Oleh:
Nathania Putri Amanda
142011101048
Pembimbing:
dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A
dr. Gebyar Tri Baskoro, Sp.A
dr. Lukman Oktadianto, Sp.A
dr. M. Ali Shodikin, M.Kes, Sp.A
BBLR masih menjadi masalah kesehatan secara global karena efek jangka pendek dan panjangnya
terhadap kesehatan (WHO (2014).
Oleh karena
Tingkatitu, pemberian
morbiditas dan nutrisi danakibat
mortalitas asuhan perawatan
BBLR yang
di Indonesia baik
masih pada bayi
tergolong BBLR
tinggi.
harus jelas agar tahapan tumbuh kembang dan kualitas hidup bayi BBLR dapat berjalan
optimal sama dengan seperti bayi berat lahir cukup (BBLC).
Bayi dengan berat lahir rendah mempunyai kemampuan penyediaaan nutrisi yang terbatas, sedangkan
bayi BBLR sangat membutuhkan asupan nutrisi yang cukup untuk proses tumbuh kejar.
Bayi BBLR mempunyai risiko menyebabkan gangguan perkembangan fisik, pertumbuhan terhambat,
gangguan perkembangan mental, dan gangguan tingkat kecerdasan.
2. DEFINISI
Bayi berat lahir rendah (BBLR) didefinisikan di dalam buku Pedoman Pelayanan
Medis (PPM) IDAI tahun 2011 sebagai bayi yang lahir dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.
Besar Masa
Kehamilan
(BMK
2. DEFINISI
Sedangkan berdasarkan umur kehamilan, Damanik (2008) menggolongkan bayi baru
lahir menjadi beberapa golongan seperti berikut ini.
Di Indonesia sendiri persentase BBLR tahun 2013 mencapai 10,2% (Balitbangkes and
Kemenkes RI, 2013), artinya satu dari sepuluh bayi di Indonesia dilahirkan dengan BBLR
(Riskesdas , 2013 )
4. ETIOLOGI
Hipertensi dan penyakit ginjal yang kronik, perokok, penderita diabetes melitus yang
FAKTOR
IBU
berat, pre-eklampsia, eklampsia, hipoksia ibu, penyakit paru kronik, gizi buruk, drug
abuse, peminum alkohol
FAKTOR Kelainan pembuluh darah (haemangioma), insersi tali pusat yang tidak normal,
UTERUS/ infark plasenta, kehamilan ganda, pelepasan plasenta sebagian, plasenta kecil,
PLASENTA gangguan sirkulasi ibu dan janin
FAKTOR Kehamilan ganda, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam kandungan
JANIN (toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, herpes, sifilis, TORCH)
FAKTOR
Faktor lain yaitu keadaan sosial ekonomi yang rendah dan tidak diketahui.
LAIN
(Cunningham , 2013 )
5. DIAGNOSIS
(PPM IDAI, 2011 )
Bayi umur
Suhu inkubator 0C menurut sangat Bayi keaadan
Keadaan bayi
Berat bayi Bayi sakit Bayi kecil
kecil membaik
35 34 33 32
<1500 g
Frekuensi pengukuran Tiaphari
jam 11hr-3mgg
Tiap 12 jam 3-5 mggTiap 6 jam>5mgg Sekali/hari
1500-2000 g 1-10 hr 11hr-4mgg >4mgg
2100-2500 g 1-2 hr 3hr-3mgg >3mgg
>2500 g 1-2hr >2mgg
Cara pemberian nutrisi pada bayi BBLR perlu memerhatikan kematangan fungsi oral yaitu
kemampuan menghisap, koordinasi menghisap, menelan, dan bernafas. Berikut ini rekomendasi cara
pemberian nutrisi pada bayi BBLR
Jumlah kebutuhan cairan yang dibutuhkan bayi dalam satuan ml/kg dalam (Konseus Asuhan Nutrisi
pada Bayi Premature, IDAI 2016)
a. Parenteral:
− BB <1500 gram: mulai dengan 80-90 mL/kgBB/hari naik bertahap 10-20 mL/kgBB/hari
pada hari berikutnya sampai jumlah maksimum 160-180 mL/kgBB/hari.
− BB >1500 gram: mulai dengan 60-80 mL/kgBB/hari naik bertahap 10-20 mL/kgBB/hari
pada hari berikutnya sampai jumlah maksimum 140-160 mL/kgBB/hari.
b. Enteral: 135-200 mL/KgBB/hari.
6. TATALAKSANA
Berdasarkan Konsensus Asuhan Nutrisi pada Bayi Prematur IDAI tahun 2016, berikut ini
rekomendasi pemberian nutrisi pada bayi BBLR.
1. Penentuan rute pemberian ditentukan oleh usia gestasi dan kondisi klinis. Kondisi klinis
mengacu pada konsep STABLE (Sugar, Tempaterature, Airway, Blood Pressure, Laboratory Work, and
Emotional Support)
2. Nutrisi parenteral diberikan secara agresif pada bayi dengan usia gestasi <32minggu atau
BBLSR (<1500gram)
3. Trophic feeding diberikan dalam wakru 48 jam pertama diusahakan ASI Segar mulai 5-
10mL/kgBB/hari yang dinaikkan bertahap sampai volume 25mL/kgBB/hari
4. Peralihan dari nutrisi parenteral ke nutrisi enteral dilakukan secara bertahap dengan
memperhitungkan total jumlah kecukupan cairan.
5. Pemberian nutrisi parenteral dapat dihentikan bila asupan nutrisi oral atau enteral sudah
mencapai 2/3 (dua per tiga) dari kecukupan kalori berdasarkan berat badan aktual.
6. Target nutrisi enteral penuh (Full feed), yaitu 150-180 ml/kg/hari:
≥28 minggu atau >1500 gram, diusahakan dicapai dalam waktu 7–10 hari
<28 minggu atau <1000 gram, diusahakan dicapai dalam waktu maksimal 14 hari.
6. TATALAKSANA
• Berdasarkan Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit oleh WHO tahun 2009
dapat dipulangkan apabila sudah tidak terdapat tanda-tanda bahaya pada bayi atau tanda infeksi
berat, berat badan bertambah dengan ASI, suhu tubuh bertahan pada kisaran normal 36,50C-
37,50C, dan ibu yakin dapat merawat anaknya
• Bayi BBLR yang telah rawat jalan disarankan menimbang berat badan setiap hari, diukur ukur
panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.
• Berikut ini rekomendasi pemantauan bayi BBLR apabila sudah rawat jalan berdasarkan Buku
Pedoman Pelayanan Medis (PPM) IDAI edisi 1 tahun 2011:
- Kunjungan ke dokter hari ke-2, 10, 20, 30 setelah pulang, dilanjutkan setiap bulan
- Cek pertumbuhan: berat badan, panjang badan dan lingkar kepala
- Tes perkembangan: Denver development screening test (DDST)
- Awasi adanya kelainan bawaan
7. KOMPLIKASI
• Hipotermi
• Hipoglikemia
• Hiperbilirubinemia
• Respiratory distress syndrome (RDS)
• Intracerebral and intraventricular haemorrhage (IVH)
• Periventricular leucomalasia (PVL)
• Infeksi bakter
• Kesulitan minum
• Penyakit paru kronis
• Necrotizing enterolitis (NEC)
• Apnea of prematurity (AOP) terutama terjadi pada bayi dengan BB<1000gram
• Patent Ductus Arteriosus (PDA) pada bayi dengan BB<1000gram
• Disabilitas mental dan fisik
- Keterlambatan perkembangan
- Cerebral Palsy (CP)
- Gangguan pendengaran
- Gangguan penglihatan seperti retinopathy of prematurity (ROP)
8. PROGNOSIS
• Prognosis dari BBLR sangat bnergantung pada berat ringannya masalah perinatal, yang ada
seperti; masa gestasi (semakin muda dan semakin rendah berat badan bayi makin tinggi angka
kematiannya), komplikasi yang menyertai (asfiksia/iskemia, sindrom gangguan pernafasan,
perdarahan intra ventrikuler, infeksi, gangguan metabolik, dll) (Merenstein dan Gardner, 2015).
TERIMA KASIH