SKENARIO 2
Andi, seorng mahasiswa FK berumur 20 tahun berobat ke poliklinik
Fakultas Kedokteran UISU dengan keluhan telinga sebelah kanan
mendengung dan suara parau. keadaan ini terjadi sejak kemarin
sore. Pada anamnese penyakit sekarang diperoleh informasi bahwa 3
hari yang lalu Andi kehujanan saat pulang kuliah, keesokan harinya
dia menderita pilek. Karena merasa tidak memberatkan, maka dia
tidak menghiraukan penyakit pileknya. Hari berikutnya ia mulai ada
batuk-batuk pada pagi hari dan ada keluar dahak yang agak kental.
Karena sibuk ikut praktikum, SL dan SGD, maka dia membiarkan
batuk pileknya. Soreny dia merasa telinga kanan mendengung dan
suara menjadi parau.
Keluhan tambahan: merasa sedikit pusing/oyong, dan penciuman
berkurang
Pada pemeriksaan fisik diperoleh informasi berikut:
Status presens dan vital sign:dalam batas normal
Rhinoscopi anterior pada kedua hidung: concha nasalis inferior dan
media oedematous dan hyperemis , tampak ada secret yang mucous
pada meatus nasalis infeior.
Rhinoscopi posterior : concha nasalis superior juga oedematous
dan hyperemis, mucosa sekitar ostium pharyngeum tubae
auditivae juga oedematus terutama di sebelah kanan. Mucosa
bagian lain dari nasopharynx juga hiperemis.
Oropharinx : tonsilla palatina tidak membesar tapi agak
hiperemis, arcus palatoglossus dan palatopharingeus juga
agak hiperemis.Dinding posterior oropharinx juga
hiperemis.
Laringoscopi indirek : mukosa epiglotis hyperemis, gerakan
plica vocalis normal, tampak agak oedematous dan hyperemis.
Otoscopi : meatus acusticus externus kedua telinga
tidak tampak kelainan. Membrana tympani pada telinga kanan
tanpak sedikit cekung.Sesudah selesai memeriksa, dokter
menjelaskan pada Andi bahwa dia menderita tubal
catarrh(peradangan tuba auditiva Eustachii)dan laryngitis acuta
akibat komplikasi dari rhinitis acuta.
TERMINOLOGI
Rhinoscopi anterior: pemeriksaan lubang
hidung dengan rhinoskop melalui nares.
Rhinoscopi posterior: Pemeriksaan lubang
hidung dengan rhinoskop melalui nasopharyng.
Oedematous: Pembengkakan pada jaringan
karena proses radang.
Concha nasalis inferior: suatu dataran tulang
tipis dengan pinggir yang melekuk, saling
melekat dengan tulang etmoidalis, maksilaris,
lakrimalis, dan palatinum, serta membentuk
bagian bawah dari dinding lateral kavum
nasalis.
Meatus nasalis inferior: Ruangan di bawah
concha nasi inferior tempat bermuaranya ductus
nasolacrimalis.
Palatopharingeus : berkenaan dengan palatum
dan pharing
Arcus palatoglossus: Bagian anterior dari ke 2
lipatan selaput lendir dari ke 2 sisi oropharyng
dihubungkan dengan palatum molle dan
membungkus m. palatoglossus.
Otoscopi: pemeriksaan telinga melalaui
otoskop.
Nasopharyng: Bagian dari pharyng terletak
dibelakang rongga hidung,diatas palatum molle.
Oropharyng: Bagian dari pharyng terletak
dibelakang cavum oris dan terbentang dari
palatum molle sampai kepinggir atas epiglottis.
Membrana timpani: Sekat membranosa
tipis,terletak obliq diantara meatus acusticus
externus dan cavitas timpani.
Meatus acusticus externus: Saluran ditelinga
luar yang mengarah ke membran timpani.
Laryngoscopi indirect: Pemeriksaan bagian
dalam laryng dengan memperhatikan pantulan
bayangannya pada kaca laryng.
IDENTIFIKASI MASALAH
Keluhan tambahan
Keluhan utama
Suara parau,oyong,penciuman
Telinga kanan berdengung
berkurang
DD
pemeriksaan
Rhinoscopi anterior
dan posterior oropharynx otoscopi Laryngoscopi indirek
Tubal catar
LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa/I mengetahui, memahami, dan
mampu menjelaskan :
1. Makroskopis dan mikroskopis indera
pendengaran
2. Hubungan telinga, hidung, dan tenggorokkan
3. Mekanisme keseimbangan
4. Saraf-saraf yang mempersyarafi telinga
ANATOMI TELINGA
ANATOMI TELINGA
Telinga
tengah ( auris media) : membran
timpani, kavum timpani, tuba eustakius,
prosesus mastoideus