Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 3

B. Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita


(novel) sejarah

Amriko Setyawan
Eka Septiana
Fira Anggraini
Intan Kurniawati
Nunung Tri W
a. Menganalisis Kebahasaan Teks Cerita (novel)
Sejarah
1. Kalimat yang sering digunakan oleh pengarang dalam menulis teks
cerita sejarah didominasi oleh kalimat yang menyatakan peristiwa
masa lampau. Kalimat ini menyatakan bahwa perbuatan atau peristiwa
sudah dilakukan atau sudah pernah terjadi.
Contoh, Di masa pemerintahan Hayam Wuruk, Gajah Mada benar-benar
menunjukkan kepiawaiannya dalam mempersatukan nusantara.

2. Konjungsi atau kata penghubung yang biasa digunakan dalam teks


cerita sejarah adalah konjungsi temporal. Konjungsi temporal ini
berfungsi untuk mengurutkan suatu keadaan atau suatu peristiwa
secara kronologis. Tujuan penggunaan konjungsi temporal ini adalah
agar kalimat yang dituangkan oleh pengarang mudah dipahami
maksudnya.
Contoh konjungsi temporal adalah sejenak kemudian, sejak, setelah itu,
kemudian, dan mula-mula.
3. Kata kerja yang berfungsi menunjukkan kalimat tak langsung acapkali
digunakan bahkan mendominasi dalam teks cerita sejarah. Jenis kata kerja yang
digunakan adalah kata kerja atau verba aksi, misal tidur, makan, minum, belajar,
dan membaca. Penggunaan kata kerja aksi ini dilakukan untuk mendukung
sebuah fakta atau peristiwa yang terjadi

4. Adjektiva atau kata sifat digunakan untuk memperkuat karakter tokoh. selain
itu, kata sifat berfungsi untuk menggambarkan suasana dan tempat terjadinya
peristiwa.
Contoh, Kemakmuran di desa nelayan itu tidak selamanya abadi. Ada saatnya
naik dan ada saatnya pula turun bak gelombang pasang yang datang. Sudah dua
bulan terakhir angin kencang selalu melanda desa itu. Jika sudah demikian, tidak
seorang nelayan pun berani mencari ikan menggunakan perahu, bahkan dengan
perahu motor pun tidak berani.

5. Untuk lebih meyakinkan makna yang terkandung dalam suatu narasi atau
percakapan, pengarang teks cerita sejarah biasanya masih menggunakan
kosakata daerah. Kosakata itu dianggap lebih mengena atau tepat dalam
konteks kalimat untuk menyampaikan sebuah gagasan.
Misal, gegayuhan, kumaha, nyanda, dan ngapurancang.
6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditandai dengan oleh tanda petik ganda
(“…..”) dan kata kerja yang menunjukan tuturan langsung.

7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) un tuk menggambarkan


tokoh, tempat atau suasana
 Rumah yang nyaman dapat membuat penghuninya merasa lebih tentram.
 Perusahaan besar itu memiliki karyawan yang sangat banyak.
 Budi membeli sepatu sepakbola berwarna biru.
 Pengajuan kredit akan segera disetujui setelah proses observasi dilakukan.
 Seorang guru akan merasa bangga jika semua siswa didiknya lulus dan
mendapatkan nilai yang memuaskan
b. Makna Kias Yang Terdapat Dalam Teks Cerita
(novel) Sejarah
• sebuah kata atau ungkapan terkadang mempunyai makna sebenarnya atau
makna tidak sebenarnya. Makna sebenarnya atau makna yang sesuai dengan
yang ada dalam kamus disebut dengan makna denotatif.
• Sedangkan makna tidak sebenarnya sering disebut sebagai makna kias atau
konotatif. Makna denotatif dan makna konotatif merupakan beberapa contoh
dari jenis jenis makna kata dalam bahasa Indonesia.
• Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kias diartikan sebagai
perbandingan atau ibarat. Makna kias sendiri diartikan sebagai sebuah makna
atau arti dari kata atau ungkapan yang mengandung pengandaian atau
pengibaratan.
Contoh sederhana makna kias ini misal pada kata “buah tangan”. Makna kias dari
“buah tangan” adalah oleh-oleh.
Contoh makna kias
• Duduk perut: sedang hamil Saat ini,
istri dari Pak Soleh tengah duduk perut.
• Utang Budi: jasa baik yang mesti dibayar
Aku sangat berutang budi padamu.
• Air mandi: kebiasaan Kegiatan ronda
di kampung ini sudah menjadi air mandi.
• Angkat kaki: pergi Dengan sangat tidak hormat,
Epi harus angkat kaki dari indekos yang telah dia sewa selama ini.
• Empat mata: bicara berdua Semalam,
aku sudah bicara empat mata dengannya.
• Makan besar: pesta makan dan minum yang diadakan secara
besar-besaran.
Pak Mahmud mengadakan acara makan besar yang dihadiri
sejumlah koleganya.
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya,
biasanya mengiaskan.
maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan,
perumpamaan); atau ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi
perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan
tingkah laku.
Perhatikan contoh berikut ini!
1) Datang tampak muka pergi tampak punggung.
Artinya: datang dengan baik, pergi pun dengan baik-baik pula.
2) Seperti anak- ayam kehilangan induknya.
Artinya: suatu kelompok yang terpecah-pecah karena ditinggal
pemimpinnya.

Anda mungkin juga menyukai