Alat keseimbangan berbentuk seperti kantong kecil sakula dan utrikula serta mempunyai tiga saluran setengah lingkaran. Pangkal saluran setengah lingkaran membesar disebut ampula. Di dalam ampula terdapat cairan limfa dan batu keseimbangan yang disebut otolit. Nila di posisi tubuh berubah, cairan limfa dalam ampula juga berubah. Perubahan ini menyebabkan otolit bergerak. Selanjutnya, otolit akan merangsang sel-sel saraf yang kemudian akan meneruskan impuls ke saraf keseimbangan yang terdapat pada statoreseptor. Bila seseorang berputar cepat-cepat, dan kemudian berhenti mendadak, akan timbul rasa pening. Hal ini dapat terjadi karena pada saat tubuh berputar, terjadi guncangan cairan pada saluran gelung dengan cepat. Begitu berhenti berputar, cairan akan kembali pada posisi semula, sehingga terjadinya konflik sensori yang menyebabkan timbul sensasi penting. Pada beberapa orang, gerakan retmis yang regular dapat menimbulkan sensasi tidak nyaman pada seluruh tubuh, misalnya berada dalam kereta api atau mobil. Gejala itu disebut motion sickness. 5. Indra penglihatan a. Sklera merupakan lapis terluar dan berwarna putih. Bagian depannya bening atau transparan, disebut kornea. b. Koroidea adalah lapisan tengah yang banyak mengandung pembuluh darah kecuali bagian depan. Bagian depan koroidea benda tepat dibelakang kornea bagian tengahnya sedikit terbuka disebut pupil. c. Retina(selaput jala) bagian ini merupakan lapis terdalam. Bagian ini juga merupakan neuroepitelium. Yaitu epitelium yang berfungsi sebagai reseptor serta ganglia dan serabut saraf. Disebelah dalam dinding bola mata tersebut terdapat alat-alat berikut.
a. Lensa mata adalah bangunan
bening, berbentuk bikonkaf terletak tepat dibelakang pupil. Lensa ini terikat oleh otot-oto siliaris. b. Aqueous humor adalah cairan yang mengisi rongga mata antara kornea dan lensa mata. c. Vitreous humor adalah cairan yang mengisi rongga mata antara lensa mata dan retina. Bagian retina yang terletak disumbu mata merupakan bagian yang paling banyak mengandung ujung saraf penerima rangsangan sinar(fotoreseptor). Bagian yang paling peka ini disebut bintik kuning. Sedangkan daerah tempat masuk dan membeloknya urat saraf penglihatan yang tidak mengandung ujung saraf penglihatan, disebut bintik buta. Sel-sel fotoreseptor ada dua macam, yaitu sel-sel berbentuk batang(basilus) dan sel-sel berbentuk kerucut(konus). Sel konus lebih peka terhadap rangsangan sinar terang dibandingkan sel basilus. a. Mekanisme melihat Bagaimana anda dapat melihat? Pada waktu memandang suatu cahaya di ruang gelap, berlangsung proses kimia yang sangat rumit. Cahaya akan masuk menembus kornea, lalu melewati pupil yang membuka lebar. Sinar akan melewati Aqueous humor, lensa, vitreous humor, lalu mencapai retina. Bagaimana proses penglihatan pada sel kerucut? Sel kerucut terdiri dari tiga jenis del, tergantung pada warna yang dimilikinya. Sel-sel tersebut bersifat sensitif terhadap cahaya merah, hijau, dan biru. Sel basilus mengandung pigmen rodopsin, yaitu senyawa antara vitamin A dan suatu protein. Pada waktu terang rodopsin terurai, sedangkan pada waktu gelap rodopsin terbentuk kembali. Pembentukan kembali rodopsin memerlukan waktu lebih kurang 20 detik. Pada saat itu mata kurang dapat melihat. b. Gangguan penglihatan 1) Mata Hipermetrop Bila mata hanya mampu melihat jelas jarak jauh, benda-benda dekat tidak tampak jelas. Penyebabnya adalah lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Gangguan ini dapat di bantu dengan menggunakan lensa positif(cekung) 2) Mata Miop Bila mata hanya mampu melihat jelas jarak dekat, benda-benda jauh tidak tampak jelas. Penyebabnya adalah lensa mata terlalu cembung sehingga bayangan benda jatuh di depan bintik kuning. Gangguan ini dapat dibantu dengan lensa negatif(cekung) 3) Mata Presbiop Gejala gangguan ini sama dengan pada hipermetrop adalah hanya mampu melihat dengan jelas benda pada jarak jauh. Gangguan ini biasanya terjadi pada orang lanjut usia. Penyebabnya lensa mata terlalu pipih karena daya akomodasinya terlalu lemah. 4) Mata Astigmat Karena tidak ratanya kornea mata maka cahaya sejajar yang datang tidak dapat difokuskan ke satu titik. Dikenal dengan asigmat teratur dan tidak teratur. Asigmat teratur dapat dibantu dengan lensa silindris, sedangkan asigmat tidak teratur tidak dapat tertolong. 5) Hemeralopi (rabun senja) Gangguan penglihatan yang disebabkan kekurangan vit. A. Kekurangan vit.A menyebabkan terhambatnya pembentukan rodopsin pada saat kurang cahaya. 6) Buta Warna Gangguan mata ini bersifat menurun. Mata normal mempunyai tiga macam sel konus yang semuanya bekerja dengan baik disebut mata trikromat. Bila salah satu macam atau lebih sel konus ada yang rusak akan menyebabkan terjadinya but warna. Ada beberapa buta warna, yaitu: a) Mata dikromat, bila hanya memiliki dua macam sel konus yang normal. Dengan demikian, akan didapatkan but warna merah(protanopia), buta warna hijau(deuteranopia), dan buta warna biru(tritanopi). b) Mata monokromat, bila hanya memiliki satu macam sel konus yang normal. Orang yang demikian hanya dapat membedakan warna hitam dan putih.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis