Anda di halaman 1dari 17

Identifikasi risiko pada dasarnya adalah suatu kegiatan

untuk mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan


kegiatan usaha.

• Klasifikasi Kerugian
1. Kerugian Hak Milik (Property Losses) yang terdiri :
• Kerugian langsung
• Kerugian tidak langsung
• Kerugian pendapatan (net income losses)
2. Kewajiban Mengganti Kerugian Orang Lain (Liability Losses)
3. Kerugian Personalia (Personnel Losses)
• Kerugian bagi perusahaan
• Kerugian bagi keluarga pegawai
Penggunaan Checklist
Langkah kedua dalam identifikasi risiko adalah menggunakan
checklist yang dibangun pada langkah pertama, untuk menemukan
risiko dan menjelaskan jenis-jenis kerugian yang dihadapi oleh
suatu perusahaan.

Metode yang dianjurkan untuk dipergunakan adalah:


 Kuesioner analisis risiko (Risk analysis questionnaire)
Metode laporan keuangan (Financial statement method)
Metode peta aliran (Flow-chart)
Inspeksi langsung pada objek
Interaksi secara terencana dengan semua bagian yang ada
dalam perusahaan maupun pihak-pihak lain di luar
perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan.
Catatan statistic dari kerugian masa lalu
Analisis lingkungan.
1. Risk Analysis Questionnaire
Analisis ini menjuruskan manajer
risiko untuk memastikan, bahwa
informasi yang diperlukan berkenaan
dengan harta dan operasi perusahaan
tidak ada yang terlupakan. Untuk
memperkuat informasi ini, manajer risiko
akan mempertimbangkan semua sumber
informasi yang digunakan dalam metode-
metode lainnya.
2. Metode Laporan Keuangan
Cara ini dilakukan dengan menganalisis laporan
keuangan yang berupa neraca, laporan laba-rugi dan
catatan keuangan lainnya. Manajer risiko dapat
mengidentifikasikan semua risiko yang berkenaan
dengan harta, utang dan personalia perusahaan.
Laporan keuangan ini kemudian dibandingkan
dengan prediksi keuangan dan anggaran, sehingga
dapat ditemukan ekposure risiko yang mungkin
terjadi, karena setiap transaksi bisnis pada akhirnya
menyangkut uang dan hak milik. Berdasarkan metode
ini, maka setiap accout atau perkiraan, dianalisis
secara mendalam berkaitan dengan kemungkinan
kerugian yang dapat terjadi dari setiap perkiraan itu.
3. Metode Peta Aliran
Peta aliran akan menggambarkan
seluruh rangkaian operasi usaha yang
dimulai dari input sampai dengan
output. Checklist dari kerugian
potensial digunakan untuk masing-
masing milik dan operasi yang terlibat
dalam peta aliran, sehingga
menentukan kerugian yang dihadapi
oleh perusahaan yang bersangkutan.
Berikut diberikan sebuah peta aliran yang
sederhana yang menggambarkan operasi secara
keseluruhan :

Gambar : Peta Aliran


Dengan menggunakan checklist dan peta aliran di
atas dapat dilakukan analisis sebagai berikut :

Kegiatan yang berkenaan dengan harta


Penggantian atau reparasi truk, pabrik, mesin,
bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi yang
dapat disebabkan oleh bencana fisik atau bencana
karena ulah manusia, baik di perusahaan maupun di
luar perusahaan.
Kegiatan yang berkenaan dengan tanggung jawab
Tanggung jawab mengganti kerugian terhadap
kerusakan badan maupun harta pihak langganan
sebab produk yang defektif, terhadap pengunjung
karena bangunan yang rusak dan mencederai,
terhadap yang lain karena kelengahan atau
ketidakhati-hatian pegawai dalam menjalankan
tugasnya, tanggung jawab menurut undang-undang
karena kecelakaan pegawai yang sedang bekerja dan
seterusnya.
Kerugian personal
Kerugian bagi perusahaan karena
sakit, kematian atau cacat (tidak dapat
bekerja lagi) pegawai-pegawai penting
yang menentukan. Kerugian bagi
keluarga pegawai yang bersangkutan
karena sakit, kematian, kesehatan yang
buruk, pensiun atau pemberhentian.
Inspeksi
Dengan mengamati secara langsung jalannya
suatu operasional, (bekerjanya mesin, peralatan,
lingkungan kerja, kebiasaan kerja pegawai dan,
seterusnya), seorang manajer risiko dapat mempelajari
lebih banyak dan meyakinkan tentang hazard yang
mungkin tidak disadari oleh pekerja ataupun yang
mungkin tidak pernah ditemukan dalam laporan
tertulis. Oleh karena itu, inspeksi langsung ke objek
ini merupakan suatu keharusan bagi seorang manajer
risiko.
Interaksi dengan Bagian Lain
Keberhasilan untuk
mengidentifikasi exposure risiko
usaha dipengaruhi oleh kerja sama
yang erat, antara bagian-bagian lain
yang ada dalam perusahaan. Karena,
manajer bagian yang langsung
menghadapi kegiatan, lebih
memahami sifat pekerjaan dan
karakteristik yang dihadapi. Interaksi
ini dimaksudkan untuk memperoleh :
 Pemahaman yang mendalam dari kegiatan suatu
bagian dan bagaimana bagian itu mengidentifikasikan
risiko dari kegiatan yang dilakukan. Manajer risiko
dapat mengadakan Tanya jawab secara langsung
kepada pegawai yang menghadapi pekerjaan tersebut.

 Laporan lisan maupun tertulis dari bagian-bagian


dalam perusahaan itu, baik atas inisiatif sendiri
maupun sebagai laporan rutin yang memuat
informasi-informasi up to date yang dapat dianalisis
untuk mendeteksi kemungkinan risiko yang dapat
terjadi.
Catatan Statistik dari Kerugian
Masa Lalu
Catatan kerugian masa lalu dapat
digunakan sebagai alat evaluasi
tentang kinerja. Sehingga, kinerja-
kinerja yang berpotensi menimbulkan
kerugian perlu dipantau dan
disempurnakan. Misalnya, kualitas
produksi, kualitas pelayanan, dan
sebagainya.
Analisis Lingkungan
Lingkungan yang relevan adalah :
 Langganan
 Pemasok
 Saingan dan
 Undang-undang dan peraturan-peraturan
lainnya.
Hubungan Manajemen Risiko dengan Fungsi-
Fungsi Lain dalam Perusahaan
Pengelolaan risiko usaha berkaitan dengan
fungsi-fungsi perusahaan lainnya, yaitu: akunting,
keuangan marketing, produksi, personalia,
engineering dan maintenance. Bagian-bagian itu, ada
yang menciptakan risiko dan ada yang menjalankan
sebagian fungsi manajemen risiko.

 Hubungan dengan Fungsi Akunting


 Hubungan dengan Fungsi Keuangan
 Hubungan dengan Marketing
 Hubungan dengan Bagian Produksi
 Hubungan dengan Engineering dan Maitenance
 Hubungan dengan Bagian Personalia
 Sumbangan Manajemen Risiko

1. Terhadap Perusahaan
2. Terhadap Keluarga
3. Terhadap Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai