Anda di halaman 1dari 30

Asuransi

Afif M Taftazani, STP., MSi


Asuransi

Transfer
Risiko

Sharing Kerugian : mengkumulasi dana


individu untuk memenuhi klaim
kerugian

2
Karakteristik Asuransi
 Dasar Operasi : the law of large number
 Semakin banyak eksposur atau risiko yang serupa,
semakin kecil penyimpangan kerugian
 Contoh 1 individu, risiko kematian tinggi (gambling). 100,
ketidak pastian/risiko berkutang. 500.000, risiko kematian
dapat kurang dari 1%  perusahaan asuransi dapat
memperkirakan kematian dengan cukup akurat,
menentukan premi berdasarkan risiko.
 Dua masalah kontrak asuransi : moral hazard dan adverse
selection.
 Moral hazard : perilaku tidak hati hati karena membeli
premi
 Adverse selection : orang berperilaku ceroboh cenderung
membeli asuransi
 Kedua hal tersebut dapat merugikan perusahaan asuransi
 klaim yang tinggi
 Solusinya premi yang berbeda-beda sesuai tingkat risiko
3
Risiko Yang Dapat Diasuransikan
a. Kerugian Karena Risiko Bisa Ditentukan dan Diukur
 Teoritis, risiko dapat diukur, tetapi prakteknya lebih sulit
 Cth : klaim disability karena kecelakaan, bagaimana
menentukan klaim sudah benar? Apa
divinisidisability?Berapa besar klaim dibayar?
b. Risiko Yang Mempunyai Kemiripan dan Banyak
 Bagi perusahaan asuransi, risiko harus dapat
diperkirakan dimuka  apabila cukup banyak dan mirip
 Contoh risiko kematian
 Risiko ideal diasuransikan : mirip satu sama lain
 Kematian ≠ kebakaran; badai Florida ≠ Jogja, Tentara ≠
pekerja Kantoran
4
Risiko Yang Dapat Diasuransikan
c. Kerugian Karena Ketidaksengajaan/Kecelakaan
 Risiko muncul karena ketidakpastian, kesengajaan
merupakan kepastian  tidak termasuk risiko
ditanggung
 Kesengajaan bagian dari moral hazard
 Dapat terjadi death spiral
d. Kerugian Tidak Diakibatkan oleh Bencana
 Tidak sejalan dengan prinsip Diversivikasi  semua
orang menanggung risiko yang sama
 Diversifikasi lebih lanjut : asuransi antar negara,
reinsurance
5
Risiko Yang Dapat Diasuransikan
e. Kerugian Yang Besar
 Tingkat keekonomisan risiko diasuransikan
f. Probabilitas Terjadinya Kerugian Tidak Terlalu Tinggi
 Terlalu sering terjadi, merugikan perusahaan
asuransi

6
Risiko Yang Dapat Diasuransikan
Contoh Risiko Yang Layak Diasuransikan

Persyaratan Risiko Risiko Risiko


Kebanjiran Topan Disability
Jumlah yang banyak Ya Ya Ya
Kecelakaan atau tidak Ya Ya Barangkali
disengaja
Bisa ditentukan dan Ya Ya Barangkali
diukur
Bukan bersifat bencana Tidak Barangkali Ya
Kerugian besar Ya Ya Barangkali
Probabilitas tidak terlalu Barangkali Ya Barangkali
tinggi
7
Risiko Yang Dapat Diasuransikan
Contoh Risiko Yang Tidak Layak Diasuransikan
Risiko Alasan Ketidaklayakan Diasuransikan
Risiko kerugian bisnis Bersifat cathastrophic yaitu semua bisnis
selama periode merugi. Saat depresi semua membeli
depresi asuransi, sedangkan kondisi baik tidak
ada yang membeli
Kerugian karena Besarnya kerugian sulit diukur, ada
informasi rahasia kemungkinan moral hazard
bicor ke pesaing
Kerugian perdagangan Sulit ditentukan dan diukur karena
di bursa saham volatilitas tinggi. Bersifat cathastrophic
8
Prinsip-Prinsip Asuransi
a. Principle of Indemnity
 Pembeli asuransi (insured) tidak memperoleh uang
pertanggungan melebihi kerugian sebenarnya.
 Fungsi : mencegah moral hazard
 Normalnya tidak boleh memperoleh uang
pertanggungan lebih dari 1 asuransi
 Contoh : kerugian kebakaran 1 M, uang pertanggungan
juga 1 M
b. Principles of Insurable Interest
 Asuransi didasarkan pada adanya kepentingan yang
diasuransikan
 Contoh asuransi jiwa kepala keluarga, asuransi usaha
sewa ruko, asuransi key employee (karyawan kunci)
 Harus disertai dokumen otentik (bukti hubungan
keluarga, sertifikat, surat kontrak, dll)
9
Prinsip-Prinsip Asuransi
c. Principle of Subrogation
 Apabila seseorang membeli asuransi, perusahaan
asuransi berhak atas kas yang akan diterima pihak yang
mengasuransikan dari pihak ketiga.
 Contoh kebakaran gudang Wahyu akibat kelalaian PT X
selaku pemasok bahan bakar, wahyu menuntut ganti
rugi PT X. Perusahaan asuransi berhak menerima ganti
rugi yang dibayar PT X kepada Wahyu
d. Principle of Utmost Good Faith
 Kontrak asuransi didasarkan atas kepercayaan bersama
dan kejujuran  pelanggaran prinsip kejujuran, kontrak
asuransi dapat dibatalkan
 Standar kejujuran : representasi, waranties,
penyembunyian, kesalahan
10
Prinsip-Prinsip Asuransi
d. Principle of Utmost Good Faith
 Representasi
Pernyataan pemohon asuransi (pembeli) sebelum polis
asuransi dikeluarkan. Jika informasi tidak benar dan
ketidakjujuran material, kontrak asuransi dapat
dibatalkan. Perusahaan asuransi tidak berkewajiban
membayar uang pertanggungan.
 Waranties
Klausul kontrak yang menyatakan bahwa sebelum
perusahaan asuransi mempunyai kewajiban, maka
kondisi, fakta, situasi yang mempengaruhi risiko harus
ada.
Contoh, asuransi kebakaran gedung harus ada alat
pemadam api, detektor asap
11
Prinsip-Prinsip Asuransi
d. Principle of Utmost Good Faith
 Penyembunyian
Infoemasi material harus disampaikan, meskipun tidak
ditanyakan dan berisiko ditolaknya aplikasi atau
meningkatnya premi.
 Kesalahan
Kesalahan kontrak dapat dilakukan setelah polis
asuransi dikeluarkan.
Kesalahan ini adalah kesalahan bersama, bukan
kesalahan karena salah keputusan.
Contoh salah ketik premi tanggungan harusnya Rp1 juta
perbulan ditulis Rp10 juta perbulan, tetapi dibiarkan
penerima premi. Pengadilan dapat memberikan koreksi
menjadi Rp1 juta per bulan.
12
Industri Asuransi
a. Asuransi Personal dan Asuransi Properti dan
Kecelakaan
 Risiko personal yang dapat diasuransikan adalah risiko
yang timbul dari kejadian yang dapat mengganggu
pendapatan seseorang.
 Contoh : kecelakaan, cacat permanen, tidak dapat
bekerja, pendapatan terganggu
 Asuransi Properti dan Kecelakaan menanggung risiko
yang yang dapat menghancurkan properti (kekayaan)
yang ada
b. Asuransi Sukarela dan Wajib
 Asuransi sukarela, secara sukarela diasuransikan
 Asuransi wajib contohnya asuransi kecelakaan pada
pengurusan STNK
13
Industri Asuransi
c. Asuransi Publik dan Swasta
 Asuransi Swasta : Prudential, Alianze, Beringin, dll
 Asuransi diselenggarakan negara : Jamsostek, BPJS
d. Reasuransi
 Reasuransi dapat dilakukan dengan membeli asuransi
perusahaan lain atau perusahaan reasuransi.
 Perusahaan asuransi yang mentransfer risiko : ceding
company
 Perusahaan lain yang menerima risiko tersebut :
reinsurer
 Risiko yang dipertahankan : line atau retention
 Risiko yang diasuransikan : cession
 Proses transfer risiko : retrocession
14
Industri Asuransi
Pertumbuhan Perusahaan Asuransi (OJK, 2014)
No Keterangan 2011 2012 2013 2014
1 Asuransi Jiwa / Insurance Life 45 47 49 50
a. Swasta Nasional / National Private 26 28 30 31
b. Patungan / Joint Venture 19 19 19 19
2 Asuransi Umum / Non Life Insurance 85 84 82 81
a. Swasta Nasional / National Private 66 66 65 64
b. Patungan / Joint Venture 19 18 17 17
3 Reasuransi / Reinsurance 4 4 4 5
a. Swasta Nasional / National Private 4 4 4 5
b. Patungan / Joint Venture ─ ─ ─ ─
4 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial / 2 2 2 2
Agencies Administering of Social
5 Penyelenggara Asuransi Wajib / 3 3 3 3
Companies Administering of Mandatory Insurance
6 Jumlah / Total 139 140 140 141
7 Pialang Asuransi / Insurance Brokers 138 150 153 157
8 Pialang Reasuransi / Reasurance Brokers 27 29 29 31
9 Penilai Kerugian Asuransi / Loss Adjusters 27 26 25 26
10 Jumlah / Total 192 205 207 214
15 11 Jumlah / Total 331 345 347 355
Industri Asuransi
Rasio Premi Bruto Tahun 2010-2014
Tahun Premi Bruto / Gross Premium Produk Domestik Bruto / Gross Ratio /
Domestic Product Ratio
Jumlah / Total Pertumbuhan / Jumlah / Total (b) Pertumbuhan / (a/b)
(a) Growth (YoY) Growth (YoY)
2010 125,12 17,5% 6.422,90 14,4% 1,95%
2011 153,13 22,40% 7.427,10 15,60% 2,06%
2012 175,89 14,90% 8.241,90 11,00% 2,13%
2013 193,06 9,80% 9.084,00 10,20% 2,13%
2014 247,29 28,0% 10.542,70 16,10% 2,35%
Sumber : BPS berdasarkan Harga yang Berlaku dalam Triliun Rupiah

16
Industri Asuransi
Rasio Premi Bruto Tahun 2010-2014
Tahun Kerugian & Asuransi Jiwa Asuransi Asuransi Wajib TOTAL
Reas. Sosial
Jumlah Growth Jumlah Growth Jumlah Growth Jumlah Growth
(%) (%) (%) (%)
2010 32,05 10,6 75,54 22,4 5,73 12,4 11,8 11,0 125,12
2011 38,83 21,2 93,99 24,4 6,75 17,8 13,54 14,7 153,11
2012 44,91 15,7 107,94 14,8 7,81 15,7 15,23 12,5 175,89
2013 53,19 18,4 113,22 4,9 10,35 32,5 16,31 7,1 193,07
2014 54,67 2,8 112,88 -0,3 69,44 570,9 10,29 -36,9 247,28

Sumber : OJK, 2014

17
Industri Asuransi
Alokasi Premi Bruto Menurut Sektor Usaha Tahun 2014 (Triliun)

Catatan : Total Premi Bruto pada Tahun 2014 adalah Rp247,29 triliun
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi per 31 Desember 2014
18
Industri Asuransi
Pertumbuhan Klaim Bruto VS Premi Bruto 2010-2014 (Triliun)
Tahun KLAIM Premi Rasio
Kerugian & Asuransi Asuransi Asuransi TOTAL Kenaikan Klaim-
Reas. Jiwa Sosial Wajib (Penurunan) Premi
(%) (%)
2010 13,91 51,97 3,02 14,84 83,74 13,9 51,97 161,1
2011 15,05 59,19 3,51 10,03 87,78 4,8 59,19 148,3
2012 20,19 70,89 3,85 12,73 107,7 22,6 175,89 61,2
2013 21,59 75,2 4,71 14,8 116,3 8,0 193,07 60,2
2014 27,93 71,82 56,66 7,01 163,4 40,5 247,29 66,1

19
Industri Asuransi
Jumlah Aset Industri Asuransi 2010-2014 (Triliun)
Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014
Asuransi Jiwa 188,46 228,8 270,29 293,74 368,06
Asuransi Kerugian 45,9 54,67 71,96 100,99 116,46
Reasuransi 2,37 3,21 4,69 6,45 10,29
Asuransi Sosial 107,03 121,93 144,96 162,16 209,41
Asuransi Wajib 61,46 73,14 92,12 96,38 103,46
Jumlah 405,22 481,75 584,02 659,72 807,68

Aset Industri
Asuransi Menurut
Jenis Usaha
Tahun 2014

20
Industri Asuransi
Jumlah Investasi Industri Asuransi 2010-2014 (Triliun)
Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014
Asuransi Jiwa 167,7 203 239,79 253,21 318,49
Asuransi Kerugian 33,5 39,9 47,95 56,9 56,81
Reasuransi 1,7 2,5 3,49 4,34 6,8
Asuransi Sosial 103,7 117,5 139,68 156,96 193,49
Asuransi Wajib 49,8 56,7 66,41 67,04 72,77
Jumlah 356,4 419,6 497,32 538,45 648,36

Persentase
Investasi Untuk
Setiap Sektor
Usaha Tahun
2014
21
Industri Asuransi
Portofolio Investasi Industri Asuransi Tahun 2014

22
Fungsi Yang Dilakukan Perusahaan Asuransi
a. Produksi
b. Underwriting
c. Penentuan Premi
d. Manajemen Klaim
e. Investasi Oleh Perusahaan Asuransi

23
Fungsi Yang Dilakukan Perusahaan Asuransi
a. Produksi
 Produksi = penjualan asuransi  law of the large
numbers
b. Underwriting
 Adalah fungsi untuk memilih asuransi yang akan
ditanggung oleh perusahaan asuransi
 Tujuan underwriting : melihat pemohon agar tidak
memiliki risiko atau tidak menghasilkan kerugian
yang menyimpang jauh dari perkiraan
 Contoh : risiko kematian asuransi jiwa umur 35th
0,05. Bisa jauh lebih tinggi apabila punya riwayat
penyakit serius (jantung, ginjal)  ditolak.
24
Fungsi Yang Dilakukan Perusahaan Asuransi
b. Underwriting
 Risiko tertentu sulit, tidak efisien ditanggung
perusahaan (risiko nuklir, kecelakaan pesawat) 
sindikasi asuransi
 Asosiasi sindikasi asuransi : Industrial Risk Insurers
(IRI), meng-underwite semua tipe asuransi properti
kecelakaan dengan spesialisasi instalsi
perminyakan dan pabrik industrial.

25
Fungsi Yang Dilakukan Perusahaan Asuransi
c. Penentuan Premi
 Dihitung dengan : kerugian yang diperkirakan, ditambah
target keuntungan, menghitung jumlah eksposur
(kontrak) diperoleh, kemudian membagi perkiraan
kerugian dengan jumlah kontrak.
 Perlu dilakukan klasifikasi risiko, misal risiko kematian :
kelompok umur, kebiasaan. Risiko kebakaran :
peralatan anti kebakaran, lokasi
 Contoh perhitungan premi :
Perusahaan asuransi diperkirakan membayar kerugian
kecelakaan mobil Rp1 miliar per tahun. Diperkirakan
perusahaan asuransi memperoleh 1.000 kontrak
asuransi. Target laba dan cadangan Rp200.000 per
kontrak asuransi. Dengan demikian premi dihitung sbb:
26
Fungsi Yang Dilakukan Perusahaan Asuransi
c. Penentuan Premi
 Premi sebelum target laba = Rp1 miliar/1.000 = Rp1
juta
 Premi setelah target laba = Rp1 jt + 200 rb =Rp1,2jt
 Alternatif lain dengan target laba, misal 30% :
Premi = premi sebelum margin + (margin x premi)
Premi = Rp1jt + (0,3 x premi)
Premi = Rp1,3jt
 Premi harus diperhitungkan menurut tingkat risiko.
Semakin tinggi tingkat risiko, nilai premi juga
semakin tinggi.
27
Fungsi Yang Dilakukan Perusahaan Asuransi
d. Manajemen Klain
 Klaim harus dimanajemen dengan baik : inspeksi
lapangan membuktikan kebenaran klaim, menaksir
besarnya kerugian, menentukan perlu penyesuaian
klaim atau tidak dan berapa besarnya, menyetujuai
dan membayarkan klaim.
 Petugas inspektor : adjusters.
e. Investasi Oleh Perusahaan Asuransi
 Premi yang diterima, diinvestasikan terlebih dulu
sebelum dibayarkan ke pemegang polis asuransi.
 Investasi juga berguna menguransi beban premi
bagi nasabah, meningkatkan daya saing premi
28
Fungsi Yang Dilakukan Perusahaan Asuransi
f. Fungsi Lainnya
 Riset pemasaran, manajemen SDM, pendanaan
dan fungsi-fungsi akuntansi

29
Pertanyaan Diskusi
1. Jelaskan apakah risiko berikut ini layak diasuransikan
a. Perusahaan pakaian ingin mengasuransikan harga pakaiannya tidak
turun lebih dari 10%. Jika turun 10% perusahaan asuransi akan
membayar kerugian tersebut.
b. Risiko dari kerugian karena pangsa pasar perusahaan direbut oleh
pesaing yang memiliki produk yang baik
2. Tahun 2005 indonesia membentuk lembaga penjamin simpanan (LPS).
Lembaga tersebut menjadi perusahaan asuransi untuk deposito bank-
bank umum di Indonesia. Keberadaannya diharapkan bisa mengurangi
problem kepanikan yang berakibat pada bank run atau bank rush. Tetapi
masalah yang muncul adalah problem moral hazard.
a. Jelaskan bagaimana moral hazard dalam kontek tersebut dapat
terjadi?
b. Bagaimana alternatif pemecahaanya?
3. Uraikan dengan bahasa anda sendiriprinsip-prinsip yang mendasari
bisnis dan kontrak asuransi
4. Banyak yang berpendapat asuransi di Indonesia belum banyak
berkembang. Dengan kata lain potensi perkembangan asuransi di
Indonesia masih cukup terbuka. Diskusikan pernyataan tersebut dan
diskusikan wilayah-wilayah yang masih potensial diasuransikan
5. Misalkan perusahaan asuransi akan asuransi untuk kecelakaan mobil.
Kembangkan kerangka analisis untuk menjawab pertanyaan tersebut.
30

Anda mungkin juga menyukai