Anda di halaman 1dari 12

Tatalaksana

A. Pembedahan
1. Konservatif
a. Salpingostomi
b. Salpingotomi
2. Radikal
a. Salpingektomi
A. Medikamentosa
Metrotrexate
Tatalaksana Konservatif

Salpingostomi 01

05 Insisi tidak dijahit

Insisi linear pada tepi


02
antimesenteriktuba
Perdarahankoagulasi
04
bedah listrik/laser

bilas produk konsepsi dengan 03


sonde irigasi/forceps 06
genggam
Tatalaksana Konservatif

Salpingotomi Insisi linear pada bilas produk konsepsi


tepi dengan sonde
antimesenteriktuba irigasi/forceps
genggam

Insisi dijahit Perdarahankoagulas


i bedah listrik/laser
Tatalaksana Radikal

Salpingektomi

Tuba dieksisi dengan memotong irisan kecil


pada myometrium di daerah cornu uteri

Jahitan matras angka delapan untuk menutup


myometrium pada sisi reseksi baji

Mesosalping ditutup dengan jahitan terputus


dengan menggunakan benang absorbable
Tatalaksana Medikamentosa

• Methotrexate (MTX)
• analog asam folat  Menginhibisi kerja enzim Dihydrofolate
reduktase  Mempengaruhi sintesis DNA dan multiplikasi
sel  Menghentikan proliferasi trofoblas
• dosis tungal MTX 50 mg/m2 luas permukaan tubuh
• dosis multipel 1 mg/kg (intramuskular) pada hari pertama,
ke-3, 5, dan hari ke-7. Pada terapi dengan dosis multipel
ditambahkan leukovorin dosis 0.1 mg/kg (intramuskular)
pada hari ke-2, 4, 6 dan 8
Tatalaksana Medikamentosa

• Methotrexate (MTX)
• analog asam folat  Menginhibisi kerja enzim Dihydrofolate
reduktase  Mempengaruhi sintesis DNA dan multiplikasi
sel  Menghentikan proliferasi trofoblas
• dosis tungal MTX 50 mg/m2 luas permukaan tubuh
Tatalaksana Medikamentosa

mTX tidak
diberikan lagi
periksa kadar kadar hCG
hCG, fungsi hepar, berkurang 15%
kreatinin, golongan atau lebih periksa hCG setiap
darah minggu sampai
hari ke-4 hasilnya negatif
pemberian MTX
periksa kadar hCG
evaluasi USG
transvaginal/mingg
hari ke-7 diperiksa u.
kembali

Kadar hCG tidak


berkurang,meningk MTX 50 mg/m2
at, menetap selama kedua
interval/minggu
Tatalaksana Medikamentosa

• Actinomycin
Actinomycin intravena selama 5 hari berhasil menterminasi
kehamilan ektopik pada pasien-pasien dengan kegagalan
terapi methotrexate sebelumnya.
• Larutan Glukosa Hiperosmolar
Injeksi larutan glukosa hiperosmolar per laparoskopi
alternatif terapi medis kehamilan tuba yang belum
terganggu.
Komplikasi

• Ruptur tuba atau uterus


• perdarahan masif
• Syok
• DIC
• kematian
• Infeksi
• kerusakan organ sekitar (usus, kandung kemih, ureter, dan
pembuluh darah besar)
Prognosis

• Kematian ibu cenderung menurun dengan diagnosis dini dan


persediaan darah yang cukup
• bila pertolongan terlambat, maka angka kematian akan
meningkat.
• Sedangkan janin biasanya akan mati dan tidak dapat
dipertahankan karena tidak berada pada tempat dimana ia
seharusnya tumbuh
• Pada umumnya kelainan yang menyebabkan kehamilan ektopik
bersifat bilateral. Sebagian dapat menjadi steril setelah
mengalami kehamilan ektopik atau dapat mengalami kehamilan
ektopik lagi pada tuba yang lain.
Pencegahan

• Berhenti merokok akan menurunkan risiko kehamilan ektopik.


• Berhubungan seksual secara aman seperti menggunakan
kondom akan mengurangi risiko kehamilan ektopik
• Kita tidak dapat menghindari 100% risiko kehamilan ektopik,
namun kita dapat mengurangi komplikasi yang mengancam
nyawa dengan deteksi dini dan tatalaksana secepat mungkin.
• Jika memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, maka
kerjasama antara dokter dan ibu sebaiknya ditingkatkan untuk
mencegah komplikasi kehamilan ektopik.
Kesimpulan

• Kehamilan Ektopik ialah kehamilan dimana sel telur setelah


dibuahi (fertilisasi) berimplantasi dan tumbuh di luar
endometrium kavum uteri.
• Beberapa faktor penyebab terjadinya kehamilan ektopik
adalah faktor dalam lumen tuba, faktor dinding tuba, faktor
luar dinding tuba dan faktor lainnya.
• Gambaran klinik klasik untuk kehamilan ektopik adalah trias
nyeri abdomen, amenore, dan perdarahan pervaginam.

Anda mungkin juga menyukai