisi dan sikap keagamaan serta kebudayaan
Papua.Sebelum kita membahas terlebih lanjut lagi, maka kami akan merincikan bagaimana budaya
papua itu sendiri.
Papua adalah wilayah Indonesia timur yang kaya akan semua sumber daya alamnya, di antaranya
yaitu hasil bumi, hasil hutan dan lain-lain. tetapi selain kekayaan sumber daya alamnya maka Papua
juga mempunyai berbagai suku adat dan kebudayaan dari berbagai masing-masing suku adat, selain
itu juga Papua adalah wilayah daerah yang paling optimis dan sangat sensitive terhadap adat istiadat
dan kebudayaan yang menurut mereka pembawa kemulyaan, maka dari itu wilayah daerah Papua
sengatlah banyak di temui tentang adat istiadat dan kebudayaan Papua. Selain itu juga Sistem
kebudayaan papua di masa lampau masih sering kita jumpai di daerah-daerah terpencil, contohnya
upacara adat perkawinan, pembayaran mas kawin dari pihak laki-laki dan lain sebagainya.
Sebenarnya kebudayaan papua sangatlah luas, karena di akibatkan pulau-pulaunya sangat banyak
sehingga di lakukan penelitian tentang kebudayaan, kesenian, serta tradisi yang nantinya di jadikan
sebagai sumber inspirasi anak-anak papua di masa yang akan datang.
Di tinjau dari sistem sosial, pada umumnya masyarakat papua sangat menjunjung tinggi hidup
bersosial, di karenakan nenek moyang mereka dahulu selalu hidup bersosial, bahkan hingga sekarang
masyarakatnyapun demikian. Contohnya yang sering muncul di khalayak yaitu di dalam acara
keagamaan biasanya antara agama Islam dan Kristen mereka mengerjakan secara bersama-sama,
dan tidak membedakan antara agama islam dan NAS. Sehingga sistem sosial ini sangat erat di dalam
kaitannya terhadap masyarakat papua sendiri.
 Pada jaman nenek moyang agama islam terlebih dahulu masuk ke tanah papua, tetapi di karenakan pembunuhan di
mana-mana Terpaksa mereka mengikuti ajaran agama NAS, tetapi para pemuka islam perlahan masuk untuk
menyebar luaskan agam islam di tanah papua khususnya di daerah pesisir pantai.Kurang lebih abat ke 16 yaitu di
daerah Kokoda Kec.Inawatan, Kab Sorong Selatan yang di prakarsai oleh sultan Kapitan dari Tidore, Ternate, dan
Seram di antaranya:
 üSultan Kaja—Ternate
 üSultan Badarudin—Tidore dan
 üImam Soleman dari seram asal kampungnya Gorong
Dari ketiga pemuka islam ini masuk ke daerah Kokoda tidak segampang membalikkan telapak tangan, sebagai nenek
moyang kami sampai saat ini mewariskan agam islam kepada anak cucunya, mereka menerima agama islam dengan
senang hati karena di saat itu sultan berbahasa Indonesia ada di antara mereka yang memahami bahasa indonesia.
Sehingga dapat menyampaikan kepada yang lain bahwa agama inilah yang akan di terima oleh Tuhan di hari kemudian.
Di dalam proses penyampaian agama islam oleh sultan, selalu di awali oleh kesenian Tifa dan semacam terompet dari
kerang yang di tiup oleh seorang pemuka agama pada saat itu yang bernama raja Tagate dan Tanobe. Karena pada saat
itu pembunuhan dimana-mana hingga menyebabkan korban berjatuhan. Sehingga sebelum sultan masuk di suatu
kampung di haruskan meniup suatu trompet dan di ikuti kesenian tradisional Tifa. Bahkan sekarang bisa kita jumpai
dimana-manatiap kesenian papua, tifa tak pernah tersingkirkan dan selalu di pergunakan. Yang menyebabkan alat ini
berfungsi sampai sekarang, karena pada jaman nenek moyang kami dipergunakan untuk mengamankan perlawanan
antara musuh yang satu dengan yang lain.
Selain yang sudah tertulis di atas, maka ada tradisi nenek moyang yang masih di miliki oleh suku Kokoda tersebut yang
masih mengeterkaitkan antara budaya mereka dengan budaya islam, yaitudi antaranya adalah melakukan ritual mandi
safar dan bacaan pantun-pantun pada bulan puasa, dan juga hal ini di lakukan pada saat malam hari dari awal bulan
puasa dan sampai akhir bulan puasa hingga di lakukan silaturahmi antara oranf islam dan NAS. Dalam proses ritual
mandi safar ini serta bacaan pantun-patun para suku asli Kokoda Papua melakukannya bukan hanya dengan bercorak
kebudayaan islam saja, tetapi juga bercorak kebudayaan asli Kokoda Papua. Corak kebudayaan asli Kokoda Papua ini
seperti penampilan tambur atau tifa yang terbuat dari kayu yang sudah berlubang bagian tengahnya dan di pasang kulit
hewan. Bahkan sekarang bisa kita jumpai dimana-mana tiap kesenian papua, tifa tak pernah tersingkirkan dan selalu di
pergunakan. Yang menyebabkan alat ini berfungsi sampai sekarang, karena pada jaman nenek moyang mereka
dipergunakan untuk mengamankan perlawanan antara musuh yang satu dengan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai