DENGAN IVA
Permasalahan
1.
Masih tingginya angka morbiditas dan
mortalitas kanker leher rahim di Indonesia
2.
Rendahnya cakupan skrining kanker leher
rahim sebagai salah satu komponen untuk
menekan jumlah pasien kanker leher rahim.
akibat keterbatasan sumber daya.
3.
Terdapat berbagai metode skrining kanker
leher rahim, salah satu diantaranya adalah
metode IVA yang mudah dilaksanakan pada
masyarakat dengan sumber daya yang terbatas.
Tujuan Umum
Melakukan kajian ilmiah metode skrining IVA
dalam upaya meningkatkan cakupan skrining
kanker leher rahim untuk menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas kanker leher rahim.
Gejala
yang
timbul
dapat
berupa
perdarahan pasca sanggama atau dapat juga
terjadi perdarahan diluar masa haid dan pasca
menopause, Gejala lain yang timbul dapat berupa
gangguan organ yang terkena misalnya otak
(nyeri kepala, gangguan kesadaran), paru (sesak
atau batuk darah), tulang (nyeri atau patah), hati
(nyeri
perut
kanan
atas,
kuning,
atau
pembengkakan)
REKOMENDASI
Tes Pap merupakan pilihan utama metode skrining
kanker leher rahim. Namun dalam penerapan di
pelayanan primer yang lebih luas, metode IVA
direkomendasikan
menjadi
metode
skrining
alternatif pada kondisi yang tidak memungkinkan
dilakukan pemeriksaan yang berbasis sitologi.
Sasaran skrining IVA adalah perempuan usia 30-50
tahun. Pada usia diatas 50 tahun, atau sudah
menopause, dianjurkan untuk melakukan skrining
yang berbasis sitologi. Bila tes Pap tidak mungkin
dilakukan,
tetap
dianjurkan
melakukan
pemeriksaan inspekulo untuk tujuan downstaging.