Anda di halaman 1dari 23

Crohn’s Disease : a clinical update

JOURNAL READING
Yunita Bellina Claudianawati
PENGANTAR

Penyakit Crohn (CD) adalah penyakit radang usus


kronis yang kambuh . Ditandai dengan peradangan
granulomatosa transmural yang dapat
mempengaruhi setiap bagian dari saluran
pencernaan, paling sering ileum, usus besar atau
keduanya.

Prevalensinya terus meningkat selama 50 tahun


terakhir dengan insiden tertinggi dilaporkan di
Eropa utara, Inggris dan Amerika Utara.
GEJALA KLINIS
• Gambaran klinis dari Crohns antara lain,
nyeri perut, penurunan berat badan, dan
adanya darah atau lendir di tinja. Kadang
pasien juga mengeluhkan diare dalam kurun
waktu 4 minggu.
FAKTOR RISIKO

Terjadi sekitar usia 30-39


tahun. Laki-laki tiga kali lebih
Prempuan 10-30% lebih sering mungkin memiliki faktor risiko
daripada laki-laki  Kanada  Jepang dan Korea
dan Selandia

Berhubungan dengan genetik, Merokok meningkatakan risiko


faktor risiko lingkungan,dan terjadinya Crohn.
disregulasi kekebalan terhadap
mikroba usus. Asupan tinggi lemak.
DIAGNOSIS DAN INVESTIGASI
• Ileocolonoskopi lengkap dengan biopsi saat ini merupakan
investigasi diagnostik yang paling banyak digunakan.

• Dapat di temukan granuloma non kantug meskipun hanya


dapat dideteksi 60% pada biopsi.

• Dapat dilakuakan pemeriksaan USG, memiliki sensitivitas dan


spesifisitas 85% pada penegakan diagnosis Crohns.
DIAGNOSIS DAN INVESTIGASI
Penanda serologi yang digunakan adalah antibodi sitoplasma
antineutrofil perinuklear (pANCA) dan anti Saccharomyces
cerevisiae (ASCA).

pANCA yaitu antibodi yang dibentuk melawan protein dalam


lamina neutrofil sedangkan ASCA yaitu antibodi terhadap epitop
mannose dari ragi Saccharomyces cerevisiae .
PERAWATAN

Pada pasien dengan Crohn harus berhenti merokok


karena dampaknya yang berbahaya pada perjalanan
penyakitnya.

Diet seimbang serat tinggi dan konsumsi buah-buahan.


MANAGEMEN FARMAKOLOGI

Obat-obatan seperti kortikosteroid, budesonide


atau mesalazine awalnya diresepkan untuk induksi
remisi.

Terapi imunosupresif faktor nekrosis tumor


(TNF) juga digunakan pada pasien yang refrakter
terhadap terapi konvensional.

Baru-baru ini, vedolizumab dan adalimumab


digunakan untuk pengobatan Crohns disease.
MANAGEMEN BEDAH

• Sebagian besar pasien yang didiagnosis dengan CD akan


menjalani reseksi bedah dalam 10 tahun setelah
didiagnosis. Perawatan bedah diperlukan untuk terapi medis
yang gagal, obstruksi usus berulang, malnutrisi dan
komplikasi septik seperti perforasi dan abses

• Pmbedahan dilakukan dengan Laparascopy.


KEGANASAN
• Pasien dengan Crohn lebih dari 8 tahun memiliki penigkatan
risiko kanker kolorectal.

• Chromoendoscopy juga merupakan teknik yang relatif baru


yang menggunakan aplikasi pewarna atau pigmen topikal
untuk meningkatkan deteksi adanya kelainan mukosa halus
dibandingkan dengan endoskopi cahaya putih biasa.
KESIMPULAN
Setiap pasien dengan Crohns harus dinilai secara individual
untuk menentukan pengobatan paling tepat, dengan
mempertimbangkan usia, lokasi penyakit, tingkat keparahan
penyakit, dan kemungkinan kambuh.

Teknik diagnostik seperti pemeriksaa serologi dan modalitas


pencitraan telah membantu dalam penegakan diagnosis.

Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang terapi dengan


vedolizumab dan ustekinumab dan terapi anti-TNF klasik.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Crohn’s disease merupakan penyakit inflamasi kronis


transmural pada saluran cerna dengan etiologi yang
tidak diketahui.

Crohn’s disease dapat melibatkan setiap bagian dari


saluran cerna mulai dari mulut hingga anus tetapi
paling sering menyerang usus halus dan colon.
EPIDEMIOLOGI

• Insidens sekitar 100.000 kasus per tahun. Insidens


tertinggi didapatkan di Amerika Utara dan Eropa
Utara.

• Menurut jenis kelamin, lebih tinggi pada perempuan


dibandingkan dengan laki-laki, dengan rasio 1,1 – 1,8
: 1.

• Biasanya pada usia 18-25 tahun dan pucak usia 60-80


tahun.
ETIOLOGI

• Etiologi dari Crohn’s disease masih belum diketahui.

• Terdapat beberapa penyebab potensial yang


diperkirakan menimbulkan Crohn’s disease, yang
paling mungkin adalah infeksi, imunologis, dan
genetik.

• Kemungkinan lain adalah faktor lingkungan, diet,


merokok, penggunaan kontrasepsi oral, dan
psikososial
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
A. X-FOTO

Pemeriksaan barium enema kontras ganda pada Crohn’s disease menunjukkan sejumlah ulkus aptosa.
Pemeriksaan small-bowel follow-through dengan fokus pada ileum terminalis memperlihatkan
ulserasi linear, longitudinal dan transversal yang membentuk “cobblestone appearance”.
B. CT-SCAN

Gambaran CT Scan pada pasien dengan Crohn’s disease, tampak penebalan dinding ileum dan inflamasi
mesenterium.
C. USG
TERAPI

Medikamentosa

Stricturoplasty
Reseksi segmental usus
Laparascopy

Bedah
Stricturoplasty
Reseksi segmental usus
Laparascopy
KOMPLIKASI

• Abses
• Fistula
• Obstruksi
• Keganasan
ALHAMDULLILAH
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai