Anda di halaman 1dari 26

Kristallografi

Minggu 5 ( Indicess Miller dan Sudut dua bidang)


Bidang-bidang kristal
• Bidang kristal merupakan bidang atau bentuk
luar kristal yang mencerminkan bermacam-
macam gambaran daripada kristal dengan pola
atau bentuk yang selalu terlihat sama.
• Perbedaan ukuran butiran kristal terjadi karena
adanya perbedaan waktu pembekuan atau
proses pengkristalan.
• Dengan cara mengetahui besarnya sudut
tumpuan antara dua bidang kristal, maka sifat
bangun kristal yang selalu sama dapat diketahui.
Pada gambar terlihat 2 bangun yg sama dg sudut
tumpuan α.
α
B
A

Berdasarkan percobaan Nicolaus Steno (1638-1686)


terhadap kristal kuarsa, ternyata bagaimanapun
keadaan kristal tersebut, baik ukurannya, cara
terjadinya (secara bebas atau tidak bebas) walaupun
bentuk luarnya berbeda ternyata sudut antar bidang
kristal yang sejenis akan selalu sama besarnya.
Pengukuran besarnya sudut tumpuan antara dua
bidang kristal akan menunjukkan identitas kristal
tersebut.
Nicholas Steno (1638-1686)
– Constancy of interfacial angles in quartz
The Law of Constancy of Angle
(Hukum Kekekalan Sudut)
1. Sudut antara dua bidang dalam satu individu
kristal selalu tetap atau konstan, tidak akan
berubah walaupun bidang-bidang kristalnya
bergeser tempat karena pertumbuhan.
α
α a b
a b

c d

(A)
(B)
2. Sudut antara dua bidang suatu hablur sama
besarnya dengan sudut yang bersamaan pada
individu lain pada jenis mineral yang sama.

α α

(C) (D)
• Pada gambar (A) dan (B) terlihat adanya
penyisipan bidang c dan d shg jumlah bidang (B)
lebih banyak, tetapi sudut α akan selalu tetap.
Dalam hal ini kristal (A) seolah-olah mengalami
pertumbuhan pada arah vertikal sehingga menjadi
kristal (B)
• Kristal (C) dan (D) tampak mempunyai sifat
sama dalam besar sudutnya (bidang yg diarsir),
walaupun bentuknya berbeda. Bentuk kristal (C)
tetap, sedangkan kristal (D) berkembang
memanjang.
Cara pengukuran sudut antar bidang kristal
Ada beberapa cara pengukuran sudut antar
bidang kristal, mulai dari yang paling
sederhana sampai yang paling terperinci
antara lain :
1. Cara sederhana dengan Goniometer kontak
dan goniometer refleksi
2. Cara yang lebih teliti dengan peralatan yang
memakai bantuan cahaya yaitu Theodolit dan
Goniometri Wollaston.
Pengertian Sudut antar Bidang
• Sudut antar bidang dalam kristalografi adalah
sudut yang dibentuk oleh garis normal antara
dua buah bidang.
• Jika dilihat pada skema di bawah, maka sudut
antar bidang merupakan sudut internal.
Pengukuran Sudut antar Bidang
• Sudut antar bidang diukur dengan goniometer.
• Dalam skema pengukuran di bawah, sudut antar
bidang adalah 40o, bukan 140o.
Penentuan Kedudukan Kristal dalam 3 Dimensi
Z(+)
(~~L3)
c(+)

Y(+)
b(+) (~L2~)
a(+)
(L1~~)
X(+)

Bidang yang bergaris merah adalah bidang kristal dalam


koordinat (L1,L2,L3) sedangkan bidang yg diarsir adalah
bidang yg memotong unit-unit pada sistem sumbu, masing-
masing satu satuan ukur yg disebut sebagai bidang satuan
(bidang yg akan ditentukan kedudukannya)
Untuk menggambarkan kedudukan kristal dalam 3-D ada
2 cara penulisannya :
1. KOEFISIEN WEISS ( uvw) : Bagian yg terpotong
Satuan Ukur

2. INDICES MILLER (hkl) : Satuan Ukur


Bagian yang terpotong

Parameter semua sumbu kristal selalu dalam angka yang


rasional sehingga koefisien Weiss akan selalu merupakan
bilangan bulat sederhana, termasuk bilangan tak hingga
(~) yaitu bidang yang tidak memotong sumbu atau bidang
yang sejajar dengan sumbu. Koefisien Weiss sesuai dengan
yang terdapat pada gambar sedangkan indices miller
digunakan untuk perhitungan.
Indeks Miller pada Kristal dengan 3 Sumbu
Kristalografis
Indeks Miller (Miller Indices) adalah bilangan bulat sederhana atau nol
yang menunjukkan “reciprocal” dari perpotongan suatu bidang kristal
dengan sumbu kristalografisnya (fractional intercepts/parameter Weiss)
dengan kata lain:

Indeks Miller adalah kebalikan dari harga fractional intercepts  dibulatkan


dan ditulis dalam kurung kecil.

Secara umum diberi simbol (hkl), dimana:

 h merepresentasikan perpotongan di sumbu kristalografis a

 k merepresentasikan perpotongan di sumbu kristalografis b

 l merepresentasikan perpotongan di sumbu kristalografis c

 h, k, dan l selalu merupakan bilangan integer

Page  13
Contoh Penentuan Indeks Miller

Penentuan Indeks
Miller untuk bidang
yang memotong
sumbu a, b, dan c.
a=b=c
abc

Sumbu a b c
Unit perpotongan 1 1 1

Resiprokal

Indeks Miller 1 1 1

Indeks Miller untuk bidang tersebut adalah (hkl) = (111)


Page  14
Contoh Penentuan Indeks Miller

Penentuan Indeks
Miller untuk bidang
yang memotong
sumbu a dan b dan
a=b=c sejajar sumbu c.
abc

Sumbu a b c
Unit perpotongan 1 1 
Resiprokal

Indeks Miller 1 1 0

Indeks Miller untuk bidang tersebut adalah (hkl) = (110)


Page  15
Contoh Penentuan Indeks Miller

Penentuan Indeks
Miller untuk bidang
yang memotong
sumbu a dan sejajar
a=b=c dengan sumbu b
abc dan c.

Sumbu a b c
Unit perpotongan 1  
Resiprokal

Indeks Miller 1 0 0

Indeks Miller untuk bidang tersebut adalah (hkl) = (100)


Page  16
Contoh Penentuan Indeks Miller

a≠b≠c c
abc
Penentuan Indeks
1c
Miller untuk bidang
1a
1b yang memotong
b sumbu a, b, dan c.
a

Sumbu a b c
Unit perpotongan 1 1 1

Resiprokal

Indeks Miller 1 1 1

Indeks Miller untuk bidang tersebut adalah (hkl) = (111)

Page  17
a b c
Gambar a : Koef weiss = [1~~]
Indices Miller : (1/1 1/~ 1/~) = (100)
Gambar b : Koef weiss = [11~]
Indices Miller : (1/1 1/1 1/~) = (110)
Gambar c : Koef weiss = [111]
Indices Miller : (1/1 1/1 1/1) = (111)
Bidang Parameter
Jika terdapat beberapa bidang kristal yang indeks Miller-nya berbeda,
bidang parameter yang akan dijadikan acuan satuan panjang 1a, 1b, dan
1c adalah bidang terbesar yang memotong semua sumbu kristal.

Bidang parameter Pada gambar di samping terdapat


bidang pada piramida kecil dan
pada piramida besar, kedua
bidang tersebut akan memberikan
satuan perpotongan sumbu yang
berbeda.

Dalam hal ini terdapat konsensus


bahwa bidang yang diacu untuk
menetapkan satuan perpotongan
sumbu adalah bidang yang lebih
besar. Bidang ini disebut sebagai
bidang parameter yang
mempunyai indeks Miller (111).
Page  19
Bidang Parameter

Jika bidang parameter telah ditentukan,


maka bidang pada piramida kecil dapat
Bidang (113)
ditentukan indeks Miller-nya.

Bidang tersebut memotong sumbu-


sumbu kristalografis sepanjang 2a, 2b,
dan 2/3c.

Resiprokal perpotongan sumbu a, b, c


secara berurutan adalah:

Bilangan tersebut kemudian disederhanakan


menjadi bilangan integer sehingga indeks Miller
untuk bidang yang dimaksud adalah (hkl) = (113)
Page  20
Indeks Miller pada Kristal dengan 3 Sumbu
Kristalografis
 Bidang yang memotong sumbu kristalografis positif maka indeks Miller
yang terkait dengan sumbu tersebut dinyatakan secara positif.
 Demikian pula sebaliknya jika bidang memotong sumbu kristalografis
negatif maka indeks Miller yang terkait dengan sumbu tersebut
dinyatakan dengan tanda negatif atau bar.

Page  21
Indeks Miller-Bravais pada Kristal dengan 4 Sumbu
Kristalografis
 Untuk notasi bidang pada kristal dengan 4 sumbu
kristalografis, dinyatakan dengan indeks Miller-Bravais
(hkil), dimana:
– h merepresentasikan perpotongan di sumbu kristalografis a1
– k merepresentasikan perpotongan di sumbu kristalografis a2
– i merepresentasikan perpotongan di sumbu kristalografis a3
– l merepresentasikan perpotongan di sumbu kristalografis c
– h + k + i = 0, atau i = -(h + k)
 Pada contoh model kristal di samping, perpotongan
bidang yang diarsir adalah 1a1, a2, -1a3, c. Sehingga
indeks Miller-Bravais untuk bidang tersebut adalah (1010)
atau (100) jika dinyatakan tanpa menyertakan notasi ‘i’.

Page  22
Notasi Bidang pada Kristal dengan 4 Sumbu
Kristalografis

(1010) (1120) (1121)


Page  23 (100) (110) (111)
Notasi untuk Form

 Form adalah satu set bidang kristal yang saling terkait


oleh unsur simetri. Form dapat terdiri dari satu hingga
banyak bidang. Bidang-bidang pada form dapat
dinyatakan dengan indeks Miller atau Miller-Bravais untuk
salah satu bidang dengan menggunakan kurung kurawal
{hkl} atau {hkil}.
c
Kristal berbentuk kubus di samping
mempunyai 6 bidang. Untuk memberi notasi
form maka dipilih salah satu bidang misalnya (001)
bidang (100) (umumnya yang positif).
(010) (100)
Sehingga notasi untuk form kubus adalah
{100} yang mewakili keenam bidang tersebut. (100) (010)

a (001)
b

Page  24
Notasi untuk Form

Gambar di samping adalah model kristal


ortorombik yang mempunyai bidang-bidang yang
membentuk form rombik-dipiramidal, yaitu:

(111), (111), (111), (111), (111), (111), (111), (111)

Form tersebut diberikan notasi {111}

Terdapat 1 form rombik-dipiramidal yang lain


yang dapat diberikan notasi {113}.

Page  25
Notasi untuk Form

(001)

(111)

(110)

Model kristal di atas dibentuk oleh


beberapa form:
• Form pinacoid {001}
• Form tetragonal dipyramid {111}
• Form tetragonal prism {110}

Page  26

Anda mungkin juga menyukai