c d
(A)
(B)
2. Sudut antara dua bidang suatu hablur sama
besarnya dengan sudut yang bersamaan pada
individu lain pada jenis mineral yang sama.
α α
(C) (D)
• Pada gambar (A) dan (B) terlihat adanya
penyisipan bidang c dan d shg jumlah bidang (B)
lebih banyak, tetapi sudut α akan selalu tetap.
Dalam hal ini kristal (A) seolah-olah mengalami
pertumbuhan pada arah vertikal sehingga menjadi
kristal (B)
• Kristal (C) dan (D) tampak mempunyai sifat
sama dalam besar sudutnya (bidang yg diarsir),
walaupun bentuknya berbeda. Bentuk kristal (C)
tetap, sedangkan kristal (D) berkembang
memanjang.
Cara pengukuran sudut antar bidang kristal
Ada beberapa cara pengukuran sudut antar
bidang kristal, mulai dari yang paling
sederhana sampai yang paling terperinci
antara lain :
1. Cara sederhana dengan Goniometer kontak
dan goniometer refleksi
2. Cara yang lebih teliti dengan peralatan yang
memakai bantuan cahaya yaitu Theodolit dan
Goniometri Wollaston.
Pengertian Sudut antar Bidang
• Sudut antar bidang dalam kristalografi adalah
sudut yang dibentuk oleh garis normal antara
dua buah bidang.
• Jika dilihat pada skema di bawah, maka sudut
antar bidang merupakan sudut internal.
Pengukuran Sudut antar Bidang
• Sudut antar bidang diukur dengan goniometer.
• Dalam skema pengukuran di bawah, sudut antar
bidang adalah 40o, bukan 140o.
Penentuan Kedudukan Kristal dalam 3 Dimensi
Z(+)
(~~L3)
c(+)
Y(+)
b(+) (~L2~)
a(+)
(L1~~)
X(+)
Page 13
Contoh Penentuan Indeks Miller
Penentuan Indeks
Miller untuk bidang
yang memotong
sumbu a, b, dan c.
a=b=c
abc
Sumbu a b c
Unit perpotongan 1 1 1
Resiprokal
Indeks Miller 1 1 1
Penentuan Indeks
Miller untuk bidang
yang memotong
sumbu a dan b dan
a=b=c sejajar sumbu c.
abc
Sumbu a b c
Unit perpotongan 1 1
Resiprokal
Indeks Miller 1 1 0
Penentuan Indeks
Miller untuk bidang
yang memotong
sumbu a dan sejajar
a=b=c dengan sumbu b
abc dan c.
Sumbu a b c
Unit perpotongan 1
Resiprokal
Indeks Miller 1 0 0
a≠b≠c c
abc
Penentuan Indeks
1c
Miller untuk bidang
1a
1b yang memotong
b sumbu a, b, dan c.
a
Sumbu a b c
Unit perpotongan 1 1 1
Resiprokal
Indeks Miller 1 1 1
Page 17
a b c
Gambar a : Koef weiss = [1~~]
Indices Miller : (1/1 1/~ 1/~) = (100)
Gambar b : Koef weiss = [11~]
Indices Miller : (1/1 1/1 1/~) = (110)
Gambar c : Koef weiss = [111]
Indices Miller : (1/1 1/1 1/1) = (111)
Bidang Parameter
Jika terdapat beberapa bidang kristal yang indeks Miller-nya berbeda,
bidang parameter yang akan dijadikan acuan satuan panjang 1a, 1b, dan
1c adalah bidang terbesar yang memotong semua sumbu kristal.
Page 21
Indeks Miller-Bravais pada Kristal dengan 4 Sumbu
Kristalografis
Untuk notasi bidang pada kristal dengan 4 sumbu
kristalografis, dinyatakan dengan indeks Miller-Bravais
(hkil), dimana:
– h merepresentasikan perpotongan di sumbu kristalografis a1
– k merepresentasikan perpotongan di sumbu kristalografis a2
– i merepresentasikan perpotongan di sumbu kristalografis a3
– l merepresentasikan perpotongan di sumbu kristalografis c
– h + k + i = 0, atau i = -(h + k)
Pada contoh model kristal di samping, perpotongan
bidang yang diarsir adalah 1a1, a2, -1a3, c. Sehingga
indeks Miller-Bravais untuk bidang tersebut adalah (1010)
atau (100) jika dinyatakan tanpa menyertakan notasi ‘i’.
Page 22
Notasi Bidang pada Kristal dengan 4 Sumbu
Kristalografis
a (001)
b
Page 24
Notasi untuk Form
Page 25
Notasi untuk Form
(001)
(111)
(110)
Page 26