TESTIS, PRIAPISMUS,
CHANCROID
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Rectal toucher
Pemeriksaan Fisik
Lab darah
Tes urin dan
dan Kultur
semen
darah
Tes kandung
Cystoscopy
kemih
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• Complete blood count
Dindikasikan pada kasus pasien toksik secara akut atau pasien suspek septicemia.
• Urinalisis
Terdiri dari jumlah hitung sel darah putih dan bacterial, oval fat bodies, dan lipid-
laden makrofag. Pemeriksaan ini penting untuk membedakan tipe-tipe prostatitis.
• Kultur urin
• Kimia
Terdiri dari cairan elektrolit, termasuk kadar BUN dan kretinin, pada pasien
dengan retensi urin atau obstruksi.
• Prostate-spesific antigen determination
Inflamasi prostat dapat meningkatkan serum prostate-spesific antigen (PSA).
Tetapi PSA lebih sering digunakan untuk menscreening kanker jarang untuk
prostatitis.
• Pemeriksaan Urin Empat Porsi (Meares Stamey)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk penderita prostatitis. Pemeriksaan ini terdiri dari
urin empat porsi yaitu :
• Porsi pertama (VB1) : 10 ml pertama urin, menunjukkan kondisi uretra,
• Porsi kedua (VB2) : sama dengan urin porsi tengah, menunjukkan kondisi buli-
buli,
• Porsi ketiga (EPS) : sekret yang didapatkan setelah masase prostat,
• Porsi keempat (VB4) : urin setelah masase prostat.
• Radiografi
• Ultrasonography pada trans-abdominal atau scan kandung kemih untuk
mengetahui berapa volume urin yang ada.
• Ultarasonography transrektal
• Doppler Ultrasonography
• Computed Tomography berguna untuk mengevaluasi abses prostatitis atau
suspek neoplasma
• Sistoskopi
• Intravena uropgraphy atau voiding cystourethrography
Penegakan Diagnosa
• Hematospermia
• Acid phosphatase levels raised (plasma or serum)
• Haematuria
• Dysuria
• Back pain
TORSIO TESTIS
DEFINISI
Tunika vaginalis
Mencegah insersi
Kelainan sistem mengelilingi
epididimis ke
penyangga testis seluruh
dinding skrotum
permukaan testis
Memungkinkan untuk
Testis mengalami terpluntir pada sumbu
torsio testis funikulus spermatikus
ekstravaginalis & rotasi bebas dalam
skrotum
INTRAVAGINAL TORSION
ETIOLOGI
Testis berotasi
Funiculus spermaticus
terpeluntir
Iskemia testis
Nekrosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
ANAMNESIS
Epididimis akut
Hernia skrotalis inkarserata
Hidrokel terinfeksi
Tumor testis
Edema skrotum
PENATALAKSANAAN
TINDAKAN PEMULIHAN ALIRAN
DARAH KE TESTIS SECEPATNYA.
1. Detorsi 2. Operasi
manual
Orkidopeksi
elektif
Orkidopeksi Orkidektomi
DETORSI MANUAL
Fiksasi testis
Pengangkatan testis
Ras
Priapismus sering pada orang Afrika Amerika dengan
penyakit sel sabit.
Usia
Priapismus dapat terjadi pada pria umur berapa saja,
dengan puncaknya pada usia 5-10 tahun dan 20-50 tahun.
Pada pasien penyakit sel sabit, priapismus lebih sering pada
pria usia 19-21 tahun.
Etiologi
Obat-obatan
(Injeksi papaverin, trazadone, phenothiazine, psikotropik, antihipertensi,
alkohol )
Trauma
Gangguan metabolisme
Gangguan hematologis (Sickle cell disease, leukimia)
Tumor
Gangguan Neurologis
idiopatik
Klasifikasi
Menurut etiologinya
1. Priapismus primer/idiopatik
2. Priapismus sekunder
Menurut patofisiologinya
1.Priapismus iskemik (priapismus tipe veno oklusif atau low flow)
2.Priapismus non iskemik (priapismus tipe arteriel atau high flow)
Tambahan
-Priapismus jenis stuttering/rekuren
-Priapismus refraktori
-Priapismus pada klitoris
Patogenesis & patofisiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi
iskemia, korpora kavernosa terasa kaku, sedangkan glans
penis dan korpora spongiosa tidak kaku
pemeriksaan pada abdomen, testis, perineum, dan rektum,
dan prostat dapat menolong untuk menegakkan penyebab
priapismus.
non iskemik penis teraba tidak nyeri, mengalami parsial
ereksi, adanya jejas pada daerah perineum yang
menandakan adanya trauma.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Hitung darah lengkap
Gas darah
Color Duplex Ultrasonografy (CDU)
MRI
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
Non medikamentosa
1.Kompres es
2.Aspirasi dan irigasi intrakavernosa
3.Shunting
4.Edukasi
Medikamentosa
Penilaian bahwa shunting telah berhasil
dilakukan adalah :
► Gejala Klinis
► Penunjang
1. Pemeriksaan Sediaan apus basil berkelompok
atau berderet seperti rantai
2. Biakan kuman
3. Teknik imunoflurosense
4. Biopsi
Diagnosis Banding
Herpes genitalis
Sifilis std 1
LGV
Granuloma inguinale
► Therapi
I. Sistemik
1. Azitromisin 1 gr oral atau
2. Seftriakson 250 mg intramuskuler dosis tunggal
atau
3. Siprofloksasin 500 mg oral 2 x sehari selama 3
hari atau
4. Eritromisin 500 mg oral 4 x sehari selama 7 hari
Selain obat-obatan tersebut diatas yg juga efektif adalah:
• Trimetoprim 160 mg sulfametoksasol 800 mg, 2 x shari
selama 7 hari sbg pengobatan alternatif.
• Kombinasi amoksisilin 500 mg & asam klavulanat 125 mg
oral 3 x sehari , 7 hari
• Fleroksasin dosis tunggal 200 mg
• Sefalotin 3 gr sehari intravenous selama 7 hari
Therapi Lokal
Nacl fisiologik
Terimakasih