USULAN PENELITIAN
TIM PENGUSUL :
UNIVERSITAS JANABADRA
YOGYAKARTA
MEI 2022
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui
Ketua LP3M
ii
IDENTIAS DAN URAIRAN UMUM
3. Obyek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian);
4. Masa Pelaksanaan
Mulai : Mei 2022
Berakhir : September 2022
5. Usulan Biaya
6. Lokasi Penelitian (lab/studio/lapangan) yaitu Perpustakaan Fakultas
Hukum, Perpustakaan Wilayah Graha Pustaka, Perpustakaan Pusat Kajian
Hukum Konstitusi FH UJB, Perpustakaan Pribadi
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… ii
RANGKUMAN……………………………………………………………vi
BAB 1 PENDAHULUAN
iv
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................19
LAMPIRAN
v
RINGKASAN
vi
BAB I
PEDAHULUAN
Materi muatan naskah UUD Tahun 1945 periode I (masa Orde lama) dan
Periode II adalah konsep yang sama. Membahas penafsiran Orde Baru terhadap
konsep UUD Tahun 1945 yang singkat dan supel (istilah yang dipakai orde baru
dalam mensosialisasikan UUD 1945) hanya 16 BAB dan 37 Pasal dan 4 ayat
Aturan Peralihan, 2 ayat Aturan Tambahan. Filosofinya pada waktu itu adalah
UUD hanyalah sebuah konsep, karena yang terpenting dalam sebuah konstitusi,
yaitu semangat para.penyelenggaranya. Filosofi itu tidak berlaku lagi setelah ada
amandemen empat tahap, karena UUD Tahun 1945 singkat tapi multi tafsir.
Political will Soeharto sebagai Presiden mendesain negara Indonesia menjadi
negara yang otoriter, kekuasaan ada di satu tangan yaitu Presiden. Melalui
mayoritas tunggal penguasaan parlemen oleh pemerintah, maka UU yang
dihasilkan lebih banyak kepentingan sepihak yaitu kepentingan pemerintah.
1
Parlemen sebagian besar pendukung pemerintah, maka UU lebih cepat disepakati
dan lebih banyak kepentingan pemeritah daripada rakyatnya.
Produk hukum di era orde baru lebih banyak peratuan yang memberikan
kewajiban pada rakyatnya dari pada hak dan mengarah ke negara yang tidak
demokratis, pemeritahan yang sentralistis, otoriter, solusi permasalahan dengan
pendekatan militeristik, sifat penyelenggaraan pemerintahan rule of man, sengaja
tidak dibuat UU tentang HAM sehingga pemerintah tidak pernah melanggar HAM
karena tidak ada UU yang mengatur tentang HAM. Beberapa penyimpangan yang
dilakukan pelanggaran HAM, birokrasinya bersifat Kolusi, Korupsi, Nepotisme
(KKN), Pejabat kebal hukum (diskriminasi) dalam penegakan hukum,
pembunuhan karakter terhadap partai politik, penangkapan aktifis yang
mengkritisi penyelenggaraan pemerintahan (karena dianggap melawan
pemerintahan yang sah).
2
dibuat wajib mendukung kepentingan nasional. Desain UUD terdapat
penumpukan kekuasaan legislative dan eksekutif ada di tangan Presiden, Dengan
kata lain Presiden yang membuat undang-undang dan presiden pula yang
melaksanakan. Parlemen “lumpuh”, sehingga muncul sebutan untuk lembaga
DPR D4 yaitu Datang, Duduk, Dengar, Duit. Pemerintahan masa Presiden
Soeharto yang menjabat dari Tahun 1971 sampai dengan Tahun 1998 semakin
jelas penyimpangan ketatanegaraan.
1
Pasal 8 UUD menyebutkan bahwa “jika Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai
habis masa waktunya”
3
Terpilihnya Abdurrahman Wahid sebagai Presiden ke-4 terdapat beberapa
peristiwa yang semakin membukakan mata negara Indonesia terkait sistem
ketatanegaraan, bahwa ternyata baru sadar diketahui Bersama bahwa desain UUD
banyak mengandung kelemahan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia sehingga
mudah disimpangi oleh siapa saja yang menjabat sebagai Presiden.
Amandemen UUD NRI Tahun 1945 bukanlah hasil akhir dari proses
reformasi konstitusi, melainkan hanya sebuah tahapan untuk semakin
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
dan UUD NRI Tahun 1945.
4
Tahun 1999 tentang Pemilu, UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan
DPR/MPR, UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 40
Tahun 1999 tentang Pers, UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
Perjuangan meneruskan cita-cita Reformasi berlanjut dilaksanakan oleh
Presiden berikutnya yaitu Presiden Abdurahman Wahid (Gusdur), Megawati
hanya melanjutkan karena Presiden Abdurahman Wahid berhenti di tengah masa
jabatan. Dalam Pemilu Presiden tahun 2004 berhasil dimenangkan oleh Susilo
Bambang Yudoyono. Presiden yang menjabat selama dua periode yang vokus
pada pemberantasan korupsi, maka lahirlah lembaga KPK sampai sekarang masih
melakukan pemberantasan korupsi. Presiden berikutnya oleh Presiden Joko
Widodo selama dua periode dan sekarang masuk periode kedua.
Perjalanan mewujudkan cita-cita reformasi tidak berjalan mulus namun
tertatih-tatih baik oleh perkembangan kedewasaan dalam produk regulasi yaitu
UU organik sebagai pelaksana UUD, dan dinamika politik partai yang dilakukan
oleh para elit politik yang lebih agresif dalam berpolitik praktis dari pada berjuang
sebagai negarawan,
Di masa Presiden Joko Widodo periode yang kedua ini terdapat sesuatu
yang berbeda. Diawali dengan pencabutan ribuan Perda-Perda yang dianggap
mengganggu investasi, pengangkatan pejabat publik yang kontroversional,
pemaksaan penyusunan UU model Omnibuslaw yang sama sekali tidak ada
landasan hukumnya. Berdasarkan hal tesebut sudah menunjukkan Presiden salah
mempersepsikan cita-cita reformasi.
Permasalahan berlanjut dengan para mentri membuat kebijakan yang
saling berseberangan, terjadi penyimpangan ketidak sesuaian antara jenis
peraturan dan materi muatan. Para Menteri berlomba-lomba membuat peraturan
dan pemerintah bisa dikatakan sebagai single peran, karena DPR “dianggap” tidak
ada. Pemerintah terlalu percaya diri dengan lebih dari 80 % dukungan dari koalisi
Pemerintah, sehingga tidak perlu heran bila beberapa UU yang disahkan digugat
di MK karena banyak yang tidak sesuai dengan cita-cita reformasi dan keinginan
rakyat.
5
Sesuai dengan sistem pemerintahan presidential, maka Presiden baik
sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara. Masa periode kedua
Pemerintahan Joko Widodo memiliki persepsi yang keliru terhadap cita-cita
reformasi, baik aspek sosial, ekonomi, politik, Pendidikan, demokrasi, HAM,
penegakan hukum, dengan kata lain keliru dalam memanage penyelenggaraan
pemerintahan Indonesia yang jelas memiliki prinsip dasar Pancasila. Persepsi
yang keliru berakibat pada penyimpangan UUD NRI Tahun 1945 yang sudah
merupakan kesepakantan bersama seluruh rakyat Indonesia dan dengan kata lain
terjadi penyimpangan hukum ketatanegaraan dan tidak menjalankan sebagaimana
didsesain dalam UUD NRI Tahun 1945.
Ada beberapa hal yang perlu diteliti terkait tidak berjalannya sistem
ketatanegaraan yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945 dikarenakan implikasi
dari beberapa hal seperti distorsi kedaulatan rakyat, diskriminasi penegakan
hukum, berlakunya beberapa UU yang kontroversional.
6
2. Ingin memperoleh informasi terkait produk hukum yang dibuat 5 Presiden
sebagai landasan penyelenggaraan pemerintahan yang menjadikan
terbentuknya dinamika politik ketatanegaraan yang berbeda-beda pada
setiap Presiden.
3. Ingin mencari informasi terkait sistem ketatanegaraan yang sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
eksistensi Indonesia di dunia Internasional, Alinea keempat mengadung unsur tata
cara dan dasar membentuk suatu negara. Dengan demikian Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 telah memuat amanat secara implisit untuk menjabarkan sistem
ketatanegaraan Indonesia yang mengandung unsur pembagian kekuasaan, asas
hirarki, dan teori ketatanegaraan yang sesuai dengan Negara Indonesia.
Sedangkan Pancasila menjadi pedoman utama dalam menjabarkan pasal-pasal
dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945.
Seperti pendapat A. Hamid S. Attamini bahwa Pancasila merupakan cita
hukum yang mempunyai fungsi konstitutif yang menentukan dasar suatu tata
hukum memiliki fungsi regulative sehingga Pancasila dapat menentukan apakah
suatu hukum positif adil atau tidak. Dengan demikian Pancasila menjadi penentu
adil atau tidak suatu peraturan perundang-undangan. Pancasila sebagai cita hukum
tidak memiliki kedudukan dalam sistem hierarki peraturan perundag-undangan di
Indonesia, tetapi memiliki fungsi regulative terhadap seluruh norma yang ada
dalam hierarki peraturan perunang-undangan.3
PANCASILA
Gambar.1
3
Ni’matul Huda, yang disampaikan dalam konferensi Nasional Asosiasi Pengajar HTN-
HAN dengan tema Dinamika Negara Hukum Demokratis Pasca Perubahan UUD 1945,
yang diselenggarakan oleh PP APHTN-HAN Kerjasama dengan MPR RI, Bali 19-21 Mei
2022, hlm 2.
8
Gambar.2
atau kedaulatan hukum bersumber pada pada Pancasila, oleh sebab itu setiap
hukum yang lahir harus berdasar pada Pancasila dengan memuat konsistensi isi
mulai dari yang paling atas sampai yang paling rendah hierarkinya.4
Hal inilah yang menjadikan konstitusi sebagai bentuk lain untuk mengukur
ciri khas suatu negara dalam menjalankan fungsi baik fungsi kekuasaan maupun
sebagai cita ideal sebuah negara, maka konstitusi banyak diartikan menjadi arah
4
Ibid, halaman 3
5
Muhammad Junaidi.2018.Hukum Konstitusi Pandangan dan Gagasan Modernisasi
Negara Hukum.Depok:PT RajaGrafindo Persada.Hlm.14
9
Tata urutan peraturan perundang-undangan dalam teori perundang-
undangan tidak terlepas dari pendapat Hans Kelsen bahwa norma hukum sifatnya
yang dibawah berlaku, bersumber, dan berdasar dari norma yang lebih tinggi di
atasnya, dan norma yang lebih tinggi juga bersumber dan berdasar dari norma
yang lebih tinggi lagi begitu seterusnya sampai berhenti pada suatu norma
norma yang lebih rendah tingkatannya tidak boleh bertentangan dengan norma
yang lebih tinggi tingkatannya. Norma Dasar yang merupakan norma tertinggi
dalam sistem norma tersebut tidak lagi dibentuk oleh suatu norma yang lebih
tinggi lagi, tetapi ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat sebagai Norma
Dasar.
sebagai sampah yang tak bernilai Ketika ada keputusan politik di parlemen yang
di dalam politik hukum (legal policy) yang digariskan oleh suatu negara menjadi
sangat penting untuk dipelajari demi untuk ilmu hukum itu sendiri.6
rakyak dalam setiap proses pengambilan keputusan pun nyaris seperti masa orde
6
Mahfud MD.2007.Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen
Konstitusi.Jakarta:Rajawali Pers.Hlm.47-48
10
baru, sementara sirkulasi elite politik nasional tidak banyak mengalami perubahan
perilaku mendasar.7
Hal yang paling mendasar seperti yang disampaikan oleh F.J.Stahl adalah
paham negara berdasarkan pada substansi proses hukum yang dijalankan oleh
konstitusi arus dinamis dan tidk hanya menempatkan konstitusi sebagagi sumber
hukum tertulis saja mengakibatkan proses dan paham konstitusi terus berkembang
intrpretasi reformasi trsebut, maka agenda nasional harus difokuskan pada upaya
pertama; keberadaan sistem pemilihan umum yang bebas dan adil, kedua,
dan perlindungan hak-hak sipil dan politik seluruh warga tanpa kecuali; dan
keempat; keberadaan masyarkat yang memiliki rasa percaya diri yang penuh.9
7
KH A.Mustofa Bisri.2009.Negara Pancasila Jalan Kemaslahatan
Berbangsa.Jakarta:Pustaka LP3ES.Hlm.100
8
M.Junaidi.2018.Hukum Konstitusi Pandangan dan Gadgasan Modernisasi Negara
Hukum.Depok:PT Rajagrafindo Perdada.Hlm.146
9
Ni’matul Huda.2011.Dinamika Ketatanegaraan Indonesia Dalam Putusan Mahkamah
Konstitusi.Yogyakarta:FH UII Pers.Hlm.19
11
Dengan sistem demokrasi negara akan semakin bertanggung jawab karena
sistem ini menyadarkan negara khususnya pemerintah dan pejabat bahwa tujuan
BAB III
METODA PENELITIAN
3.1. Metode Pendekatan
10
Sri Handayani RW.2021.Hukum Hak Asasi Manusia.Yogyakarta:Suluh Media.Hlm.38
11
Sri Handayani RW.2020.Teknik Penyusunan Undang-Undang dan Peraturan Daerah
serta Naskah Akademik.Yogkayakarta:Graha Ilmu.Hlm.174
12
amanat konstitusi secara filosofis dan apakah sesuai dengan pasal-pasal
UUD NRI Tahun 1945 dari aspek yuridis.
13
Perundang-undangan, kamus hukum, terminology hukum, kybernologi, jurnal
actual yang terkait dengan judul.
1). Bahan Hukum Primer (UU yang berlaku terindikasi mempengaruhi sistem
ketatanegaraan di masa Presiden ybs)
f.UU No.13 Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga atas UU No.17 Tahun
2004 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD;
14
g. UU No.17 Tahun 2007 tentang RPJPN Tahun 2005-2025 (untuk
memastikan yang dijalankan pemerintah sudah scr eksplisit tertuang
dalam UU tsb )
2). Bahan Hukum Sekunder berupa buku-buku referensi terkait hukum, tulisan
ilmiah baik jurnal maupun majalah, media cetak (fakta di lapangan) dll.
(bahan yang diperlukan untuk kelengkapan data primer, khususnya hasil
penelitian spt tesis, disertasi dan jurnal hukum ketatanegaraan dll )
Mengkaji dan menelaah bahan hukum primer yang terkait dengan judul
penelitian dan vokus pada rumusan masalah
Dalam penyajian data akan digunakan dua jenis yaitu : pertama, penyajian
secara tekstual yaitu penyajian data dalam bentuk tulisan. Kedua, penyajian
secara tabulasi yaitu penyajian dalam bentuk table, kolom dan sejenisnya
15
I. Analisis data sekunder dari penelitian ini berdasarkan ilmu hukum sebagai
berikut :
a. Menjabarkan Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945 dengan prinsip
dasar acuan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 alinea 1,2, 3 dan 4 dari
aspek filosofis, historis, yuridis internasional dan nasional
b. Menjabarkan tentang sistem ketatanegaraan Indonesia sebagaimana
diatur daalam UUD NRI Tahuh 1945
c. Menjelaskan posisi penting Pancasila, peranannya dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang menjadi penentu arah penyelenggaraan
pemerintahan dan sumber inspirasi kebijakan.
d. menjabarkan UU No.12 tahun 2011 jo UU No. 15 Tahun 2019 dan
sekarang sedang dalam revisi, yang merupakan UU organic atau
pelaksana dari Pasal 22 UUD NRI Tahun 1945.
e. Menjabarkan dan menguraikan Kembali tentang visi misi Indonesia
menuju tahun 2045.
II. Inventarisasi, klasifikasi dan karakteristik setiap produk peraturan
perundang-undangan pada masa pemerintahan 5 (lima) presiden pada masa
reformasi sampai saat ini.
III. Interpretasi terhadap hukum positif ,
Melakukan interpretasi dan menganalisis hukum positif, dengan
menggunakan metode interpretasi:
16
B. Bahan hukum sekunder
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
17
- Studi literatur
- Studi lapangan
- Pengumpulan data
- Pengolahan data
- Penyusunan laporan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
18
Muhammad Junaidi, 2018, Hukum Konstitusi Pandangan dan Gagasan
Modernisasi Negara Hukum, Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Teguh Prasetyo, Abdul Halim Barkatullah, 2012, Filsafat, Teori, & Ilmu Hukm.
Depok: PT Raja Grafindo Perada.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Justifikasi Anggaran Penelitian
1. Honorarium
Honor Honor/jam Waktu Minggu Honor
19
(jam/ming Tahun
(Rp)
gu)
Pelaksana 1 10 16
Pelaksana 2 8 16
Subtotal (Rp)
20
Bahan Kertas folio 2 paket 25.000 50.000
habis pakai
7
Bahan Kertas foto 1 paket 45.000 45.000
habis pakai
8
Bahan Solasi 3 buah 15.000 45.000
habis pakai
9
Bahan Amplop 1 pak 20.000 20.000
habis pakai besar
10
Bahan Amplop 1 pak 15.000 15.000
habis pakai kecil
11
Bahan Staples 1 buah 20.000 20.000
habis pakai sedang
12
Bahan Dokumen 2 buah 75.000 150.000
habis pakai keeper
13
Bahan Map kertas 20 buah 3.000 60.000
habis pakai
14
Bahan Map 4 buah 15.000 60.000
habis pakai Plastik
15
Bahan Foto copy 325 lembar 200 65.000
habis pakai hitam putih
16
21
Bahan Foto copy 30 lembar 1.500 45.000
habis pakai warna
17
Bahan Biaya 4 paket 25.000 100.000
habis pakai penyusunan
18 laporan
Bahan Penjilidan 4 paket 5.000 20.000
habis pakai laporan
19
Bahan Pulsa 1 paket 120.000 120.000
habis pakai Internet
20
Bahan Pulsa 1 paket 100.000 100.000
habis pakai telephon
21
Subtotal (Rp) 1.500.000
3. Perjalanan
Harga Biaya per Tahun (Rp)
Justifikasi
Material Kuantitas Satuan Tahun ke 1 Tahu Tahu
Perjalanan
(Rp) n ke 2 n ke 3
Perjalanan ke survey/ 6 kali 100.000 600.000
pasar-pasar sampling,
tradisional akomodasi,
konsumsi
dan
transportasi
Perjalanan ke Wawancara 2 kali 100.000 200.000
Kantor Dinas akomodasi,
Pengelolaan konsumsi
Pasar Kota dan
22
Yogyakarta transportasi
Perjalanan ke Wawancara 2 kali 100.000 200.000
Biro Hukum akomodasi,
Kantor konsumsi
Pemerintah dan
Daerah Kota transportasi
Yogyakarta
Subtotal (Rp) 1.000.000
4. Sewa
Biaya per Tahun (Rp)
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Tahun ke Tahun Tahun
Perjalanan Satuan (Rp)
1 ke 2 ke 3
Kendaraan Survey,penelitian 4 kali 250.000 800.000
roda lokasi
empat
camera Dokumentasi 2 kali 100.000 200.000
Subtotal (Rp) 1.000.000
Lampiran 2
Susunan Organisasi dan Pembagian Tugas
NO NAMA INSTANSI BIDANG ALOKASI URAIAN TUGAS
ASAL ILMU WAKTU
(JAM/
23
MINGGU)
1 Sri Universitas Ilmu 8 jam/ - Mengkoordinasi proses
Handayani Janabadra Hukum minggu pengambilan,
RW,S.H., pengumpulan, analisis,
M.H. penyusunan interpretasi,
dan penyusunan laporan
penelitian.
- Mengkoordinasi
penyusunan laporan
akhir penelitian,
publikasi hasil penelitian
dalam jurnal.
- Bertanggung jawab
terhadap hasil pelaporan
penelitian mulai dari
laporan harian, laporan
kemajuan, laporan akhir
dan penggunaan
anggaran penelitian
- Membantu ketua dalam
proses pengambilan,
pengumpulan, analisis,
penyusunan interpretasi
data, dan penyusunan
laporan penelitian.
- Membantu ketua dalam
persiapan instrument
penelitian, perlengkapan
penelitian, dan
instrument penunjang.
- Membantu ketua dalam
24
penyusunan laporan
akhir penelitian,
publikasi hasil penelitian
dalam jurnal
- Turut bertanggung jawab
terhadap hasil pelaporan
penelitian mulai dari
laporan harian, laporan
kemajuan, laporan akhir
dan penggunaan
anggaran penelitian
Lampiran 3
Biodata Ketua dan Tim Pengusul
A. Identitas Diri Ketua Peneliti
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Sri Handayani Retna Wardani S.H., M.H.
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Jabatan Fungsional Lector/IIIc
4. NPP 191070175
5. NIDN 0519096501
6. Tempat dan Tanggal Lahir Yogyakarta, 19 September 1965
7. Email yani@janabadra.ac.id
8. Nomor Telepon 085942037418
9. Alamat Kantor Fakultas Hukum Universitas Janabadra, Jalan
Timoho II Nomor 40 Yogyakarta
10 Nomor Telepon (0274) 553767
11. Lulusan yang Telah Dihasilkan S1 : Orang S2 : Orang
12. Mata Kuliah yang Diampu 1. Hukum Tata Negara
2. Hukum Kenegaraan dan Perundang-
25
undangan
3. Kepartaian dan Pemilu
4. Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan
5. Pendidikan Kewarganegaraan
6. Pancasila
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Universitas Isam Indonesia Universitas Islam
Tinggi Indonesia
Bidang Ilmu Ilmu Hukum Ilmu Hukum
Tahun Masuk 1985 2000
Tahun Lulus 1990 2002
Judul Skripsi / Tesis Peran Kantor Sosial Politik Pertnggungjawaban
Dalam Pembinaan Politik Kepala Daerah
Dalam Negeri di Kabupaten
Sleman
Nama Pembimbing Dahlan Thaib, SH.,Msi Dr. Dahlan Thaib, SH,
MSi, Ni’matul Huda
SH.,M.Hum
C. Pengalaman Penelitian
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber Jumlah (Rp)
1. 2015 Tolok Ukur Demokrasi Pancasila Anggaran 5.000.000
Dalam Membentuk Undang-Undang Kopertis
Pemilu Legislatif Wilayah V
2 2016 Grand Design Politik Ketatanegaraan Anggaran 2.000.000
26
Indonesia Sesuai Pancasila Dan Fakultas
UUD NRI Tahun 1945 Hukum
3 2017 Evaluasi Perda-Perda Tahun 1997- DPRD DIY 6.500.000
2017 Bidang Komisi D DPRD DIY
4 2018 Evaluasi Perda DIY No.3 Tahun DPRD DIY 7.500.000
2011 tentang Pajak Daerah
5 2019 Redisain Pengaturan Partai Politik LP3M dan 4.500.000
Dalam Rangka Membentuk Sistem Fakultas
Kepartaian Yang Efektif hukum univ
janabadra
27
8.
9.
A. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan Universitas Janabadra
Tinggi
Bidang Ilmu Ilmu Hukum
Tahun Masuk 2020
B. Pengalaman Penelitian
Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian Sumber Jumlah
(Rp)
1.
2.
28