0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
79 tayangan5 halaman
Analisis kasus Prof. Suteki membahas tentang pemberhentian sementara Prof. Suteki dari jabatannya sebagai ketua program studi Magister Ilmu Hukum UNDIP oleh Rektor UNDIP. Analisis menyimpulkan bahwa pemberhentian tersebut tidak prosedural karena Prof. Suteki merupakan ASN golongan IV sehingga hanya dapat diberhentikan oleh menteri, dan belum terbukti melanggar ketentuan tertentu.
Analisis kasus Prof. Suteki membahas tentang pemberhentian sementara Prof. Suteki dari jabatannya sebagai ketua program studi Magister Ilmu Hukum UNDIP oleh Rektor UNDIP. Analisis menyimpulkan bahwa pemberhentian tersebut tidak prosedural karena Prof. Suteki merupakan ASN golongan IV sehingga hanya dapat diberhentikan oleh menteri, dan belum terbukti melanggar ketentuan tertentu.
Analisis kasus Prof. Suteki membahas tentang pemberhentian sementara Prof. Suteki dari jabatannya sebagai ketua program studi Magister Ilmu Hukum UNDIP oleh Rektor UNDIP. Analisis menyimpulkan bahwa pemberhentian tersebut tidak prosedural karena Prof. Suteki merupakan ASN golongan IV sehingga hanya dapat diberhentikan oleh menteri, dan belum terbukti melanggar ketentuan tertentu.
Hukum Pancasila dan Filsafat Pancasila selama 24 Tahun ASN Golongan IV
Pernah Menjadi Saksi Ahli dalam
Persidangan HTI di PTUN KEDUDUKAN KASUS Menjadi saksi Dianggap mendukung HTI HTI, sehingga tidak taat Pancasila Melanggar Ketentuan Pasal 3 angka 3 PP No. 53 2010
Harus menjalani proses
persidangan disiplin
Pemberhentian sementara dari jabatan
kaprodi MIH Sejak 6 juni 2018 melalui Surat Keputusan Nomor: 586/UN7.P/KP/2018 tentang pemberhentian dua jabatan penting dan beberapa jabatan lain di luar kampus, oleh REKTOR UNDIP ANALISIS KASUS
Penghentian jabatan Prof. Suteki oleh Rektor UNDIP tidak prosedural
bilamana:
1. Prof. Suteki merupakan ASN golongan IV, sehingga hanya dapat
diberhentikan oleh menteri 2. Pembebastugasan tidak bisa dilakukan sebelum ada keputusan pengadilan, kecuali ada statuta universitas yang menyebutkan bahwa dosen tidak boleh berideologi tertentu 3. Belum terbukti bahwa Prof. Suteki melanggar ketentuan Pasal 3 angka 3 PP Nomor 53 Tahun 2010