• Mempunyai volume
• Tidak mempunyai • Mempunyai volume tetapi tidak
volume dan bentuk dan bentuk yang tetap mempunyai bentuk
yang tetap • Jarak antar partikel yang tetap
• Jarak antar partikel sangat rapat • Jarak antar partikel
sangat renggang • Partikel tidsk dapat renggang
• Partikel dapat bergerak bebas • Partikel dapat
bergerak bebas
bergerak bebas
namun terbatas
molekul-molekul yang bergerak kesegala arah, acak namun tetap
berkesinambungan dengan kecepatan yang terus bertambah jika
temperatur dinaikkan
1
P≈
V
PV = Konstan
P1V1 = P2V2
Keterangan:
P1 = Tekanan awal (N/m2)
P2 = Tekanan akhir (N/m2)
V1 = Volume awal (m3)
V2 = Volume akhir (m3)
Contoh soal:
Suatu ruangan tertutup mengandung gas dengan volume 200 ml. Jika tekanan ruangan tersebut
sebesar 60 cmHg, hitunglah tekanan gas pada ruangan yang volumenya 150 ml ?
Diketahui : V1 = 200 ml , P1 = 60 cmHg , V2 = 150 ml
Ditanya : P2 ?
Jawab :
P1V1 = P2V2
P 1 V1
P2 =
V2
200ml × 60cmHg
P2 =
150ml
P2 = 80 cmHg
• Hukum Charles
“Jika gas dalam ruangan tertutup tekanannya dijaga konstan maka volume gas
dalam jumlah tertentu berbanding lurus dengan temperatur mutlaknya”.
V≈T
V
= Konstan
T
V1 V2
=
T1 T2
Keterangan :
T1 = Suhu awal (K)
T2 = Suhu akhir (K)
V1 = Volume awal (m3)
V2 = Volume akhir (m3)
Contoh soal:
Didalam sebuah bejana tertutup terdapat gas yang mempunyai volume 2 liter dan suhu 27°C. Jika volume
gas menjadi 3 liter maka suhu gas menjadi?
Diketahui :
V1 = 2 liter
V2 = 3 liter
T1 = 27°C + 273 = 300°K
Ditanya : T2 ?
Jawab :
V1 V2
=
T1 T2
2 3
=
300 T2
T2 = 450°K
• Hukum Gay Lussac
“Jika gas dalam wadah tertutup volumenya dijaga konstan maka tekanan gas berbanding
lurus dengan temperatur mutlaknya”. Pernyataan tersebut dinyatakan sebagai berikut :
P≈T
P
= Konstan
T
P1 P2
=
T1 T2
Keterangan :
T1 = Suhu awal (K)
T2 = Suhu akhir (K)
P1 = Tekanan awal (N/m2)
P2 = Tekanan akhir (N/m2)
Contoh soal:
Gas berada di dalam bejana tertutup pada mulanya bersuhu 27°C. Agar tekanannya 2 kali semula,
maka suhu ruangan tersebut adalah . . .
Diketahui :
P1 = Tekanan awal = P
P2 = Tekanan akhir = 2P
T1 = Suhu awal = 27°C + 273 = 300°K
Ditanya : T2 (Suhu akhir) ?
Jawab :
P1 P2
=
T1 T2
P 2P
=
300 T2
T2 = 2 × 300 = 600°K
• Hukum Gabungan Gas
Hukum Boyle-Gay Lussac atau Hukum Gabungan Gas menyatakan hubungan antara suhu,
tekanan dan volume gas yang secara matematis sebagai berikut :
PV
= Konstan
T
P1 V1 P2 V2
=
T1 T2
Keterangan:
T1 = suhu awal (K)
T2 = suhu akhir (K)
V1 = volume awal (m³)
V2 = volume akhir (m³)
P1 = tekanan awal (N/m²)
P2 = tekanan akhir (N/m²)
Contoh soal:
Suatu gas ideal berada dalam suatu bejana tertutup dengan tekanan P, volume V, dan suhu T. Jika
suatu saat suhu diubah menjadi 2T dan volumenya menjadi 3/2 V maka perbandingan tekanan awal
(P2) setelah V dan T diubah adalah?
Jawab:
P 1 V1 P2 V2
=
T1 T2
3
P1 V1 P2 .2V
=
T1 2T
3
P1 = P2
4
P1 : P2 = 3 : 4
• Hukum Tekanan Bagian Dalton
Tekanan parsial gas dalam campuran berbanding lurus dengan jumlah partikel masing-
masing gas dalam campuran itu.
P1 : P2 = n1 : n2
Hukum tekanan parsial Dalton yang berbunyi: “Tekanan total gas dalam campuran adalah
jumlah tekanan parsial komponen penyusun gas tersebut.”
Ptotal = P1 + P2
𝑛 𝑔𝑎𝑠
P1 = xP
𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 total
• Hukum Volume Gabungan Gay Lussac
“Perbandingan volume antara gas-gas dalam suatu reaksi kimia adalah perbandingan bilangan
bulat sederhana.”
• Hukum Avogadro
Hipotesis Avogadro menyatakan bahwa dua sampel gas ideal dengan volume, suhu, dan tekanan
yang sama, maka akan mengandung molekul yang jumlahnya sama.
𝑉
V ∞ n atau =𝑘
𝑛
Dimana:
V = volume gaS
n = jumlah zat dari gas (dalam satuan mol)
k = konstanta yang sama dengan RT/P, di mana R adalah konstanta gas universal
Contoh soal hukum avogadro:
Pada suhu dan tekanan tertentu, gas N2 direaksikan dengan gas H2 menjadi gas NH3. Jika gas H2 yang bereaksi
sebanyak 7,5 × 1023 molekul, berapakah jumlah molekul NH3 yang terbentuk?
Jawaban:
Persamaan reaksi kimia dari reaksi N2 dan H2 dapat dituliskan sebagai berikut:
H2(g) + N2(g) → NH3(g) [belum setara]
3H2(g) + N2(g) → 2NH3(g) [setara]
Dari soal diketahui bahwa gas H2 yang bereaksi sebanyak 7,5 × 1023 molekul dan berdasarkan persamaan reaksi
kimia di atas, koefisien H2 adalah 3. Hal ini mengandung pengertian bahwa dalam 3 volume H2 terkandung
7,5 × 1023 molekul maka dalam 2 volume NH3 terkandung:
⇔ (2 volume NH3/3 volume H2) × 7,5 × 1023 molekul H2
⇔ (2/3) × 7,5 × 1023 = 5,0 × 1023
Jadi, jumlah molekul NH3 yang terbentuk adalah sebanyak 5,0 × 1023 molekul.
• Hukum Gas Ideal
Semua gas akan mematuhi peraturan gas ideal ketika tekanannya semakin berkurang dan
mendekati nol. Persamaan gas ideal yaitu:
PV = nRT = nKT
Keterangan :
P = tekanan (atm)
V = volume (liter)
n = banyaknya molekul
R = konstanta gas ( 0,082 L.atm/mol)
T = suhu (K)
K = konstanta Boltzman (1,38066 x 10-23 J/Kmol)
• Hukum Efusi Graham
Pada suhu dan tekanan yang sama, maka kecepatan efusi gas berbanding terbalik dengan akar
kerapatannya.
𝑉𝐴 𝑑𝐵 𝑀𝐵
𝑉𝐵
= 𝑑𝐴
= 𝑀𝐴
Keterangan:
vA = Laju effusi gas A
vB = Laju effusi gas B
dA = rapatan gas A
dB = rapatan gas B
MA = Berat Molekul Gas A / Mr gas A
MB = Berat Molekul Gas B / Mr gas B
• Contoh soal:
Gas mana yang akan berefusi lebih cepat, NH3 atau CO2?Berapakah perbandingan kecepatan laju
efusi kedua gas tersebut?
Jawab:
Berat molekul NH3 = 14
Berat molekul CO2 = 44
NH3 akan berefusi lebih cepat daripada CO2
𝑉NH3 𝑀NH3 44
= =
𝑉CO2 𝑀CO2 17
Laju efusi NH3 1,6 kali lebih cepat dari laju efusi CO2.
• Teori Kinetika Molekul Gas
Teori kinetik gas dideskripsikan melalui asumsi fundamental tentang struktur gas, yang meliputi:
a) Gas terdiri dari sejumlah besar partikel (atom atau molekul) yang bergerak relatif cepat menurut garis lurus
(gerak Newton) pada kondisi tanpa suatu medan gaya,
b) Partikel-partikel gas dapat bertumbukan satu dengan yang lain, demikian juga dengan dinding wadah yang
menyebabkan terjadinya tekanan gas,
c) Tidak ada gaya tarik-menarik antara partikel-partikel gas maupun antara partikel gas dengan dinding wadah,
d) Volume partikel gas sangat kecil sehingga dapat diabaikan terhadap volume total,
Keterangan:
P = tekanan absolut gas (atm)
V = volume spesifik gas (liter)
R = konstanta gas (0,082 L.atm/mol)
T = suhu absolut gas (K)n = jumlah mol gas
a,b = konstanta Van der Waals
Padat suatu zat atau benda yang mempunyai bentuk
dan volume yang tetap
Cacat Titik
(Point Dislokasi
Defect)
• Cacat kekosongan
(Vacancy), • Dislokasi sisi
• Interstitial dan • Dislokasi Ulir
Subtitutional
• Cacat Schottky dan
Frenkel
• Cacat Kekosongan (vacancy)
Cacat ini terjadi karena tidak terisinya suatu posisi atom pada lattice atau kekosongan sisi kisi.
(1) vacancy,
(2) self-intertitial,
(3) interstitial impurities,
(4) dan (5) subtitutional
impurities.
• Cacat Schottky dan Frenkel
Cacat Frenkel adalah kekosongan pasangan ion dan cation interstitial. Atau kekosongan
pasangan ion dan anion interstitial. Cacat Schottky adalah kekosongan pasangan kation dan anion.
Keduanya cacat Frenkel dan Schottky, pasangan cacat titik tetap berdekatan satu sama lain karena
tarikan coulomb yang kuat antara muatan yang berlawanan.
• Dislokasi Ulir
Terbentuk karena gaya geser karena menghasilkan distorsi. Daerah depan bagian atas
Kristal bergeser ke kanan relative terhadap bagian bawah.
Cair zat yang memiliki volume yang tetap tetapi
bentuknya berubah-ubah sesuai dengan tempat
(wadahnya).
Tengangan Permukaan
Tegangan permukaan merupakan fungsi dari suhu, bila suhu dinaikkan, tegangan permukaan
berkurang, karena peningkatan suhu menyebabkan pertambahan energi kinetika. Tegangan permukaan pada
zat cair dierlukan untuk melawan gaya yang menarik molekul pada permukaan zat cair.
Penguapan
Penguapan selalu diikuti oleh penurunan suhu. Jika suhu tidak dapat turun lebih rendah, maka
diperlukan energi dari sekitarnya untuk proses penguapan zat cair. Energi yang diperlukan untuk menguapkan
zat cair menjadi gas disebut kalor penguapan. Kalor penguapan molar: ∆Huap = Huap - Hcair
Tekanan Uap Zat Cair
Tekanan uap dimana jumlah zat cair yang menguap sama dengan jumlah uap yang mengembun
(pada kesetimbangan) disebut tekanan uap kesetimbangan zat cair. Tekanan uap zat cair tergantung dari gaya
antar molekul. Bila gaya antar molekul zat cair tinggi, maka tekanan uapnya rendah. Jika gaya antar molekul zat
cair lemah, maka tekanan uapnya tinggi. Bila suhu dinaikkan, maka tekanan uap akan bertambah.
B C
A
Kurva Pendinginan
Kurva pendinginan
menunjukan B C
hubungan suhu
dengan energi yang
dilepaskan D E
beberapa zat
Panas dihilangkan
Panas dihilangkan
Tekanan Uap Zat Padat
Tekanan uap kesetimbangan zat padat adalah tekanan uap yang berada dalam
kesetimbangan dengan zat padat. Tekanan zat padat juga bergantung dari gaya tarik molekul dalam
zat padat itu. Pada senyawa ion padat, gaya tarik antar ion sangat kuat sehingga tekanan uapnya
akan lebih rendah dari senyawa molekul.
Diagram Fasa
Pertemuan antara fasa padat, cair, dan gas yang berada dalam
kesetimbangan disebut titik triganda (triple point). Sedangkan,
kurva kesetimbangan antara fase padat, cair, dan gas, sebagai
fungsi suhu dan tekanan disebut diagram fasa.