Anda di halaman 1dari 24

SGD 21

SKENARIO 2
Andi, seorng mahasiswa FK berumur 20 tahun berobat ke poliklinik
Fakultas Kedokteran UISU dengan keluhan telinga sebelah kanan
mendengung dan suara parau. keadaan ini terjadi sejak kemarin
sore. Pada anamnese penyakit sekarang diperoleh informasi bahwa 3
hari yang lalu Andi kehujanan saat pulang kuliah, keesokan harinya
dia menderita pilek. Karena merasa tidak memberatkan, maka dia
tidak menghiraukan penyakit pileknya. Hari berikutnya ia mulai ada
batuk-batuk pada pagi hari dan ada keluar dahak yang agak kental.
Karena sibuk ikut praktikum, SL dan SGD, maka dia membiarkan
batuk pileknya. Soreny dia merasa telinga kanan mendengung dan
suara menjadi parau.
Keluhan tambahan: merasa sedikit pusing/oyong, dan penciuman
berkurang
Pada pemeriksaan fisik diperoleh informasi berikut:
Status presens dan vital sign:dalam batas normal
Rhinoscopi anterior pada kedua hidung: concha nasalis inferior dan
media oedematous dan hyperemis , tampak ada secret yang mucous
pada meatus nasalis infeior.
Rhinoscopi posterior : concha nasalis superior juga oedematous
dan hyperemis, mucosa sekitar ostium pharyngeum tubae
auditivae juga oedematus terutama di sebelah kanan. Mucosa
bagian lain dari nasopharynx juga hiperemis.
Oropharinx : tonsilla palatina tidak membesar tapi agak
hiperemis, arcus palatoglossus dan palatopharingeus juga
agak hiperemis.Dinding posterior oropharinx juga
hiperemis.
Laringoscopi indirek : mukosa epiglotis hyperemis, gerakan
plica vocalis normal, tampak agak oedematous dan hyperemis.
Otoscopi : meatus acusticus externus kedua telinga
tidak tampak kelainan. Membrana tympani pada telinga kanan
tanpak sedikit cekung.Sesudah selesai memeriksa, dokter
menjelaskan pada Andi bahwa dia menderita tubal
catarrh(peradangan tuba auditiva Eustachii)dan laryngitis acuta
akibat komplikasi dari rhinitis acuta.
TERMINOLOGI
 Rhinoscopi anterior: pemeriksaan lubang
hidung dengan rhinoskop melalui nares.
 Rhinoscopi posterior: Pemeriksaan lubang
hidung dengan rhinoskop melalui nasopharyng.
 Oedematous: Pembengkakan pada jaringan
karena proses radang.
 Concha nasalis inferior: suatu dataran tulang
tipis dengan pinggir yang melekuk, saling
melekat dengan tulang etmoidalis, maksilaris,
lakrimalis, dan palatinum, serta membentuk
bagian bawah dari dinding lateral kavum
nasalis.
 Meatus nasalis inferior: Ruangan di bawah
concha nasi inferior tempat bermuaranya ductus
nasolacrimalis.
 Palatopharingeus : berkenaan dengan palatum
dan pharing
 Arcus palatoglossus: Bagian anterior dari ke 2
lipatan selaput lendir dari ke 2 sisi oropharyng
dihubungkan dengan palatum molle dan
membungkus m. palatoglossus.
 Otoscopi: pemeriksaan telinga melalaui
otoskop.
 Nasopharyng: Bagian dari pharyng terletak
dibelakang rongga hidung,diatas palatum molle.
 Oropharyng: Bagian dari pharyng terletak
dibelakang cavum oris dan terbentang dari
palatum molle sampai kepinggir atas epiglottis.
 Membrana timpani: Sekat membranosa
tipis,terletak obliq diantara meatus acusticus
externus dan cavitas timpani.
 Meatus acusticus externus: Saluran ditelinga
luar yang mengarah ke membran timpani.
 Laryngoscopi indirect: Pemeriksaan bagian
dalam laryng dengan memperhatikan pantulan
bayangannya pada kaca laryng.
IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa yang menyebabkan telinga sebelah kanan


os mendengung dan suaranya parau ?
2. Bagian telinga mana sajakah yang terganggu
sehingga telinga os mendengung ?
3. Apa hubungannya batuk pilek dengan telinga
kanan mendengung dan suara menjadi parau ?
4. Apa yang menyebabkan penciuman os
berkurang serta oyong ?
5. Mengapa pada kedua hidungnya mengalami
oedematous dan hyperemis ?
6. Kenapa hanya telinga sebelah kanan yang
mendengung sementara telinga sebelah kiri
tidak ?
ANALISA MASALAH
1. Apa yang menyebabkan telinga sebelah kanan
os mendengung dan suaranya parau ?
 Telinga kanan berdengung karena pada saat
os mengalami rinitis yang terkena hidung
kanan  melanjut pada telinga kanan.
Suara parau karena rinitisnya tidak diobati,
sehingga menjalar ke pita suara (vocal cord /
epiglotis) menyebabkan suara parau.

2. Bagian telinga mana sajakah yang terganggu


sehingga telinga os mendengung ?
 Pada bagian auris media yaitu tuba eustachii.
3. Apa hubungannya batuk pilek dengan telinga kanan
mendengung dan suara menjadi parau ?
 Infeksi pada nasofaring dan faring (secara fisiologik
terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba
ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba
eustachius, enzim dan antibodi)  tidak berfungsi
sistem pelindung  infeksi yang terlalu lama
menyebabkan infeksi pada saluran napas atas seperti
radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke
telinga tengah melalui slauran eustachii.
4. Apa yang menyebabkan penciuman os
berkurang serta oyong ?
 Oyong  karena sistem keseimbangannya

terganggu, yaitu pada bagian belakang labirin


dan terdiri dari urtikulus, sakulus serta 3
kanalis semi sirkularis.
Penciuman berkurang  karena adanya
mucous yang menghambat sel olfaktori.
5. Mengapa pada kedua hidungnya mengalami
oedematous dan hyperemis ?
 Saat bakteri melalui saluran eustachii, mereka dapat
menyebabkan infeksi disaluran tersebut sehingga
terjadi pembengkakan disekitar saliran, tersumbatnya
saluran  leukosit datang untuk membunuh bakteri
 terbentuk nanah dalam telinga tengah.

6. Kenapa hanya telinga sebelah kanan yang


mendengung sementara telinga sebelah kiri tidak ?
 Karena terjadi peradangan hanya pada telinga
sebelah kanan os.
POHON TOPIK Os 20 th

Keluhan tambahan
Keluhan utama
Suara parau,oyong,penciuman
Telinga kanan berdengung
berkurang

DD

pemeriksaan

Rhinoscopi anterior
dan posterior oropharynx otoscopi Laryngoscopi indirek

Tubal catar
LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa/I mengetahui, memahami, dan
mampu menjelaskan :
1. Makroskopis dan mikroskopis indera
pendengaran
2. Hubungan telinga, hidung, dan tenggorokkan
3. Mekanisme keseimbangan
4. Saraf-saraf yang mempersyarafi telinga
ANATOMI TELINGA
ANATOMI TELINGA

 Telinga luar (auris eksterna) : daun telinga,


liang telinga

 Telinga
tengah ( auris media) : membran
timpani, kavum timpani, tuba eustakius,
prosesus mastoideus

 Telingadalam ( labirin ) : kanalis


semisirkularis, utrikulus, sakulus, koklea
TELINGA BAGIAN LUAR
 AURIKULA (DAUN TELINGA)
menampung gelombang suara datang dari luar
mas
o MEATUS AUDITORIUS EKSTERNUS (liang
telinga)
saluran penghubung aurikula dengan membran
timpani (terdiri tulang rawan & keras, saluran
ini mengandung rambut, kelenjar sebasea &
kelenjar keringat, khususnya menghasilkan
sekret-sekret berbentuk serum)
 MEMBRAN TIMPANI
selaput gendang telinga batas antara telinga luar
& telinga tengah
TELINGA BAGIAN TENGAH
 KAVUM TIMPANI
rongga didalam tulang temporalis
terdapat 3 buah tulang pendengaran
(maleus, inkus dan stapes)
 ANTRUM TIMPANI
rongga tidak teratur terletak di bawah
samping dari kavum timpani
 TUBA AUDITIVA EUSTACHII
saluran tulang rawan yang berjalan
miring ke bawah agak kedepan
TELINGA BAGIAN DALAM
 LABIRIN OSSEUS
serangkaian saluran bawah dikelilingi
oleh cairan (perilimfe)
- vestibulum
- koklea
- kanalis semi sirkuler
 LABIRINTUS MEMBRANOSUS
- utrikulus
- sakulus
- duktus semi sirkularis
Cochlea (Dhingra PL., 2007)
FISIOLOGI PENDENGARAN

 Bunyi ditangkap daun telinga  membran


timpani  tulang pendengaran  fenestra
ovale  menggerakkan perilimfe pada skala
vestibuli  melalui membran reissner
mendorong endolimfe menimbulkan gerak
relatif membran basilaris dan membran
tektoria  defleksi stereosilia sel rambut 
kanal ion terbuka  terjadi pertukaran ion 
depolarisasi sel rambut  pelepasan
neurotransmiter  potensial aksi saraf
auditorius  nukleus auditorius  korteks
pendengaran di lobus temporalis
KESEIMBANGAN
 Kanalis semisirkularis, sakulus dan utrikulus
 Kanalis semisirkularis berperan pada gerakan kepala
berputar  gerakan endolimfe dalam kanalis
semisirkularis yang merangsang sel-sel rambut
 Otolit sakulus dan utrikulus; bergerak oleh perubahan
posisi kepala
 Rangsangan ditransmisikan sepanjang serat saraf nervus
kranialis kedelapan ( auditorius) pars vestibularis ke otak
tengah , medulla oblongata, serebelum , dan medulla
spinalis.
 Rangsangan ini memulai perubahan refleks pada otot-otot
leher , mata, badan, dan ekstremitas untuk
mempertahankan keseimbangan dan postur dan mata
dapat difiksasi pada objek yang bergerak.
 Informasi keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor
vestibuler, visual dan propioseptik.
 Dari ketiga jenis reseptor tersebut, reseptor vestibuler yang
punya kontribusi paling besar ( >50% ) disusul kemudian
reseptor visual dan yang paling kecil konstibusinya adalah
propioseptik.
 bila ada gerakan atau perubahan dari kepala atau tubuh 
perpindahan cairan endolimfe di labirin  hair cells menekuk
 Tekukan hair sel  menyebabkan permeabilitas membran sel
berubah sehingga ion Kalsium menerobos masuk kedalam sel
(influx)
 Influx Ca  menyebabkan depolarisasi dan juga merangsang
pelepasan NT eksitator (glutamat)  saraf aferen (vestibularis)
 pusat-pusat keseimbangan di otak .
SARAF PENDENGARAN
 nervus auditori mengumpulkan sensibilitas &
bagian vestibuler rongga telinga dalam yang
mempunyai hubungan dengan keseimbangan
 bergerak menuju nukleus vestibularis yang
berada pada titik pertemuan antara pons &
medula oblongata → serebelum
 bagian koklearis pada nervus auditori saraf
pendengaran, serabut saraf dipancarkan ke
nukleus di belakang thalamus, menuju korteks
otak (bagian temporalis)
REFERENSI
 Paul Riordan – Eva, John P Whitcher.Vaughan &
Asbury Oftalmologi Umum.Jakarta:EGC 2007 edisi 17
 Fisiologi manusia dari sel ke sistem.Lauralee
Sherwood,jakarta:EGC 2011 edisi 6
 R Putz & R Pabst.Atlas Anatomi Manusia
Sobotta.Jakarta:EGC 2006 edisi 22
 Linda Wylie.Esensial Anatomi & Fisiologi.EGC

 Prof.Dr.Efianty Arsyad Soepardi, Sp.THT (K)


dkk.Buku Ajar Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan
Kepala & Leher.Fakultas Kedokteran UI: edisi 6

Anda mungkin juga menyukai