PENGALAMAN KERJA
Ir. Agus Suprapto K, M.Eng, PhD
Juli 2018 – saat ini : Widyaiswara Utama PUPR
Pangkat/gol : IV/D 2015 – 2018 : Direktur BPSDA
2013 – 2015 : Kepala BBWS Serayu Opak.
2011 – 2012 : KSD Jakstra, Bina Program SDA.
Tempat & Tanggal Lahir 2006– 2010 : KSD Data dan Informasi , Bina Program SDA.
2000 – 2005 : KSD Evaluasi Kinerja Bina Program SDA
Yogyakarta, 17 Agustus 1958
???
SIAPA ANDA
Nama :
Hari 2 : 6 JP
4. Menjadi PNS yg Akuntabel
5. Studi Kasus
Mata Pelatihan ini memfasilitasi pembentukan
nilai-nilai dasar akuntabilitas pada peserta
Pelatihan melalui substansi pembelajaran yang
terkait dengan nilai-nilai dasar akuntabilitas,
konflik kepentingan dalam masyarakat,
netralitas PNS, keadilan dalam pelayanan publik
dan sikap serta perilaku konsisten.
TAHAP PEMBELAJARAN
Evaluasi
Akhir PNS
PROFESIONAL
YANG
Orientasi Peserta
Agenda IV BERKARAKTER
Habituasi SEBAGAI
PELAYAN
MASYARAKAT
Agenda I: Sikap
Perilaku Agenda III: Kedudukan dan
Peran PNS dalam NKRI
9/23/2019
AGENDA II NILAI-NILAI DASAR PNS
Mata Pelatihan
N
Peraturan •Pelatihan
LAN No. Dasar CPNS
12/2018 A E
9/23/2019 7
Pada akhir pembelajaran diharapkan
Peserta, dalam pelaksaaan tugasnya,
mampu mengatualisasikan nilai-nilai
dasar akuntabilitas PNS.
a. menjelaskan akuntabilitas secara konseptual-teoritis sebagai
landasan untuk mempraktikkan perilaku akuntabel;
b. menjelaskan mekanisme, logika, dan operasionalisasi
akuntabilitas dalam menciptakan sistem dan lingkungan
organisasi yang akuntabel;
c. menjelaskan penerapan akuntabilitas secara menyeluruh
dalam organisasi;
d. memberikan contoh perilaku akuntabel untuk penegakan
akuntabilitas; dan
e. menganalisis atau menilai contoh penerapan akuntabilitas
secara tepat.
1. KONSEP AKUNTABILITAS 4. MENJADI PNS YANG AKUNTABEL
MEMPUNYAI
PILIHAN TEPAT
& BENAR
MENGHADAPI
KONFLIK
MEMAHAMI AKTUALISASI
MENUNJUKKAN
NILAI2 DASAR NILAI2 DASAR
SIKAP
DAN KONSEP AKUNTABILITAS
NETRALITAS
AKUNTABILITAS
MEMAHAMI
TUGAS YANG
DIEMBAN
MENUNJUKKAN
SIKAP DAN
PERILAKU YANG
KONSISTEN
http://accountability.humanitarianforumindonesia.org/Pe
domanAkuntabilitas/PrinsipPrinsipAkuntabilitas.aspx
PELATIHAN DASAR CPNS
1 KONSEP AKUNTABILITAS
1. KONSEP AKUNTABILITAS
RESPONSIBILITAS VS AKUNTABILITAS
Responsibilitas adalah Akuntabilitas adalah
kewajiban untuk kewajiban
bertanggung jawab pertanggungjawaban
Akuntabilitas
yang harus dicapai
Responsibilitas
9/23/2019
1. KONSEP AKUNTABILITAS
AKUNTABILITAS
AKUNTABILITAS
CEGAH KORUPSI
PENYALAHGUNAAN
KEKUASAAN
PERAN BELAJAR
AKUNTABILITAS
TINGKATKAN
EFISIENSI &
EFEKTIFITAS
AKUNTABILITAS HORIZONTAL
AKUNTABILITAS VERTICAL
AKUNTABILITAS HORISONTAL
adalah pertanggungjawaban kepada
masyarakat luas. Akuntabilitas
ini membutuhkan pejabat pemerintah untuk
melaporkan "ke samping" kepada para
pejabat lainnya dan lembaga negara.
AKUNTABILITAS VERTIKAL
adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan
dana kepada otoritas yang lebih tinggi
• unit-unit kerja kepada pemerintah daerah,
• pemerintah daerah kepada pemerintah pusat,
• pemerintah pusat kepada DPR
• pejabat pemerintah untuk melaporkan "ke bawah" kepada
publik.
31
9/23/2019
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas
atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal
berikut yaitu akuntabilitas adalah sebuah hubungan,
akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas
membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas
memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas
memperbaiki kinerja.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens,
2007),
1. untuk menyediakan kontrol demokratis (peran
demokrasi);
2. untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (peran konstitusional);
3. untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran
belajar).
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam,
1. akuntabilitas vertikal (vertical accountability), dan
2. akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).
TRANSPARANSI KONSISTEN
INTEGRITAS KEJELASAN
TANGGUNGJAWAB KESEIMBANGAN
KEADILAN KEPERCAYAAN
44
Kepemimpinan
• Lead by example
Transparansi
• Mendorong komunikasi dan kerjasama
• Memberikan perlindungan dari pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam
pengambilan keputusan
• Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan
• Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan
Integritas
• Ada kewajiban mematuhi semua peraturan, dan dapat memberikan kepercayaan publik
9/23/2019
45
Tanggungjawab (Responsibilitas)
• Konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan
• Responsibilitas perseorangan dan responsibilitas institusi
Keadilan
• Merupakan landasan utama dari akuntabilitas
Kepercayaan
• Lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat
dipercaya
9/23/2019
46
Keseimbangan
• Keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, antara
harapan dan kapasitas.
Kejelasan
• Gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan
Konsistensi
• Konsistensi menjamin stabilitas
9/23/2019
TENTUKAN TUJUAN DAN
TANGGUNG JAWAB
Pemerintah Pusat maupun daerah sudah memulai program pengadaan barang dan jasa dengan
mekanisme secara elektronik yang disebut e-procurement. Tujuannya adalah pertama, agar tidak
ada main mata antara pengada proyek dan pihak yang mengadakan proyek (Meminimalisir
Kasus KKN). Kedua, agar pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dapat dilaksanakan dengan
cepat dan teratur
MASYARAKAT
• Prinsip yang paling universal (berlaku hampir diseluruh negara
dunia) adalah sebagai berikut :
Maximum Access Limited Exemption (MALE),
Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan,
Mekanisme yang Sederhana, Murah, dan Cepat,
Informasi Harus Utuh dan Benar,
Informasi Proaktif, serta
Perlindungan Pejabat yang Beritikad Baik.
APARAT PEMERINTAH DITUNTUT UNTUK MAMPU
MENYELENGGARAKAN PELAYANAN YANG BAIK BIDANG
PUPR UNTUK PUBLIK
APARAT PUPR DITUNTUT UNTUK MEMENUHI KODE ETIK
DAN PERILAKU YANG BERFUNGSI MEMBERIKAN
PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT
KODE ETIK DAN PERILAKU DALAM PELAYANAN PUBLIK
MERUPAKAN HAL YANG VITAL DALAM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN BIDANG PUPR
PENYALAHGUNAAN KEWENANGAN SEBAGAI SUMBER
DARI TERJADINYA KECURANGAN (FRAUD)
TIGA CABANG UTAMA DARI FRAUD TREE:
KECURANGAN TINDAK
PIDANA KORUPSI
KECURANGAN
FRAUD PENGGELAPAN ASSET
(ASSET MISAPPROPRIATION)
KECURANGAN DALAM
LAPORAN KEUANGAN
3 (TIGA) HAL PENYEBAB FRAUD:
PEMBANGUNAN ETIKA PERILAKU DAN KULTUR ORGANISASI
YANG ANTI KECURANGAN DENGAN MENERAPKAN NILAI-2
BUDAYA KERJA MELALUI:
KOMITMEN DARI PIMPINAN
MEMBANGUN LINGKUNGAN KERJA YANG KONDUSIF
PEREKRUTAN DAN PROMOSI PEGAWAI
PELATIHAN NILAI2 ORGANISASI ATAU ENTITAS DAN
STANDAR PELAKSANAAN
MENCIPTAKAN SALURAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
PENEGAKAN DISIPLIN
UNTUK KELANCARAN PELAKSANAAN TUGAS, HAMPIR
SEMUA INSTANSI PEMERINTAHN DILENGKAPI DENGAN
BERBAGAI FASILITAS, SEPERTI:
TELEPON,
KOMPUTER,
MESIN FOTOCOPY,
INTERNET,
MOBIL DINAS / MOTOR DINAS, DAN
BAHKAN RUMAH DINAS.
SESUAI ATURAN DAN PROSEDUR YANG
BERLAKU
RELEVANT
RELIABLE
UNDERSTANDABLE
COMPARABLE
Bahwa konflik kepentingan sebenarnya nyata ada
Persepsi bahwa konflik kepentingan nyata ada
Potensi konflik kepentingan yang mungkin timbul
Konflik Kepentingan adalah situasi dimana tugas publik
dan kepentingan pribadi bertentangan
Tidak masalah jika seseorang punya konflik
kepentingan, tapi yang terpenting adalah bagaimana
seseorang menyikapinya
KEUANGAN:
(PENGGUNAAN SUMBER DAYA
LEMBAGA UNTUK KEPENTINGAN
PRIBADI)
KONFLIK
KEPENTINGAN
NON-KEUANGAN:
(PENGGUNAAN KEWENANGAN
UNTUK MEMBANTU DIRI SENDIRI/
ATAU ORANG LAIN)
BAGAIMANA CARA MENGIDENTIFIKASI KONFLIK KEPENTINGAN:
TUGAS PUBLIK DAN KEPENTINGAN PRIBADI
Apakah saya memiliki kepentingan pribadi atau swasta yang
mungkin bertentangan, atau danggap bertentangan dengan
kewajiban publik
POTENSIALITAS: Mungkinkah ada manfaat bagi saya sekarang
atau di masa depan yang bisa meragukan obyektivitas saya..
BAGAIMANA KETERLIBATAN SAYA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN /
TINDAKAN DILIHAT OLEH ORANG LAIN? :
Salah satu tema penting yang berkaitan dengan isu ini adalah
perwujudan transparansi tata kelola keterbukaan informasi
publik, dengan diterbitkannya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (selanjutnya disingkat: KIP).
b. Keterbukaan informasi - memungkinkan adanya ketersediaan
(aksesibilitas) informasi bersandar pada beberapa prinsip.
Prinsip yang paling universal (berlaku hampir diseluruh negara
dunia) adalah sebagai berikut :
Maximum Access Limited Exemption (MALE),
Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan,
Mekanisme yang Sederhana, Murah, dan Cepat,
Informasi Harus Utuh dan Benar,
Informasi Proaktif, serta
Perlindungan Pejabat yang Beritikad Baik.
c. Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan
pelayanan yang baik untuk publik.
Hal ini berkaitan dengan tuntutan untuk memenuhi etika
birokrasi yang berfungsi memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Etika pelayanan publik adalah suatu panduan atau pegangan
yang harus dipatuhi oleh para pelayan publik atau birokrat
untuk menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik.
Buruknya sikap aparat sangat berkaitan dengan etika.
d. Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta
dilaporkan harus:
relevant (relevan),
reliable (dapat dipercaya),
understandable (dapat dimengerti),
serta comparable (dapat diperbandingkan),
• Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan pribadi
bertentangan. Ada dua jenis umum Konflik Kepentingan yaitu Keuangan (Penggunaan sumber daya
lembaga termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur untuk keuntungan pribadi) dan Non-
Keuangan (Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan/atau orang lain). Ada
contoh studi kasus seperti berikut: Bahwa ada seseorang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menunjuk satu
pemenang tender proyek pengadaan barang dan jasa publik tanpa melalui proses yang akuntabel dan
transparan (terindikasi ada permainan atau kongkalikong antara pemberi dan penerima proyek). Dilihat dari
jenis umum konflik kepentingan, temasuk jenis konflik kepentingan apakah studi kasus tersebut? Jelaskan.
• Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan
pribadi bertentangan. Ada dua jenis umum Konflik Kepentingan yaitu Keuangan
(Penggunaan sumber daya lembaga termasuk dana, peralatan atau sumber daya
aparatur untuk keuntungan pribadi) dan Non-Keuangan (Penggunaan posisi atau
wewenang untuk membantu diri sendiri dan/atau orang lain). Ada contoh studi kasus
seperti berikut: Bahwa ada seseorang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menunjuk
satu pemenang tender proyek pengadaan barang dan jasa publik tanpa melalui proses
yang akuntabel dan transparan (terindikasi ada permainan atau kongkalikong antara
pemberi dan penerima proyek). Dilihat dari jenis umum konflik kepentingan, temasuk
jenis konflik kepentingan apakah studi kasus tersebut? Jelaskan.
DIKLAT PELATIHAN DASAR CPNS
A PROSES
AKUNTABILITAS PADA
PROSES
PERENCANAAN
PROGRAM/KEGIATAN
Nilai dasar,
Kode Etik dan Kode Perilaku,
Komitmen,
Integritas Moral dan Tanggung Jawab pada Pelayanan
Publik,
Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan Bidang Tugas,
Kualifikasi Akademik,
Jaminan Perlindungan Hukum dalam Melaksanakan Tugas,
serta
Profesionalitas Jabatan.
c. Pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika berarti dapat
membuat keputusan dan tindakan yang tepat dan akurat. Dalam
prakteknya, penempatan kepentingan umum berarti :
Memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak
bias;
Bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process;
Akuntabel dan transparan;
Melakukan pekerjaan secara penuh, efektif dan efisien;
Berperilaku sesuai dengan standar sektor publik, kode sektor publik
etika sesuai dengan organisasinya serta
Mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi adanya potensi konflik
kepentingan.
• PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil pilihan yang tepat ketika terjadi
konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis, melayani warga secara adil dan
konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Namun kenyataanya masih banyak PNS
yang tidak menjalankan nilai-nilai tersebut. Bagaimana tanggapan anda terhadap masih sering
dijumpainya kasus PNS yang tidak taat aturan maupun belum mampu menempatkan dirinya
sebagai pelayan publik?
• Fenomena PNS yang masih seringkali diketemukan memungut uang imbalan atas layanan
yang diberikan kepada masyarakat tentunya menjadi permasalahan bagi kita semua. Ada istilah
“jika ingin cepat harus ada uang pelicin”. Padahal hal tersebut sangat tidak diperbolehkan dan
melanggar aturan yang sudah ditetapkan mengenai pelayanan publik. Bagaimana tanggapan
anda terhadap fenomena tersebut dilihat dari perspektif perilaku yang curang dan koruptif?
• Fenomena PNS yang masih seringkali diketemukan memungut uang imbalan atas
layanan yang diberikan kepada masyarakat tentunya menjadi permasalahan bagi
kita semua. Ada istilah “jika ingin cepat harus ada uang pelicin”. Padahal hal
tersebut sangat tidak diperbolehkan dan melanggar aturan yang sudah ditetapkan
mengenai pelayanan publik. Bagaimana tanggapan anda terhadap fenomena
tersebut dilihat dari perspektif perilaku yang curang dan koruptif?
CONTOH HASIL PERUBAHAN MINDSET
DIKLAT PELATIHAN DASAR CPNS
STUDI KASUS
KASUS KE-PUPR-AN YANG DIBERIKAN OLEH
PENGAJAR
KASUS KE-PUPR-AN HASIL KAJIAN PESERTA
HABITUASI