Beton Prategang
4.3 NOTASI DAN
LANGKAH-LANGKAH DESAIN
25
26
Gambar 2. Pembagian penampang = I + II + III + IV + V.
27
Gambar 3. Pembagian Posisi-posisi / level sepanjang balok.
28
Gambar 4. Sifat
komponen penampang.
2
9
30
31
Tegangan akibat beban mati wG.
32
33
34
35
36
Tegangan dalam serat tepi bawah balok akibat gaya
prategang, harus menetralisir tegangan yang disebabkan
oleh beban desain minus tegangan ijin ( ACI : Tegangan
tarik ijin = 6√f’c, f’c dalam psi) , sehingga: f’c = 35 Mpa
= 5076.32 psi. 6√(5076.32) psi = 2,95 Mpa)
37
38
Gaya prategang efektif F = 4,35 x 105 lbf.
Kabel prategang ASTM diameter 13 mm, Grade K270
Final tension = 23550 lbf (lihat Tabel 4). Sehingga Jumlah
kabel prategang (n) dibutuhkan adalah:
39
Untuk diameter ½-in-tipe 270k ditentukan kekuatan ultimate
minimum 41.300 lb per untai atau tegangan ultimate
minimum f ’s sebesar:
f ’s = (41.300 / 0,1531) = 269.700,- psi = 1860 Mpa.
dan tegangan prategang awal Fo = 70% dari f 's yaitu:
1860 x 70% = 1302 Mpa.
40
Langkah 5.
Pengaturan letak Baja Pratekan didalam penampang
balok dan eksentrisitasnya. (e).
Jarak antara tendon = 3 kali diameter dari pusat ke
pusat. Karena lebar web adalah 205 mm, maka jarak
memungkinkan maksimal tiga tendon pada tiap level.
41
Langkah 5.
Pengaturan awal letak Baja Pratekan didalam
penampang balok dan eksentrisitasnya. (e).
Jarak antara tendon = 3 kali diameter dari pusat ke
pusat. Karena lebar web adalah 205 mm, maka jarak
hanya memungkinkan maksimal tiga tendon pada tiap
level.
44
Langkah 6.
Analisis tegangan serat tepi atas dan bawah balok
A. Tegangan ijin segera pasaca-transfer (SNI 2847) Fo:
o Tegangan tekan ijin +0,6f’ci = 0,6 x 28 = +16,8 MPa
o Tegangan tarik ijin (-1/4)√f’ci = 0,6√28 = -1,3 MPa
Tegangan serat tepi atas dan bawah akibat gaya
prategang Fo saja:
45
Tegangan serat tepi atas dan bawah akibat gaya
prategang Fo dikombinasikan dengan beban mati wG,
46
B. Tegangan ijin terhadap beban layan (Fo+G); (F+G+S+L);
( SNI 2847 ):
47
Tabel L.6. Hasil Analisis Tegangan beban layan.
48
Langkah 7.
Analisis kapasitas momen ultimate (Mu) dan momen retak
Mcr terhadap momen rencana (Mu)
49
50
51
Langkah 8.
Koreksi trace tendon dan kontrol titik kritis
sepanjang balok akibat pengaturan susulan.
Koreksi trace tendon dan kontrol titik kritis
sepanjang balok pada dua kondisi, yaitu:
a). Kondisi saat transfer gaya prategang ke
beton (Fo)
b). Kondisi saat saat Gaya prategang akhir (F)
bekerja dengan e koreksi/baru.
Pada balok tumpuan sederhana, maka di tumpuan MG
= 0 dan Tegangan pada penampang balok hanya
disebabkan oleh gaya prategang saja.
Jika gaya prategang diberikan dgn eksentrisitas yang
sama di ujung dan tengah bentang, maka tegangan
pada ujung akan menjadi (dari langkah ke 6) :
52
Ada tiga dari tegangan tersebut diatas kelihatan
melebihi teg. yang diijinkan, untuk memperbaiki hal
ini dapat dilakukan dengan jalan membengkokkan
sebagian kabel baja prategang dari tengah bentang
ke ujung balok. Ini menimbulkan gaya vertikal yang
dapat memperkecil efek defleksi.
53
54
55
56
TUGAS