Anda di halaman 1dari 127

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III

BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
PENDIDIKAN
2
 1996: PhD, Bidang Water Resources, Central
Queensland University, Australia
 1987: Master of Engineering, University of
Manitoba,Canada
 1982 : Sarjana (Ir.), Teknik Sipil Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta

PENGALAMAN KERJA
Ir. Agus Suprapto K, M.Eng, PhD
 Juli 2018 – saat ini : Widyaiswara Utama PUPR
Pangkat/gol : IV/D  2015 – 2018 : Direktur BPSDA
 2013 – 2015 : Kepala BBWS Serayu Opak.
 2011 – 2012 : KSD Jakstra, Bina Program SDA.
Tempat & Tanggal Lahir  2006– 2010 : KSD Data dan Informasi , Bina Program SDA.
 2000 – 2005 : KSD Evaluasi Kinerja Bina Program SDA
Yogyakarta, 17 Agustus 1958

Alamat DIKLAT KEPEMIMPINAN


Jl.Veteran 35 A Kav.B-4  2004 : SPAMEN/DIKLAT PIM TK. II
Yogyakarta  2001 : SPAMA/DIKLAT PIM TK. III
 2000 : ADUM/DIKLAT PIM TK.IV
3

???
SIAPA ANDA

Nama :

Posisi saat ini ……berapa lama

Posisi sebelumnya … berapa lama


TATA KELOLA PEMBELANJARAN AKUTABILITAS
 Hari 1 : 6 JP
1. Konsep Akuntabilitas
2. Mekanisme, logika, dan operasionalisasi Akuntabilitas
3. Akuntabilitas dalam konteks organisasi

 Hari 2 : 6 JP
4. Menjadi PNS yg Akuntabel
5. Studi Kasus
Mata Pelatihan ini memfasilitasi pembentukan
nilai-nilai dasar akuntabilitas pada peserta
Pelatihan melalui substansi pembelajaran yang
terkait dengan nilai-nilai dasar akuntabilitas,
konflik kepentingan dalam masyarakat,
netralitas PNS, keadilan dalam pelayanan publik
dan sikap serta perilaku konsisten.
TAHAP PEMBELAJARAN
Evaluasi
Akhir PNS
PROFESIONAL
YANG
Orientasi Peserta
Agenda IV BERKARAKTER
Habituasi SEBAGAI
PELAYAN
MASYARAKAT

Agenda I: Sikap
Perilaku Agenda III: Kedudukan dan
Peran PNS dalam NKRI

Agenda II: Nilai-Nilai


Dasar PNS
Penguatan Kompetensi
Teknis Bidang Tugas

9/23/2019
AGENDA II NILAI-NILAI DASAR PNS

Mata Pelatihan
N
Peraturan •Pelatihan
LAN No. Dasar CPNS
12/2018 A E

9/23/2019 7
Pada akhir pembelajaran diharapkan
Peserta, dalam pelaksaaan tugasnya,
mampu mengatualisasikan nilai-nilai
dasar akuntabilitas PNS.
a. menjelaskan akuntabilitas secara konseptual-teoritis sebagai
landasan untuk mempraktikkan perilaku akuntabel;
b. menjelaskan mekanisme, logika, dan operasionalisasi
akuntabilitas dalam menciptakan sistem dan lingkungan
organisasi yang akuntabel;
c. menjelaskan penerapan akuntabilitas secara menyeluruh
dalam organisasi;
d. memberikan contoh perilaku akuntabel untuk penegakan
akuntabilitas; dan
e. menganalisis atau menilai contoh penerapan akuntabilitas
secara tepat.
1. KONSEP AKUNTABILITAS 4. MENJADI PNS YANG AKUNTABEL

2. MEKANISME , LOGIKA DAN


5. STUDI KASUS AKUNTABILITAS
OPERASIONALISASI AKUNTABILITAS

3. AKUNTABILITAS DLM KONTEKS


ORGANISASI
HARI PERTAMA (6JP) HARI KEDUA (6JP)
1. KONSEP AKUNTABILITAS 4. MENJADI PNS YANG AKUNTABEL
 PENGERTIAN  PRINSIP2 PROFESI ASN
 PERILAKU AKUNTABEL DALAM TRANSPARANSI &
 ASPEK-ASPEK AKUNTABILITAS AKSES INFORMASI
 PENTINGNYA AKUNTABILITAS  MENGHINDARI PERILAKU CURANG DAN KORUP
 TINGKATAN AKUNTABILITAS  PERILAKU TERHADAP SUMBERDAYA NEGARA
 PERILAKU AKUTABEL DALAM PENYIMPANAN DAN
PENGGUNAAN DATA SERTA INFORMASI PEMERINTAH
2. MEKANISME , LOGIKA DAN OPERASIONALISASI  PERILAKU BERKAITAN DG KONFLIK KEPENTINGAN
AKUNTABILITAS  PENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA AKUNTABEL
 MEKANISME AKUNTABILITAS BIROKRASI BAGI PNS
 MENCIPTAKAN AKUNTABILITAS  MERANCANG PROGRAM/KEGIATAN YANG
 LANGKAH MENCIPTAKAN FRAMEWORK AKUNTABILITAS
AKUNTABEL

3. AKUNTABILITAS DLM KONTEKS ORGANISASI


 TRANSPARANSI DAN AKSES INFORMASI 5. STUDI KASUS AKUNTABILITAS
 PRAKTEK KECURANGAN DAN PERILAKU  ARTIKEL KORAN TENTANG AKUNTABILITAS
KORUP  FILM/VIDEO TENTANG AKUNTABILITAS
 PENGGUNAAN SUMBER DAYA MILIK NEGARA
 PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN DATA &
INFORMASI PEMERINTAH
 KONFLIK KEPENTINGAN
PETA KOMPETENSI PESERTA MATA DIKLAT AKUNTABILITAS PNS
MELAYANI
SECARA ADIL
DAN MERATA

MEMPUNYAI
PILIHAN TEPAT
& BENAR
MENGHADAPI
KONFLIK

MEMAHAMI AKTUALISASI
MENUNJUKKAN
NILAI2 DASAR NILAI2 DASAR
SIKAP
DAN KONSEP AKUNTABILITAS
NETRALITAS
AKUNTABILITAS

MEMAHAMI
TUGAS YANG
DIEMBAN

MENUNJUKKAN
SIKAP DAN
PERILAKU YANG
KONSISTEN
http://accountability.humanitarianforumindonesia.org/Pe
domanAkuntabilitas/PrinsipPrinsipAkuntabilitas.aspx
PELATIHAN DASAR CPNS

1 KONSEP AKUNTABILITAS
1. KONSEP AKUNTABILITAS

Bentuk kewajiban penyelenggara Kegiatan Publik


Unt dpt menjelaskan dan menjawab sgl hal yg menyangkut
Langkah dari seluruh keputusan dan proses yg dilakukan,
serta pertanggung jawaban terhadap hasil dan kinerjanya
Penny K Lukito, 2014)

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PUBLIK


1. KONSEP AKUNTABILITAS

RESPONSIBILITAS VS AKUNTABILITAS
 Responsibilitas adalah  Akuntabilitas adalah
kewajiban untuk kewajiban
bertanggung jawab pertanggungjawaban
Akuntabilitas
yang harus dicapai

Responsibilitas

9/23/2019
1. KONSEP AKUNTABILITAS

 KEWAJIBAN SETIAP INSAN PUPR UTK


MEMPERTANGGUNGJAWABKAN HASIL
DAN KINERJA YANG MENJADI
AMANAHNYA.
 AMANAH SEORANG PNS ADALAH
MENJAMIN TERWUJUDNYA NILAI-NILAI
PUBLIK :
1. KONSEP AKUNTABILITAS

 MAMPU MENGAMBIL PILIHAN YANG TEPAT DAN BENAR KETIKA


TERJADI KONFLIK KEPENTINGAN
 MEMILIKI PEMAHAMAN DAN KESADARAN UNTUK MENGHINDARI
DAN MENCEGAH KETERLIBATAN PNS DALAM POLITIK PRAKTIS
 MEMPERLAKUKAN WARGA NEGARA SECARA SAMA DAN ADIL
DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN
PUBLIK
 MENUNJUKKAN SIKAP DAN PERILAKU YANG KONSISTEN DAN
DAPAT DIANDALKAN SEBAGAI PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
 HUBUNGAN DUA PIHAK ANTARA
INDIVIDU/KELOMPOK/ INSTITUSI
DENGAN NEGARA DAN
MASYARAKAT
 HUBUNGAN YANG
BERTANGGUNGJAWAB ANTARA
KEDUA BELAH PIHAK
 HASIL YANG DIHARAPKAN ADALAH PERILAKU
APARAT PEMERINTAH YANG
BERTANGGUNGJAWAB, ADIL, DAN INOVATIF
 SETIAP INDIVIDU/KELOMPOK/INSTITUSI
DITUNTUT UNTUK BERTANGGUNGJAWAB
DALAM MENJALANKAN TUGAS DAN
KEWAJIBANNYA, SERTA SELALU BERTINDAK
DAN BERUPAYA UNTUK MEMBERIKAN
KONTRIBUSI UNTUK MENCAPAI HASIL YANG
MAKSIMAL.
 LAPORAN KINERJA ADALAH PERWUJUDAN DARI
AKUNTABILITAS
 DENGAN LAPORAN KINERJA MENJELASKAN
TERHADAP TINDAKAN DAN HASIL YANG TELAH
DICAPAI INDIVIDU/KELOMPOK/INSTITUSI SERTA
MAMPU MEMBERIKAN BUKTI NYATA DARI HASIL
DAN PROSES YANG TELAH DILAKUKAN
 LAPORAN ADALAH BENTUK AKUNTABILITAS:
INDIVIDU DIDASARKAN PADA KONTRAK KINERJA
(SKP), INSTITUSI BERBENTUK LAKIP
 AKUNTABILITAS ADALAH KEWAJIBAN
 KEWAJIBAN MENUNJUKKAN
TANGGUNGJAWAB
 TANGGUNGJAWAB MENGHASILKAN
KONSEKUENSI
 KONSEKUENSI BERUPA PENGHARGAAN
ATAU SANKSI
 TUJUAN UTAMA AKUNTABILITAS ADALAH
UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA PNS
DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN
KEPADA MASYARAKAT
 MELALUI PERENCANAAN UNTUK
MENCAPAI TARGET YANG DITETAPKAN
KONTROL
DEMOKRATIS

AKUNTABILITAS

TINGKATKAN CEGAH KORUPSI


EFISIENSI & PENYALAHGUNAAN
EFEKTIFITAS KEKUASAAN
3 FUNGSI UTAMA
AKUNTABILITAS
(Bovens, 2007)
KONTROL
DEMOKRATIS
 TUJUAN UTAMA
AKUNTABILITAS
ADALAH UNTUK
MEMPERBAIKI KINERJA
PNS DALAM
MEMBERIKAN
AKUNTABILITAS
PELAYANAN KEPADA
MASYARAKAT
 MELALUI
PERENCANAAN UNTUK
MENCAPAI TARGET
YANG DITETAPKAN
 PERAN
KONSTITUSIONAL

AKUNTABILITAS

CEGAH KORUPSI
PENYALAHGUNAAN
KEKUASAAN
 PERAN BELAJAR

AKUNTABILITAS

TINGKATKAN
EFISIENSI &
EFEKTIFITAS
 AKUNTABILITAS HORIZONTAL
 AKUNTABILITAS VERTICAL
 AKUNTABILITAS HORISONTAL
adalah pertanggungjawaban kepada
masyarakat luas. Akuntabilitas
ini membutuhkan pejabat pemerintah untuk
melaporkan "ke samping" kepada para
pejabat lainnya dan lembaga negara.
 AKUNTABILITAS VERTIKAL
adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan
dana kepada otoritas yang lebih tinggi
• unit-unit kerja kepada pemerintah daerah,
• pemerintah daerah kepada pemerintah pusat,
• pemerintah pusat kepada DPR
• pejabat pemerintah untuk melaporkan "ke bawah" kepada
publik.
31

Tanggungjawab organisasi pemerintah untuk


mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil,
responsif dan bermartabat

Merupakan kumpulan akuntabilitas kinerja


individu & kelompok (LAKIP)

Pembagian kewenangan dan semangat


kerjasama antar kelompok

Hubungan individu (PNS) dengan


lingkungan kerjanya
Nilai-nilai pada diri seseorang. Pribadi
akuntabel menjadi bagian dari SOLUSI

9/23/2019
 Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas
atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai.
 Aspek - Aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal
berikut yaitu akuntabilitas adalah sebuah hubungan,
akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas
membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas
memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas
memperbaiki kinerja.
 Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens,
2007),
1. untuk menyediakan kontrol demokratis (peran
demokrasi);
2. untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (peran konstitusional);
3. untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran
belajar).
 Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam,
1. akuntabilitas vertikal (vertical accountability), dan
2. akuntabilitas horizontal (horizontal accountability).

 Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu:


1. akuntabilitas personal,
2. akuntabilitas individu,
3. akuntabilitas kelompok,
4. akuntabilitas organisasi, dan
5. akuntabilitas stakeholder.
• Dalam hal penyelenggaraan pemerintahan, sering kita dengan istilah kata responsibilitas
dan akuntabilitas. Kedua kata tersebut mempunyai arti dan makna yang berbeda. Apa yang
membedakan antara responsibilitas dan akuntabilitas dilihat dari pengertiannya? Dan
berikan pendapat anda terkait konsep responsibiltas dan akuntabilitas tersebut?
• Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu akuntabilitas vertikal (Vertical
Accountability) dan akuntabilitas horizontal (Horizontal Accountability). Ada studi kasus
seperti ini: bahwa ada pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah
daerah, kemudian pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, dan pemerintah pusat
kepada DPR. Pertanyaannya, termasuk bentuk akuntabilitas apakah studi kasus tersebut?
Akuntabilitas Vertikal atau Akuntabilitas Horizontal? Jelaskan.
• Dalam hal pelayanan publik, masih sering diketemukan keluhan dari masyarakat terhadap
kinerja pelayan publik.
Masyarakat merasakan kinerja yang lambat, berbelit-belit, maupun tidak efisien ketika
berhadapan dengan pelayan publik ataupun birokrasi publik. Padahal sejatinya sebagai
abdi negara, birokrasi publik harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat,
Menurut anda, seberapa penting nilai-nilai akuntabilitas publik jika dikaitkan dengan
• Dalam hal pelayanan publik, masih sering diketemukan keluhan dari masyarakat
terhadap kinerja pelayan publik.
Masyarakat merasakan kinerja yang lambat, berbelit-belit, maupun tidak efisien
ketika berhadapan dengan pelayan publik ataupun birokrasi publik. Padahal
sejatinya sebagai abdi negara, birokrasi publik harus memberikan pelayanan yang
baik kepada masyarakat, Menurut anda, seberapa penting nilai-nilai akuntabilitas
publik jika dikaitkan dengan fenomena tersebut? Jelaskan.
DIKLAT PRA-JABATAN PNS GOLONGAN III

MEKANISME, LOGIKA, DAN OPERASIONALISASI


AKUNTABILITAS
MEKANISME AKUNTABILITAS BIROKRASI
INDONESIA

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YG


AKUNTABEL

LANGKAH2 YANG HARUS DILAKUKAN DLM


MENCIPTAKAN FRAMEWORK AKUNTABILITAS
PP46 th.2011
CONTOH
RENSTRA PUPR

PERENCANAAN STRATEGIS DIWUJUDKAN DALAM


RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH,
RENCANA STRATEGIS 5 TAHUN, RENCANA KERJA
PEMERINTAH TAHUNAN, SERTA RENCANA KERJA SETIAP
SATUAN KERJA DAN SASARAN KERJA PEGAWAI
KONTRAK KINERJA DIWUJUDKAN DALAM
KONTRAK KINERJA SEMUA LAPISAN PEGAWAI
NEGERI SIPIL. MERUPAKAN KONTRAK KINERJA
PNS DENGAN ATASAN LANGSUNGNYA

CONTOH SKP PNS


PUPR
LAPORAN KINERJA BERUPA
LAPORAN KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH (LAKIP) YANG
BERISI PERENCANAAN DAN
PERJANJIAN KINERJA PADA
TAHUN TERTENTU,
PENGUKURAN DAN ANALISIS
CAPAIAN KINERJA, SERTA
AKUNTABILITAS
KEUANGANNYA.
CONTOH LAKIP
PUPR
KEPEMIMPINAN

TRANSPARANSI KONSISTEN

INTEGRITAS KEJELASAN

TANGGUNGJAWAB KESEIMBANGAN

KEADILAN KEPERCAYAAN
44

Kepemimpinan
• Lead by example

Transparansi
• Mendorong komunikasi dan kerjasama
• Memberikan perlindungan dari pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam
pengambilan keputusan
• Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan
• Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan
Integritas
• Ada kewajiban mematuhi semua peraturan, dan dapat memberikan kepercayaan publik
9/23/2019
45

Tanggungjawab (Responsibilitas)
• Konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan
• Responsibilitas perseorangan dan responsibilitas institusi
Keadilan
• Merupakan landasan utama dari akuntabilitas

Kepercayaan
• Lingkungan akuntabilitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat
dipercaya
9/23/2019
46

Keseimbangan
• Keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, antara
harapan dan kapasitas.
Kejelasan
• Gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan
Konsistensi
• Konsistensi menjamin stabilitas
9/23/2019
TENTUKAN TUJUAN DAN
TANGGUNG JAWAB

RENCANAKAN APA YANG


BERIKAN EVALUASI DAN
AKAN DILAKUKAN UNTUK
USULAN PERBAIKAN
MENCAPAI TUJUAN

BERIKAN LAPORAN LAKUKAN IMPLEMENTASI


SECARA LENGKAP DAN MONITORING KEMAJUAN
TENTUKAN TUJUAN DAN
TANGGUNG JAWAB

RENCANAKAN APA YANG


 PENENTUAN
BERIKAN EVALUASI DAN TUJUAN ORGANISASIAKAN
MELALUI
DILAKUKAN UNTUK
USULAN PERBAIKAN
PENENTUAN TUJUAN DARI RENCANAMENCAPAI
STRATEGIS
TUJUAN
ORGANISASI, MENGEMBANGKAN INDIKATOR,
UKURAN DAN TUJUAN KINERJA (RENSTRA PUPR)
 IDENTIFIKASI PERAN DAN TANGGUNGJAWAB
SETIAP INDIVIDU DALAM ORGANISASI
BERIKAN LAPORAN (SKP)
LAKUKAN IMPLEMENTASI
SECARA LENGKAP DAN MONITORING KEMAJUAN
 PERENCANAAN DISUSUN UNTUK
MENCAPAI TUJUAN YANG TELAH
DITETAPKAN TENTUKAN TUJUAN DAN
TANGGUNG JAWAB
 MELALUI IDENTIFIKASI PROGRAM
ATAU KEBIJAKAN, SIAPA2 YANG
BERTANGGUNGJAWAB, KAPAN
DILAKSANAKAN, DAN BERAPA RENCANAKAN APA YANG
BERIKAN
BIAYA EVALUASI
YANG DAN
DIPERLUKAN
USULAN PERBAIKAN AKAN DILAKUKAN UNTUK
MENCAPAI TUJUAN
 IDENTIFIKASI TERHADAP
SUMBERDAYA YANG ADA, SERTA
KONSEKUENSINYA APABILA
PROGRAM ATAU KEBIJAKAN
BERIKAN LAPORAN
TERSEBUT BERHASIL ATAU LAKUKAN IMPLEMENTASI
SECARA DILAKSANAKAN
GAGAL LENGKAP DAN MONITORING KEMAJUAN
(PENYUSUNAN MASTERPLAN, FS,
DED)
TENTUKAN TUJUAN DAN
 TANGGUNG
DILAKUKAN UNTUKJAWAB
MENGETAHUI PROGRES
PELAKSANAAN, DAN HAMBATAN ATAS IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN ATAU PROGRAM YANG DILAKSANAKAN
 MENGAMBIL LANGKAH-LANGKAH YANG DIPERLUKAN
RENCANAKAN APA YANG
BERIKAN EVALUASI DAN APABILA TERJADI HAMBATAN
AKAN DILAKUKAN UNTUK
USULAN PERBAIKAN
MENCAPAI TUJUAN
(PRA KONSTRUKSI DAN KONSTRUKSI)

BERIKAN LAPORAN LAKUKAN IMPLEMENTASI


SECARA LENGKAP DAN MONITORING KEMAJUAN
 LAPORAN SEBAGAI
TENTUKAN DOKUMENTASI WUJUD
TUJUAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN
TANGGUNG JAWAB TERTULIS KINERJA
ORGANISASI
 LAPORAN HARUS LENGKAP DAN JELAS, DAN
TEPAT WAKTU, SERTA MENJAWAB TERCAPAI
TIDAKNYA TUJUAN YANG TELAH
BERIKAN EVALUASI DAN DITETAPKAN
RENCANAKAN APA YANG
AKAN DILAKUKAN UNTUK
USULAN PERBAIKAN (LAKIP) MENCAPAI TUJUAN

BERIKAN LAPORAN LAKUKAN IMPLEMENTASI


SECARA LENGKAP DAN MONITORING KEMAJUAN
TENTUKAN TUJUAN DAN
TANGGUNG JAWAB

 EVALUASI TERHADAP HASIL


RENCANAKAN APA YANG
BERIKAN EVALUASI DAN UNTUKAKAN
MEMBERIKAN
DILAKUKAN MASUKAN
UNTUK
USULAN PERBAIKAN MENCAPAI TUJUAN
ATAU FEEDBACK UNTUK
PERBAIKAN KINERJA YANG
TELAH DILAKUKAN
 EVALUASI JUGA MEMBERIKAN
BERIKAN LAPORAN MASUKAN TERHADAP
LAKUKAN TINDAKAN
IMPLEMENTASI
SECARA LENGKAP DAN MONITORING
ATAU KEGIATAN YANGKEMAJUAN
BERSIFAT
KOREKTIF
a. Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri.
Mekanisme ini dapat diartikan secara berbeda beda dari setiap
anggota organisasi hingga membentuk perilaku yang berbeda-
beda pula.

Contoh mekanisme akuntabilitas organisasi, antara lain :

 sistem penilaian kinerja,


 sistem akuntansi,
 sistem akreditasi,
 sistem pengawasan (CCTV, finger prints, ataupun software
untuk memonitor pegawai menggunakan komputer atau
website yang dikunjungi).
b. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang
akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung 3
dimensi yaitu:

 Akuntabilitas kejujuran dan hukum,


 Akuntabilitas proses,
 Akuntabilitas program, dan Akuntabilitas kebijakan.

c. Akuntabilitas tidak mungkin terwujud apabila tidak ada alat


akuntabilitas. Di Indonesia, alat akuntabilitas antara lain adalah:
 Perencanaan Strategis (Strategic Plans),
 Kontrak Kinerja,
 Laporan Kinerja
d. Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada
beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu:
 Kepemimpinan,
 Transparansi,
 Integritas,
 Tanggung Jawab (responsibilitas),
 Keadilan,
 Kepercayaan,
 Keseimbangan,
 Kejelasan,
 Konsistensi
e. 5 langkah yang harus dilakukan dalam membuat
framework akuntabilitas di lingkungan kerja PNS yaitu:
 Tentukan Tanggung Jawab dan Tujuan,
 Rencanakan Apa Yang Akan Dilakukan Untuk
Mencapai Tujuan,
 Lakukan Implementasi dan Monitoring Kemajuan,
 Berikan Laporan Secara Lengkap, serta
 Berikan Evaluasi dan Masukan Perbaikan.
• Akuntabilitas tidak mungkin terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas. Di Indonesia,
alat akuntabilitas antara lain adalah: Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan
Laporan Kinerja. Ada studi kasus sebagai berikut: Dalam menentukan arah dan
sasaran kinerja pembangunan dibutuhkan yang namanya Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Nasional/Daerah, Rencana Pembangunan Menengah
Nasional/Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Nasional/Daerah, Rencana
Strategis (Renstra) untuk setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Sasaran
Kerja Pegawai (SKP) untuk setiap PNS. Pertanyannya, termasuk alat akuntabilitas
yang manakah studi kasus tersebut? Jelaskan.
• Akuntabilitas tidak mungkin terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas. Di Indonesia, alat akuntabilitas
antara lain adalah: Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja. Ada studi kasus
sebagai berikut: Dalam menentukan arah dan sasaran kinerja pembangunan dibutuhkan yang namanya
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional/Daerah, Rencana Pembangunan Menengah
Nasional/Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Nasional/Daerah, Rencana Strategis (Renstra)
untuk setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) untuk setiap
PNS. Pertanyannya, termasuk alat akuntabilitas yang manakah studi kasus tersebut? Jelaskan.
• Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus
mengandung dimensi: Akuntabilitas Kejujuran dan Hukum, Akuntabilitas Proses, Akuntabilitas Program, serta
Akuntabilitas Kebijakan. Ada studi kasus seperti berikut:

Pemerintah Pusat maupun daerah sudah memulai program pengadaan barang dan jasa dengan
mekanisme secara elektronik yang disebut e-procurement. Tujuannya adalah pertama, agar tidak
ada main mata antara pengada proyek dan pihak yang mengadakan proyek (Meminimalisir
Kasus KKN). Kedua, agar pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dapat dilaksanakan dengan
cepat dan teratur

• Pertanyaannya, termasuk dimensi akuntabilitas apakah studi kasus tersebut? Jelaskan.


DIKLAT PRA-JABATAN PNS GOLONGAN III

AKUNTABILITAS dalam KONTEKS ORGANISASI


PENYIMPANAN
PRAKTEK DAN
TRANSPARANSI PENGGUNAAN
KECURANGAN PENGGUNANAAN KONFLIK
DAN AKSES SUMBER DAYA
DAN PERILAKU DATA & KEPENTINGAN
INFORMASI MILIK NEGARA
KORUP INFORMASI
PEMERINTAH
 KETERBUKAAN TELAH DIJADIKAN STANDAR NORMATIF
UNTUK MENGUKUR LEGITIMASI SEBUAH PEMERINTAHAN
 TERBITNYA UU NO. 14 TAHUN 2008 TENTANG
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK, MEMBERIKAN JAMINAN
KONSTITUSIONAL TERHADAP PARKTIK DEMOKRATISASI
DAN GOOD GOVERNANCE YANG BERMAKNA BAGI PROSES
PENGAMBILAN KEBIJAKAN TERKAIT KEPENTINGAN PUBLIK
 INFORMASI HARUS BISA DIAKSES DENGAN MUDAH OLEH
MASYARAKAT
 DIAKSES MELALUI WEB PUPR DAN KE BIRO KOMUNIKASI
DAN DATA (PUSAT PELAYANAN INFORMASI DAN
DOKUMENTASI)
PASAL 3 UU NO. 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI
PUBLIK, TUJUAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK ADALAH:
 MENJAMIN HAK WARGA NEGARA UNTUK MENGETAHUI RENCANA
PENYUSUNAN KEBIJAKAN PUBLIK, PROGRAM KEBIJAKAN PUBLIK,
DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PUBLIK
 MENDORONG PARSTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGAMBILAN
KEBIJAKAN PUBLIK
 MENINGKATKAN PERAN AKTIF MASYARAKAT DALAM
PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK DAN PENGELOLAAN BADAN
PUBLIK
 MEWUJUDKAN PENYELENGGARA NEGARA YANG TRANSPARAN,
EFEKTIF DAN EFISIEN, AKUNTABEL SERTA DAPAT
DIPERTANGGUNGJAWABKAN
PASAL 3 UU NO. 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI
PUBLIK, TUJUAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK ADALAH:
 MENGETAHUI ALASAN KEBIJAKAN PUBLIK YANG
MEMPENGARUHI HAJAT HIDUP ORANG BANYAK
 MENGEMBANGKAN ILMU PENGETAHUAN DAN MENCERDASKAN
KEHIDUPAN BANGSA, DAN/ATAU
 MENINGKATKAN PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI DI
LINGKUNGAN BADAN PUBLIK.
INFORMASI YANG • DISEDIAKAN SETIAP SAAT DALAM
WAJIB MEDIA
DISEDIAKAN DAN • DIUMUMKAN SECARA BERKALA
• DIBERIKAN KALAU DIMINTA
DIUMUMKAN
PPID-
• INFORMASI YG DIRAHASIAKAN
PUPR
INFORMASI YANG (KARENA PERINTAH UU,
DIKECUALIKAN KEPATUTAN, DAN KEPENTINGAN
UMUM)

MASYARAKAT
• Prinsip yang paling universal (berlaku hampir diseluruh negara
dunia) adalah sebagai berikut :
 Maximum Access Limited Exemption (MALE),
 Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan,
 Mekanisme yang Sederhana, Murah, dan Cepat,
 Informasi Harus Utuh dan Benar,
 Informasi Proaktif, serta
 Perlindungan Pejabat yang Beritikad Baik.
 APARAT PEMERINTAH DITUNTUT UNTUK MAMPU
MENYELENGGARAKAN PELAYANAN YANG BAIK BIDANG
PUPR UNTUK PUBLIK
 APARAT PUPR DITUNTUT UNTUK MEMENUHI KODE ETIK
DAN PERILAKU YANG BERFUNGSI MEMBERIKAN
PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT
 KODE ETIK DAN PERILAKU DALAM PELAYANAN PUBLIK
MERUPAKAN HAL YANG VITAL DALAM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN BIDANG PUPR
 PENYALAHGUNAAN KEWENANGAN SEBAGAI SUMBER
DARI TERJADINYA KECURANGAN (FRAUD)
TIGA CABANG UTAMA DARI FRAUD TREE:

KECURANGAN TINDAK
PIDANA KORUPSI

KECURANGAN
FRAUD PENGGELAPAN ASSET
(ASSET MISAPPROPRIATION)

KECURANGAN DALAM
LAPORAN KEUANGAN
3 (TIGA) HAL PENYEBAB FRAUD:
PEMBANGUNAN ETIKA PERILAKU DAN KULTUR ORGANISASI
YANG ANTI KECURANGAN DENGAN MENERAPKAN NILAI-2
BUDAYA KERJA MELALUI:
 KOMITMEN DARI PIMPINAN
 MEMBANGUN LINGKUNGAN KERJA YANG KONDUSIF
 PEREKRUTAN DAN PROMOSI PEGAWAI
 PELATIHAN NILAI2 ORGANISASI ATAU ENTITAS DAN
STANDAR PELAKSANAAN
 MENCIPTAKAN SALURAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
 PENEGAKAN DISIPLIN
UNTUK KELANCARAN PELAKSANAAN TUGAS, HAMPIR
SEMUA INSTANSI PEMERINTAHN DILENGKAPI DENGAN
BERBAGAI FASILITAS, SEPERTI:
 TELEPON,
 KOMPUTER,
 MESIN FOTOCOPY,
 INTERNET,
 MOBIL DINAS / MOTOR DINAS, DAN
 BAHKAN RUMAH DINAS.
SESUAI ATURAN DAN PROSEDUR YANG
BERLAKU

SECARA EFISIEN DAN


BERTANGGUNGJAWAB

DIPELIHARA SECARA BENAR DAN


BERTANGGUNGJAWAB
Akuntabilitas dalam penyimpanan dan penggunaan
data dan info adalah :

 bagaimana pemerintah atau aparatur dapat


menjelaskan semua aktifitasnya

 dengan memberikan data dan informasi yang


akurat

 terhadap apa yang sedang dilaksanakan dan


akan dilaksanakan dan yang telah mereka
laksanakan,
INFORMASI DAN DATA YANG DISIMPAN,
DIKUMPULKAN, SERTA DILAPORKAN, HARUS:

 RELEVANT

 RELIABLE

 UNDERSTANDABLE

 COMPARABLE
 Bahwa konflik kepentingan sebenarnya nyata ada
 Persepsi bahwa konflik kepentingan nyata ada
 Potensi konflik kepentingan yang mungkin timbul
 Konflik Kepentingan adalah situasi dimana tugas publik
dan kepentingan pribadi bertentangan
 Tidak masalah jika seseorang punya konflik
kepentingan, tapi yang terpenting adalah bagaimana
seseorang menyikapinya
KEUANGAN:
(PENGGUNAAN SUMBER DAYA
LEMBAGA UNTUK KEPENTINGAN
PRIBADI)
KONFLIK
KEPENTINGAN
NON-KEUANGAN:
(PENGGUNAAN KEWENANGAN
UNTUK MEMBANTU DIRI SENDIRI/
ATAU ORANG LAIN)
BAGAIMANA CARA MENGIDENTIFIKASI KONFLIK KEPENTINGAN:
 TUGAS PUBLIK DAN KEPENTINGAN PRIBADI
Apakah saya memiliki kepentingan pribadi atau swasta yang
mungkin bertentangan, atau danggap bertentangan dengan
kewajiban publik
 POTENSIALITAS: Mungkinkah ada manfaat bagi saya sekarang
atau di masa depan yang bisa meragukan obyektivitas saya..
BAGAIMANA KETERLIBATAN SAYA DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN /
TINDAKAN DILIHAT OLEH ORANG LAIN? :

 PROPORSIONALITAS: Apakah keterlibatan saya dalam keputusan tampak


adil dan wajar dalam semua keadaan
 PRESENCE OF MIND: Apakah konsekuensi jika saya mengabaikan konflik
kepentingan? Bagaimana jika keterlibatan saya dipertanyakan publik?
 JANJI: Apakah saya membuat suatu janji atau komitmen dalam kaitannya
dengan permasalahan? Apakah saya berdiri untuk menang atau kalah dari
tindakan yang diusulkan?
KONSEKUENSI  HILANGNYA/BERKURANGNYA KEPERCAYAAN
KEPENTINGAN PEGAWAI DAN STAKEHOLDERS
PUBLIK:  MEMBURUKNYA REPUTASI PRIBADI ATAU REPUTASI
INSTANSI
 TINDAKAN IN-DISPLINER
 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
 DAPAT DIHUKUM PERDATA ATAU PIDANA
a. Ketersediaan informasi publik telah memberikan pengaruh yang
besar pada berbagai sektor dan urusan publik di Indonesia.

Salah satu tema penting yang berkaitan dengan isu ini adalah
perwujudan transparansi tata kelola keterbukaan informasi
publik, dengan diterbitkannya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (selanjutnya disingkat: KIP).
b. Keterbukaan informasi - memungkinkan adanya ketersediaan
(aksesibilitas) informasi bersandar pada beberapa prinsip.
Prinsip yang paling universal (berlaku hampir diseluruh negara
dunia) adalah sebagai berikut :
 Maximum Access Limited Exemption (MALE),
 Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan,
 Mekanisme yang Sederhana, Murah, dan Cepat,
 Informasi Harus Utuh dan Benar,
 Informasi Proaktif, serta
 Perlindungan Pejabat yang Beritikad Baik.
c. Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan
pelayanan yang baik untuk publik.
Hal ini berkaitan dengan tuntutan untuk memenuhi etika
birokrasi yang berfungsi memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Etika pelayanan publik adalah suatu panduan atau pegangan
yang harus dipatuhi oleh para pelayan publik atau birokrat
untuk menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik.
Buruknya sikap aparat sangat berkaitan dengan etika.
d. Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta
dilaporkan harus:
 relevant (relevan),
 reliable (dapat dipercaya),
 understandable (dapat dimengerti),
 serta comparable (dapat diperbandingkan),

sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh pengambil


keputusan dan dapat menunjukkan akuntabilitas publik.
e. Ada 2 jenis umum konflik kepentingan yaitu:

 keuangan (Penggunaan sumber daya lembaga


termasuk dana, peralatan atau sumber daya
aparatur untuk keuntungan pribadi)

 non-keuangan (Penggunaan posisi atau


wewenang untuk membantu diri sendiri dan/
atau orang lain).
• Buruknya etika para aparatur pemerintah Indonesia dapat terlihat dari masih banyaknya keluhan oleh
masyarakat. Laporan Ombudsman tahun 2012 di salah satu provinsi (Perwakilan Jatim) mengemukan
bahwa ada beberapa contoh tindakan buruk aparatur pemerintah yaitu Penyalahgunaan Wewenang,
Penundaan Berlarut, Tidak Memberikan Pelayanan, Permintaan Uang dan Barang, Penyimpangan
Prosedur, Berpihak, Diskriminasi, Tidak Patut, Konflik Kepentingan, serta Tidak Kompeten. Melihat
beberapa contoh tindakan buruk aparatur pemerintah tersebut, bagaimana tanggapan anda jika
mengaitkannya dengan perspektif etika pelayanan publik ataupun etika birokrasi publik

• Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan pribadi
bertentangan. Ada dua jenis umum Konflik Kepentingan yaitu Keuangan (Penggunaan sumber daya
lembaga termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur untuk keuntungan pribadi) dan Non-
Keuangan (Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan/atau orang lain). Ada
contoh studi kasus seperti berikut: Bahwa ada seseorang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menunjuk satu
pemenang tender proyek pengadaan barang dan jasa publik tanpa melalui proses yang akuntabel dan
transparan (terindikasi ada permainan atau kongkalikong antara pemberi dan penerima proyek). Dilihat dari
jenis umum konflik kepentingan, temasuk jenis konflik kepentingan apakah studi kasus tersebut? Jelaskan.
• Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan
pribadi bertentangan. Ada dua jenis umum Konflik Kepentingan yaitu Keuangan
(Penggunaan sumber daya lembaga termasuk dana, peralatan atau sumber daya
aparatur untuk keuntungan pribadi) dan Non-Keuangan (Penggunaan posisi atau
wewenang untuk membantu diri sendiri dan/atau orang lain). Ada contoh studi kasus
seperti berikut: Bahwa ada seseorang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menunjuk
satu pemenang tender proyek pengadaan barang dan jasa publik tanpa melalui proses
yang akuntabel dan transparan (terindikasi ada permainan atau kongkalikong antara
pemberi dan penerima proyek). Dilihat dari jenis umum konflik kepentingan, temasuk
jenis konflik kepentingan apakah studi kasus tersebut? Jelaskan.
DIKLAT PELATIHAN DASAR CPNS

MENJADI PNS YANG AKUNTABEL


1. Kepastian hukum 8. Efektif dan efisien
2. Profesionalitas 9. Keterbukaan
3. Proporsionalitas 10. Nondiskriminatif
4. Keterpaduan 11. Persatuan dan kesatuan
5. Delegasi 12. Keadilan dan kesetaraan
6. Netralitas 13. Kesejahteraan
7. Akuntabilitas
1. Nilai dasar
2. Kode etik dan kode perilaku
3. Komitmen, integritas moral dan tanggung jawab
pada pelayanan publik
4. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas
5. Kualifikasi akademik
6. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas
7. Profesionalitas jabatan (UU 5/2014)
PERILAKU INDIVIDU (PERSONAL BEHAVIOR)

Bertindak sesuai persyaratan kebijakan lembaga,


dan kode etik yg berlaku

Tidak mengganggu, menindas, atau dikriminasi


terhadap rekan dan masyarakat

Profesional, harmonis, berkontribusi thd


lingkungan kerja yang aman dan produktif
PERILAKU INDIVIDU (PERSONAL BEHAVIOR)

Hormat, sopan, jujur, adil, dan perhatian thd


kepentingan kolega dan masyarakat, hak,
keamanan & kesejahteraan

Keputusan yang adil, tidak memihak dan segera,


memberikan pertimbangan informasi yg tersedia
(nspk)

Melayani stakeholders, setiap hari tepat waktu,


memberikan masukan informasi dan kebijakan
Tidak mengungkapkan informasi resmi/dokumen
yang diperoleh selain yang dipersyaratkan hukum
otorisasi yang sah

Tidak menyalahgunakan informasi resmi untuk


kepentingan pribadi atau komersial untuk diri
mereka sendiri atau yg lain

Mematuhi persyaratan legislatif, kebijakan setiap


instansi dan semua arahan yang sah mengenai
komunikasi dengan menteri, staf menteri, media,
dan masyarakat lainnya
Tidak terlibat dalam penipuan dan korupsi

Dilarang untuk melakukan penipuan yang


menyebabkan kerugian keuangan aktual atau
potensial untuk setiap orang atau institusinya.

Dilarang berbuat curang dalam menggunakan


posisi dan kewenangan mereka untuk keuntungan
pribadinya.
Melaporkan setiap perilaku curang atau korup

Melaporkan setiap pelanggaran kode etik

Memahami dan menerapkan kerangka


akuntabilitas yang berlaku di sektor publik
Bertanggungjawab untuk pengeluaran yang
resmi

Menggunakan secara teliti dan efisien

Hanya menggunakan yang berhubungan


dengan pelaksanaan tugas
Menggunakan waktu kerja/sumberdaya hanya
untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan

Mematuhi kebijakan dan pedoman dalam


penggunaan setiap fasilitas dan sumber daya
secara bertanggung jawab

Berhati-hati untuk memastikan bahwa setiap


perjalanan dinas yang dilakukan untuk tujuan
resmi dan benar-benar diperlukan
Menggunakan kekayaan dan barang milik
negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efisien
Bertindak dan mengambil keputusan secara
transparan

Menjamin penyimpanan informasi yg bersifat


rahasia

Mematuhi perencanaan yang telah ditetapkan

Berbagi informasi untuk mendorong efisiensi


dan kreativitas
Menjaga kerahasiaan yang menyangkut
kebijakan negara

Memberikan informasi secara benar dan


kepada pihak lain untuk kepentingan dinas

Tidak menyalahgunakan informasi intern


negara, tugas, kekuasaan dan jabatan untuk
kepentingan pribadi atau orang lain
Memastikan kepentingan pribadi atau
keuangan tidak bertentangan dengan
kepentingan tugas

Bila terjadi konflik kepentingan,


mengutamakan kepentingan umum drpd
kepentingan pribadi

Memahami bahwa konflik kepentingan


dianggap ada atau berpotensi ada dimasa
depan
Memahami bahwa konflik kepentingan dianggap ada atau
berpotensi ada dimasa depan

 Hubungan dengan orang-orang yang berurusan dengan


Lembaga yang melampaui tingkat hubungan kerja
profesional;
 Menggunakan keuangan organisasi dengan bunga secara
pribadi atau yang berurusan dengan kerabat seperti:
 Memiliki saham atau kepentingan lain yang dimiliki oleh
PNS di suatu perusahaan atau bisnis secara langsung,
atau sebagai anggota dari perusahaan lain atau
kemitraan, atau melalui kepercayaan;
 Memiliki pekerjaan diluar, termasuk peran sukarela,atau
direktur, apakah dibayar atau tidak; dan
 Menerima hadiah atau manfaat.
Apabila terjadi konflik kepentingan,
melaporkan secara tertulis kpd pimpinan utk
mendapatkan bimbingan

Menjaga agar tidak terjadi konflik


kepentingan dalam pelaksanaan tugas
Memastikan tindakan dan keputusan yang
berimbang dan tidak bias

Bertindak adil dan mematuhi prinsip2 due


process

Akuntabel dan transparan


Melakukan pekerjaan secara penuh, efektif,
dan efisien

Berperilaku sesuai dengan standar sektor


publik, kode etika publik sesuai dengan
organisasinya

Mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi


adanya potensi konflik kepentingan
 Kompleksitas kebutuhan dan tuntutan terhadap
institusi/lembaga pemerintah, mendorong wewenang
dan tanggungjawab tidak lagi hanya dikonsentrasikan
pada pimpinan.

 Pendelegasian dan distribusi wewenang dan


tanggungjawab pada bawahan suatu kebutuhan yang
memang mendesak.
START DIAGRAM ALUR
PROSES
PERENCANAAN
Identifikasi aktivitas-aktivitas yang PROGRAM/
Tentukan individu/kelompok/ diperlukan untuk mencapai target dan
komunitas sasaran program/kegiatan
KEGIATAN YANG
sasaran program/kegiatan AKUNTABEL

Identifikasikan kebutuhan dan


harapan dari individu/ kelompok/ Identifikasi kapasitas organisasi yg
komunitas sasaran diperlukan (sdm, anggaran, dlsb)

Tetapkan tujuan dan sasaran


(outcomes) yang ingin dicapai Identifikasi dan tentukan para pemangku
kepentingan dari program/kegiatan

Inventarisasi model berbasiskan bukti


dan praktik-praktik yang sukses (best
practice) yang bisa digunakan dalam
rancangan program
Buat rencana rinci dari masing-masing
aktivitas A
DIAGRAM ALUR
A PROSES
PERENCANAAN
PROGRAM/
KEGIATAN YANG
AKUNTABEL

Tentukan metode dan instrumen Buat skenario integrasi evaluasi proses


pengukuran dan pertanggungjawaban dan capaian terhadap proses peningkatan
kualitas pelaksanaan program/kegiatan kualitas berkelanjutan

Tentukan metode dan instrumen


Buat skenario bagaimana menjamin
pengukuran dan pertanggungjawaban
keberlanjutan program, jika sukses SELESAI
kualitas capaian program/kegiatan
START DIAGRAM ALUR
PROSES
AKUNTABILITAS PADA
Tentukan individu/kelompok/ PROSES
komunitas sasaran program/kegiatan PERENCANAAN
Identifikasi dan tentukan para pemangku PROGRAM/KEGIATAN
kepentingan dari program/kegiatan
Identifikasikan kebutuhan dan
harapan dari individu/ kelompok/
komunitas sasaran
Tentukan metode dan instrumen
pengukuran dan pertanggungjawaban
Tetapkan tujuan dan sasaran kualitas pelaksanaan program/kegiatan
(outcomes) yang ingin dicapai

Tentukan metode dan instrumen


Perencanaan program/kegiatan pengukuran dan pertanggungjawaban
kualitas capaian program/kegiatan
A
DIAGRAM ALUR

A PROSES
AKUNTABILITAS PADA
PROSES
PERENCANAAN
PROGRAM/KEGIATAN

Buat skenario integrasi evaluasi proses


dan capaian terhadap proses peningkatan
kualitas berkelanjutan

Buat skenario bagaimana menjamin


keberlanjutan program, jika sukses SELESAI
a. PNS yang akuntabel adalah PNS yang:
 mampu mengambil pilihan yang tepat ketika
terjadi konflik kepentingan,
 tidak terlibat dalam politik praktis,
 melayani warga secara adil, dan
 konsisten dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.
b. ASN sebagai profesi berlandaskan pada prinsip sebagai
berikut yaitu:

 Nilai dasar,
 Kode Etik dan Kode Perilaku,
 Komitmen,
 Integritas Moral dan Tanggung Jawab pada Pelayanan
Publik,
 Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan Bidang Tugas,
 Kualifikasi Akademik,
 Jaminan Perlindungan Hukum dalam Melaksanakan Tugas,
serta
 Profesionalitas Jabatan.
c. Pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika berarti dapat
membuat keputusan dan tindakan yang tepat dan akurat. Dalam
prakteknya, penempatan kepentingan umum berarti :
 Memastikan tindakan dan keputusan yang berimbang dan tidak
bias;
 Bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due process;
 Akuntabel dan transparan;
 Melakukan pekerjaan secara penuh, efektif dan efisien;
 Berperilaku sesuai dengan standar sektor publik, kode sektor publik
etika sesuai dengan organisasinya serta
 Mendeklarasikan secara terbuka bila terjadi adanya potensi konflik
kepentingan.
• PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil pilihan yang tepat ketika terjadi
konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis, melayani warga secara adil dan
konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Namun kenyataanya masih banyak PNS
yang tidak menjalankan nilai-nilai tersebut. Bagaimana tanggapan anda terhadap masih sering
dijumpainya kasus PNS yang tidak taat aturan maupun belum mampu menempatkan dirinya
sebagai pelayan publik?
• Fenomena PNS yang masih seringkali diketemukan memungut uang imbalan atas layanan
yang diberikan kepada masyarakat tentunya menjadi permasalahan bagi kita semua. Ada istilah
“jika ingin cepat harus ada uang pelicin”. Padahal hal tersebut sangat tidak diperbolehkan dan
melanggar aturan yang sudah ditetapkan mengenai pelayanan publik. Bagaimana tanggapan
anda terhadap fenomena tersebut dilihat dari perspektif perilaku yang curang dan koruptif?
• Fenomena PNS yang masih seringkali diketemukan memungut uang imbalan atas
layanan yang diberikan kepada masyarakat tentunya menjadi permasalahan bagi
kita semua. Ada istilah “jika ingin cepat harus ada uang pelicin”. Padahal hal
tersebut sangat tidak diperbolehkan dan melanggar aturan yang sudah ditetapkan
mengenai pelayanan publik. Bagaimana tanggapan anda terhadap fenomena
tersebut dilihat dari perspektif perilaku yang curang dan koruptif?
CONTOH HASIL PERUBAHAN MINDSET
DIKLAT PELATIHAN DASAR CPNS

STUDI KASUS
 KASUS KE-PUPR-AN YANG DIBERIKAN OLEH
PENGAJAR
 KASUS KE-PUPR-AN HASIL KAJIAN PESERTA
HABITUASI

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


HABITUASI

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
URAIKAN PERISTIWA DIATAS TERKAIT DENGAN
AKUNTABILITAS BIDANG PUPR

• Nilai-2 yang terkait akuntabilitas


• Faktor terkait , uraikan sesuai hasil diskusi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai