Anda di halaman 1dari 100

BAB I

PENDAHULUAN

A. PROFIL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA


1. Sejarah Singkat Fakultas Hukum
a. Latar Belakang
Daerah Bali merupakan daerah yang kaya dengan nilai-nilai
hukum adat dan perlu digali, dibina, serta dikembangkan dalam rangka
memperkaya khasanah hukum nasional. Untuk melakukan penggalian,
pengembangan dan pembinaan nilai-nilai hukum adat ini perlu
dipersiapkan tenaga-tenaga ahli di bidang hukum. Landasan pemikiran ini
merupakan arahan dari pemikiran para Sarjana Hukum di Bali yang
terhimpun dalam Perhimpunan Sarjana Hukum Fakultas Hukum dan
Pengetahuan Masyarakat kepada Presidium Universitas Udayana.
Pemikiran dan usulan PERSAHI Cabang Bali, mendapat
sambutan dan dukungan positif dari Presidium Universitas Udayana
dalam rapatnya pada hari Selasa tanggal 7 Juli 1964, yang mengambil
tempat di ruang rapat Fakultas Sastra Universitas Udayana. Rapat
Presidium Universitas Udayana dengan para Dekan Fakultas di
lingkungan Universitas Udayana tersebut memutuskan untuk membuka
Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat dalam lingkungan
Universitas Udayana mulai tahun kuliah 1964/1965.

b. Lahirnya Fakultas Hukum


Perwujudan hasil rapat Presidium Universitas Udayana dengan
para Dekan, ditetapkan Panitia Persiapan Pembentukan Fakultas Hukum
dan Pengetahuan Masyarakat dalam Surat Keputusan Presidium
Universitas Udayana Nomor 933/Sek/X/UNUD/1964 tertanggal 24 Juli
1964, dengan susunan personalia sebagai berikut :
1) Purwanto Sastroatmodjo, SH; Wakil Ketua III Presidium Universitas
Udayana, sebagai ketua merangkap anggota;
2) Drs. I Wayan Rendha; Sekretaris Universitas Udayana sebagai
sekretaris merangkap anggota.
3) Adrinudin Salim, SH; Jaksa pada Kejaksanaan Negeri Denpasar,
sebagai anggota;
4) Th.K. Suraputra, SH; Hakim pada pengadilan Negeri Denpasar
sebagai anggota;
5) Suwondo, SH; Jaksa Tentara Kodam XVI Udayana di Denpasar
sebagai anggota.
Panitia mempunyai tugas mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pembukaan Fakultas Hukum dan Pengetahuan
Masyarakat Universitas Udayana mulai tahun kuliah 1964/1965.
Presidium Universitas Udayana dalam mewujudkan terbentuknya
Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat pada tanggal 26 Agustus
1964 mengajukan permohonan persetujuan kepada Menteri Pendidikan
Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) di Jakarta untuk dapat
mengeluarkan Surat Keputusan tentang Pendirian Fakultas Hukum dan
Pengetahuan Masyarakat Universitas Udayana Denpasar, melalui Surat
Nomor 939/PS/X/UNUD/64.
Didalam surat permohonan tersebut ada dua hal yang
dikemukakan sebagai dasar / alasan pembentukan Fakultas Hukum dan
Pengetahuan Masyarakat, yaitu :

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~1


1. Universitas Udayana yang semula terdiri dari empat fakultas
(Fakultas Sastra, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Hewan
dan Peternakan serta Keguruan dan Ilmu Pendidikan), sejak tanggal
23 Juli 1964 hanya memiliki tiga fakultas saja (Fakultas Sastra,
Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan)
karena Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan sejak tanggal
tersebut ditimbang terimakan dari Universitas Udayana kepada
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang;
2. Adanya keputusan rapat Presidium Universitas Udayana dengan
para Dekan di lingkungan Universitas Udayana tanggal 7 Juli 1964
tentang Pembentukan Fakultas Hukum dan Pengetahuan
Masyarakat.
Berdasarkan permohonan Presidium Universitas Udayana, Menteri
PTIP mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 98 Tahun 164 tertanggal 26
Agustus 1964 tentang Pendirian Fakultas Hukum dan Pengetahuan
Masyarakat Universitas Udayana di Denpasar. Dalam surat keputusan
tersebut ditetapkan bahwa Terhitung mulai tanggal 1 September 1964
mendirikan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat
Universitas Udayana di Denpasar dengan catatan bahwa untuk
sementara sampai dengan tahun 1965 biaya penyelenggaraannya ada di
luar tanggungan Departemen Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan.
Dengan Surat Keputusan di atas Fakultas Hukum dan
Pengetahuan Masyarakat Universitas Udayana, pada Dies Natalis ke III
Universitas Udayana tanggal 29 September 1964, diresmikan
pendiriannya oleh Brig. Jen.Prof.Dr. Sumantri Hardjoprakoso, Pembantu
Menteri dan atas nama Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan.
Dalam kata sambutan beliau dinyatakan antara lain : akhirnya
pada kesempatan ini tanggal 29 September 1964 atas nama Yang Mulia
Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan saya resmikan
pembukaan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat yang
langsung menjadi Fakultas Hukum Negeri di bawah Universitas
Udayana.

2. Perkembangan Fakultas Hukum Universitas Udayana


a. Umum
Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat yang didirikan
pada tahun 1964 terdiri dari 4 (empat) jurusan, yaitu :
1. Jurusan Hukum Adat;
2. Jurusan Hukum Perdata;
3. Jurusan Hukum Pidana; dan
4. Jurusan Hukum Tata Negara.
Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas
Udayana sejak tahun 1982 menjadi Fakultas Hukum, disesuaikan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1981.
Selanjutnya berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 0562/D/1983, tanggal 3 Desember 1983
diadakan perubahan penjurusan sehingga pada Fakultas Hukum
Universitas Udayana terdapat 5 (lima) jurusan, yaitu :
1. Jurusan Hukum Keperdataan;
2. Jurusan Hukum Pidana;
3. Jurusan Hukum Tata Negara;
4. Jurusan Hukum Administrasi Negara; dan
5. Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (titipan Universitas).

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~2


Pada masing-masing jurusan dibentuk laboratorium-laboratorium
sebagai berikut :
(1) Jurusan Hukum Keperdataan terdiri dari : Lab. Hukum Perdata
Barat Lab. Hukum Acara Perdata, Lab. Hukum Perdata
International, Lab. Hukum Adat, Lab. Hukum Islam. Lab. Hukum
Dagang, dan Lab. Hukum Perbankan;
(2) Jurusan Hukum Pidana terdiri dari : Lab, Kriminologi, dan lab.
Penegakan Hukum Pidana;
(3) Jurusan Hukum Tata Negara terdiri dari : Lab. Hukum Internasional
dan Lab. Konstitusi; dan
(4) Jurusan Hukum Administrasi Negara terdiri dari Lab. Pengkajian
Keputusan Pemerintah.
Pada Fakultas Hukum Universitas Udayana dibentuk pula lembaga-
lembaga non struktural yaitu :
1. Lembaga Penelitian Hukum;
2. Lembaga Pengabdian Masyarakat;
3. Lembaga Publikasi dan Dokumentasi Hukum; dan
4. Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum.
Laboratorium dan lembaga yang ada tersebut ditetapkan dengan Surat
Keputusan Dekan.
Dengan keluarnya Surat Keputusan Mendikbud R.I. Nomor
17/D/O/1993; out put Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum diseluruh
Indonesia tidak lagi disertai dengan penjurusan. Namun sebagai
pengelola sumber daya manusia bagi pengembangan ilmu hukum,
fungsinya digantikan oleh bagian-bagian.
Adapun bagian-bagian yang ada pada Fakultas Hukum Universitas
Udayana sebagai pengganti jurusan sesuai SK Mendikbud No.
678/PT.17.H/II.22/C.10.03/1993 tanggal 2 Agustus 1993 adalah :
1. Bagian Dasar-dasar Ilmu Hukum;
2. Bagian Hukum Perdata;
3. Bagian Hukum Pidana;
4. Bagian Hukum Tata Negara;
5. Bagian Hukum Administrasi Negara;
6. Bagian Hukum Internasional;
7. Bagian Hukum dan Masyarakat; dan
8. Bagian Hukum Acara.
Untuk menunjang kegiatan-kegiatan bagian ini, berdasarkan SK
Rektor Universitas Udayana. Nomor 405/PT.17.H/II/C.10.03/1993 tanggal
1 Oktober 1993 dibentuk Laboratorium Hukum yang membawahi tiga
bidang kegiatan yaitu :
1. Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum;
2. Bidang Litigasi Hukum (Praktek Penegakan Hukum); dan
3. Bidang Non Litigasi (praktek hukum lainnya)
Kemudian SK tersebut di atas diperbaharui berdasarkan SK Rektor
Universitas Udayana Nomor 4095 /PT.17.H/II.22 /C.10.03/1993 Tentang
Pembentukan Laboratorium Universitas Udayana yang membawahi :
I. Unit Konsultasi dan Bantuan Hukum;
II. Unit Litigasi; dan
III. Unit Non Litigasi.

b. Perkembangan Tenaga pengajar


Pada waktu berdirinya Fakultas Hukum belum terdapat tenaga
pengajar tetap dan semua tenaga pengajar adalah Dosen Luar Biasa.
Sejak pertengahan tahun ajaran 1964/1965 barulah diangkat 2 orang
Dosen Tetap, tahun 1965/1966 Tenaga Dosen tetap menjadi 3 orang dan

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~3


2 orang Asisten Dosen tetap; tahun 1972 menjadi 13 Dosen Tetap dan 4
Asisten Dosen Tetap; tahun 1973 menjadi 20 Dosen tetap dan Asisten
Dosen Tetap; 1976 menjadi 29 Dosen tetap dan Asisten Dosen Tetap;
tahun 1977 menjadi 40 Dosen tetap dan Asisten Tetap; tahun 1980
menjadi 50 Dosen Tetap; tahun 1983-1985 menjadi 74 Dosen Tetap;
tahun 1986 menjadi 80 Dosen Tetap; tahun 1990 menjadi 135 Dosen
Tetap; tahun 1994 jumlah Dosen Tetap adalah 131 orang; selanjutnya
tahun 2000 menjadi 127 Dosen, tahun 2005 menjadi 130 Dosen, tahun
2006 berjumlah 129 Dosen, tahun 2013 Dosen Tetap Fakultas Hukum
berjumlah 119 orang, dan pada saat ini dosennya berjumlah 111 orang.
Pada saat ini Fakultas Hukum telah memiliki 17 (tujuh belas) Guru
Besar, yaitu:
1. Prof. Dr. I Dewa Gede Atmadja., S.H., M.S.
2. Prof. Dr. T.I.P. Astiti., S.H., M.S.
3. Prof. Dr. I Nyoman Sirtha., S.H., M.S.
4. Prof. RA. Retno Murni,S.H.,M.H.,,Ph.D.
5. Prof. Dr. I Gst. Ayu Agung Ariani., S.H.,M.S.
6. Prof. Dr. I Ketut Mertha, SH.,MHum.
7. Prof. Dr. Johanes Usfunan., Drs., SH., M.H.
8. Prof. Dr. Ibrahim R., S.H., M.H.
9. Prof. Dr. I Made Pasek Diantha, SH.,MS.
10. Prof. Dr. I Gusti Ngurah Wairocana., S.H., M.H.
11. Prof. Dr. I Ketut Rai Setiabudhi, S.H., M.S.
12. Prof. Dr. I Made Subawa., S.H., M.S
13. Prof. Dr. I Wayan Parsa,S.H.,M.Hum.
14. Prof. Dr. I Made Arya Utama., S.H., M.H.
15. Prof. Dr. I Wayan Windia,S.H.,M.Si.
16. Prof. Dr. I Putu Sudarma Sumadi,S.H.,S.U.
17. Prof. Dr. Ida Bgs. Wyasa Putra, SH.,MHum.

3. Visi, Misi dan Motto Fakultas Hukum


a. Visi
Terwujudnya Fakultas Hukum Unud sebagai lembaga pendidikan tinggi
yang menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keunggulan
kompetitif dalam bidang ilmu dan keahlian hukum yang berbudaya
serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Misi
1) merumuskan kebijakan kurikulum yang berbasis kompetensi;
2) menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran secara terencana,
teratur, dan terjadwal;
3) menyelenggarakan penelitian secara terencana, teratur, dan
berkelanjutan;
4) menyelenggarakan penerbitan karya-karya ilmiah secara
terencana, teratur, dan berkelanjutan;
5) menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat secara
terencana, teratur, dan berkelanjutan;
6) meningkatkan kualitas fungsi-fungsi kelembagaan dan sumber
daya manusia, baik tenaga akademik maupun tenaga administratif;
dan
7) meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
c. Motto
Dharma Hukum : Kebenaran dan Keadilan

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~4


4. Tujuan Pendidikan Hukum
a. Tujuan Pendidikan Hukum
1) Tujuan Kesarjaaan Umum
a)Menghasilkan seorang sarjana yang :
(1) berjiwa Pancasila.
(2) berkepribadian.
(3) mengenal etika sarjana, bersifat terbuka dan menghargai
pendapat orang lain.
(4) memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan.
(5) menghayati permasalahan-permasalahan yang timbul
dalam masyarakat.
(6) mandiri dalam menganalisa dan memecahkan
problematika hukum.
b)Menghasilkan tenaga cakap dan terampil yang:
(1) mampu berfikir logis dan kritis dalam membahas masalah
maupun dalam menyampaikan pendapat secara lisan
maupun tulisan.
(2) menguasai metodelogi untuk melakukan penelitian
(3) mempunyai kemampuan pengelolaan sumber daya
(managerial) untuk merumuskan rencana melakukan
evaluasi dan mengambil keputusan.
2) Tujuan Khusus Kesarjanaan Hukum
a)Menghasilkan sarjana hukum yang :
(1) menguasai hukum Indonesia
(2) mampu menganalisa masalah-masalah hukum dalam
masyarakat
(3) mampu mempergunakan hukum sebagai sarana untuk
memecahkan masalah-masalah konkrit dengan bijaksana
dan tetap berdasarkan prinsip-prinsip hukum.
b)Menghasilkan tenaga cakap dan terampil dalam penelitian
perencanaan, perancangan, serta penerapan hukum dan
perundang-undangan berdasarkan dan berwawasan luas serta
mampu berperan dalam pembangunan nasional

B. PROFIL PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN UNIVERSITAS UDAYANA

1. Latar Belakang Pendirian


Masalah-masalah hukum di bidang kenotariatan telah berkembang
sedemikian pesat sejalan dengan pertumbuhan masyarakat dan pembangunan
Indonesia. Perkembangan ekonomi dalam skala dunia yang diikuti kemajuan di
bidang teknologi, menjadikan perjanjian dan kontrak keperdataan semakin
berkembang dan beragam. Dengan demikian, era globalisasi menuntut adanya
peningkatan keterampilan dan kemampuan para sarjana hukum dan Notaris/PPAT
untuk mampu bersaing dengan para ahli hukum yang berasal dari sistem hukum lain
sebagai konsekuensi perekonomian yang semakin kompleks dan berlangsung
melampaui batas-batas negara.
Perkembangan pada era globalisasi itu jelas menuntut ketersediaan
tenagatenaga ahli hukum yang memiliki kemampuan lintas keilmuan untuk
memahami, menjelaskan serta memiliki kecakapan, independensi dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang sedang dan terus terjadi di bidang Hukum
Kenotariatan. Seorang Notaris/ PPAT harus bersikap mandiri serta memperhatikan
kepentingan para pihak secara seimbang, sehingga dapat diharapkan terjadinya
suatu transaksi hukum yang tertib, adil serta terjamin kepastian hukumnya. Seorang

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~5


Notaris/PPAT juga dituntut mampu melakukan penemuan hukum serta
pembentukan hukum bagi para pihak dan merumuskannya dalam berbagai macam
akta yang dibuatnya.
Masalah Hukum Kenotariatan sekarang maupun ke depan di Indonesia
pada umumnya dan di daerah Bali pada khususnya sebagai daerah tujuan
pariwisata dunia, diprediksi akan terus berkembang semakin luas dan kompleks.
Banyak persoalan Hukum Kenotariatan baik bersifat lokal, nasional maupun
internasional terjadi di Bali sebagai konsekuensi Bali sebagai destinasi pariwisata
dunia. Sementara itu, menurut data pada Sub Direktorat Notariat Direktorat Perdata,
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak-Hak
Asasi Manusia, bahwa sampai bulan Pebruari 2008 keberadaan notaris di Indonesia
sebanyak 8.598 (delapan ribu lima ratus sembilan puluh delapan) orang. Jumlah
tersebut baru mencapai 49,6 % dari formasi yang ditetapkan berdasarkan Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. M.01-HT.03.01 tahun 2007 tentang
Formasi Jabatan Notaris, yakni sebanyak 17.338 (tujuh belas ribu tiga ratus tiga
puluh delapan) orang yang dihitung berdasarkan jumlah penduduk seluruh
Indonesia dan untuk setiap 13.000 (tiga belas ribu) penduduk yang ada di setiap
kabupaten/kota dapat diangkat 1 (satu) orang notaris. Sementara itu, di daerah Bali
sampai awal Januari 2009 adapun notaris yang berpraktek adalah sebanyak 280
orang. Jumlah ini keberadaannya belum merata di seluruh wilayah Kabupaten/Kota
di Bali. Sebagian besar notaris berkedudukan di Kabupaten Badung, Denpasar,
Tabanan dan Gianyar, sedangkan pada Kabupaten Karangasem, Bangli,
Klungkung, Singaraja, dan Kabupaten Jembrana, keberadaannya masih terbatas.
Pada pihak lain, sejak tahun 2000 berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti No.
80/Dikti/Kep/2000 pendidikan kenotariatan bukan lagi ditetapkan sebagai program
spesialisasi melainkan ditetapkan sebagai program pendidikan setingkat Magister
(S-2) dengan gelar Magister Kenotariatan (M.Kn). Sebagai program Magister, maka
alumni program Magister Kenotariatan saat ini tidak selamanya harus menjadi
praktisi notaris dan/atau Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Disamping profesi
seperti itu, alumni program Magister Kenotariatan saat ini juga berpotensi sebagai
tenaga edukatif dosen di Fakultas Hukum Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta,
sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintahan pusat, provinsi maupun
pemerintahan kabupaten/kota, serta karyawan/pegawai pada perusahaan-
perusahaan swasta. Hal tersebut menunjukan potensi lapangan pekerjaan lulusan/
alumni Program Magister Kenotariatan saat ini menjadi sangat luas sehingga
Universitas Udayana, khususnya lagi Fakultas Hukum Universitas Udayana sebagai
salah satu perguruan tinggi negeri terbesar dan tertua di Provinsi Bali terpanggil ikut
mengembangkan program studi ini untuk dapat mendidik dan menghasilkan alumni
yang berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan pasar kerja. Disamping itu,
pembukaan program studi Magister Kenotariatan akan mampu meminimalisir
pengangguran intelekstual dari alumni Fakultas Hukum dari Perguruan Tinggi
Negeri maupun swasta di Indonesia pada umumnya dan di Bali pada khususnya
dengan membekali kemampuan lebih dibidang Hukum Kenotariatan dengan
spsesifikasi profesionalisme seperti di bidang penyusunan perjanjian, keagrariaan,
akta-akta kerja sama.
Sebelum tahun ajaran 2006/2007, di daerah Bali belum ada perguruan
tinggi yang menyelenggarakan pendidikan Program Magister Kenotariatan. Mulai
tahun ajaran 2006/2007, Universitas Udayana (cq. Fakultas Hukum Universitas
Udayana) sampai saat ini masih dibina/bekerjasama dengan Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya dalam menyelenggarakan Program M.Kn. di Fakultas Hukum
Universitas Udayana. Pengaturan pembinaan/kerja sama bersangkutan diatur
melalui Perjanjian Kerjasama/Pembinaan Program Magister Kenotariatan Fakultas
Hukum Universitas Udayana-Universitas Brawijaya tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Program Magister Kenotariatan No. 01/Mkn/FH-UB/III/2006 yang saat ini
telah diperbaharui dengan Perjanjian Kerjasama/Pembinaan antara Program

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~6


Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya dengan Fakultas
Hukum Universitas Udayana No.1259/J10.1.11/LL/2009 jo No. 665/H14.1.11/
DN.07.02/ 2009 tentang Perpanjangan Penyelenggaraan Pendidikan Program
Magister Kenotariatan (MoU terlampir).
Selama tahun 2006-2009 penyelenggaraan Program M.Kn di Fak. Hukum
Universitas Udayana, animo masyarakat Bali pada khususnya dan masyarakat
Indonesia pada umumnya sangat baik untuk mengikuti Program M.Kn di Fak.
Hukum Universitas Udayana yang ditunjukkan dari prosentase peserta calon
mahasiswa yang diseleksi dengan yang diterima adalah minimal 2 : 1. Komposisi
mahasiswa yang diterima selama tahun tersebut di Program Magister Kenotariatan
tidak saja berasal dari Bali (potensi calon mahasiswa 600 orang dari 9
penyelenggara Program Studi Ilmu Hukum di Bali), melainkan juga berasal dari
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Maluku, Sulawesi,
Kalimantan, Sumatera, Jawa, dengan tidak menutup kemungkinan juga berasal dari
luar negeri terutama calon mahasiswa dari Malaysia yang sudah berlangsung pada
beberapa Program Studi di Universitas Udayana. Dengan demikian, calon
mahasiswa Program Studi M.Kn di Fak. Hukum Universitas Udayana, terutama
akan berasal dari :
a. Alumni Sarjana Hukum Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia
b. Alumni Sarjana Hukum Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia
c. Notaris yang sudah bekeraja maupun yang belum bekerja
d. Instansi Swasta yang berlatar belakang Sarjana Hukum
e. Anggota Masyarakat yang berlatar belakang Sarjana Hukum
Bertolak dari hal di atas, Universitas Udayana memiliki kewajiban untuk
berperan serta membangun sumber daya manusia di bidang Ilmu Hukum
khususnya bidang Hukum Kenotariatan yang secara profesional mampu melayani
kebutuhan masyarakat. Hal ini juga sebagai jawaban atas saran dari pimpinan
Fakultas Hukum Universitas Brawijaya yang tertuang melalui suratnya No.
4544/J10.1.11/ AK/2008 tentang Pemberitahuan Batas Akhir MoU (terlampir) untuk
segera memandirikan Program Magister Kenotariatan Kerjasama/Pembinaan
Fakultas Hukum Universitas Udayana-Universitas Brawijaya menjadi Program M.Kn
Universitas Udayana. Pendirian Program Magister Kenotariatan Universitas
Udayana juga telah mendapat persetujuan antara lain dari Senat Fakultas Hukum
Universitas Udayana melalui rapat senat maupun rekomendasi dan dukungan dari
lembaga profesi Ikatan Notaris Indonesia Bali-NTT No. 010/PENGWIL/INI-
BALI/IV/09 serta dari Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah Wilayah Bali No.
007/IPPAT-BALI/V/2009 (terlampir).
Pendirian Program M.Kn Universitas Udayana yang difasilitasi oleh Tim
dari Pengelola dan doesn Prodi MKn Pembinaan/Kerjasama FH Unibraw-Unud
serta pimpinan Fak. Hukum Universitas Udayana dimaksudkan untuk dapat secara
mandiri membekali mahasiswa Program M.Kn Universitas Udayana dengan
kemampuan akademis dan keterampilan profesional sesuai yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan pasar kerja di daerah Bali. Dengan jaminan adanya
profesionalisme alumni maka memungkinkan lulusannya bekerja dalam profesi-
profesi hukum yang memerlukan kemampuan keilmuan dan kemampuan teknis
Hukum Kenotariatan seperti: Notaris, PPAT, Pejabat Lelang, Konsultan Hukum,
perusahaan-perusahaan, perbankan, dunia pendidikan, dan Pegawai Negeri Sipil
Pusat atau Daerah.
Bertolak dari pengalaman mengelola Program Magister Kenotariatan
Pembinaan/Kerjasama Fak. Hukum Unibraw-Unud dan tuntutan bagi Universitas
Udayana untuk ikut berperan serta membangun sumber daya manusia di bidang
Hukum Kenotariatan yang secara profesional memiliki kemampuan akademis dan
keterampilan profesional yang memungkinkan lulusannya bekerja dalam profesi-
profesi hukum yang memerlukan kemampuan keilmuan dan kemampuan teknis
Hukum Kenotariatan seperti: Notaris, PPAT, Pejabat Lelang, Konsultan Hukum,

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~7


perusahaan-perusahaan, perbankan, dan dunia pendidikan. Untuk itu, pada bulan
Juni 2009 diajukanlah permohonan pendirian Program Magister Kenotariatan
Universitas Udayana ke Kementerian Pendidikan Nasional. Usulan pendirian ini juga
telah mendapat persetujuan antara lain dari Senat Fakultas Hukum Universitas
Udayana melalui rapat senat maupun rekomendasi dari lembaga profesi Ikatan
Notaris Indonesia Bali-NTT No. 010/PENGWIL/INI-BALI/IV/09 dan Ikatan Pejabat
Pembuat Akta Tanah Wilayah Bali No. 007/IPPAT-BALI/V/2009 sebagaimana
terlampir. Adapun pendirian Program M.Kn Universitas Udayana dilakukan oleh Tim
dari Fakultas Hukum Universitas Udayana sebagaimana terlampir.
Atas restu Ida Sang Hyang Widhi Waca/Tuhan Yang Mahaesa maka
usulan pendirian Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana yang
diajukan pada bulan Juni 2009 mendapat persetujuan pendiriannya pada tanggal 28
April 2010 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan. Adapun persetujuan itu
dituangkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional c.q. Dirjen Dikti melalui
SK 41/D/O/2010 yang telah diperpanjang dengan Keputusan Rektor Universitas
Udayana atas nama Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud No.
14393/D/T/K-N/2013 pada tanggal 30 Januari 2013 dengan masa berlaku sampai
tanggal 28 April 2016.
Selanjutnya pada bulan Januari Mei 2013, Program Magister
Kenotariatan Universitas Udayana telah juga mengikuti proses evaluasi eksternal
melalui akreditasi Program Studi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
Kemendikbud. Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi Kemendikbud Nomor : 010/BAN-PT/Ak-X/S2/VII/2012 Tentang Status, Nilai,
Peringkat, Dan Masa Berlaku Hasil Akreditasi Program Magister Di Perguruan
Tinggi tertanggal 27 Juli 2012, maka Program Studi Magister Kenotariatan
Universitas Udayana ditetapkan memiliki status akreditasi peringkat B dengan masa
berlaku sampai dengan 27 Juli 2017. Demikian pula pada bulan Julu 2013, Program
Magister Kenotariatan telah memperoleh ISO 9001-2008 yang ditetapkan tanggal 17
Juli 2013 dengan masa berlaku sampai 16 Juli 2016.

2. VISI, MISI, TUJUAN DAN KOMPETENSI LULUSAN

a. Visi
Visi Progam Magister Kenotariatan Universitas Udayana merupakan
penjabaran dari visi Universitas Udayana, Program Pascasarjana Universitas
Udayana, dan Fakultas Hukum Uiversitas Udayana. Adapun visi dari Universitas
Udayana adalah Terwujudnya Lembaga Pendidikan Tinggi yang Menghasilkan
Sumber Daya Manusia Unggul, Mandiri, dan Berbudaya, Visi Program
Pascasarjana Universitas Udayana adalah Terwujudnya Program Pascasarjana
Universitas Udayana pada tahun 2017 sebagai pusat pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni berdasarkan Pola Ilmiah
Pokok Kebudayaan yang dapat menghasilkan alumni yang unggul, mandiri, dan
berbudaya, sementara itu visi Fakultas Hukum Universitas Udayana adalah
Terwujudnya Fakultas Hukum Unud sebagai lembaga pendidikan tinggi yang
menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keunggulan kompetitif dalam
bidang ilmu dan keahlian hukum yang berbudaya serta bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Merujuk visi tersebut, maka yang menjadi visi Program M.Kn
Universitas Udayana dalam tahun 2015-2019 adalah Terwujudnya Program
Magister Kenotariatan pada Tahun 2019 menghasilkan lulusan yang bertaqwa,
berbudaya, unggul, dan mandiri di bidang penguasaan pengetahuan, penelitian,
advokasi, dan ketrampilan di bidang Hukum Kenotariatan.

b. Misi
Berdasarkan visi yang ditetapkan, maka misi dari Program Magister
Kenotariatan Universitas Udayana adalah :

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~8


a) Mengelola Program Magister Kenotariatan dengan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Mahaesa dan berbudaya untuk secara profesional dapat
menciptakan suasana penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat yang kondusif serta berkinerja tinggi;
b) Mengembangkan pengetahuan Ilmu Hukum pada umumnya dan Hukum
Kenotariatan pada khususnya;
c) Menghasilkan lulusan yang mampu memberikan pelayanan di bidang
Hukum Kenotariatan yang memadai, profesional, dan menjamin kepastian
hukum bagi masyarakat maupun kalangan dunia usaha di bidang
kepariwisataan;
d) Menciptakan sumber daya manusia civitas akademika Program Magister
Kenotariatan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa dan berbudaya
untuk menyelenggarakan program studi secara profesional dan
berkualitas.

c. Tujuan dan Kompetensi Lulusan


Secara umum tujuan penyelenggaraan Pendidikan Program Magister
Kenotariatan adalah untuk memenuhi kebutuhan ketersediaan sumberdaya
manusia yang menguasai aspek-aspek pengetahuan maupun keterampilan di
bidang Hukum Kenotariatan. Melalui perpaduan materi perkulihan yang
berdimensi teori dan praktek, maka program ini akan mampu menghasilkan
lulusan yang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam:
a) Mengembangkan Ilmu Hukum pada umumnya dan Hukum Kenotariatan
pada khususnya;
b) Menemukan hukum dalam menyelesaikan masalah-masalah hukum,
khususnya pada bidang Kenotariatan melalui pendekatan hukum, baik
yang bersifat mono, multi, maupun interdisipliner;
c) Perancangan dan pengembangan model perjanjian/kontrak.

3. KEUNGGULAN PROGRAM
Berdasarkan kompetensi lulusan yang telah ditetapkan, maka Program
Magister Kenotariatan Universitas Udayana memiliki keunggulan sebagai
berikut :
a) Kurikulum disusun dan diorientasikan pada penguasaan pengetahuan dan
keterampilan profesional dalam rangka pelayanan pasar jasa domestik
maupun internasional;
b) Program belajar mengajar menggunakan model PBL (Problem Based
Learning);
c) Lulusan dapat melanjutkan studi pada jenjang Program Doktor (S3) atau
melanjutkan Pelatihan Spesialis Notaris yang diselenggarakan Departemen
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagai syarat
diangkat sebagai Notaris dan/atau menjadi Pejabat Pembuat Akta Tanah
melalui Badan Pertanahan Nasional.
d) Melalui program penyetaraan, lulusan program Spesialis Kenotariatan yang
telah bekerja maupun yang belum bekerja dengan menyelesaikan beban
studi 20 (dua puluh) SKS, meliputi: mata kuliah wajib program
pascasarjana dan tesis, sehingga berhak menyandang gelar Magister
Kenotariatan (M.Kn.) dan dapat melanjutkan ke jenjang Program Doktor
(S3).

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~9


BAB II
ORGANISASI PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
UNIVERSITAS UDAYANA

1. Unsur Pimpinan
Program Studi Magister Kenotariatan dipimpin oleh Ketua Program yang dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari dibantu 2 (dua) orang Pembantu Ketua, yaitu:
1) Pembantu Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan yang dipimpin
oleh Sekretaris Progam Studi.
2) Pembantu Ketua Bidang Administrasi Umum dan Keuangan yang
dipimpin oleh seorang dosen yang diangkat secara internal di
lingkungan Program Studi.
1) Tugas Ketua Program Studi
a. Ketua Program Studi bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pendidikan, penelitian, pengabdian kepada msyarakat, membina tenaga
kependidikan mahasiswa, tenaga administrasi dan administrasi
Program Studi.
b. Ketua Program Studi bertanggung jawab kepada Direktur Program
Pascsarjana Universitas Udayana atas penjaminan mutu kualitas
penyelenggaraan Program Studi dan bertanggung jawab kepada Dekan
Fakultas Hukum Universitas Udayana atas kelancaran pelaksanaan
perkuliahan Program Studi.
c. Bilamana Ketua Program Studi berhalangan tidak tetap, Pembantu
Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan bertindak selaku
Pelaksana Harian Ketua Program Studi dan bilamana Ketua Program
Studi berhalangan tetap, Rektor mengangkat Pejabat Ketua Program
Studi atas usulan Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana,
sebelum diangkat Ketua Program Studi tetap yang baru.
d. Masa Jabatan Ketua Program Studi adalah 4 (empat) tahun dan dapat
diangkat kembali dengan ketentuan tidak lebih dari dua kali masa
jabatan berturut-turut.

2) Tugas dan fungsi Pembantu Ketua


a) Pembantu Ketua bertanggung jawab kepada Ketua Program
b) Tugas Pembantu Ketua Program Studi
1. Pembantu Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
mempunyai tugas mewakili Ketua Program Studi dalam memimpin
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian
pada masyarakat, serta kegiatan kemahasiswaan;
2. Pembantu Ketua Bidang Administrasi Umum dan Keuangan
mempunyai tugas mewakili Ketua Program Studi dalam memimpin
pelaksanaan kegiatan administrasi umum dan keuangan;
c) Fungsi Pembantu Ketua Program Studi
1) Pembantu Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan membantu
Ketua dalam melaksanakan fungsi :
a) Perencanaan dan pelaksanaan perkuliahan
b) Perencanaan, pelaksanaan serta pengembangan pendidikan
dan pengajaran serta penelitian.
c) Pembinaan tenaga pengajar dan tenaga peneliti
d) Penyusunan program dalam rangka pengembangan daya
penalaran mahasiswa.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~10


e) Perencanaan dan peksanaan kerjasama pendidikan dan
penelitian dengan Program Studi di dalam maupun di luar
lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana.
f) Pengolahan data yang menyangkut bidang pendidikan, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat, dan kemahasiswaan.
2) Pembantu Ketua Bidang Administrasi Umum dan Keuangan
membantu Ketua dalam melaksanakan fungsi :
a) Pembinaan kerumahtanggaan dan pemeliharaan ketertiban.
b) Pembinaan kepegawaian
c) Pengurusan keuangan
d) Pengurusan perlengkapan
e) Pengolahan data yang menyangkut administrasi umum dan
keuangan.

2. Pejabat Pengelola Program Magister Kenotariatan Periode Kerjasama dan


Mandiri di Fakultas Hukum Universitas Udayana adalah sebagai berikut:

a. Periode 2006 2009

Berdasarkan Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas


UdayanaKeputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana No :
606/J14.1.11/HK.01.23/2006 Tentang Pengangkatan Ketua dan Sekretaris
Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Udayana Bekerja
Sama Dengan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, maka pimpinan
Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Udayana
bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya periode 2006-
2009 dengan struktur personalia sebagai berikut :

Koordinator Prog. M.Kn. Sekretaris Koordinator Prog.


Pembinaan/Kerjasama M.Kn. Pembinaan/Kerjasama
FH Unibraw Unud FH Unibraw - Unud

Dr. I Made Arya Utama, S.H.,M.H. Desak Putu Dewi Kasih, S.H.,M.H.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~11


b. Periode 2009 2011 (Masa Transisi)

Berdasarkan Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana


Nomor : 1406/H14.1.11/DT.03.07/2010 Tentang Pengelola Program Magister
Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar, maka pimpinan
Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Udayana
bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya periode 2006-
2009 dengan struktur personalia sebagai berikut :

Koordinator Prog. M.Kn Pembinaan/Kerjasama


FH Unibraw-Unud

Prof.Dr. I Made Arya Utama,S.H.,M.H.

Sekretaris Koordinator Ketua Bidang Keuangan


Prog. M.Kn Prog. M.Kn

I Made Tjatrayasa,S.H.,M.H. Ni Putu Purwanti,S.H.,M.H.

c. Periode 2011 2015

Berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Udayana Nomor :


17/H14/KP/2011 Tentang Pengangkatan Ketua Dan Sekretaris Program
Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Udayana, dan Surat
Keputusan Rektor Universitas Udayana Nomor : 0352/UN14.4/HK/2013
Tentang Pemberian Honor Pengelola Manajemen Pada Program Studi
Magister S2 Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Udayana,
sehubungan dengan telah diterbitkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor : 40/D/O/2010, tanggal 28 April 2010 Tentang Ijin
Penyelenggaraan Program Magister Kenotariatan Program Pascasarjana
Universitas Udayana, maka Program Magister Kenotariatan dipimpin oleh
Ketua yang dalam pelaksanaan tugas sehari hari dibantu oleh seorang
Sekretaris.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~12


1) Tugas Ketua Program
a) Ketua Program Studi bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pendidikan, penelitian, pengabdian kepada msyarakat, membina tenaga
kependidikan mahasiswa, tenaga administrasi dan administrasi
Program Studi.
b) Ketua Program Studi bertanggung jawab kepada Direktur Program
Pascsarjana Universitas Udayana atas penjaminan mutu kualitas
penyelenggaraan Program Studi dan bertanggung jawab kepada Dekan
Fakultas Hukum Universitas Udayana atas kelancaran pelaksanaan
perkuliahan Program Studi.
c) Bilamana Ketua Program Studi berhalangan tidak tetap, Sekretaris
bertindak selaku Pelaksana Harian Ketua Program Studi dan bilamana
Ketua Program Studi berhalangan tetap, Rektor mengangkat Pejabat
Ketua Program Studi atas usulan Dekan Fakultas Hukum Universitas
Udayana, sebelum diangkat Ketua Program Studi tetap yang baru.
d) Masa Jabatan Ketua Program Studi adalah 4 (empat) tahun dan dapat
diangkat kembali dengan ketentuan tidak lebih dari dua kali masa
jabatan berturut-turut.

a) Tugas dan fungsi Sekretaris


a) Sekretaris bertanggung jawab kepada Ketua Program
b) Tugas Sekretaris Program Studi
1. Sekretaris mempunyai tugas mewakili Ketua Program Studi
dalam memimpin pelaksanaan pendidikan dan pengajaran,
penelitian, pengabdian pada masyarakat, serta kegiatan
kemahasiswaan;
2. Membantu menyusun bahan konsep rencana dan program kerja
tahunan Program Studi sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
3. Membantu menyusun bahan konsep rencana pengembangan
Program Studi
4. Mengkoordinir ketatausahaan Program Studi dan menghimpun
dokumen yang berkaitan dengan Program Studi;
5. Menyusun konsep laporan pelaksanaan kegiatan Program Studi
berdasarkan data dan informasi

c) Fungsi Sekretaris Program Studi


Pembantu Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan membantu
Ketua dalam melaksanakan fungsi :
1. Perencanaan, pelaksanaan serta pengembangan pendidikan dan
pengajaran serta penelitian.
2. Pembinaan tenaga pengajar dan tenaga peneliti
3. Perencanaan dan pelaksanaan kerjasama pendidikan dan
penelitian dengan Program Studi di dalam maupun di luar
lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~13


Ketua Program Magister Kenotariatan
Universitas Udayana

Prof.Dr. I Made Arya Utama,S.H.,M.H.

Sekretaris Program Magister Wakil Ketua Bidang


Kenotariatan Universitas Administrasi dan Keuangan
Udayana

I Made Tjatrayasa,S.H.,M.H. Ni Putu Purwanti,S.H.,M.Hum.

d) Periode 2015 - 2019


Pada saat ini pengelola Program Studi MKn berdasarkan Surat Keputusan
Rektor Universitas Udayana Nomor 430/UN14/KP/2014, tanggal 30 September
2014 adalah Dr. Desak Putu Dewi Kasih, SH.,M.Hum sebagai Ketua dan Dr. I
Made Sarjana, SH.,MH sebagai Sekretaris Prodi Magister Kenotariatan dari
2015 2019.
Ketua Program Magister Kenotariatan Universitas
Udayana

Dr. Desak Putu Dewi Kasih, SH.,M.Hum

Sekretaris Program Magister Wakil Ketua Bidang


Kenotariatan Universitas Administrasi dan Keuangan
Udayana

Dr. I Made Sarjana, SH.,MH. Ni Putu Purwanti,S.H.,M.Hum.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~14


2. Unsur Pelaksana Pendidikan (Tenaga Dosen)
Dalam menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, pimpinan
Program Studi dibantu oleh tenaga dosen yang berkompeten baik secara
akademik maupun praktek. Oleh karena itu, penetapan dosen pada Program
Magister Kenotariatan didasarkan pada jenis, jenjang kepangkatan serta
pengalaman kerja (profesionalisme) tenaga pengajar (dosen) sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku. Dalam kaitan itu, tugas, fungsi, hak dan
kewajiban dosen pengajar pada Program Studi Magister Kenotariatan adalah :
a. Tugas dan fungsi tenaga pengajar :
1) Merencanakan, menyusun dan mengembangkan mata kuliah yang
diasuhnya.
2) Mempersiapkan satuan acara perkuliahan (SAP) dan/atau RKBM
dan/atau Block Book dengan metode, waktu yang efektif, dan efisien.
3) Memberi kuliah dan ujian pada waktu yang ditentukan.
4) Memberikan bimbingan dalam bidang akademik, khususnya yang
menyangkut materi mata kuliah yang diasuh.
b. Hak dan Kewajiban Dosen
1) Mengumpulkan Daftar Perolehan Nilai Akhir (DPNA) mahasiswa sesuai
dengan kalender akademik dan batas waktu pengumpulan KRS;
2) Membuat SAP dan GBPP sesuai dengan mata kuliah yang diampu/
diajarkan;
3) Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang pendidikan/
pengajaran sesuai dengan EWMP dengan batasan 12 SKS, serta
melaksanakan penelitian dan melaksanakan pengabdian pada
masyarakat di bdaing Hukum Kenotariatan
4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditugaskan oleh pimpinan
Program Studi.

3. Unsur Tenaga Kependidikan


Dalam membantu kelancaran penyelenggaraan proses belajar mengajar
Program Studi, disamping tenaga dosen dan pimpinan juga dilengkapi tenaga
kependidikan (pegawai administrasi), dengan ketentuan :
a. Pelaksana administrasi adalah kelompok tenaga kependidikan yang
bertugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi di lingkungan
Program Studi dan berada di bawah tanggung jawab Ketua Program Studi.
b. Masing-masing tenaga kependidikan dibawah arahan Ketua bidang
mempunyai fungsi pelayanan sebagai berikut:
1) melaksanakan urusan surat menyurat, perlengkapan dan rumah
tangga.
2) melaksanakan tertib administrasi keuangan dan kepegawaian.
3) melaksanakan urusan administrasi akademik yang meliputi pendidikan
dan pengajaran penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.
4) melakukan administrasi kemahasiswaan dan hubungan alumni.

4. Unsur Penunjang
Unsur Penunjang merupakan perangkat kelengkapan Program Studi yang
menunjang penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Unsur Penunjang
tersebut adalah:

a. Perpustakaan
Perpustakaan sebagai unsur pelaksana teknis Program Studi berfungsi
menunjang program pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Perpustakaan Khusus Program Studi Magister Kenotariatan
secara administratif berada di bawah pembinaan Kepala Perpustakaan
Universitas, Program Pascasarjana maupun Fakultas Hukum. Universitas

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~15


Udayana Jenis koleksi yang dimiliki adalah buku, majalah ilmiah, prosiding,
tesis, disertasi serta hasil penelitian. Pada dasarnya fasilitas perpustakaan
ini disediakan untuk pengajar dan mahasiswa Program Studi Magister
Kenotariatan Universitas Udayana. Disamping perpustakaan internal
Universitas, mahasiswa dan dosen Program Studi Magister Kenotariatan
juga dapat mengakses bahan pustaka pada Perpustakaan Wilayah
Provinsi Bali, Pengadilan Negeri Denpasar, serta perpustakaan elektronik
(e-library). Pada pihak lain, mahasiswa dan pengajar dari Program Studi
lain yang ada di lingkungan Universitas Udayana juga dapat membaca
koleksi di ruang baca Perpustakaan Program Magister Kenotariatan
Universitas Udayana.

b. Laboratorium Hukum
Laboratorium Hukum Kenotariatan yang dikembangkan adalah berupa
praktek penyusunan akta-akta notaris/IPPAT. Keberadaan laboratorium
Hukum Kenotariatan ini pada umumnya adalah untuk sarana studi dan
penelitian ilmiah bagi mahasiswa dan dosen serta secara langsung
maupun tidak langsung dapat melayani kepentingan masyarakat.
Laboratorium Hukum mempunyai tugas :
a) Menyelenggarakan pendidikan dan latihan kemahiran hukum
berupa keterampilan memberikan konsultasi dan bantuan hukum
Kenotariatan
b) Membina pendidikan hukum dengan metode pendekatan terapan
atau juga disebut Pendidikan Hukum Terapan dalam arti
perkuliahan tidak saja diberikan bahan teoritis akan tetapi lebih
ditekankan pada praktek penyusunan Akta Notaris/PPAT secara
komputerisasi.
c) Mempersiapkan kerjasama dalam pelatihan kemahiran hukum
(legal skill) di bidang Hukum Kenotariatan dengan pemerintahan
dan swasta.

c. Tim Pelaksana Pejaminan Mutu Program Studi (TPPM Prodi)


Penjaminan mutu di perguruan tinggi merupakan proses penetapan
dan pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan tinggi secara
konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders (mahasiswa, orang
tua, dunia kerja, dosen, tenaga penunjang) memperoleh kepuasan. Dalam
kaitan itu, Penjaminan Mutu Program Studi Magister Kenotariatan
dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Pejaminan Mutu Program Studi yang
berupaya dapat mencapai mutu atau kualitas pendidikan dengan cara:
1) Mampu menetapkan dan mewujudkan visinya melalui pelaksanaan
misinya (aspek deduktif);
2) Mampu memenuhi kebutuhan stakeholders (aspek induktif), berupa:
a) kebutuhan kemasyarakatan (societal needs);
b) kebutuhan dunia kerja (industrial needs); dan
c) kebutuhan profesional (professional needs).
3) Mampu menetapkan dan mewujudkan orisinalitas penelitian
mahasiswa melalui pelaksanaan verifikasi dan validasi karya-karya
ilmiah mahasiswa untuk mencegah plagiasi.
Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana Nomor :
598/UN14.4/HK/2015 Tentang Tim Pelaksana Penjaminan Mutu Program
Studi Magister Kenotariatan Program Pasca Sarjana Universitas Udayana
Tahun Anggaran 2015, maka personalia Tim Pelaksana Penjaminan Mutu
adalah sebagai berikut :

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~16


Ketua TPPM
`

Prof. Dr. I Wayan


Parsa, SH.,M.Hum

Ketua Bidang Ketuan Bidang Ketua Bidang


Pendidikan Penelitian Pengabdian

Dr. I Dewa Made Dr. I Ketut Sudantra, I Made Tjatra Yasa,


Suartha, SH., MH. SH.,MH SH.,MH

Anggota Bidang Anggota Bidang Anggota Bidang


Pendidikan Penelitian Pengabdian

I Made Walesa Putra, Nyoman Satyayudha Kadek Sarna, SH.,


SH., MKn. Dananjaya, SH., MKn. MKn.

d. Unit Publikasi

Publikasi Karya Ilmiah di bidang Hukum Kenotariatan yang dikembangkan


Program Magister Kenotariatan untuk kegiatan dosen dan mahasiswa
dituangkan melalui jurnal ilmiah yang berjudul Kertha Pertiwi yang
merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan dua kali setahun (April dan Oktober)
yang memuat informasi tentang berbagai aspek Hukum Kenotariatan dari :
hasil penelitian, naskah konsepsual/opini, resensi buku dan info kenotariatan
aktual lainnya, sebagaimana telah terdaftar dengan nomor ISSN 2252-380 X.
Dalam hal ini Unit Publikasi berkewajiban melaksanakan kegiatan penerbitan
sekaligus pendokumentasian kegiatan-kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

5. Unsur Kemahasiswaan dan Alumni

a. Lembaga Kemahasiswaan
Untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa dalam proses
belajar mengajar dan kemahasiswaan, maka pada setiap angkatan dibentuk
koordinator mahasiswa (Korma) yang dibantu oleh seorang sekretaris. Korma
Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~17
dapat mengusulkan kepada Pengelola Program Studi terkait dengan hal-hal
yang dianggap perlu dibidang kemahasiswaan sejauh tidak bertentangan
dengan ketentuan yang berlaku di perguruan tinggi. Korma juga berupaya
mengembangkan pengetahuan, menumbuhkan dan mendorong mahasiswa
untuk sikap mandiri, berani dalam mengajukan pendapat dan saran-saran
secara bertanggungjawab.

b. Alumni
Saat ini Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana yang berdiri
sejak 30 April 2010 telah menghasilkan lulusan 10 orang. Namun demikian jika
dilihat dari keberadaan Program Magister Kenotariatan di Universitas
Udayana, yakni diawali dari adanya kelas pembinaan/kerjasama antara Fak.
Hukum Unibraw dengan Fak. Hukum Univ. Udayana mulai tahun ajaran
2006/2007, maka jumlah alumni yang telah dihasilkan dari proses
penyelenggaraan Program Magister Kenotariatan Pembinaan/Kerjasama FH
Unibraw-Unud sebanyak 142 orang. Beberapa alumni mahasiswa Program
M.Kn Pembinaan/Kerjasama FH Unibraw-Unud yang diproses di Fakultas
Hukum Universitas Udayana telah lulus seleksi penerimaan Pejabat Pembuat
Akta Tanah pada tanggal 1 Desember 2009 yang diumumkan melalui
Keputusan Plt. Deputi Bidang Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah sebagai
Penanggung jawab Panitia Penyelenggara Ujian Pejabat Pembuat Akta Tanah
No. 5008/PENG-100/XII/2009 tentang Penetapan Hasil Evaluasi Ujian PPAT
Tahun 2009 tertanggal 23 Desember 2009 (terlampir). Dari 33 alumni Program
M.Kn Pembinaan/Kerjasama FH Unibraw-Unud di Fakultas Hukum Universitas
Udayana Denpasar yang mengikuti seleksi ujian PPAT, 30 orang (91,1 %)
alumni dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diangkat menjadi PPAT di
daerah Bali maupun di luar daerah Bali.
Secara organisasi, para alumni tersebut juga telah menghimpun diri
dengan nama Alumni Prog. M.Kn FH Unud dengan ketua Ngakan
Rai,S.H.,M.Kn.. Beberapa kegiatan telah dilakukan oleh alumni dalam
mendukung penyelenggaraan Program Magister Kenotariatan Universitas
Udayana, diantaranya memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa, dan
memberikan bantuan materiil untuk kelancaran proses belajar mengajar.
Adapun tujuan yang ditetapkan dari pembentukan ikatan alumni tersebut
adalah :
a) Mempertahankan, memelihara dan menjunjung tinggi nama baik
almamater.
b) Meningkatkan pengabdian alumni dalam pembangunan Bangsa
dan Negara.
c) Membina hubungan yang harmonis dan meningkatkan rasa
kekeluargaan diantara anggota serta almamater.
d) Membantu meningkatkan peranan almamater (Program Magister
Kenotariatan) dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

5. Struktur Organisasi Magister Kenotariatan


Keberadaan Program M.Kn Universitas Udayana merupakan bagian yang
tidak terlepaskan dari Universitas Udayana, Program Pascasarjana Universitas
Udayana serta Fakultas Hukum Universitas Udayana. Dengan demikian secara
struktural-fungsional mengenai keberadaan organisasi Program Magister
Kenotariatan Universitas Udayana dapat digambarkan sebagai berikut :

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~18


6. Struktur Organisasi Pengelola Program Magister Kenotariatan
Mengenai struktur organisasi pengelola Program Magister Kenotariatan
Universitas Udayana dapat digambarkan sebagai berikut :

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~19


Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~20
BAB III
KURIKULUM

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi


maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Penyusunan kurikulum Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana
berpedoman pada:
1) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor:
232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi
dan Penilaian Hasil Relajar Mahasiswa;
2) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor:
045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.

a). Struktur dan Kode Mata Kuliah


Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor:
045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi menegaskan bahwa
kurikulum pendidikan tinggi harus mengacu kepada kompetensi yaitu
seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Bertolak dari tuntutan kompetensi
pada ketentuan tersebut dan sesuai dengan visi maupun misi dari Pendirian
Program, maka penyusunan mata kuliah dalam kurikulum Program Magister
Kenotariatan Universitas Udayana menggunakan konsep KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi) yang penciriannya diimplementasikan dalam kode mata
kuliah dengan mempergunakan 6 (enam) digit dengan rician yaitu:
Digit pertama : Kode PS
Digit kedua : Kode konsentrasi/kekhususan
Digit ketiga : Kode elemen kompetensi
Digit keempat : Semester penawaran Mata kuliah
Digit kelima : Bobot SKS Mata kuliah
Digit keenam : Nomor urut mata kuliah dalam kelompoknya
Berdasarkan atas konsep tersebut, maka pengkodean mata kuliah pada
Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana sebagai berikut :
1) Digit pertama: Kode PS
Penyelenggara Program Magister Kenotariatan adalah Fakultas Hukum
Universitas Udayana. Berdasarkan atas pertimbangan bahwa Fakultas
Hukum Universitas Udayana hanya terdiri dari satu Program Studi (PS)
serta untuk dapat melihat secara jelas perbedaan sifat mata kuliah maka
Kode PS diganti dengan kode sifat mata kuliah yaitu Mata Kuliah Wajib
(digunakan Kode W) dan Mata Kuliah Pilihan (memakai Kode P).
2) Digit kedua: Kode Konsentrasi/Kekhususan
Sesuai dengan namanya Program Magister Kenotariatan maka untuk kode
konsentrasi digunakan huruf N sebagai singkatan dari kata Notariat.
3) Digit ketiga: Kode Elemen Kompetensi
Menggunakan kode sebagi berikut:
MK Pengembangan Kepribadian (MPK) : P
MK Penguasaan ilmu dan Ketrampilan(MKK) : I
MK Keahlian Berkarya (MKB) : K
MK Sikap dan Perilaku berkarya (MPB) : S
MK Berkehidupan Bermasyarakat : M
4) Digit keempat: Semester Penawaran Mata Kuliah (Semester 1 s/d 4).
5) Digit kelima: Bobot SKS Mata Kuliah yaitu 2, 3, 4 atau 7 sks.
6) Digit keenam: Nomor Urut Mata Kuliah dalam kelompok elemen
kompetensinya.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~21


Berdasarkan atas ketentuan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor: 232/U/2000, kurikulum pendidikan tinggi yang
menjadi dasar penyelenggaraan program studi terdiri atas:
1) Kurikulum Inti, yaitu kurikulum yang merupakan kelompok bahan kajian
dan pelajaran yang harus dicakup dalam suatu program studi yang
dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku secara nasional. Kurikulum inti
pada prinsipnya terdiri atas:
a) Kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) adalah
kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian, bahan kajian dan
pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti
luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
b) Kelompok Mata kuliah keilmuan dan ketrampilan (MKK) adalah
kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk
memberikan landasan penguasaan ilmu dan ketrampilan tertentu.
c) Kelompok mata kuliah keahlian berkarya (MKB) adalah kelompok
kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan
kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan keterampilan yang dikuasai.
d) Kelompok mata kuliah perilaku berkarya (MPB) adalah kelompok
bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap
dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut
tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang
dikuasai.
e) Kelompok mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB) adalah
kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang
untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai
dengan pilihan keahlian dalam berkarya
2) Kurikulum Institusional merupakan sejumlah bahan kajian dan pelajaran
yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan tinggi, terdiri atas
tambahan dari kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dengan
memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta 3 (tiga) ciri khas
perguruan tinggi yang bersangkutan.
Penerapan kurikulum inti mengarah pada dikuasainya kompetensi oleh
mahasiswa yang berupa:
1) Kompetensi Utama;
2) Kompetensi Pendukung; dan
3) Kompetensi lain yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi
utama.
Elemen elemen kompetensi terdiri atas
1. Landasan kepribadian (digunakan Kode P)
2. Penguasaan ilmu dan ketrampilan (menggunakan Kode I)
3. Kemampuan berkarya (memakai Kode K)
4. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian
berdasarkan ilmu dan ketrampilan yang dikuasai (dipakai Kode S)
5. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan
pilihan keahlian dalam berkarya (dengan Kode M).
Penentuan komposisi prosentase mata kuliah didasarkan atas rentangan
yang diatur berdasarkan ketentuan Pasal 5 Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia No.045/U/2002 yang menentukan
Perbandingan beban ekuivalen dalam bentuk satuan kredit semester
antara kompetensi utama dengan kompetensi pendukung serta kompetensi
lain didalam kurikulum yaitu berkisar antara 40-80% : 20-40% : 0-30% dari
beban studi Program Magister.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~22


Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana menentukan
beban studi yang wajib ditempuh oleh mahasiswa angkatan I-IV TA 2010-
2012 untuk menyelesaikan program berjumlah 49 (empat puluh sembilan)
SKS sesuai dengan beban studi maksimal sebagaimanana ditentukan
dalam Pasal 5 ayat (2) Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor: 232/U/2000. Dari prosentase kompetensi mata kuliah
yang berjumlah 49 SKS tersebut. SKS mata kuliah kompetensi utama
berjumlah 37 (tiga puluh tujuh) SKS yang berarti berjumlah 74 % (tujuh
puluh empat persen) dari jumlah seluruh beban studi dan masih dalam
batas toleransi jumlah SKS mata kuliah kompetensi utama (40-80%).
Mata kuliah Kompetensi Pendukung ditentukan berjumlah 10
(sepuluh) SKS yaitu sama dengan 20% (dua puluh) yang masih dalam
rentangan toleransi beban studi yaitu 20-40%. Sedangkan mata kuliah
Kompetensi lain jumlahnya hanya 2 (dua) SKS atau 4% (empat persen)
dari rentangan toleransi beban studi (0-30%).
Secara ringkas rincian penawaran Mata Kuliah yang wajib
ditempuh oleh mahasiswa pada Program Magister Kenotariatan
Universitas Udayana untuk mahasiswa tahun angaktan 2010 sampai tahun
2012 dapat digambarkan sebagaimana tabel berikut:

a. Struktur Penawaran Mata Kuliah

DITAWARKAN WAJIB DITEMPUH


NO STATUS MK
Jml SKS Jml MK Jml SKS Jml MK
1 MK Kompetensi Utama 37 13 37 13
(MK Wajib Kenotariatan)

2 MK Kompetensi 10 5 10 5
Pendukung (MK Wajib
Program)
3 MK Pilihan 4 2 2 1

JUMLAH 51 SKS 20 MK 49 SKS 19 MK

Dengan mengikuti aturan tentang pengkodean mata kuliah


sebagaimana diuraikan di atas, maka struktur mata kuliah pada Program
Magister Kenotariatan Universitas Udayana dapat digambarkan sebagai
berikut:
1) Kelompok Mata Kuliah Berdasarkan Kompetensi (Utama, Pendukung,
dan Pilihan);
2) Kelompok Mata Kuliah Berdasarkan Elemen Kompetensi;
3) Kelompok Mata Kuliah Berdasarkan Penawaran Per-Semester; dan
4) Kelompok Mata Kuliah Berdasarkan Pengampu Mata Kuliah.
Masing-masing kelompok mata kuliah tersebut dapat diuraikan
sebagaimana dalam tabel di bawah ini.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~23


Daftar Kelompok Mata Kuliah Berdasarkan Kompetensi Utama,
Kompetensi Pendukung, dan Kompetensi Lain-lain

1. Mata Kuliah Kompetensi Utama (MK Wajib Kenotariatan)

KODE
NO NAMA MATA KULIAH SKS KETERANGAN
MK
01 Hukum Perikatan dan Jaminan 2 WNI2202 -
02 Teknik Pembuatan Akta I 2 WNK2201 -
Hukum Keluarga dan Harta
03 2 WNI2203 -
Perkawinan
04 Hukum Waris 2 WNI2204 -
Hukum Perusahaan dan
05 2 WNK2202 -
Kepailitan
06 Metode Penelitian Hukum 3 WNI2305 -
07 Hukum Agraria 3 WNI2306 -
08 KS Hukum Kenotariatan 4 WNI3407 Prasyarat WNK2201
09 Teknik Pembuatan Akta II 2 WNK3203 Prasyarat WNK2201
Hukum Perbankan dan
10 2 WNK3204 -
Lembaga Pembiayaan
11 Hukum Pasar Modal 2 WNK3205 -
12 Hukum Pajak 2 WNI3208 -
13 Tugas Akhir/Tesis 9 WNK4906 -
JUMLAH SKS 37 -

2. Mata Kuliah Kompetensi Pendukung (MK Wajib Program)

NO NAMA MATA KULIAH SKS KODE MK KETERANGAN


01 Teori Hukum 2 WNP1201 -
02 Filsafat Hukum 2 WNP1202 -
03 Sosiologi Hukum 2 WNM1201 -
04 Penalaran Hukum 2 WNI1201 -
05 Peraturan Jabatan dan Etika
2 WNS1201 -
Profesi Notaris
JUMLAH SKS 10

3. Mata Kuliah Kompetensi Lain-lain (MK Pilihan)

NO NAMA MATA KULIAH SKS KODE MK KETERANGAN


01 HAKI 2 PNI3209 -
02 ADR (Alternative Dispute
2 PNK3207 -
Resolution)
JUMLAH 4 -
K E T E R A N G A N:
Unsur-Unsur Kode Mata Kuliah:
Digit 1: Status Mata Kuliah (W = MK Wajib dan P = MK Pilihan )
Digit 2: Kode Kekhususan Kenotariatan (N)
Digit 3: Elemen Kompetensi Mata Kuliah:
P = Pengembangan Kepribadian

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~24


I = Penguasaan Ilmu Dan Ketrampilan
K = Keahlian Berkarya
S = Sikap Dan Prilaku
M = Berkehidupan Dan Bermasyarakat
Digit 4: Semester: (1 4)
Digit 5: Besaran SKS
Digit 6: Nomor Kelompok Dalam Elemen Kompetensi (2 angka tapi
dibaca 1 angka)

b. Daftar Kelompok Mata Kuliah Berdasarkan Elemen Kompetensi (El-Kom)

1. Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (P)

KODE EL- NO. KODE


NO MATA KULIAH STATUS
PK KOMP KLP MK
01 Teori Hukum W N P 01 WNP1201
02 Filsafat Hukum W N P 02 WNP1202

2. Kelompok Mata Kuliah Penguasaan Ilmu Dan Ketrampilan ( I )

KODE EL- NO.


NO MATA KULIAH STATUS KODE MK
PK KOMP KLP
01 Penalaran Hukum W N I 01 WNI1201
Hukum Perikatan dan
02 W N I 02 WNI2202
Jaminan
Hukum Keluarga dan
03 W N I 03 WNI2203
Harta Perkawinan
04 Hukum Waris W N I 04 WNI2204
Metode Penelitian
05 W N I 05 WNI2305
Hukum
06 Hukum Agraria W N I 06 WNI2306
07 KS Hukum Kenotariatan W N I 07 WNI3407
08 Hukum Pajak W N I 08 WNI3208
09 HAKI P N I 09 PNI3209

3. Kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya ( K )

KODE EL- NO. KODE


NO MATA KULIAH STATUS
PK KOMP KLP MK
01 Teknik Pembuatan Akta I W N K 01 WNK2201
Hukum Perusahaan dan
02 W N K 02 WNK2202
Kepailitan
Teknik Pembuatan Akta
03 W N K 03 WNK3203
II
Hukum Perbankan dan
04 W N K 04 WNK3204
Lembaga Pembiayaan
05 Hukum Pasar Modal W N K 05 WNK3205
06 Tugas Akhir/Tesis W N K 06 WNK3906
ADR (Alternative Dispute
07 P N K 07 PNK3207
Resolution)

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~25


4. Kelompok Mata Kuliah Sikap & Prilaku Berkarya ( S )

KODE EL- NO. KODE


NO MATA KULIAH STATUS
PK KOMP KLP MK
Peraturan Jabatan
01 dan Etika Profesi W N S 01 WNS1201
Notaris

5. Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat ( M )

KODE EL- NO.


NO MATA KULIAH STATUS KODE MK
PK KOMP KLP
01 Sosiologi Hukum W N M 01 WNM1201

c.Daftar Penawaran Mata Kuliah Per Semester

Semester I
NO MATA KULIAH KODE SKS KETERANGAN
MK
01 Teori Hukum WNP1201 2
02 Filsafat Hukum WNP1202 2
03 Sosiologi Hukum WNM1201 2
04 Penalaran Hukum WNI1201 2
Peraturan Jabatan dan
05 WNS1201 2
Etika Profesi Notaris
JUMLAH SKS 12

Semester II
NO MATA KULIAH KODE SKS
MK KETERANGAN
Hukum Perikatan dan
01 WNI2202 2
Jaminan
02 Teknik Pembuatan Akta I WNK2201 2
Hukum Keluarga dan
03 WNI2203 2
Harta Perkawinan
04 Hukum Waris WNI2204 2
Hukum Perusahaan dan
05 WNK2202 2
Kepailitan
06 Metode Penelitian Hukum WNI2305 3
07 Hukum Agraria WNI2306 3
JUMLAH SKS 15

Semester III

NO MATA KULIAH KODE MK SKS KETERANGAN


Prasyarat
01 KS Hukum Kenotariatan WNI3407 4
WNK2201
Teknik Pembuatan Akta Prasyarat
02 WNK3203 2
II WNK2201

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~26


Hukum Perbankan dan
03 WNK3204 2
Lembaga Pembiayaan
04 Hukum Pasar Modal WNK3205 2
05 Hukum Pajak WNI3208 2
06 HAKI PNI3209 2
ADR (Alternative
07 PNK3207 2
Dispute Resolution)
JUMLAH SKS 14

Semester IV

NO MATA KULIAH KODE MK SKS KETERANGAN


03 Tugas Akhir/Tesis WNK4906 9
JUMLAH SKS 9

Sementara itu, mulai tahun 2013 untuk mahasiswa baru angkatan V Tahun
Ajaran 2012/2013 sebagai konsekuensi dari adanya perubahan kurikulum Program
Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana, sebagaimana ditetapkan dalam
Surat Keputusan Ketua Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana Nomor
050/II/MKN/UN14.4/DT/2013 Tentang Perubahan Pertama Kurikulum Program
Magister Kenotariatan Universitas Udayana, maka untuk menyelesaikan pendidikan
pada Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana kepada
mahasiswa diwajibkan untuk mengambil mata kuliah sebanyak 21 (duapuluh satu)
Mata Kuliah dengan rincian 17 (tujuh belas) mata kuliah wajib dan 4 (empat) mata
kuliah pilihan dalam rentang waktu masa studi 3 semester.
Adapun kurikulum tersebut adalah sebagai berikut :

KURIKULUM PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN


UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2013

Semester I
NO MATA KULIAH KODE MK SKS STATUS

Teori dan Penalaran


01 WNP1201 2 Wajib
Hukum
02 Filsafat Ilmu WNP1202 2 Wajib
Politik Hukum Wajib
03 WNP1203 2
Pertanahan
04 Hukum Perikatan WNI1201 2 Wajib
Hukum Perusahaan dan Wajib
05 WNI1202 2
Kepailitan
Hukum Keluarga dan Wajib
06 WNI1203 2
Harta Perkawinan
07 Teknik Pembuatan Akta I WNK1301 3 Wajib
Peraturan Jabatan dan Wajib
08 WNS1301 3
Etika Profesi Notaris
Metode Penelitian dan Wajib
09 WNI1204 2
Penulisan Artikel Hukum
JUMLAH SKS 20

Semester II
Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~27
NO MATA KULIAH KODE MK SKS STATUS
01 Hukum Waris WNI2205 2 Wajib
02 Teknik Pembuatan Akta II WNK2402 4 Wajib
03 KS Hukum Kenotariatan WNK2403 4 Wajib
04 Hukum Investasi dan Pasar Modal WNI2206 2 Wajib
05 Hukum Perbankan dan Jaminan WNI2207 2 Wajib
06 Hukum Bisnis Kepariwisataan WNI2208 2 Wajib
07 Hukum Pajak PNI2201 2 Pilihan*
08 HAKI PNI2202 2 Pilihan*
09 ADR (Alternative Dispute Resolution) PNI2203 2 Pilihan*
10 Pembuatan Kontrak Internasional PNI2204 2 Pilihan*
11 Peraturan Lelang PNI2205 2 Pilihan*
12 Hukum Asuransi PNI2206 2 Pilihan*
Aspek Pidana dalam Bidang
13 PNI2207 2 Pilihan*
Kenotariatan
14 Aspek Hukum Cyber Notary PNI2208 2 Pilihan*
JUMLAH SKS 20
*Mata Kuliah Pilihan diambil 4 sks dari 16 sks yang ditawarkan

Semester III
NO MATA KULIAH KODE MK SKS STATUS
01 Pra Magang WNM3401 2 Wajib
02 Tugas Akhir/Tesis WNK3404 6 Wajib
JUMLAH SKS 8

PROGRAM PENYETARAAN

NO MATA KULIAH KODE MK SKS STATUS


01 Teori dan Penalaran Hukum WNP1201 2 Wajib
02 Filsafat Ilmu WNP1202 2 Wajib
03 Politik Hukum Pertanahan WNP1203 2 Wajib
04 Hukum Waris WNI2205 2 Wajib
Hukum Keluarga dan Harta
05 WNI1203 2 Wajib
Perkawinan
Metode Penelitian dan Penulisan Wajib
06 WNI1204 2
Artikel Hukum
07 Hukum Bisnis Kepariwiataan WNI2208 2 Wajib
Wajib
08 Tugas Akhir/Tesis WNK3404 6
JUMLAH SKS 20

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~28


K E T E R A N G A N:

Unsur-Unsur Kode Mata Kuliah:


Digit 1: Status Mata Kuliah (W = MK Wajib dan P = MK Pilihan )
Digit 2: Kode Kekhususan Kenotariatan (N)
Digit 3: Elemen Kompetensi Mata Kuliah:
P = Pengembangan Kepribadian
I = Penguasaan Ilmu Dan Ketrampilan
K = Keahlian Berkarya
S = Sikap Dan Prilaku
M = Berkehidupan Dan Bermasyarakat
Digit 4: Semester: (1 4)
Digit 5: Besaran SKS
Digit 6: Nomor Kelompok Dalam Elemen Kompetensi (2 angka tapi
dibaca 1 angka)

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~29


BAB IV
SISTEM PELAKSANAAN
PROGRAM PENDIDIKAN

Penyelenggaraan Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana


dilaksanakan dengan sistem kredit semester (SKS). Beban studi mahasiswa adalah
kegiatan wajib mahasiswa yang terdiri dari perkuliahan, seminar dan tesis yang
dibatasi dengan jumlah SKS tertentu per-semester. Besarnya satuan kredit
semester untuk kegiatan perkuliahan adalah nilai satu satuan kredit semester (SKS)
terdiri dari kegiatan-kegiatan perminggunya yaitu tatap muka 50 (lima puluh) menit,
kegiatan terstruktur 50 (lima puluh) menit dan kegiatan mandiri 60 (enam puluh)
menit. Jumlah keseluruhan beban studi adalah 49 (empat puluh sembilan) SKS
yang terdiri dari 40 (empat puluh) SKS kegiatan perkuliahan terbimbing dan
terstruktur serta 9 (sembilan) SKS kegiatan mandiri penyusunan tesis berdasarkan
pada hasil kerja penelitian.
Kegiatan perkuliahan mahasiswa reguler dirancang dalam waktu 2 (dua)
semester teori, 1 (satu) semester pra magang dan penulisan tesis. Kegiatan
perkuliahan mahasiswa alih jenjang/ penyetaraan dirancang dalam waktu 1 (satu)
semester teori dan 1 (satu) semester penulisan tesis. Dengan demikian, waktu
penyelesaian studi bagi mahasiswa reguler adalah 3 (tiga) semester sedangkan
bagi mahasiswa alih jenjang/penyetaraan selama 2 (dua) semester. Untuk
menjalankan proses belajar mengajar maka Mata Kuliah dalam struktur kurikulum
dibedakan atas Mata Kuliah Kompetensi Utama (Mata Kuliah Wajib Kenotariatan),
Mata Kuliah Kompetensi Pendukung (Mata Kuliah Wajib Program Pascasarjana),
dan Mata Kuliah Kompetensi Lain-lain (Mata Kuliah Pilihan).
Orientasi program Magister Kenotariatan Universitas Udayana adalah
penguasaan terhadap teori dan praktek. Oleh karena itu, para mahasiswa dituntut
untuk mengenal dan menguasai teori, konsep, paradigma dan metodologi penelitian
yang relevan untuk memecahkan masalah-masalah hukum dibidang kenotariatan,
disamping terampil dalam memecahkan masalah-masalah hukum yang terkait
dengan kontrak. Setiap mahasiswa juga diwajibkan melakukan penelitian mandiri
yang dituangkan dalam bentuk tesis, dengan bobot 6 (enam) SKS. Adapun
mengenai struktur kurikulum dari Program Magister Kenotariatan Universitas
Udayana adalah sebagaimana dalam uraian kurikulum di atas.

11.2. Evaluasi Keberhasilan Studi


a) Cara Penilaian
Untuk menilai prestasi mahasiswa dalam kegiatan akademik, digunakan
ketentuan sebagai berikut:
Angka Mutu Angka Mutu Huruf Mutu Angka Mutu
(skala 0-10) (skala 0-4) (Skala (skala 0-10)
Kualitatif)
85 - 100 4 A 85 - 100
70 84 3 B 70 84
55 69 2 C 55 69
40 54 1 D 40 54
0 39 0 E 0 39

1) Nilai akhir bagi mata kuliah yang diampu oleh lebih dari satu dosen
merupakan nilai gabungan dari semua dosen yang digabungkan oleh
dosen koordinatornya.
2) Nilai akhir mata kuliah merupakan gabungan dari nilai: Tugas
Terstruktur dan/atau Tugas Mandiri, Nilai Ujian Tengah Semester, dan
Nilai Ujian Akhir.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~30


b) Evaluasi Keberhasilan
1) Mahasiswa yang pada akhir semester I belum dapat mencapai
IPK=2,75 untuk 8 SKS akan diberikan peringatan, agar berusaha lebih
giat studinya untuk memperbaiki prestasi pada semester berikutnya.
2) Mahasiswa yang pada akhir semester II belum dapat mencapai
IPK=2,75 untuk 16 SKS maka mahasiswa yang bersangkutan
dinyatakan gagal dan tidak diperkenankan melanjutkan studinya di
program pascasarjana.
3) Mata kuliah yang memperoleh nilai D wajib diulang dan Nilai C dapat
diulang. Pengulangan perkuliahan untuk mata kuliah tertentu hanya
dapat dilakukan satu kali dan hasil nilai tertinggi ujian mata kuliah
tersebut adalah B.
4) Bagi mahasiswa yang telah menempuh minimum 20 SKS dengan IPK
minimum 2,75 tanpa nilai D, maka yang bersangkutan secara formal
dapat mengajukan usulan penelitian tesis.
5) Usulan penelitian tesis harus disetujui oleh Komisi Pembimbing dan
dipertahankan serta lulus di depan Tim Penilai Usulan Penelitian (yaitu
Komisi Pembimbing ditambah 3 (tiga) penguji yang telah ditetapkan
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana berdasarkan
usulan Ketua Program M.Kn Unud sepengetahuan Dekan Fakultas
Hukum Univ. Udayana).
6) Mahasiswa yang telah lulus ujian usulan penelitian dan semua
perbaikannya telah dilaksanakan serta telah mendapat persetujuan
kembali oleh Komisi Pembimbing dapat segera melaksanakan
penelitian tesis.

11.3. Pelaksanaan Penyusunan Tesis


Tesis merupakan tugas akhir mahasiswa program magister, berupa karya
tulis yang disusun berdasarkan atas hasil-hasil penelitian, yang bobot kreditnya
adalah 6 (enam) SKS. Tesis disusun dengan cara dan format sesuai dengan
peraturan yang berlaku, dan penyusunannya dibimbing oleh Komisi Pembimbing.
a). Pembimbingan Tesis
1) Komisi Pembimbing
Komisi Pembimbing adalah tenaga akademik yang bertanggung jawab
membimbing tesis. Komisi Pembimbing dapat berasal baik dari akademisi
maupun kombinasi antara akademisi dengan praktisi Pejabat Pembuat Akta
Tanah/Notaris yang ditetapkan Direktur Program Pascasarjana Universitas
Udayana berdasarkan usulan Ketua Program M.Kn Unud sepengetahuan
Dekan Fakultas Hukum Univ. Udayana) dengan ketentuan :
a) Setiap Tesis dibimbing oleh 2 (dua) orang Dosen Pembimbing, yaitu
Pembimbing I dari akademisi dengan pendidikan minimal S-3 (Doktor);
Pembimbing II, dengan tingkat pendidikan minimal S-3 (Doktor) untuk
akademisi atau pendidikan minimal S-2 (Magister) untuk praktisi seperti
Notaris/PPAT;
b) Pembimbingan pada prinsipnya dilaksanakan di kampus. Penyesuaian
terhadap ketentuan ini dapat dilakukan atas kesepakatan antara
mahasiswa dan dosen pembimbing.
c) Masa bimbingan berlangsung selama satu tahun (dua semester).
Perpanjangan masa bimbingan dapat dilakukan dengan Keputusan
Direktur Program Pascasarjana setelah mendengar pertimbangan
(rekomendasi) dari Ketua Program Magister Kenotariatan Universitas
Udayana dan Dosen Pembimbing I.
d) Pada setiap acara pembimbingan, mahasiswa membawa Kartu
Bimbingan yang harus diisi materi bimbingan, tanggal bimbingan dan
ditandatangani oleh Dosen Pembimbing.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~31


e) Dosen Pembimbing dalam memberikan bimbingan kepada mahasiswa
ditekankan kepada standar tata tulis ilmiah (Menyangkut kriteria, syarat,
dan metodelogi penulisan ilmiah) sedangkan substansi (materi) Tesis
diserahkan kepada mahasiswa yang bersangkutan.
f) Dosen pembimbing dapat merubah judul sepanjang tidak merubah inti
permasalahannya.
g) Apabila mahasiswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan penulisan
Tesisnya, mahasiswa yang bersangkutan dapat merubah judul dengan
mengajukan permohonan judul baru kepada Direktur Program
Pascasarjana c.q. Ketua Program Magister Kenotariatan.
h) Ketua Program mengawasi pelaksanaan pembimbingan dari aspek
tanggung jawab, efisiensi dan efektivitas bimbingan.

2) Tugas Komisi Pembimbing


Komisi Pembimbing bertugas membantu peserta didik Program Magister
Kenotariatan untuk meningkatkan kemampuan akademiknya dengan cara:
(1). membimbing perencanaan, pelaksanaan penelitian, penulisan artikel
jurnal dan naskah tesis;
(2). memberikan penilaian pada usulan penelitian, pelaksanaan penelitian,
seminar hasil penelitian, penulisan, dan ujian tesis;dan
(3). menghadiri ujian usulan penelitian, seminar hasil penelitian, dan ujian
tesis mahasiswa yang dibimbing.

3) Tata Cara Pembentukan Komisi Pembimbing


Pada akhir semester pertama, Komisi Pembimbing mahasiswa reguler harus
sudah terbentuk, dengan tata cara sebagai berikut:
(1). mahasiswa melalui Ketua Program Magister Kenotariatan mengusulkan
3 (tiga) orang tenaga akademik dan/atau praktisi sebagai calon Komisi
Pembimbing kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas
Udayana. Pengusulan nama-nama calon pembimbing tesis dapat
dilakukan pada semester kedua;
(2). berdasarkan data pada angka (1) di atas, Ketua Program Magister
Kenotariatan Universitas Udayana menyelenggarakan rapat konsultasi
dan koordinasi dengan pimpinan di lingkungan Fakultas Hukum
Universitas Udayana. Atas pertimbangan yang objektif, hasil keputusan
rapat konsultasi dan koordinasi mengenai Pembimbing I dan
Pembimbing II dapat berbeda dengan yang diusulkan mahasiswa;
(3). hasil keputusan rapat konsultasi dan koordinasi tersebut pada angka (2)
disampaikan kepada Direktur Program Pascasarjana c.q Asisten
Direktur I Universitas Udayana agar segera dapat ditetapkan; dan
(4). Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana membuat Surat
Keputusan tentang penetapan susunan Komisi Pembimbing sesuai
dengan hasil keputusan rapat konsultasi dan koordinasi.

4) Perubahan Dosen Pembimbing


Setelah Komisi Pembimbing terbentuk, apabila terjadi sesuatu hal yang
menyebabkan proses bimbingan tidak berlangsung maka dimungkinkan untuk
perubahan Komisi Pembimbing berdasarkan alasan-alasan yang obyektif dan
dapat diterima. Perubahan komisi dan/atau anggota komisi dilakukan dengan
cara, mahasiswa dan/atau komisi pembimbing mengusulkan perubahan
kepada Ketua Program Magister Kenotariatan sepengetahuan Dekan Fakultas
Hukum Universitas Udayana untuk dilanjutkan kepada Direktur Program
Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~32
Pascasarjana Universitas Udayana. Perubahan Komisi Pembimbing ini
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Program Pascasarjana
Universitas Udayana sesuai dengan prosedur penetapan pembimbing di
lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana.

11.4. Tahapan Pembuatan Tesis


Kegiatan akademik Tesis terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: (a)
Pembuatan Usulan Penelitian (b) Pelaksanaan Penelitian (c) Seminar Hasil
Penelitian (makalah seminar berupa artikel jurnal, (d) Penulisan Artikel Jurnal
dan Naskah Tesis), (e) Ujian Tesis, (f) Syarat Kelulusan, dan (g) Predikat
Kelulusan.
a) Pembuatan Usulan Penelitian
Usulan penelitian merupakan karya tulis mahasiswa yang berisi tentang
rencana kegiatan penelitian sebagai tugas akhir mengikuti Program
Magister Kenotariatan Universitas Udayana. Usulan penelitian ditulis
sesuai dengan pedoman penulisan usulan penelitian tesis yang
ditetapkan oleh Program Pascasarjana Universitas Udayana, antara lain
berisi:
(a). Pendahuluan, yang menguraikan tentang latar belakang pentingnya
masalah penelitian, adanya penomena-penomena tertentu yang
perlu dicermati, penelusuran orisinalitas penelitian, pemikiran atau
formulasi permasalahan yang diteliti, maksud dan tujuan penelitian;
(b). Landasan Teoritis/Kerangka Pemikiran, menyajikan data dan/atau
informasi ilmiah berupa prinsip/asas hukum, teori, konsep, pendapat
(berasal dari jurnal, kumpulan artikel penelitian, laporan kemajuan
penelitian dari lembaga sebagainya) yang menjadi pendukung
maupun kontra terhadap permasalahan penelitian yang diajukan,
termasuk pendapat yang masih meragukan tentang permasalahan
yang akan diteliti. Mahasiswa melakukan analisis terhadap
permasalahan tersebut sehingga dapat diajukan konsep baru yang
perlu untuk dilakukan penelitian.
(c). Metode Penelitian, menyajikan tentang metode yang digunakan oleh
peneliti untuk mendekati permasalahan, penetapan contoh, macam
variabel yang digunakan, cara mengukurnya, metoda analisisnya
serta cara uji yang ditetapkan, alat dan program yang digunakan
serta cara penyajian hasilnya. Pada bab ini juga disajikan informasi
tentang tempat dan waktu penelitian dan informasi lain yang
dianggap relevan dengan pelaksanaan kegiatan penelitian, dan
(d). Daftar Pustaka, yang berisi tentang daftar karya tulis ilmiah yang
digunakan untuk menyusun usulan penelitian. Penulisan pustaka
menurut abjad sebagaimana dicontohkan dalam tatacara penulisan
kepustakaan dalam Buku Pedoman Penulisan Tesis Program
Pascasarjana Universitas Udayana.
Usulan penelitian tesis dapat diajukan oleh mahasiswa reguler yang
telah menempuh perkuliahan mnimum 20 SKS dengan IPK > 2,75 serta
tidak ada nilai D. Sementara itu untuk mahasiswa alih jenjang, usulan
penelitian dapat diajukan pada akhir semester I setelah mengikuti mata kuliah
yang ditawarkan. Naskah usulan penelitian dikonsultasikan dengan Komisi
Pembimbing untuk mendapat persetujuan, dan setelah disetujui oleh Komisi
Pembimbing dapat segera diajukan untuk ujian usulan penelitian.
b) Ujian Usulan Penelitian
Mahasiswa atas persetujuan Komisi Pembimbing mengusulkan ujian
usulan penelitian kepada Direktur Pascasarjana Universitas Udayana melalui
Ketua Program M.Kn, yang ditembusan kepada Dekan Fak. Hukum
Universitas Udayana. Berdasarkan usulan melalui Ketua Program M.Kn
Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~33
tersebut, Direktur Pascasarjana Universitas Udayana menetapkan 3 (tiga)
orang dosen penguji tambahan di luar Komisi Pembimbing. Ujian Usulan
Penelitian dapat dilaksanakan minimal setelah menyelesaikan semua mata
kuliah pada semester 1 (satu).
Forum ujian usulan penelitian dipimpin oleh Ketua Komisi Pembimbing.
Apabila Ketua Komisi Pembimbing tidak hadir karena sesuatu dan lain hal
yang dapat diterima, maka Ketua Komisi Pembimbing dapat menugaskan
kepada Sekretaris Komisi Pembimbing untuk memimpin ujian. Ujian dapat
dilaksanakan kalau dihadiri sekurang-kurangnya 4 (empat) orang Penguji
termasuk Komisi Pembimbing. Ujian Usulan Penelitian dilaksanakan paling
lama dalam waktu 90 (sembilan puluh) menit dengan materi ujian berupa
masukan, pendapat, dan saran perbaikan untuk kesempurnaan usulan
penelitian yang layak dilanjutkan. Komponen penilaian antara lain berkaitan
dengan naskah usulan penelitian, penyajian/ presentasi mahasiswa, dan
kemampuan mahasiswa berargumentasi secara ilmiah dituangkan dalam
berita acara ujian.
Hasil ujian ditetapkan secara musyawarah sesuai dengan nilai yang
diberikan penguji dan diumumkan langsung ke mahasiswa yang
bersangkutan. Nilai lulus untuk ujian usulan penelitian minimum dengan nilai
kumulatif 60. Apabila kurang dari nilai tersebut, mahasiswa harus mengulang
ujian usulan penelitian dan diberi kesempatan satu kali ulangan dalam jangka
waktu maksimal 3 (tiga) bulan. Apabila mahasiswa tidak lulus lagi pada ujian
proposal yang kedua, maka yang bersangkutan diberi tugas untuk
memperbaiki usulan penelitiannya atau dinyatakan gagal dalam menempuh
studi di Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana melalui
Keputusan Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Usulan penelitian yang telah lulus ujian dan diperbaiki sesuai masukan
penguji serta disetujui oleh Komisi Pembimbing maka disahkan/
ditandatangani oleh Ketua Program Magister Kenotariatan Universitas
Udayana sebagai dasar mahasiswa bersangkutan melakukan penelitian tesis
untuk penyusunan naskah tesis selanjutnya.

c) Pelaksanaan Penelitian
Penelitian merupakan program akademik mahasiswa, kegiatannya dapat
menggunakan metode yuridis normatif dan/atau yuridis empiris, yang
hasilnya akan digunakan untuk penulisan tesis. Penelitian dilaksanakan
sesuai judul penelitian dan locus yang dipilih serta disetujui Komisi
Pembimbing. Sebelum melaksanakan penelitian, mahasiswa harus
menyelesaikan persyaratan administrasi di Sekretariat Program Magister
Kenotariatan Universitas Udayana.
Penelitian disupervisi oleh Ketua Komisi Pembimbing atau yang
mewakili, dengan tata cara yang diatur dalam SK Ketua Program Magister
Kenotariatan tentang Supervisi Penelitian oleh Pembimbing. Hasil supervisi
penelitian dilaporkan oleh Pembimbing yang melakukan supervisi dengan
menyerahkan hasil evaluasi kepada Ketua Program Magister Kenotariatan
atau ke bagian akademik untuk selanjutnya didokumentasikan sebagai salah
satu unsur yang dipertimbangkan dalam menilai pelaksanaan penelitian.
Mahasiswa yang telah selesai melaksanakan penelitian, secepatnya
menyusun artikel jurnal (untuk seminar hasil penelitian) dan naskah tesis.

d) Seminar Hasil Penelitian


Seminar hasil penelitian adalah kegiatan seminar yang diselenggarakan
oleh Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana dan diikuti oleh
tenaga akademik, mahasiswa Program Magister Kenotariatan serta pihak-
pihak lain yang berkepentingan. Seminar hasil penelitian dapat dilaksanakan

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~34


apabila dihadiri sekurang-kurangnya oleh 4 (empat )orang Tim Penilai.
Pelaksanaan seminar dipandu oleh salah satu wakil mahasiswa dengan
peserta minimal 10 (sepuluh) orang mahasiswa. Bahan seminar adalah
naskah hasil penelitian yang telah disetujui oleh Komisi Pembimbing. Hasil
seminar akan menjadi vahan artikel publikasi jurnal yang akan
didokumentasikan oleh Program Magister Kenotariatan atau Program
Pascasarjana Universitas Udayana melalui buletin atau jurnal ilmiah
tersendiri. Adapun ketentuan lebih teknis mengenai pelaksanaan seminar
hasil penelitian ditetapkan dengan SK Ketua Program Magister Kenotariatan
Universitas Udayana.

d) Penulisan Artikel Jurnal dan Naskah Tesis


Artikel jurnal adalah karya tulis ilmiah berupa artikel yang ditulis atas
dasar penelitian kepustakaan atau berdasarkan hasil penelitian tesis yang
sedang dilakukan. Penulisan artikel jurnal menjadi kewajiban sebelum
mahasiswa seminar hasil penelitian. Artikel jurnal ditulis berdasarkan tata
cara penulisan artikel jurnal yang ada di Program Pascasarjana Universitas
Udayana. Sementara itu, naskah Tesis merupakan karya tulis asli mahasiswa
yang ditulis berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Naskah
tesis ditulis berdasarkan acuan dalam buku pedoman penulisan tesis
Program Pascasarjana maupun Program Magister Kenotariatan Universitas
Udayana. Naskah tesis selanjutnya digunakan untuk bahan ujian tesis.

e). Ujian Tesis


Mahasiswa yang naskah ujiannya telah disetujui Komisi Pembimbing,
telah melakukan seminar hasil penelitian, dan telah mempublikasikan minimal
satu artikel ilmiah pada jurnal nasional (minimal keterangan dari dewan
redaksi jurnal bahwa artikel jurnalnya siap dipublikasikan) beserta peryaratan
lainnya yang ditetapkan Program M.Kn., berhak mengusulkan ujian tesis.
Ujian tesis dilaksanakan berdasarkan usulan Ketua Komisi Pembimbing
kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana melalui Ketua
Program Magister Kenotariatan. Direktur Program Pascasarjana Universitas
Udayana berdasarkan usulan Ketua Program M.Kn menetapkan 3 (tiga)
orang dosen penguji tambahan di luar Komisi Pembimbing yang pada
hakikatnya merupakan formasi pada saat mahasiswa bersangkutan
mengikuti ujiab usulan penelitian. Selanjutnya Ketua Program M.Kn
memproses administrasi penyelenggaraan ujian dan mengundang Tim
Penguji disertai jadwal, tempat ujian, dan naskah tesis.
Forum ujian tesis dipimpin oleh Pembimbing I sebagai Ketua dan
Pembimbing II sebagai Sekretaris. Ketua Komisi Pembimbing. Apabila Ketua
tidak hadir karena sesuatu dan lain hal, Ketua dapat menugaskan Sekretaris
untuk memimpin ujian. Ujian pertama dapat dilaksanakan kalau dihadiri oleh
3 (tiga) orang penguji dan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Komisi
Pembimbing, sedangkan ujian susulan karena penundaan dapat
dilaksanakan kalau dihadiri oleh 2 (dua) orang penguji dan sekurang-
kurangnya 1 (satu) orang Komisi Pembimbing Ujian tesis dilaksanakan
selama + 90 menit dengan materi berupa naskah tesis. Ujian tidak dapat
dilakukan di luar forum ujian. Komponen penilaian antara lain meliputi
kemamapuan penguasaan materi tesis, kemampuan komprehensif dalam
penyajian dan mempertahankan isi tesisnya.
Hasil ujian ditetapkan secara musyawarah sesuai dengan nilai yang
diberikan semua penguji dan diumumkan langsung ke mahasiswa yang
bersangkutan. Empat komponen penilaian tesis dengan pembobotannya
adalah sebagai berikut:

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~35


i. Usulan Penelitian : 20 %
ii. Pelaksanaan Penelitian : 20 %
iii. Penulisan artikel jurnal dan seminar hasil penelitian : 20 %
iv. Ujian akhir tesis : 40 %
Butir-butir (ii),diberikan oleh Komisi Pembimbing dan butir (i),ii) dan (iv) oleh
semua anggota tim penguji.
Nilai diberikan sesuai dengan sistem yang berlaku (A : 85-100, B : 70-84,
C : 55-69, D : 40-54 dan E : 0-39), Nilai akhir merupakan rata-rata (sesuai
dengan pembobotan) dari nilai-nilai yang disebutkan debelumnya. Nilai lulus
untuk ujian tesis minimal dengan nilai 60. Apabila kurang dari nilai tersebut,
mahasiswa harus mengulangi ujian tesis dan diberi kesempatan satu kali
ujian ulangan tesis. Apabila mahasiswa tidak lulus lagi maka yang
bersangkutan diberi tugas khusus (atas persetujuan Komisi Pembimbing)
untuk memperbaiki naskah tesisnya atau dinyatakan gagal dalam studi di
Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana.
Mahasiswa yang telah ujian tesis dan telah melakukan perbaikan sesuai
dengan saran dan masukan dari tim penguji tesis, dengan persetujuan
Komisi Pembimbing dapat menggandakan naskah tesis tersebut. Naskah
tesis kemudian disahkan dengan ditandatangani oleh Komisi Pembimbing,
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana dan Ketua Program
Magister Kenotariatan Universitas Udayana.

f) Syarat Kelulusan
Mahasiswa dinyatakan lulus dari Pendidikan Program Magister
Kenotariatan Universitas Udayana apabila:
(a). Sekurang-kurangnya telah menyelesaikan 48 sks (termasuk tesis)
dengan IPK > 2,75 dan tidak terdapat nilai D.
(b). Mempunyai sertifikat kemampuan bahasa Inggris TOEFL atau setara
TOEFL dengan nilai minimum 500, yang didapat dari Lembaga Bahasa
Inggris yang diakui oleh Program Pascasarjana Universitas Udayana.
(c). Mempunyai sertifikat kemampuan Tes Potensi Akademik (TPA) dengan
nilai minimum 500, yang didapat dari instansi resmi dan kompeten yang
diakui oleh Program Pascasarjana Universitas Udayana

g) Predikat Kelulusan
Yudisium dilaksanakan setelah mahasiswa dapat menyelesaikan seluruh
persyaratan akademik dan administrasi. Mahasiswa yang dinyatakan lulus
menerima predikat kelulusan sebagai berikut:
(a). Lulus dengan predikat cumlaude (pujian), apabila mahasiswa
mempunyai IPK = 3,71 4,0, tanpa nilai C, lama studi maksimal lima
semester, Nilai Proposal Tesis = A, dan Nilai Ujian Tesis = A.
(b). Lulus dengan predikat sangat memuaskan:
(1) apabila mahasiswa mempunyai IPK = 3,71 4,00 dan tidak
memenuhi kriteria pada butir (1).
(2) apabila mahasiswa mempunyai IPK = 3,41 3,70.
(c). Lulus dengan predikat memuaskan, apabila mahasiswa mempunyai
IPK = 2,75 3,40.

12. Batas Waktu Studi


Masa studi mahasiswa reguler pada Program Magister Kenotariatan
Universitas Udayana dirancang dalam kurun waktu 3 (tiga) semester atau 1,5
(satu setengah) tahun, dan maksimal 7 (tujuh) semester atau 2,5 (dua
setengah) tahun meskipun dalam hal-hal tertentu dimungkinkan dapat ditempuh

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~36


kurang dari 3 (tiga) semester. Bagi mahasiswa yang belum dapat
menyelesaikan studi dalam 5 (lima) tahun tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan maka mahasiswa tersebut dinyatakan gagal mengikuti
Program Magister Kenotariatan di Program Pascasarjana Universitas Udayana
melalui Keputusan Direktur Pascasarjana Universitas Udayana atas usulan
Ketua Program Magister Kenotariatan yang diketahui oleh Dekan Fakultas
Hukum Universitas Udayana. Lama studi tersebut tidak memperhitungkan
masa cuti akademik (termninal), dan setiap mahasiswa berhak cuti akademik
sebanyak-banyaknya 2 (dua) semester tidak berturut-turut selama studinya.

13. Cuti Akademik


Cuti akademik dapat diambil oleh mahasiswa dengan syarat :
(1) terjadi gangguan kesehatan/sakit dalam waktu yang lama, sehingga tidak
memungkinkan melaksanakan proses pembelajaran,
(2) cuti melahirkan,
(3) berdomisili di suatu tempat yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan
proses pembelajaran,
(4) alasan-alasan kepentingan keluarga (privacy), sehingga dalam waktu yang
cukup lama tidak memungkinkan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Sementara itu untuk mahasiswa alih jenjang atau penyetaraan, masa studinya
ditetapkan 1 tahun (1-2 semester). Bagi mahasiswa alih jenjang yang belum
dapat menyelesaikan studi dalam 4 (empat) semester tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan maka mahasiswa tersebut dinyatakan gagal mengikuti
Program Magister Kenotariatan di Program Pascasarjana Universitas Udayana
melalui Keputusan Direktur Pascasarjana Universitas Udayana atas usulan
Ketua Program Magister Kenotariatan yang diketahui oleh Dekan Fakultas
Hukum Universitas Udayana. Lama studi tersebut tidak memperhitungkan masa
cuti akademik (termninal), dan setiap mahasiswa berhak cuti akademik
sebanyak-banyaknya 1 (satu) semester selama studinya. Cuti akademik dapat
diambil oleh mahasiswa dengan memenuhi syarat-syarat yang sama bagi
mahasiswa reguler..

14. Perencanaan Kalender Studi Mahasiswa


Agar penyelesaian program studi mahasiswa tepat waktu (empat
semester) maka pelaksanaan kegiatan akademik mahasiswa dapat dijadual
sebagai berikut:

No Kegiatan Semester
I II III IV V VI VII VIII IX X

1. Kuliah 12-20 SKS *

2. Kuliah 12-22 SKS *

3. Pembentukan Komisi *
Pembimbing
4. Penyusunan Proposal * *
Penelitian
5. Seminar Usulan * *
Penelitian

6. Penelitian Tesis * * * *

7. Penyusunan, analisis * * * * *
data

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~37


No Kegiatan Semester
I II III IV V VI VII VIII IX X

8. Seminar Hasil * * * * *
Penelitian

9. Penyusunan Naskah * * * * *
Tesis dan penulisan
artikel jurnal

10. Ujian Tesis * * * * * * * *

11. Peringatan I *

12. Peringatan II *

13. Keputusan Drop Out *


(DO)

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~38


BAB V
TESIS

1. Dasar Rasional
Pada tahap akhir program, mahasiswa wajib membuat karya tulis (dalam
bentuk tesis) mengenai salah satu bidang kajian Hukum Kenotariatan.

2. Pengertian
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang wajib dibuat oleh mahasiswa berdasarkan
hasil penelitian hukum untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Magister Kenotariatan (M.Kn).

3. Tujuan
Kewajiban pembebanan penulisan Tesis bagi mahasiswa Program Magister
Kenotariatan Univ. Udayana bertujuan untuk:
a. melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pada bidang
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa.
b. melatih mahasiswa dalam usaha menyatakan pikiran ilmiah secara tertulis.
c. mengembangkan ilmu pengetahuan hukum, khususnya Bidang Hukum
Kenotariatan.
d. mengembangkan diri pribadi mahasiswa kedalam kehidupan masyarakat.
e. pembulat studi mahasiswa untuk memenuhi persyaratan SKS dari jumlah
beban studi untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan.

4. Topik Tesis
Topik Tesis harus menyangkut masalah-masalah bidang Hukum Kenotariatan
yang akual baik dalam perspektif Hukum Tata Negara, Hukum Internasional,
Hukum Administrasi, Hukum Perdata, Hukum, Pidana, maupun Hukum Adat.

5. Pengajuan dan Format Usulan Penelitian


a. Jangka Waktu Pengajuan
1) Usulan penelitian (out line) Tesis dapat diajukan setelah mahasiswa
reguler menempuh dan lulus mata kuliah 50% dari keseluruhan program
studi (telah menyelesaikan lebih kurang 20 SKS). serta telah lulus Mata
Kuliah Metode Penelitian Hukum. Sementara itu, untuk mahasiswa alih
jenjang minimal menempuh 12 sks dari 20 sks yang diwajibkan.
2) Usulan penelitian diajukan kepada Direktur Program Pascasarjana
Universitas Udayana c.q. Ketua Program Magister Kenotariatan sesuai
form permohonan yang telah disediakan, dengan melampirkan usulan
penulisan Tesis bersangkutan. Berdasarkan permohonan tersebut, Ketua
Program mengkoordinasikan dengan Pimpinan Fakultas Hukum terkait
dengan topik usulan penelitian untuk menentukan Dosen Pembimbing.
Apabila judul usulan Tesis disetujui, Ketua Program mengusulkan
Pembimbing untuk selanjutnya dibuatkan Surat Keputusan Pembimbing
oleh Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana.
3) Tesis yang dibuat mahasiswa diarahkan untuk dapat memberikan
sumbangan kepada ilmu pengetahuan hukum khususnya Hukum
Kenotariatan berupa pemecahan masalah atau setidaknya dapat
menyajikan pemikiran ilmiah dari suatu objek penelitian, dan tidak
merupakan duplikasi atau pengulangan dari penelitian-penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~39


b. Format Usulan Penelitian
1) Usulan penelitian (out line) Tesis terdiri dari minimal 30 (tiga puluh)
halaman dengan spesifikasi sebagai berikut :
a) kertas HVS 80 gram ukuran kuarto/A4 (21,5 x 29,7 cm);
b) jarak dua spasi;
c) wajib diketik dengan komputer
d) ukuran huruf (font size) 12;
e) tipe huruf Times New Roman
2) Jumlah halaman dimaksud adalah halaman dimulainya PENDAHULUAN
hingga DAFTAR PUSTAKA.
3) Pengetikan usulan penelitian dilakukan dengan format batas tepi ketikan
sebagai berikut: tepi atas 4 (empat) cm, tepi kiri 4 (empat) cm, tepi kanan
3 (tiga) cm, dan tepi bawah 3 (tiga) cm.
4) Kerangka usulan penelitian terdiri dari :
a) Halaman Sampul Depan dan Sampul Dalam, memuat hal yang sama,
secara berturut-turut sebagai berikut:
(1) Frasa : USULAN PENELITIAN (huruf Times New Roman 14).
(2) Judul: singkat, jelas, menggambarkan permasalahan yang
muncul dari satu atau lebih konsep hukum (huruf Kapital, Times
New Roman 16).
(3) Lambang Universitas Udayana sesuai ketentuan yang di upload
melalui web Univ. Udayana, berbentuk bundar dengan ukuran
diameter 4 cm.
(4) Nama Mahasiswa ditulis lengkap tidak boleh disingkat, tanpa
gelar kesarjanaan dan dibawahnya ditulis NIM (huruf Times New
Roman 12).
(5) Paling bawah ditulis PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR dan TAHUN akhir saat penyusunan (huruf Times
New Roman 14)
(6) Halaman sampul depan cover menggunakan kertas buffalo
warna biru.
b) DAFTAR ISI
c) SUBSTANSI
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Orisinalitas Penelitian
D. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
F. Landasan Teoritis dan Kerangka Pemikiran
G. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
b. Jenis Pendekatan
c. Sumber Bahan Hukum/Data
d. Data Penunjang (kalau ada)
e. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum/Data
f. Teknik Analisis Bahan Hukum/Data
H. Daftar Pustaka

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~40


6. Kutipan
Ada 2 (dua) macam kutipan, yaitu :
a. Kutipan Langsung :
1) Pada kutipan langsung, kutipan harus sama dengan aslinya baik
mengenai susuan kata-katanya, ejaannya, maupun mengenai tanda-
tanda bacanya.
2) Kutipan yang panjangnya kurang dari lima baris dimasukkan ke dalam
teks dengan spasi 2 (dua) serta diberi tanda petik pada awal dan akhir
kutipan (..)
3) Kutipan yang panjangnya (5) lima baris atau lebih diketik berspasi 1
(satu) tanpa diberi tanda kutip pada awal dan akhir kutipan, namun
kutipan dimulai setelah 4 (empat) pukulan ketik dari baris margin kiri.
Mengenai jarak antara kutipan yang panjangnya lima baris atau lebih
ditulis dengan teks 1 (satu) spasi.
4) Kutipan yang berspasi 1 dan panjangnya lebih dari 5 (lima) baris, tidak
boleh lebih dari setengah halaman.
5) Apabila dalam kutipan perlu dihilangkan beberapa bagian kata atau
kalimat, maka bagian-bagian yang dihilangkan itu diganti dengan 3
(tiga) atau 4 (empat) buah titik yang diketik jarak (elipsis points)
diselingi satu pukulan ketik.
a) Tiga titik digunakan untuk mengganti satu kata sampai beberapa
kalimat dalam suatu paragraf, selama bagian yang dihilangkan itu
tidak terputus-putus oleh kata-kata yang tidak dihilangkan.
b) Empat titik (sesungguhnya sebuah titik diikuti tiga titik) digunakan
bilamana yang dihilangkan adalah :
(1) Bagian akhir kalimat, atau
(2) Bagian awal kalimat berikutnya, atau
(3) Seluruh kalimat berikutnya atau lebih
c) Kalau menghilangkan satu paragraf atau lebih, gunakanlah elepsis
panjang mulai dari margin kiri sampai margin kanan.
6) Kalau perlu disisipkan sesuatu ke dalam kutipan, dipergunakan kurung
besar, yakni {..}.
7) Kalau dalam kutipan yang panjangnya kurang dari lima baris terdapat
tanda kutip (dua koma) maka tanda kutip itu diubah menjadi tanda
kutip satu koma (,).
8) Kata-kata yang tidak bergaris dalam aslinya tetapi oleh pengutip
dianggap perlu diberi garis, maka diberi catatan langsung di belakang
bagian yang diberi bergaris diantara tanda kurung besar. Contoh :
dalam hal seperti ini ternyata Presiden sama sekali tidak (garis bawah
dari penulis) mempunyai pengaruh apa-apa. Cara ini berlaku untuk
setiap perubahan dan tambahan terhadap bentuk asli bahan yang
dikutip.
9) Tiap-tiap kutipan diberi nomor kutipan pada akhir kutipan. Nomor itu
ditempatkan setengah spasi di atas baris kalimat, langsung sesudah
akhir kutipan (tidak diselingi satu ketukan kosong). Dalam hal-hal
tertentu nomor kutipan dapat juga ditempatkan di belakang nama
pengarang yang dikutip atau di belakang kata-kata tertentu.

b. Kutipan tidak langsung (Parafrasa)


1) Parafrasa (Paraphrasa) adalah restatement of the sense of a text or
passage in other word, as for clearness; a free rendering or translation,
as of pasaage ***(lihat The New Grolier Webster International
Dictionary, Vol. II, 1976,.h.688) yang diutamakan dalam kutipan tidak
langsung adalah semata-mata isi, maksud, atau jiwa kutipan, bukan
cara dan bentuk kutipan.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~41


2) Pada kutipan tidak langsung tidak dipergunakan tanda kutip, tetapi
harus dicantumkan nomor kutipan dan sumber kutipan dimuat di
dalam footnote.

c. Penulisan Sumber Kutipan


1) Penulisan sumber kutipan dilakukan dengan footnote
a) Footnote adalah catatan pada kaki halaman untuk menyatakan
sumber, pendapat, fakta atau ikhtisar, atau komentar ulasan atau
suatu kutipan mengenai suatu hal yang dikemukakan di dalam
teks.
b) Sesuai dengan namanya footnote ditempatkan pada kaki
halaman dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(1) tiap-tiap footnote ditempatkan pada halaman yang sama
dengan bagian yang dikutip atau diberi komentar.
(2) Pada jarak dua spasi di bawah teks baris terakhir ditarik garis
pemisah mulai dari batas margin kiri sepanjang (empat belas)
ketukan.
(3) footnote pertama pada halaman yang bersangkutan juga
ditempatkan pada jarak dua spasi di bawah garis pemisah.
(4) Nomor-nomor footnote disusun berurutan mulai dari nomor
satu sampai nomor terakhir (nomor footnote pertama dalam
bab berikutnya adalah lanjutan nomor footnote terakhir dari
bab sebelumnya) tanpa titik, tanpa kurung dan lain-lain.
c) Tiap-tiap nomor footnote ditempatkan setengah spasi di atas
baris pertama tanpa dibubuhi titik, tanda kurung, dan lain-lain,
tetapi langsung diikuti oleh huruf pertama dalam footnote (tanpa
diselingi satu pukulan ketik).
d) Tiap-tiap footnote diketik berspasi satu dan penulisan angka
footnote dimulai sesudah tujuh pukulan ketik dari margin kiri.
e) Baris kedua dan seterusnya dari satu footnote dilanjutkan dari
margin kiri naskah tesis.
f) Jarak antara satu footnote dengan footnote yang lainnya
adalah 1 (satu) spasi.
g) Ukuran huruf untuk foot note (front size) 10.

2) Bentuk-bentuk footnote
Berikut ini akan diuraikan bentuk-bentuk dan contoh-contoh footnote
untuk sumber-sumber kutipan dari buku, majalah, surat kabar, karya
yang tidak diterbitkan, wawancara, ensiklopedi dan lain-lain.
a) Buku
Adapun yang dicantumkan berturut-turut adalah nomor footnote,
nama pengarang (nama kecil, atau nama depan, nama tengah
(inisial), dan nama akhir atau nama keluarga (tanpa gelar), Tahun
terbit, judul buku, jilid, cetakan, penerbit, tempat diterbitkan, tahun
penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip. Mengenai judul
buku dicetak miring secara konsisten, sedangkan tentang jilid dan
cetakan tidak selalu ada. Sedangkan dalam hal dikutip 2 atau
lebih buku dengan pengarang yang sama, maka untuk buku yang
kedua dan seterusnya dikemukakan sebelum pencantuman
halaman yang dirujuk, ditulis kata-kata selanjutnya ditulis nama
pengarah diisi I, II, dst).
(1) Mengutip dari buku-buku yang ditulis oleh seorang
pengarang :

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~42


1.
Koesnadi Hardjasoemantri,1999, Hukum Tata
Lingkungan, Edisi ke-7, Cet XVII, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta, hal.4..
2.
Lon L. Puller, 1949, Jurisprudence The Foundation
Press. Mineola, New York, hal.14

(2) Mengutip dari buku yang ditulis oleh dua tiga pengarang,
maka nama pengarang dicantumkan semuanya :
3.
J.C.T. Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto,
1973, Pelajaran Hukum Indonesia. Gunung Agung, Jakarta,
hal. 49
4.
Leon Boim, Glenn G. Morgan dan Alexander W.
Rudzinki, 1996, Legal Controles in the Soviet Union. A.W.
Sifthofi, Leiden, hal. 302.

(3) Mengutip dari buku yang ditulis lebih dari tiga orang, maka
hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan dan
diikuti et al (asalnya et alii) artinya dengan orang lain atau
dengan kawan-kawannya.
5.
Eliot E Cheatham et. al. 1959, Conflict of Law, cet.
V, The Foundation PRESS Mineola, New York, hal. 104.

(4) Mengutip dari kumpulan karangan, seperti mengutip dari


majalah atau buku dengan editor :
6.
Jhon Stanner, 1968, Family Relationship in
Malaysia dalam David C. Buxbaum (ed); Family Law and
Costemary Law in Asia : A Contemporary Legal
Prespective, Martinus Nijhoff, The Hague, hal. 202.

(5) Tidak ada pengarang tertentu, sebagai pengarang


dicantumkan nama badan, lembaga, perusahaan sebagai
pengarang.
7.
Sekretariat Negara, 1976, Konfrensi Tingkat Tinggi
Asean. Bali 23-2-1976, hal. 85.

(6) Mengutip dari buku yang diterjemahkan, maka yang


dicantumkan tetap nama pengarang aslinya dan dibelakang
judul buku ditulis nama penterjemahannya :
8.
F.J.H.M. Van Der, 1969, Pengantar Hukum Kerja,
cet, II, terjemahan Sri Ddai, Ven Lanisius, Yogyakarta,
hal.61.

b) Majalah
Adapun yang dicantumkan berturut-turut adalah nama penulis
(seperti pada buku), tahun penerbitan, judul tulisan diantara tanda
kutip, nama majalah (diberi garis bawah), nomor, tahun majalah
Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~43
dalam angka romawi (kalau ada), bulan dan tahun penerbitan,
dan nomor halaman yang dikutip :
9.
Oemar Seno Aji, 1980, Perkembangan Delik Khusus
Dalam Masyarakat Yang Mengalami Modernisasi Majalah
Hukum dan Pembangunan Nomor 2 Tahun I, Maret 1980, hal. 61

Bila tidak diketahui nama pengarang suatu artikel dalam majalah,


maka nama pengarang ditiadakan, diganti dengan anonim.

10.
Anonim, 1957, Sekolah Percobaan di Yogyakarta,
Suara Guru II, September 1957, hal. 18.

c) Surat Kabar
Seperti pada majalah, nama penulis mungkin dicantumkan
mungkin juga tidak :
11.
Lim, Sudah Tiba Eaktunya Hukum Intergentil Ditinggalkan
Sebagai Mata Kuliah, Kompas, 28 Agustus 1979, hal.III.

d) Karya Yang Tidak Diterbitkan


12.
Heru Supraptomo, 1977, Masalah-masalah Peraturan-
Peraturan Cek Serta Bilyet Giro di Indonesia, Dalam Rangka
Mengembangkan Sistem Giralisasi Pembayaran Disertasi
Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Surabaya, hal. 263.

e) Wawancara
Hasil wawancara dimasukkan ke dalam uraian, tidak dicantumkan
di dalam footnote.

f) Tulisan dalam ensiklopedi


Nama penulis diketahui atau tidak diketahui :
13.
Erwin N. Griswold, 1977, Legal Education Encyclopedia
Americana XVII, hal. 164.
14.
Anonim, 1955, Interpellation, Encyclopedia Britanica XII,
hal. 534.

g) Mengutip dari bahan yang dikutip, penulis yang langsung dikutip


dicantumkan lebih dahulu kemudian penulis asli :

15.
William H. Burton, 1952, The Guidance Of Learning
Activities. D. Appleton-Century Company, Inc. New York, 1952, h.
186, dikutip dari Ernest Hilgard, Theories of Learning, Appleton New
York, 1948, hal. 37.

h) Mengutip dari hasil pertemuan ilmiah


16.
Mariana Sutadi, 2006, Penyelesaian Sengketa Hak Kekayaan
Intelektual Di Pengadilan, Paper pada IP Seminar: The Implementation
of IPR in Indonesia and Japan, Jakarta, Tanggal 7-8 September
Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~44
i) Peraturan perundang-undangan yang dikutip, langsung dari
Lembaran Negara atau Lembaran Daerah tidak ditulis sebagai
footnote tetapi dicantumkan dalam daftar pustaka dengan
menyebutkan Nomor Lembaran Negara atau Lembaran daerah
beserta Nomor Tambahan Lembaran Negara atau Tambahan
Lembaran Daerah yang bersangkutan.
j) Internet
Menyebutkan nama situs dan tanggal mengakses.

17.
Richard A. Posner, 1995, Impeachment in the Constitution of
Cambodia, Serial Online Jan Mar, (Cited 1996 jun. 5), available from
: URL : http://www.Cdc.Gov/EID/eid.htm.

k) Diktat perkuliahan tidak dapat dipakai sumber.

3) Mempersingkat Footnote
Kalau suatu sumber sudah pernah dicantumkan lengkap dengan
footnote itu selanjutnya dapat disingkat / dipersingkat dengan
menggunakan ibid, op.cit. dan loc.cit.
a) Pemakaian Ibid
Ibid kependekan dari Ibidem yang artinya pada tempat yang
sama. Ibid dipakai apabila kutipan diambil dari sumber yang sama
dengan yang langsung mendahului (tidak disela oleh sumber lain),
meskipun antara kedua kutipan itu terdapat beberapa halaman.
Ibid tanpa nomor halaman dipakai bila bahan yang dikutip diambil
dari nomor halaman yang sama. Sedangkan jika bahan yang
diambil (dikutip) dari nomor halaman yang berbeda, maka
digunakan ibid dengan nomor halamannya. Ibid tidak boleh
dipergunakan bilamana diantara dua sumber terdapat sumber
lain, dan dalam hal ini dipakai op.cit. atau loc.cit.

b) Pemakaian Op.cit
Op.cit kependekan dari opere citato yang artinya adalah dalam
karya yang telah disebut, dipakai untuk menunjuk kepada sumber
yang telah disebut sebelumnya dengan lengkap tetapi telah
diselingi oleh sumber lain. Pemakaian op.cit harus diikuti nomor
halaman yang berbeda. Kalau dari seorang penulis telah disebut
dua macam buku atau lebih, maka untuk menghindarkan
kekeliruan harus dijelaskan buku mana yang dimaksudkan
dengan mencantumkan nama penulis diikuti angka romawi besar
(I, II, III, IV, .dst) pada footnote sesudah tahun penerbitan
diantara dua tanda kurung.

Contoh :
18.
Sudargo Gautama, 1973, Hukum Agraria Antar
Golongan Alumni Bandung, (selanjutnya disingkat Sudargo
Gautama I), hal. 131.
19.
Sudargo Gautama, 1973, Masalah Agraria. Berikut
Peraturan-peraturan dan Contoh-contoh. Cet ke II Alumni
Bandung, (selanjutnya disingkat Sudargo Gautama II), hal. 98.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~45


20.
Sudigdo Harjo Sudarmo, 1970, Masalah Tanah di
Indonesia, Suatu Studi Di sekitar Pelaksanaan Land Reform, Di
Jawa dan Madura. Bhatara, Jakarta, hal. 54.
21.
Sudargo Gautama I, op.cit, hal. 139.
Hal ini berarti bahwa yang dikutif adalah dari karya Sudargo
Gautama dalam footnone nomor 16 (bukan 17).
Ketentuan ini juga berlaku dalam pemakaian loc.cit. Bilamana
mengutip dari seorang pengarang yang menulis dua buku atau
lebih.

c) Pemakaian Loc.cit
Loc.cit adalah kependekan dari loco citato, artinya pada tempat
yang telah disebut dipergunakan kalau menunjuk kepada
halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut
sebelumnya dengan lengkap, tetapi diselingi oleh sumber lain.
Nomor halaman tidak dicantumkan dalam penggunaan loc.cit,
oleh karena nomor halaman itu dengan sendirinya sama dengan
nomor halaman dalam karya yang disebut sebelumnya.

d) Bilamana setelah loc.cit atau op.cit kembali digunakan buku yang


sama tanpa diselingi buku lain, maka yang digunakan bukan ibid,
tetapi loc.cit (bila halaman sama) atau op.cit bilamana halaman
berbeda.

e) Contoh pemakaian ibid, op.cit; dan loc.cit. dalam suatu rangka


footnote.
22.
Kuntjoro Purbopranoto, 1978, Beberapa Catatan Hukum
Tata Pemerintahan dan Peradilan Administrasi Negara. Cet. II,
Alumni, Bandung, hal. 86.
23.
Ibid. (berarti dikutip dari buku di atas dengan halaman
yang sama).
24.
Ibid, hal. 90. (berarti halamannya berbeda)
25.
Mikhael P. Barber, 1972 Publik Administration,
Macdonald & Evans Ltd., London, hal. 212.
26.
E. Utrecht, 1960, Pengantar Hukum Administrasi
Negara Indonesia. Cet. IV, Iktiar, Jakarta, hal.176.
27.
Mikhael P. Barber, op.cit. hal. 215 (berarti halamannya
berbeda)
28.
E. Utrecht, loc.cit. (berarti pengutipan juga dilakukan
pada halaman 176).
29.
E. Utrecht, loc.cit.
30.
E. Utrecht, op.cit, hal. 159

d. Daftar Pustaka
1) Pada bagian akhir Tesis dicantumkan Daftar Pustaka yang memuat
buku, majalah, surat kabar, brosur, kamus dan sebagainya yang
hanya dijadikan sumber rujukan pada naskah tesis.
2) Jumlah daftar pustaka di luar peraturan perundang-undangan minimal
55 (lima puluh lima) buku, dengan catatan 5 (lima) buku merupakan
Text Book Asing.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~46


3) Bentuk daftar pustaka menggunakan model Harvard (Harvard Style)
dan penulisannya hampir sama dengan bentuk footnote sedangkan
perbedaannya dapat dijumpai dalam beberapa hal yaitu :
a) Nama pengarang mulai diketik pada garis margin kiri 1 (satu),
sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai empat pukulan
ketik dari garis margin kiri. Antara dua sumber diberikan jarak 2
(dua) spasi.
b) Nomor halaman kelanjutan dari nomor halaman pada bab uraian.
c) Nama pengarang atau penulis disusun menurut abjad, tanpa
nomor urut, dengan mendahulukan nama keluarga (untuk
pengarang orang barat). Suatu kesulitan ialah menentukan nama
keluarga pada nama-nama penulis dari Indonesia oleh karena
tidak semua suku bangsa kita memakai nama keluarga. Dalam
hal demikian maka yang dijadikan patokan adalah huruf pertama
dari nama-nama yang paling dikenal.
Misalnya Mochtar, jadi masuk kelompok huruf abjad M.

Contoh : (Perhatikan urutan abjadnya)


Fuller, lon. L.,1949, Jurisprudence. The Foundation
Press, Mineola, New York.

Gautama, Saudargo, 1973, Hukum Agraria Antar


Golongan, Alumni, Bandung.

Kuntjoro Purbopranoto, 1978, Beberapa Catatan Hukum


Tata Pemerintahan, dan Peradilan Administrasi
Negara. Cet, II. Alumni, Bandung.

d) Kalau sebuah karya ditulis oleh dua atau tiga penulis,maka hanya
nama pengarang/penulis pertama saja disusun seperti uraian
pada huruf c di atas, sedangkan nama penulis berikutnya ditulis
biasa seperti pada footnote. Selanjutnya jika jumlah penulis lebih
dari tiga orang maka hanya nama pertama yang disusun seperti
uraian di atas ditambah et.al., seperti pada footnote.
e) Apabila dalam daftar pustaka terdapat dua karya atau lebih yang
ditulis oleh seorang penulis, maka untuk karya kedua dan
seterusnya sebagai pengganti nama penulis dicantumkan garis
sepanjang 7 (tujuh) pukulan ketik. Jadi nama penulis tidak perlu
ditulis lagi.

Contoh :

Sidharta, B. Arief, 2007, Meuwissen Tentang Pengembanan


Hukum, Ilmu Hukum, Teori Hukum, dan Filsafat Hukum,
PT. Refika Aditama, Bandung.

, 2000, Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum, Sebuah


Penelitian Tentang Fundasi Kefilsafatan dan Sifat
Keilmuan Ilmu Hukum Sebagai Landasan
Pengembangan Ilmu Hukum Nasional Indonesia, CV.
Mandar Maju, Bandung.

f) Daftar Pustaka dikelompokkan berdasarkan jenisnya, misalnya :


(1) Buku
(2) Artikel

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~47


- Majalah
- Harian
(3) Tesis/Disertasi
(4) Makalah
(5) Peraturan Perundang - Undangan

e. Penggunaan Gelar, Pangkat, dsb.


Gelar, pangkat, dan sebagainya seperti Prof. Mr., S.H., Dr., dan
atribut-atribut lainnya semacam itu, terutama dalam footnote dan Daftar
Pustaka tidak perlu dicantumkan. Perkecualiannya hanya dalam (kata)
pengantar yang memuat pernyataan terima kasih (acknolegdement) dan
dengan alasan-alasan tertentu dalam teks.

f. Daftar Singkatan
Dalam daftar singkatan berikut ini dimasukkan juga singkatan yang
belum biasa digunakan oleh para penulis Indonesia tetapi yang perlu
diketahui untuk memahami tulisan-tulisan dalam bahasa asing khususnya
bahasa Inggris. Singkatan-singkatan itu seperti :
anom anoniem, tanpa nama (t.n.) no name (n.n)
ante di atas, di muka; supra
a.o among other, antara lain (a.l); Interalia (i.a)
aquo dalam hal ini (dhi)
art (s) artikel (s) ayat (-ayat)
c. atau ca circa, kira-kira, sekitar (ttg. Tahun)
cf conter, bandingkan (bdk)
chap (s) chapter (s), bab (-bab)
col (s) colum (s) kolom (-kolom), lajur (-lajur)
cont. continued, bersambung
c.q. casu quo, dalam perkara/kejadian yang bersangkutan
c.s. cun suis, dan kawan-kawan (dkk,), cum cuis (c.s)
etc etcetera, dan lain-lain (dll.)
et.seq et sequentia, dan selanjutnya, dan seterusnya (dst.) lihat f
f atau ff. following (page), halaman berikutnya, following
(pages)halaman-halaman berikutnya.
fig (s) figure (s) gambar (gambar)
h. halaman
i.a inter alia, antara lain (a.l.); among other (a.o.)
ibid. ibidem, pada tempat yang sama
id. Idem, sama (ttg. Orang)
ie id est, yaitu yakni, ialah; that is, namely, viz
infra di bawah; post
jis juncties, berhubungan dengan (jamak)
jo juncto, berhubungan dengan (tunggal)
l atau ll line (s), baris (-baris)
loc.cit loco citato, pada tempat yang telah disebut/dikutip
N.B Nota Bene, harap diperhatikan; let well; post scrip tum, p.s)
umumnya pada surat.
n.d. no date, tana tanggal (t.p) atau tahun penerbitan
n.n. nomen nisco, tanpa nama (t.n.)
no (s) numero (s) nomor (-nomor)
op.cit opere citato dalam karya yang telah disebut/dikutip
p.(pp.) pge (s), halaman (h.), halaman-halaman
passim tersebar dalam suatu karya.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~48


Post. Dibawah, infra
P.S. post scriptum, catatan akhir
q.q. qualitate qua, dalam kedudukan (kualitas) sebagai wakil
quod non padahal tidak.
Resp. respectively, bertuturt-turut.
sec. (s) section (s), pasal (-pasal)
ser. Series, jilid; volume (s); vol (s)
sic. Memang begitu dalam naskah asli
supra di atas, ante
t.n. tanpa nama
t.p. tanpa tanggal / taun
trans translation, terjemahan
v. (vs) versus; lawan
vide lihat
vol (s) volume (s), jilid, series (ser)

g. Beberapa Petunjuk Tambahan


1) Didalam penulisan kalimat terutama didalam kata pengantar tidak boleh
menampilkan orang pertama atau orang kedua (saya, kami, kita,
engkau, dll) dan sebagai penggantinya dapat digunakan kata penulis.
Di dalam teks diusahakan agar menggunakan kalimat pasif.
2) Isi (kata pengantar) mengenai substansi dari Tesis tidak perlu
merendah secara berlebihan sehingga tidak timbul kesan pada
pembaca bahwa Tesisnya tidak ada apa-apanya.
3) Perhatikan secara cermat mengenai ejaan baru sebagaimana
ditentukan dalam pedoman EYD (Ejaan yang Disempurnakan).
4) Istilah yang dipakai adalah istilah Indonesia atau yang sudah di-
Indonesia-kan, jika terpaksa harus memakai istilah asing, digunakan
huruf italic atau dicetak miring.
5) Hindarkan sejauh mungkin penggunaan :
a) kalimat yang panjang lebih dari lima baris atau kalimat yang
pendek hanya satu baris; dan
b) kata-kata yang mana, sejauh mana, oleh karena mana dan kata-
kata lain semacam itu.
6) Struktur tata penulisan naskah agar diikuti, seperti 1 (satu) paragraph
minimal terdiri dari 2 (dua) kalimat dan 1 (satu) kalimat merupakan
rangkaian kata minimal 2 (dua) baris;
7) Alinea baru dimulai setelah 7 (tujuh) pukulan ketik dari garis margin kiri.
8) Batas dari margin kanan diusahakan lurus.
9) Perhatikan pertimbangan jumlah halaman dari masing-masing bab
(kecuali bab yang berisikan simpulan atau ringkaan/resume). Jumlah
halaman pembahasan lebih banyak dari halaman Bab Pendahuluan
atau Bab Penutup.

7. Format Penulisan Tesis


a. Sesuai dengan sifat keilmuan Ilmu Hukum yaitu bersifat sui generis maka
penelitian hukum juga memiliki karakter yang khusus. Berdasarkan
kekhususan sifatnya tersebut, penelitian hukum dapat dibedakan atas
penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris.
b. Tesis terdiri dari minimal 135 (seratus tiga puluh lima) halaman dengan
spesifikasi format penulisan sebagai berikut :
1) kertas HVS ukuran kuarto/A4 (21,5 x 29,7 cm);
2) jarak dua spasi;
3) wajib diketik dengan komputer;
4) ukuran huruf (font size) 12;

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~49


5) tipe huruf Times New Roman
c. Jumlah halaman dimaksud adalah halaman dimulainya BAB I hingga
Daftar Pustaka (setelah Kesimpulan dan Saran).
d. Nomor halaman :
1) Halaman-halaman bagian awal Tesis (sampai daftar isi) diberi nomor
urut angka romawi kecil (i,ii,iii,iv, dst) ditulis di bagian bawah di tengah
halaman dua spasi di bawah teks. Halaman judul tetap dihitung,
namun tidak diberi nomor halaman.
2) Halaman-halaman berikutnya (mulai bab pendahuluan) diberi nomor
urut angka arab 1,2,3,4 dst ditulis disudut kanan atas, dengan jarak 2
spasi di atas teks teratas pada lembar bersangkutan, kecuali pada
halaman itu dimulai bab baru.
3) Pendahuluan dijadikan bab I.
4) Nomor halaman setiap bab ditulis dengan angka arab dibagian bawah
di tengah halaman, dengan jarak 2 spasi di bawah teks.
5) Tiap-tiap bab diberi nomor urut angka romawi besar (I,II,III,IV, dst) di
atas judul bab.
6) Judul bab ditulis di tengah-tengah dengan huruf besar tanpa garis
bawah dan tanpa diakhiri titik.
7) Bab (biasanya) dibagi dalam beberapa sub bab yang diberi nomor urut
angka arab. Judul sub bab ditulis dengan huruf kecil (dengan cetak
tebal dan tanpa diakhiri titik, serta huruf pertama dari tiap-tiap kata
ditulis dengan huruf besar kecuali untuk kata-kata tugas. Bila sub bab
masih dibagi dalam sub-sub bab, maka judul sub-sub bab dapat ditulis
dengan huruf kecil dan huruf besar hanya huruf pertama dari pangkal
kalimat judul, diakhiri dengan titik dan tidak dicetak tebal. Penulisan
judul sub bab dan sub-sub bab dimulai dari margin sebelah kiri.
8) Kata-kata berupa ungkapan pribadi atau motto dan sebagainya dimuat
dalam halaman sebelum halaman kata pengantar.
e. Kerangka Tesis terdiri dari tiga bagian yakni : bagian awal, bagian inti, dan
bagian akhir.

8. Pedoman Penulisan Tesis Berdasarkan Penelitian Hukum Normatif


Kerangka Tesis berdasarkan penelitian hukum normatif terdiri dari :
a. Bagian awal meliputi :
1) Halaman sampul depan;
2) Halaman sampul dalam;
3) Halaman Prasyarat Gelar Magister Kenotariatan
4) Halaman persetujuan pembimbing/pengesahan;
5) Halaman Kata Pengantar;
6) Halaman Abstrak Dalam Bahasa Inggris dan Indonesia;
7) Halaman Ringkasan
8) Halaman Daftar Isi;
9) Halaman Daftar Tabel (kalau ada);
10) Halaman Daftar Singkatan (kalau ada);
11) Halaman Surat Pernyataan Keaslian
12) Halaman Daftar Lampiran.
b. Bagian Inti meliputi :
Bagian inti merupakan Bab Uraian mulai dari Bab I sampai Bab Penutup.
Substansi materi bab uraian memuat pendahuluan, uraian umum,
pembahasan dan penganalisaan serta uraian penutup yang terdiri dari
simpulan dan saran terkait dengan rumusan masalah.
c. Bagian Akhir
Bagian akhir Tesis memuat daftar bacaan, daftar informan dan/atau
responden serta lampiran bilamana diperlukan.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~50


Penjelasan masing-masing bagian usulan penelitian tersebut sebagaimana
diuraikan di bawah.
a. Bagian Awal
1) Halaman Sampul Depan
Halaman sampul depan (cover) memuat hal-hal berikut secara
berturut-turut yakni :

a) Frasa : TESIS (huruf Times New Roman 14).


b) Judul: singkat, jelas, menggambarkan permasalahan yang muncul
dari satu atau lebih konsep hukum (huruf Times New Roman 16).
c) Lambang Universitas Udayana berbentuk bundar dengan ukuran
diameter 4 (empat) cm berwarna emas.
d) Nama Mahasiswa ditulis lengkap tidak boleh disingkat, tanpa
gelar kesarjanaan (huruf Times New Roman 12).
e) Di bawah nama mahasiswa ditulis Nomor Induk Mahasiswa
dengan singkatan NIM (huruf Times New Roman 12).
f) Paling bawah ditulis PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR dan Tahun akhir saat penulisan (huruf Times New
Roman 14)
g) Halaman sampul depan menggunakan kertas buffalo warna Biru.

2) Halaman Sampul Dalam


Halaman ini berisi materi yang sama dengan halaman sampul depan,
dengan menggunakan kertas HVS putih.
3) Halaman Prasyarat Gelar Magister Kenotariatan
Lembar/Halaman Prasyarat Gelar Magister Kenotariatan, disusun di
atas Lembar Persetujuan Pembimbing, dengan materi sama dengan
halaman sampul dalam, tanpa logo dan pada posisi logo diganti
dengan kalimat: Tesis ini dibuat untuk memperoleh Gelar Magister
Kenotariatan pada Program Pascasarjana Universitas Udayana .
4) Halaman Persetujuan Pembimbing Tesis
Halaman ini memuat tanda tangan, nama dan NIP dari Pembimbing I
dan Pembimbing II serta Ketua Program Magister Kenotariatan Univ.
Udayana dan/atau Direktur Program Pascasarjana Univ. Udayana,
dengan ketentuan :
a. Ditengah-tengah bagian atas halaman ini tertera kalimat : Lembar
Persetujuan Pembimbing;
b. Dibawahnya tertera kalimat : TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA
TANGGAL X, Bulan Y, Tahun Z;
c. Pembimbing I dan II dengan nama dan NIP masing-masing;
d.Persetujuan dari Ketua Program Magister Kenotariatan Program
Pascasarjana Universitas Udayana dengan nama dan NIP-nya
(untuk naskah proposal dan seminar hasil);
e. Persetujuan dari Direktur Program Pascasarjana Universitas
Udayana dengan nama dan NIP-nya (untuk naskah tesis).
5) Halaman Pengesahan Panitia Penguji Tesis
Tesis yang sudah selesai diuji, dilengkapi dengan Lembar
Pengesahan Panitia Penguji Tesis. Lembar Pengesahan diawali
dengan kalimat (di tengah-tengah halaman) : TESIS INI TELAH DIUJI
PADA TANGGAL X, BULAN Y, TAHUN Z. Di bawahnya ditulis:
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Program
Pascasarjana Universitas Udayana No.. Tanggal.. .

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~51


Selanjutnya dicantumkan nama Panitia Penguji dengan susunan:
Ketua, Sekretaris, dan Anggota.
6) Halaman Abstrak
Memuat abstraksi dari hasil penelitian tesis yang ditulis hanya dalam 1
(satu) halaman dan terdiri dari 6 (enam) hal, yakni :
a. judul tesis pembimbing (ditulis 1 spasi);
b. latar belakang (1-2 kalimat sesuai jenis penelitian),
c. rumusan masalah,
d. metode penelitian (jenis penelitian, jenis pendekatan, sumber
data/bahan dan tehnik analisis),
e. hasil penelitian (sesuai permasalahan dan kesimpulan),
f. kata-kata kunci. (sesuai judul dan pembahasan)
7) Halaman Ringkasan
Memuat ringkasan tesis yang terdiri dari judul, ringkasan bab I sampai
bab terakhir.
8) Halaman Daftar Isi.
Memuat semua bagian Tesis mulai halaman sampul dalam hingga
halaman lampiran. Nomor halaman sampul dalam hingga halaman
tentang lampiran menggunakan angka romawi kecil, ditempatkan di
tengah-tengah halaman bagian bawah. Nomor halaman Pendahuluan
hingga nomor halaman terakhir menggunakan angka Arab,
ditempatkan pada sudut kanan atas halaman
9) Halaman Daftar Tabel
Bersifat tentatif karena penelitian hukum normatif tidak selalu
menggunakan Tabel dan sejenisnya.
10) Halaman Daftar Singkatan
Memuat singkatan-singkatan yang digunakan dalam penulisan usulan
penelitian.
11) Halaman Pernyataan Keaslian
Halaman ini memuat pernyataan penulis bahwa penulisan Tesis ini
merupakan karya asli penulis sendiri dan bukan merupakan duplikasi
atau plagiasi.
12) Halaman Daftar Lampiran
Memuat daftar lampiran yang digunakan untuk mendukung uraian
analisa bahan hukum (apabila diperlukan).

b. Bagian Inti
1) Bab I Pendahuluan
Bab Pendahuluan memuat: Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan dan Metode Penelitian.
a) Latar Belakang Masalah
Latar Belakang Masalah menguraikan tentang kondisi norma yang
konflik (geschijld van normen), norma yang kabur atau tidak jelas
(vague van normen) atau norma yang kosong (leemten van
normen). Dalam tataran dogmatik hukum, kondisi demikian
diprediksi dapat menimbulkan pertentangan secara vertikal dan
horisontal terhadap peraturan perundang-undangan, serta keragu-
raguan dan ketidakpastian dalam penerapan peraturan
perundang-undangan, sehingga diperlukan peraturan hukum baru
dalam merespon dinamika perkembangan masyarakat.
Berdasarkan tataran teori hukum, kondisi semacam itu dapat
berakibat hingga pada peninjauan kembali asas-asas (meta
norma) hukum yang mungkin tidak sesuai lagi atau penciptaan,

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~52


atau pengadopsian asas hukum asing ke dalam sistem hukum
nasional.
Pemaparan dalam latar belakang bersifat atraktif dengan
mengekspos kasus-kasus hukum, baik yang telah mendapat
putusan pengadilan atau belum, atau kasus-kasus hukum
publik/privat yang mendapat sorotan aktual di masyarakat, dan
atau media massa. Penelitian juga dapat dilakukan sebagai
respon terhadap artikel ilmiah hukum, hasil penelitian hukum
normatif sebelumnya, putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap, dan lain-lain yang kesemua itu dianggap
oleh peneliti perlu mendapat elaborasi yang lebih mendalam
terkait upaya pengembanan ilmu hukum (rechtsbeofening).
Disamping itu, pada bagian akhir latar belakang wajib diulas hasil
penelusuran minimal 3 (tiga) penelitian-penelitian sebelumnya
(minimal tesis) untuk menunjukkan orisinalitas penelitian yang
dilakukan, yang memuat Nama Peneliti, NIM, Tahun Terbut, judul
tesis, Rumusan Masalah Tesis, serta analisa singkat
perbedaannya dengan permasalahan tesis yang akan diteliti.
b) Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan konsekuensi logis dari pemaparan
latar belakang permasalahan. Artinya, dalam latar belakang harus
berhasil dilukiskan kerapuhan struktur normatif dari sistem hukum
nasional sehingga perlu dilakukan kajian yang mendalam untuk
penyempurnaan derajat kelogisan normatif.
Rumusan masalah merupakan arahan (pedoman) bagi
penelusuran pengkajian hingga mampu mencapai taraf
rasionalitas normatif yang optimal. Penulisan rumusan masalah
dapat menggunakan kalimat tanya atau kalimat berita.
c) Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum (het doel van het onderzoek) berupa upaya peneliti
untuk pengembangan ilmu hukum terkait dengan paradigma
science as a process (ilmu sebagai proses). Dengan paradigma
ini ilmu tidak akan pernah mandek (final) dalam penggaliannya
atas kebenaran di bidang obyeknya masing-masing. Tujuan
umum pada dasarnya berkaitan dengan judul penelitian.
Tujuan khusus (het doel in het onderzoek) mendalami
permasalahan hukum secara khusus yang tersirat dalam rumusan
permasalahan penelitian. Dengan demikian, tujuan khusus pada
dasarnya bedrkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
d) Manfaat Penulisan
Manfaat Penulisan menggambarkan manfaat yang dapat
diperoleh bagi kepentingan teoritis (pengembangan Ilmu
Pengetahuan hukum) maupun kebutuhan praktek bagi
Pemerintah, masyarakat dan/atau peneliti sendiri.
e) Landasan Teoritis/Kerangka Pemikiran
Landasan Teoritis adalah upaya untuk mengidentifikasi teori
hukum umum/khusus, konsep-konsep hukum, asas-asas hukum,
dan lain-lain, yang akan dipakai landasan untuk membahas
permasalahan penelitian. Sebagai landasan dimaksud untuk
mewujudkan kebenaran ilmu hukum yang bersifat konsensus
yang diperoleh dari rangkaian upaya penelusuran (controleur
baar). Berhubung dengan itu maka harus dihindari teori-teori
(ajaran atau doktrin), konsep, asas yang bertentangan satu sama
lain. Semakin banyak teori, konsep, asas yang berhasil

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~53


diidentifikasi semakin tinggi derajat kebenaran (konsensus) yang
bisa dicapai. Untuk menunjukkan kesahihan dari teori, konsep,
dan/atau asas yang diterapkan sabagai pisau bedahnya, maka
pada bagian akhir uraian dari teori, konsep, dan/atau asas yang
dibahas agar dikemukakan uraian singkat (resume) relevansi dari
teori, konsep, dan/atau asas bersangkutan terhadap
permasalahan yang dikaji.

f) Metode Penelitian
(1) Jenis Penelitian
Sebagaimana diuraikan di atas, Ilmu Hukum mengenal dua
jenis penelitian yakni Penelitian Hukum Normatif dan
Penelitian Hukum Empiris. Penelitian Hukum Normatif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Beranjak dari adanya kesenjangan dalam norma/asas
hukum dengan praktek;
Tidak menggunakan hipotesis;
Menggunakan Landasan Teoritis; dan
Menggunakan Bahan Hukum yang terdiri atas Bahan
Hukum Primer dan Bahan Hukum Sekunder.
(2) Jenis Pendekatan
Penelitian Hukum Normatif umumnya mengenal 7 (tujuh)
jenis pendekatan yakni :
(a) Pendekatan Kasus (The Case Approach)
(b) Pendekatan Perundang-undangan (The Statute
Approach)
(c) Pendekatan Fakta (The Fact Approach)
(d) Pendekatan Analisis Konsep Hukum (Analitical &
Conseptual Approach)
(e) Pendekatan Frasa (Words & Phrase Approach)
(f) Pendekatan Sejarah (Historical Approach)
(g) Pendekatan Perbandingan (Comparative Approach)
Untuk kedalaman pengkajian, peneliti dianjurkan untuk
memilih dan menggunakan lebih dari satu jenis pendekatan
(dari ketujuh jenis pendekatan di atas) sesuai dengan konteks
permasalahan yang dibahas.
(3) Sumber Bahan Hukum
Berdasarkan atas pengunaan Bahan Hukum Primer dan
Bahan Hukum Sekunder dalam penelitian hukum normatif,
masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut.
Bahan Hukum Primer terdiri atas :
Asas dan Kaidah Hukum. Perwujudan asas dan kaidah
hukum ini dapat berupa: Peraturan Dasar, Konvensi
Ketatanegaraan, Peraturan Perundang-Undangan, Hukum
yang tidak tertulis, putusan pengadilan, Keputusan Tata
Usaha Negara
Bahan Hukum Sekunder terdiri atas :
Buku-buku hukum (text book);
Jurnal-jurnal hukum;
Karya tulis hukum atau pandangan ahli hukum yang
termuat dalam media massa;
Kamus dan ensiklopedi hukum (beberapa penulis hukum
menggolongkan kamus dan ensiklopedi hukum ke dalam
bahan hukum tertier); dan

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~54


Internet dengan menyebut nama situsnya.
(4) Data Penunjang (kalau ada)
Data Penunjang adalah data yang berupa hasil wawancara
mendalam dari tokoh-tokoh kunci (key person) bidang hukum.
Tokoh kunci ini harus disebutkan identitasnya (nama, umur,
pekerjaan, alamat) dengan melampirkan surat persetujuan
yang ditanda tangani oleh responden tersebut yang isinya
tentang kesediaan yang bersangkutan untuk diwawancarai.

(5) Teknik Pengumpulan Bahan Hukum


Terhadap bahan-bahan hukum yang diperlukan dan akan
digunakan dalam penelitian, dijelaskan teknik
pengumpulannya, misalnya menggunakan sistem kartu (card
system).
(6) Teknik Analisis Bahan Hukum
Untuk menganalisis bahan-bahan hukum yang telah
terkumpul dapat digunakan berbagai teknik analisis seperti :
Deskripsi, interpretasi, konstruksi, evaluasi, argumentasi,
atau sistimatisasi.
Teknik Deskripsi adalah teknik dasar analisis yang tidak
dapat dihindari penggunaannya. Deskripsi berarti uraian apa
adanya terhadap suatu kondisi atau posisi dari proposisi-
proposisi hukum atau non hukum.
Teknik interpretasi berupa penggunaan jenis-jenis
penafsiran dalam ilmu hukum seperti penafsiran gramatikal,
historis, sistimatis, teleologis, kontektual, dan lain-lain.
Teknik konstruksi berupa pembentukan konstruksi yuridis
dengan melakukan analogi dan pembalikan proposisi
(acontrario).
Teknik evaluasi adalah penilaian berupa tepat atau tidak
tepat, setuju atau tidak setuju, benar atau salah, sah atau
tidak sah oleh peneliti terhadap suatu pandangan, proposisi,
pernyataan rumusan norma, keputusan, baik yang tertera
dalam bahan primer maupun dalam bahan hukum sekunder.
Teknik argumentasi tidak bisa dilepaskan dari teknik
evaluasi karena penilaian harus didasarkan pada alasan-
alasan yang bersifat penalaran hukum. Dalam pembahasan
permasalahan hukum makin banyak argumen makin
menunjukkan kedalaman penalaran hukum.
Teknik sistematisasi adalah berupa upaya mencari kaitan
rumusan suatu konsep hukum atau proposisi hukum antara
peraturan perundang-undangan yang sederajat maupun
antara yang tidak sederajat.
2) Bab Uraian
a) Bab II tentang tinjauan umum yang berupa tinjauan secara garis
besar tentang konsep yang tertuang dalam judul. Bab ini
merupakan batu loncatan bagi pembaca untuk memahami analisis
dalam Bab inti.
b) Bab III dan seterusnya merupakan Bab inti yang sarat dengan
konstruksi berpikir juridis berupa argumentasi-argumentasi
hukum. Argumentasi ini diperoleh dari kemampuan olah pikir
penalaran hukum yang berlandaskan pada teori (doktrin), konsep,
asas, proposisi, dan lain-lain. Bilamana perlu dapat dibahas kasus
dan analisa di dalam bab tersendiri.
c) Banyaknya Bab inti tergantung dari banyaknya rumusan masalah.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~55


d) Bab Penutup berisi kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis
tidak dibenarkan mengutip sumber pustaka lagi atau berdasarkan
uraian pada data penunjang lainnya.

c. Bagian Akhir
Bagian akhir Tesis memuat daftar pustaka, daftar informan dan/atau
responden, dan lampiran bilamana ada. Informan orang yang memberikan
informasi berdasarkan pengetahuan, keahlian, jabatan. Responden adalah
orang yang memberikan keterangan berdasarkan apa yang dialami,
dikerjakan dan dirasakan.

d. Bagian Lampiran
1) Materi yang dilampirkan adalah materi yang ada kaitan langsung
dengan substansi Tesis dengan catatan dapat hanya mengambil Bab
atau Bagian dari peraturan perundang-undangan.
2) Materi yang dilampirkan harus diketik sesuai format ketikan usulan
penelitian.
3) Jumlah halaman lampiran maksimal 1/3 dari jumlah halaman usulan
penelitian (dari halaman Bab I hingga halaman Daftar Pustaka).

9. Pedoman Penulisan Tesis Berdasarkan Penelitian Hukum Empiris


Bagian Awal dan Bagian Akhir kerangka Tesis berdasarkan Penelitian
Hukum Empiris sama dengan Bagian Awal dan Bagian Akhir kerangka Tesis
berdasarkan Penelitian Hukum Normatif. Perbedaan kerangka materi kedua
Tesis tersebut terletak pada Bagian Inti.
Bagian Inti Tesis yang mempergunakan Penelitian Hukum Empiris pada
dasarnya meliputi Bab Pendahuluan (Bab I), Bab Uraian (Bab II dan seturusnya
sesuai yang diperlukan serta Bab Penutup). Bab Pendahuluan terdiri dari: Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Landasan Teoritis dan Kerangka Berpikir, Hipotesis, Metode Penelitian,
Sistematika Penulisan Tesis.
a. Latar Belakang Masalah :
Rumusan dalam latar belakang masalah memuat uraian tentang
hal-hal yang melatarbelakangi masalah tersebut, misalnya :
1) terjadi kesenjangan antara das solen dan das sein;
2) memberikan gambaran yang lengkap tentang fakta hukum, kenyataan,
fenomena yang dihadapi oleh peneliti atau situasi tertentu yang tidak
dapat berjalan dengan baik dan memuaskan sesuai dengan prosedur
dan peraturan yang seharusnya berlaku;
3) penerapan peraturan yang tidak efektif;
4) perilaku atau behavior yang menyimpang dari tatanan dan nilai-nilai
yang seharusnya; atau
5) situasi dalam kehidupan masyarakat yang mulai banyak mengalami
perubahan-perubahan transformasi yang cepat, sementara hukum
positif tidak dapat berfungsi efektif untuk menata perkembangan
tersebut dan bahkan mungkin hukum yang tertinggal jauh dibelakang.
Berdasarkan situasi dan fenomena seperti itu, menimbulkan
dorongan terhadap peneliti untuk mengajukan penelitian.
Pentingnya penelitian tersebut untuk dilakukan, memerlukan
uraian secara jelas dan tepat dalam latar belakang masalah.
Selain mengemukakan fakta hukum, dan/atau fenomena seperti
tersebut di atas, dalam latar belakang perlu juga diuraikan hal-hal
sebagai berikut : situasi atau keadaan di tempat masalah yang
ingin diteliti; alasan ataupun sebabsebab ingin meneliti masalah
yang dipilih; pentingnya penelitian tersebut baik secara historis

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~56


maupun praktek; atau penelitian yang akan dilakukan dapat
mengisi kekosongan yang ada. Disamping itu, pada bagian akhir
latar belakang wajib diulas hasil penelusuran minimal 3 (tiga)
penelitian-penelitian sebelumnya (minimal tesis) untuk
menunjukkan orisinalitas penelitian yang dilakukan, yang memuat
Nama Peneliti, NIM, Tahun Terbut, judul tesis, Rumusan Masalah
Tesis, serta analisa singkat perbedaannya dengan permasalahan
tesis yang akan diteliti.
Uraian dalam latar belakang bersifat atraktif yaitu dengan mengemukakan
fakta hukum, fenomena, situasi kongkrit, atau kasus-kasus hukum yang
mendapatkan sorotan aktual di masyarakat, dan atau media massa atau
respon terhadap artikel ilmiah atau laporan penelitian hukum sebelumnya,
dan lain-lainnya yang oleh si peneliti dianggap perlu untuk mendapat
pengkajian secara lebih mendalam dalam rangka pengembangan ilmu
hokum, khususnya Hukum Kenotariatan.

b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan konsekuensi logis dari pemaparan
latar belakang permasalahan. Masalah yang diajukan hendaknya
memenuhi kriteria permasalahan yang Researchable yaitu mempunyai
kontribusi professional, mempunyai derajat keunikan dan keaslian, serta
layak untuk diteliti. (misalnya terjadi kesenjangan antara das solen dan das
sein).
Dalam menentukan masalah penelitian, selain berpatokan pada
kriteria seperti tersebut di atas, si peneliti juga harus peka dan mampu
mengenali penelitian ilmu hukum dengan aspek empiris apa yang hendak
dilakukannya, apakah penelitian tentang berlakunya hukum, penelitian
tentang berfungsinya hukum, penelitian efektifitas hukum, atau penelitian
dampak hukum.
Pada penelitian hukum dengan aspek empiris, ada karakteristik inti
yang membedakannya dengan penelitian hukum dengan aspek normatif.
Pada penelitian hukum dengan aspek normatif, fokus permasalahan
penelitian dititik beratkan pada legal structure yaitu apakah dalam suatu
aturan hukum terjadi konflik norma antara aturan yang lebih tinggi dengan
yang lebih rendah, atau terjadi norma kabur ataupun norma kosong.
Sementara itu dalam penelitian hukum dengan aspek empiris, legal
structure tidak menjadi fokus permasalahan. Artinya, keberadaan sebuah
aturan hukum dari segi structure-nya tidak ada masalah, namun si peneliti
melihat ada permasalahan dari segi legal function , yaitu dari berfungsinya
hukum, dalam penerapan peraturan kepada masyarakat ada kendala-
kendala tertentu yang terjadi dan kaitannya dengan legal culture dan legal
value.
Rumusan masalah yang digunakan dalam penulisan Tesis dapat
menggunakan kalimat tanya atau kalimat berita.

c. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.
1) Tujuan Umum
Berupa upaya peneliti untuk pengembangan ilmu hukum terkait
dengan paradigma science as a process (ilmu sebagai proses).
Dengan paradigma ini, ilmu tidak akan pernah mandeg (final) dalam
panggilannya atas kebenaran di bidang obyeknya masing-masing.
2) Tujuan Khusus
Mendalami permasalahan hukum secara khusus yang bersifat tersirat
dalam rumusan permasalahan penelitian.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~57


d. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menggambarkan manfaat yang bisa diperoleh bagi
kebutuhan praktek termasuk juga bagi peneliti sendiri, dan manfaat
secara teoritis.

e. Landasan Teoritis dan Kerangka Berpikir


1) Landasan Teoritis
Landasan Teoritis adalah upaya untuk mengidentifikasi teori
hukum umum/teori khusus, konsep-konsep hukum, asas-asas hukum,
aturan hukum, norma-norma dan lain-lain yang akan dipakai sebagai
landasan untuk membahas permasalahan penelitian. Dalam setiap
penelitian selalu harus disertai dengan pemikiranpemikiran teoritis,
oleh karena ada hubungan timbal balik yang erat antara teori dengan
kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, analisa serta konstruksi
data.
Dengan mengedepankan teori-teori dalam suatu penelitian
dapat dijelaskan fenomena yang dihadapi. Kerlinger mengemukakan
bahwa: a theory is a set of interrelated constructs (concept),
definitions, and propositions that presents a systematic view of
phenomena by specifying relations among variables, with the purpose
of explaining and predicting the phenomena. Dengan kata lain, dapat
dikatakan bahwa teori-teori sebagai landasan untuk menjelaskan
fenomena atau sebagai landasan untuk membahas permasalahan
penelitian merupakan pijakan untuk mewujudkan kebenaran ilmu
hukum yang diperoleh dari rangkaian upaya penelusuran (controleur
baar ). Oleh karena itu, dalam suatu penelitian semakin banyak teori-
teori, konsep, dan asas yang berhasil diidentifikasi dan dikemukakan
untuk mendukung penelitian yang sedang dikerjakan maka semakin
tinggi derajat kebenaran yang bisa dicapai.

2) Kerangka Berpikir
Selain landasan teoritis, dalam penulisan Tesis berdasarkan
penelitian hukum empiris juga dapat dibuat kerangka konsepsional
(conceptual framework), atau kerangka teoritis (teoritical framework)
yaitu kerangka berpikir dari si peneliti yang bersifat teoritis mengenai
masalah yang akan diteliti, yang menggambarkan hubungan antara
konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diteliti. Kerangka
berpikir tersebut dilandasi oleh teori-teori yang sudah dirujuk
sebelumnya.
Kerangka berpikir dari si peneliti atau yang sering juga dikenal
dengan istilah Kerangka Teori, sesungguhnya adalah kerangka
teori/kerangka berpikir yang dibuat oleh si peneliti dengan
berlandaskan pada teori-teori yang sudah baku yang dapat
memberikan gambaran yang sistimatis mengenai masalah yang akan
diteliti. Gambaran yang sistimatis tersebut dijabarkan dengan
menghubungkan variabel yang satu dengan variabel lainnya. Untuk
lebih memperjelas kerangka berpikir, digunakan diagram/skema untuk
menggambarkannya.

Contoh:

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~58


Kerangka berpikir dalam penelitian yang berjudul: Dampak
Deregulasi Di Bidang Penanaman Modal Terhadap Iklim Joint Venture
Di Propinsi Bali.
Dalam penelitian ini dirujuk teori Fungsional Struktural dari M.A. Smith,
teori Perubahan Sosial, juga Social Theory and Social Structure dari
RK Merton, teori Law as a tool of social engeneering dari Roscou
Pound, serta Teori Interaksional Simbolik.
Berdasarkan teori-teori tersebut dapat disusun kerangka
berpikir sebagai berikut :

Teori
Rekayasa Investor- Investor
Sosial
Deregulasi Teori
di Bidang
Penanaman Modal Fungsion
al Berpengaruh /
Iklim
Rekayasa Dunia Struktural tidak Investasi
Investasi di Bali
Investasi / Joint Meningk
Venture di Bali at
Berpengaruh /
tidak

Faktor faktor
Lain-
Teori
Fungsional
Simbolik
Investor- Investor

Teori-teori, konsep, ataupun asas hukum yang sudah dirujuk dalam


Landasan Teoritis dalam Bab-bab selanjutnya terutama dalam Bab
Pembahasan, landasan teoritis baik yang berupa konsep, asas hukum
dan teori-teori hukum tersebut hendaknya digunakan kembali untuk
mempertajam pembahasan permasalahan penelitian, dan atau
digunakan untuk menjelaskan mengapa fakta hukum seperti itu terjadi
dalam praktek di masyarakat.

f. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang
diajukan. Bambang Sunggono (2001, h.113) mengemukakan, bahwa
dalam merumuskan hipotesis, harus memperhatikan hal-hal seperti:
menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih;
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan (deklaratif);
dirumuskan secara singkat, jelas, dan padat;
dapat diuji kebenarannya dengan cara mengumpulkan data empirik.
Dalam penelitian hukum normatif, hipotesis tidak diperlukan karena
sifatnya tidak memerlukan pembuktian atau pengujian secara empiris.
Namun dalam penelitian hukum dengan aspek empiris, terutama yang
sifatnya eksplanatoris yaitu yang hendak melihat pengaruh/dampak atau
adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya maka
hipotesis mutlak diperlukan. Sementara itu dalam penelitian yang sifatnya
deskriptif, hipotesis boleh ada boleh juga tidak, dan dalam penelitian yang
sifatnya eksploratif hipotesis tidak dibutuhkan.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~59


Dalam penelitian hukum Empiris, dikenal Hipotesis Kerja dan
Hipotesis Penguji. Umumnya Hipotesis Kerja dirumuskan dalam
bentuk kalimat: jika....., maka .....

Contoh kalimat hipotesis kerja:


Jika hak milik pribadi atas tanah semakin kuat, maka hak ulayat atas
tanah semakin lemah
Jika sosialisasi hukum merek dilakukan secara intensif maka
pengetahuan masyarakat tentang sistem perlindungan hukum merek
akan meningkat.

Hipotesis Penguji ( hipotesis nihil/Ho dan hipotesis alternative/H1).


Hipotesis penguji umumnya dirumuskan dalam kalimat adanya hubungan
antara X dan Y atau dalam bentuk kalimat adanya perbedaan keadaan
antara dua variabel.

Contoh Hipotesis Penguji


Tidak ada pengaruh antara keberadaan deregulasi di bidang
Penanaman Modal Asing dengan meningkatnya iklim investasi Joint
Venture.

g. Metode Penelitian
1) Jenis Penelitian
Mengingat penelitian hukum dapat dilakukan secara normatif
maupun empiris, maka si peneliti pada awal uraian metode penelitian,
menegaskan terlebih dahulu tentang jenis penelitian yang akan
dilakukan, yaitu penelitian hukum normatif ataukah penelitian hukum
empiris. Uraian penegasan jenis penelitian tersebut dicantumkan pada
kolom Jenis Penelitian, misalnya dengan pernyataan bahwa penelitian
ini adalah penelitian hukum empiris.
Adapun ciri-ciri suatu penelitian hukum empiris adalah :
Suatu penelitian yang beranjak dari adanya kesenjangan antara
das solen dengan das sein yaitu kesenjangan antara teori dengan
dunia realita, kesenjangan antara keadaan teoritis dengan fakta
hukum, dan atau adanya situasi ketidaktahuan yang dikaji untuk
pemenuhan kepuasan akademik;
Umumnya menggunakan hipotesis;
Menggunakan landasan teoritis dan kerangka berpikir;
Menggunakan data primer dan data sekunder, yang mana data
sekunder terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder, dan bahan hukum tersier;
Data sekunder dan data primer kontribusinya sama pentingnya
dalam penelitian yang sedang dikerjakan. Dalam hal ini tidak ada
data yang satu lebih unggul dan kedudukannya sebagai data
utama sedangkan data yang lainnya sebagai data penunjang,
melainkan kedua jenis data tersebut memiliki kontribusi yang
sama pentingnya.
Dalam penelitian hukum empiris, hukum dikonsepkan sebagai
suatu gejala empiris yang dapat diamati di dalam kehidupan nyata.
Dalam konteks ini hukum tidak semata-mata dikonsepkan sebagai
suatu gejala normatif yang otonom, sebagai ius constituendum (law as
what ought to be), dan tidak pula semata-mata sebagai ius constitutum
(law as what it is in the book), akan tetapi secara empiris sebagai ius
operatum ( law as what it is in society). Hukum sebagai law as what
it is in society, hukum sebagai gejala sosio empirik dapat dipelajari di

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~60


satu sisi sebagai suatu independent variable yang menimbulkan efek-
efek pada pelbagai kehidupan sosial, dan di lain sisi sebagai suatu
dependent variable yang muncul sebagai akibat berbagai ragam
kekuatan dalam proses sosial (studi mengenai law in process)
Seorang peneliti hukum empiris pada dasarnya adalah seorang
peneliti yang memiliki latar belakang keahlian di bidang hukum, yaitu
seorang jurist yang sedang meneliti tentang hukum dalam prosesnya,
hukum dalam interaksinya, hukum dalam penerapannya dan atau
pengaruhnya di dalam kehidupan masyarakat.
Untuk membedakannya dengan peneliti dari cabang ilmu sosial
lainnya yang sedang meneliti hukum, maka seorang peneliti hukum
yang sedang melakukan penelitian hukum empiris harus tetap berpijak
pada disiplin ilmunya atau areanya , yaitu meneliti fakta hukum dalam
kehidupan masyarakat dari kacamata atau cara berpikir seorang ahli
hukum. Misalnya dengan mengkaji dan menelaahnya dari aspek
peraturan dan kebijakan, hak dan kewajiban, atau proses penanganan
sengketa, dan lain sebagainya.
Pada intinya, penelitian ilmu hukum dengan aspek empiris
berbeda dengan penelitian sosial pada umumnya yang berobyekkan
hukum (misalnya seorang sosiolog yang sedang meneliti hukum).
Perbedaan tersebut dapat dicermati dari karakteristik data yang
digunakan. Dalam penelitian hukum dengan aspek empiris digunakan
data sekunder dan data primer. Data sekunder dalam penelitian
hukum empiris adalah berupa bahan-bahan hukum baik berupa bahan
hukum primer seperti peraturan perundang-undangan, Tap MPR, dll.,
bahan hukum sekunder yang berupa literatur-literatur bahan bacaan
atau laporan penelitian terdahulu, maupun bahan hukum tersier
misalnya kamus hukum dan bibliografi.
Data sekunder tersebut di atas digunakan sebagai data awal
dan kemudian secara terus-menerus digunakan dengan data primer.
Setelah data primer diperoleh dari penelitian di lapangan, kedua data
tersebut digabung, ditelaah dan dianalisis.
Dari karakteristik data yang digunakan tersebut dapat
ditegaskan bahwa dalam penelitian hukum empiris, pengkajiannya
bertumpu pada premis normatif. Perspektif norma yang khas dimiliki
oleh seorang jurist atau titik tolaknya dari kacamata norma,
sedangkan penelitian ilmu-ilmu sosial lainnya yang hendak meneliti
hukum menggunakan premis sosial sebagai tumpuannya.

Contoh:
Penelitian hukum empiris dengan mengkonsepkan hukum sebagai
law as what it is in society , misalnya penelitian tentang: Efektifitas
penerapan hukum, Berfungsinya hukum dalam tatanan masayarakat
yang sedang berubah, Pengaruh penerapan suatu ketentuan terhadap
prilaku masyarakat, dan lain sebagainya.

2) Sifat Penelitian
Penelitian hukum empiris menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi :
a) Penelitian yang sifatnya eksploratif (penjajakan atau
penjelajahan).
Penelitian eksploratif umumnya dilakukan terhadap
pengetahuan yang masih baru, masih belum adanya teori-teori,
atau belum adanya informasi tentang norma-norma atau
ketentuan yang mengatur tentang hal tersebut, atau kalaupun
sudah ada masih relatif sedikit, begitu juga masih belum adanya

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~61


dan/atau sedikitnya literatur atau karya ilmiah lainnya yang
menulis tentang hal tersebut. Terkait dengan hal ini, si peneliti
melakukan penelitian eksplorasi yaitu mengekplorasi secara
mendalam sesuatu hal yang masih belum terungkap, serta ingin
mendalami pengetahuan mengenai suatu gejala tertentu.
Pada penelitian eksploratif tidak ada hipotesis, karena
secara logika, hipotesis lahir dari kajian pustaka baik yang berasal
dari teori-teori, azas-azas hukum, ketentuan peraturan maupun
tulisan-tulisan ilmiah lainnya, sementara hal-hal tersebut masih
belum ada atau kalaupun ada masih sangat sedikit. Contoh
penelitian ini misalnya penelitian identifikasi hukum.

b) Penelitian yang sifatnya Deskriptif.


Penelitian deskriptif pada pada penelitian secara umum,
termasuk pula didalamnya penelitian ilmu hukum, bertujuan
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan,
gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan
penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya
hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam
masyarakat. Dalam penelitian ini teori-teori, ketentuan peraturan,
norma-norma hukum, karya tulis yang dimuat baik dalam literatur
maupun jurnal, doktrin, serta laporan penelitian terdahulu sudah
mulai ada dan bahkan jumlahnya cukup memadai, sehingga
dalam penelitian ini hipotesis boleh ada atau boleh juga tidak. Hal
tersebut sangat tergantung dari si peneliti, dengan kata lain,
keberadaan hipotesis tidak mutlak diperlukan. Namun demikian,
jika peneliti mencoba merumuskan hipotesis itu akan sangat
berguna dan lebih baik karena dapat digunakan sebagai
pegangan dalam melangkah lebih jauh dalam penelitian
seterusnya. Penelitian deskriptif dapat membentuk teori-teori baru
atau dapat memperkuat teori yang sudah ada. Contoh penelitian
ini misalnya tentang pandangan mengenai berfungsinya hukum
dalam masyarakat.

c) Penelitian yang sifatnya eksplanatoris.


Penelitian eksplanatoris sifatnya menguji hipotesis yaitu
penelitian yang ingin mengetahui pengaruh atau dampak suatu
variabel terhadap variabel lainnya atau penelitian tentang
hubungan atau korelasi suatu variabel. Disini hipotesis mutlak
harus ada.
Contohnya: Pengaruh Deregulasi Di Bidang Penanaman Modal
Asing Terhadap Iklim Investasi.

3) Data dan Sumber Data


Data yang diteliti dalam penelitian hukum empiris ada dua jenis
yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer adalah data yang
bersumber dari penelitian lapangan yaitu suatu data yang diperoleh
langsung dari sumber pertama di lapangan yaitu baik dari responden
maupun informan. Sedangkan data sekunder adalah suatu data yang
bersumber dari penelitian kepustakaan yaitu data yang diperoleh
tidak secara langsung dari sumber pertamanya, melainkan bersumber
dari data-data yang sudah terdokumenkan dalam bentuk bahan-bahan
hukum.
Bahan hukum terdiri dari Bahan Hukum Primer, Bahan Hukum
Sekunder, dan Bahan Hukum Tersier. Bahan hukum primer dapat

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~62


berupa: Kaedah Dasar (UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945);
Peraturan Perundang-undangan; Hukum yang tidak tertulis seperti
hukum adat; dan Yurisprudensi.
Bahan hukum sekunder antara lain: rancangan Undang-
Undang; hasil-hasil penelitian; pendapat pakar hukum, karya tulis
hukum yang termuat dalam media massa; buku-buku hukum ( text
book ), serta jurnal-jurnal hukum. Sedangkan bahan hukum tersier
seperti: kamus hukum; dan ensiklopedia.

4) Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian hukum empiris dikenal teknik-teknik untuk
mengumpulkan data yaitu: studi dokumen, wawancara, observasi,
dan penyebaran quisioner/angket.
1) Teknik Studi Dokumen
Studi dokumen merupakan teknik awal yang digunakan
dalam setiap penelitian ilmu hukum, baik dalam penelitian hukum
normatif maupun dalam penelitian hukum empiris, karena
meskipun aspeknya berbeda namun keduanya adalah penelitian
ilmu hukum yang selalu bertolak dari premis normatif. Studi
dokumen dilakukan atas bahan-bahan hukum yang relevan
dengan permasalahan penelitian.
2) Teknik Wawancara (interview)
Wawancara merupakan salah satu teknik yang sering dan
paling lazim digunakan dalam penelitian hukum empiris. Dalam
kegiatan ilmiah, wawancara dilakukan bukan sekedar bertanya
pada seseorang, melainkan dilakukan pertanyaan-pertanyaan
yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang
relevan dengan masalah penelitian kepada responden maupun
informan. Agar hasil wawancara nantinya memiliki nilai validitas
dan reabilitas, dalam berwawancara peneliti menggunakan alat
berupa pedoman wawancara atau interview guide.
Teknik wawancara umumnya digunakan dalam penelitian
yang sifatnya deskriptif, namun dapat juga digunakan dalam
penelitian eksploratif dan eksplanatoris yang digabung dengan
tehnik pengambilan data lainnya.
3) Teknik Observasi/Pengamatan
Teknik observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu teknik
observasi langsung dan teknik observasi tidak langsung (Burhan
Ashsofa, 2001, h.26). Teknik observasi langsung adalah teknik
pengumpulan data di mana peneliti mengadakan pengamatan
secara langsung atau tanpa alat terhadap gejala-gejala subyek
yang diselidiki baik pengamatan dilakukan dalam situasi yang
sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi buatan, yang khusus
diadakan. Sedangkan teknik observasi tidak langsung adalah
teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan
pengamatan terhadap gejala-gejala subyek yang ditelitinya
dengan perantaraan sebuah alat.
Observasi/pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dapat
berupa pengamatan secara terlibat (participant observation) dan
pengamatan tak terlibat (non participant observation). Dalam
pengamatan terlibat, peneliti/pengamat menjadi bagian dari
anggota kelompok yang sedang diamati, disini peneliti melibatkan
dirinya secara aktif dan ikut menjalankan apa yang dilakukan oleh

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~63


pelaku. Hal tersebut dilakukan oleh si pengamat agar betul-betul
dapat memahami dan merasakan apa yang dilakukan oleh si
pelaku. Menurut Soerjono Soekanto, untuk situasi-situasi tertentu,
misalnya pengamatan terhadap kelompok pelanggar hukum
(penjudi, pelacur, dan seterusnya) sebaiknya tidak dilakukan
pengamatan secara terlibat ( Soerjono Soekanto, 1986, h.209).
Peneliti dalam melakukan observasi dapat juga melakukan
pengamatannya secara tidak terlibat. Dalam pengamatan tak
terlibat, pengamat tidak menjadi anggota dari kelompok yang
diamati, dalam hal ini hendaknya diusahakan agar kehadiran
pengamat ditengah-tengah kelompok yang sedang diamati tidak
terlalu mencolok sebagai pengamat, diusahakan kehadiran
pengamat jangan sampai mempengaruhi prilaku yang
sesungguhnya dari kelompok yang diamati. Penelitian-penelitian
yang lazim menggunakan teknik observasi untuk pengumpulan
datanya adalah penelitian yang sifatnya eksploratif dan penelitian
deskriptif.
4) Teknik Penyebaran Quitionaire
Dalam penelitian hukum empiris, teknik pengumpulan data
dengan cara menyebarkan quisioner dilakukan dalam penelitian
yang sampelnya cukup besar, dalam hal ini peneliti umumnya
menggunakan tenaga peneliti untuk membantunya dalam
penyebaran quisioner kepada responden yang sudah ditentukan
sesuai dengan teknik pengambilan sampling yang digunakan
dalam penelitian tersebut. Teknik penyebaran quisioner umumnya
digunakan dalam penelitian yang sifatnya eksplanatoris, misalnya
dalam penelitian tentang dampak hukum dan penelitian yang
hendak melihat korelasi antara satu variabel dengan variabel
lainnya.
Penelitian yang sifatnya eksplanatoris, selain
menggunakan teknik penyebaran quisioner, juga umum
digunakan teknik wawancara. Kedua teknik pengumpulan data
tersebut digunakan secara bersama-sama agar didapat data yang
lebih akurat. Dalam penyusunan usulan penelitian, apapun teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh si peneliti, agar diuraikan
secara jelas teknik yang digunakannya dengan menyesuaikannya
dengan sifat penelitian yang hendak dilakukan.

5) Teknik Penentuan Sampel Penelitian


Dalam usulan penelitian agar diuraikan secara jelas dan tegas
teknik pengambilan sampel yang dipergunakan, apakah akan
menggunakan teknik probabilitas/teknik random sampling ataukah
akan digunakan teknik non-probabilitas/non-random sampling.
Penentuan populasi dan sampel penelitian yang tepat sangat penting
artinya dalam suatu penelitian, lebih-lebih pada penelitian yang
dimaksudkan untuk generalisasi, karena hasil yang berasal dari
sampel penelitian nantinya akan merupakan hasil generalisasi atas
populasi. Apabila tidak tepat dan tidak cermat menentukan populasi
maupun sampel penelitian, maka hasil generalisasinyapun akan
menjadi tidak akurat dan sulit untuk dapat dipertanggungjawabkan.
Populasi adalah keseluruhan dari obyek pengamatan atau
obyek penelitian, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang
akan diteliti yang dianggap mewakili populasinya. Penting bagi si
peneliti untuk menentukan populasinya terlebih dahulu, misalnya

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~64


dalam penelitian tentang: Pengaruh Penjatuhan Sanksi Pidana
Maksimum Terhadap Tingkat Penyalahgunaan Narkotika.
Dalam penelitian jenis ini harus dibuat batasan siapakah
populasinya, apakah seluruh narapidana yang ada di Lapas, atau
narapidana dengan kriteria tertentu yang ditetapkan oleh si peneliti,
misalnya narapidana yang sudah menghuni lapas lebih dari lima
tahun, atau narapidana residivis. Setelah menentukan populasinya
barulah ditentukan teknik pengambilan sampelnya. Tehnik
pengambilan sampel atas populasi penelitian dapat dibedakan menjadi
Tehnik Probability Sampling dan Tehnik Non Probability Sampling.

Probability Sampling terdiri dari :


1) Random Sampling
2) Stratified Random Sampling
3) Area / Cluster Sampling

Teknik Random Sampling


Teknik random sampling didasarkan pada teori probabilitas
yaitu bahwa semua elemen atau setiap unit atau individu dalam
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi
sampel.
Penerapan teknik random sampling ini didasarkan atas
pertimbangan sebagai berikut:
Jumlah populasi harus diketahui.
Untuk mengetahui jumlah populasi bisa ditelusuri melalui data-
data yang sudah tersedia di instansi-instansi tertentu. Misalnya
untuk mengetahui jumlah populasi narapidana yang melakukan
penyalahgunaan narkotika dapat diperoleh datanya dari
Lembaga Pemasyarakatan, begitu juga misalnya jika peneliti
ingin mengetahui jumlah populasi pasangan suami istri yang
menikah pada usia muda di tempat X, maka si peneliti dapat
memperoleh data tentang jumlah populasi dari Kantor Kepala
Desa atau Kantor Camat tempat X tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan dimaksudkan untuk generalisasi
terhadap keseluruhan populasi. Hasil generalisasi maksudnya
dapat dianggap mewakili populasi, yaitu dapat dihitung sampai
sejauh mana hasil sampel mendekati populasinya.
Tiap elemen harus memiliki kesempatan yang sama menjadi
sampel.
Misalnya bila jumlah populasi 100 dan jumlah sampel yang
akan diambil adalah 20, maka masingmasing elemen akan
mendapat kesempatan 1 : 5
Pengambilan jumlah sampel dengan teknik ini umumnya
menggunakan prosentase atas populasinya. Berapa prosentase
yang harus diambil agar dapat dianggap mewakili populasinya, tidak
ada aturannya secara tegas. Hal tersebut sangat tergantung dari
keadaan populasi penelitiannya. Jika populasi penelitian sangat
heterogen, semakin banyak diambil sampel maka hasilnya akan
semakin mendekati karakteristik populasinya, dalam hal ini sampling
error-nya akan semakin kecil. Misalnya sampel dapat diambil 60 %
atau 75 % dari keseluruhan populasi.
Dalam hal populasinya homogen, tidak terlalu diperlukan
pengambilan jumlah sampel yang besar, karena memang
populasinya sudah homogen (karakteristiknya relatif sama)

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~65


sehingga diambil dalam jumlah kecil sekalipun sesungguhnya
sudah mewakili keseluruhan populasinya. Umumnya jika
populasinya homogen sampel diambil sekitar 20 % hingga 30 %.
Untuk menentukan populasi heterogen ataupun homogen,
peneliti hendaknya menetapkan indikator-indikatornya. Misalnya
dalam penelitian tentang Penyalahgunaan Norkotika di kalangan
Remaja, peneliti dapat mengemukakan bahwa populasinya
homogen berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut :
Pelaku seluruhnya adalah anak-anak remaja usia sekolah
tingkat SMA;
Pelaku adalah katagori user / pengguna bukan mengedar;
Pelaku adalah dari kalangan keluarga menengah keatas, dan
sebagainya yang dapat menunjukkan bahwa mereka yang
dijadikan obyek penelitian adalah memiliki karakteristik yang
homogen.
Cara-cara yang dapat diterapkan dalam Random Sampling
untuk memilih atau menentukan sampel yang akan diteliti
diantaranya adalah sebagai berikut :
Cara simple random sampling (tehnik random sampling
sederhana) yaitu: dengan cara lotere (fishbowl). Contoh :
dalam suatu penelitian populasinya berjumlah 100 orang,
karena populasinya homogen maka sampel akan diambil 30 %
saja, yaitu sejumlah 30 sampel dari keseluruhan populasi.
Untuk menentukan siapa 30 dari 100 yang harus dipilih, akan
digunakan sistem lotere, yaitu dengan dibuat nama-nama dari
keseluruhan populasi kemudian dikocok seperti halnya orang
arisan, maka siapapun yang namanya keluar dalam undian
tersebut sebanyak 30 akan diambil dan ditetapkan menjadi
sample penelitian.
Cara systematic random sampling, dalam hal ini dipergunakan
cara interval.
Cara interval menggunakan rumus sebagai berikut :

N
i = -------
n

i = Interval
N = jumlah populasi
n = jumlah sample

Misal dalam suatu penelitian populasinya adalah 100, sampel


yang akan diambil jumlahnya 20 atau 20 % dari keseluruhan
populasi dengan dasar pertimbangan populasi adalah
homogen.
Dengan menggunakan systematic random sampling dapat
ditentukan intervalnya ( i ) adalah 100 : 20 = 5.

Kemudian dengan dengan membuat daftar random dari


keseluruhan populasi, yaitu populasi nomor 1 sampai dengan
100 , maka akan dapat diketahui siapa sampelnya. Populasi
dengan nomor urut 1 adalah sampel pertama , kemudian
sampel selanjutnya ditentukan dari sampel pertama ditambah
interval 5, maka sampel berikutnya adalah populasi dengan
nomor urut 6, demikian seterusnya.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~66


Penelitian hukum empiris yang menggunakan teknik
penentuan dan pengambilan sampel seperti tersebut di atas
umumnya adalah penelitian yang sifatnya eksplanatoris. Misalnya
penelitian tentang dampak hukum atau pengaruh hukum, atau
penelitian yang ingin mengetahui korelasi antara satu variabel
dengan variabel lainnya, dan nantinya analisisnya digunakan
analisis kuantitatif dengan menerapkan rumus-rumus analisis
kuantitatif tertentu yang relevan dengan masalah penelitian.

Teknik Non Probability Sampling


Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik non probability
sampling memberikan peran yang sangat besar pada peneliti untuk
menentukan pengambilan sampelnya. Dalam hal ini tidak ada
ketentuan yang pasti berapa sampel harus diambil agar dapat
dianggap mewakili populasinya sebagaimana halnya dalam teknik
random sampling. Hasil penelitian yang menggunakan teknik
pengambilan sampel seperti ini tidak dapat digunakan untuk
membuat generalisasi tentang populasinya, karena sesuai dengan
ciri umum dari non probability sampling tidak semua elemen dalam
populasi mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.
Teknik non probability sampling digunakan dalam hal :
Data tentang populasi sangat langka atau tidak diketahui
secara pasti jumlah populasinya
Penelitian bersifat studi eksploratif atau Deskriptif
Tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi tentang
populasinya.

Bentuk-bentuk dari non probability sampling :


1) Quota Sampling
Quata sampling adalah suatu proses penarikan sampel dengan
memperhatikan sampel yang paling mudah untuk diambil dan
sampel tersebut telah memenuhi ciri-ciri tertentu yang menarik
perhatian peneliti. Misalnya dalam penelitian yang hendak
meneliti Penerapan Konsep 5 C dalam Proses Pemberian
Kredit di Bank, pihak peneliti dapat memilih karyawan A dan
karyawan B sebagai sampel untuk diwawancarai, karena A
dan B paling gampang dihubungi jika dibandingkan karyawan
lainnya. Dalam hal ini A dan B, kedudukannya sama dengan
karyawan lainnya yaitu memenuhi ciri-ciri yang telah ditentukan
sebagai sampel
2) Accidental Sampling
Accidental sampling hampir sama dengan quota sampling,
perbedaannya hanya terletak pada ruang lingkupnya. Pada
quota sampling, peneliti akan berusaha untuk memasukkan ciri-
ciri tertentu yang dikehendakinya atau memusatkan perhatian
pada pemenuhan kriteria tertentu, sedangkan pada accidental
sampling hal tersebut tidak diperlukan, yang penting adalah
siapa saja yang kebetulan dijumpai dapat dijadikan sampel.
Contoh: Misalnya seorang peneliti yang ingin mengetahui
pendapat orang mengenai kasus tabrak lari, si
peneliti cukup datang ke tempat pristiwa tablak lari
terjadi, dan kemudian mewawancarai orang-orang
yang berkrumun melihat kejadian tersebut. (Ronny
Hanitijo Soemitro, 1990: h.51)

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~67


3) Purposive Sampling
Panarikan sampel dilakukan berdasarkan tujuan tertentu, yaitu
sampel dipilih atau ditentukan sendiri oleh si peneliti, yang
mana penunjukan dan pemilihan sampel didasarkan
pertimbangan bahwa sampel telah memenuhi kriteria dan sifat-
sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri utama dari
populasinya
4) Snowball Sampling
Penarikan sampel dengan teknik ini dipilih berdasarkan
penunjukkan atau rekomendasi dari sampel sebelumnya.
Sampel pertama yang diteliti ditentukan sendiri oleh si peneliti
yaitu dengan mencari key informan (informan kunci) ataupun
responden kunci yang dianggap mengetahui tentang penelitian
yang sedang dilakukan oleh si peneliti. Responden maupun
informan berikutnya yang akan dijadikan sampel tergantung
dari rekomendasi yang diberikan oleh key informan .
Dalam penarikan sampel yang menggunakan tehnik non
probability sampling, jumlah sampel yang akan diteliti tidak
ditentukan secara pasti baik dalam bentuk sejumlah angka
ataupun sejumlah prosentase, melainkan besarnya jumlah
sampel yang akan diteliti sesuai dengan titik jenuh, dalam
hal ini penelitian akan dihentikan dan dianggap telah mewakili
keseluruhan obyek penelitian jika data telah menunjukkan titik
jenuh. Data dianggap telah mencapai titik jenuh jika dari
jawaban-jawaban baik para responden maupun informan telah
ada kesamaan atau kemiripan jawaban.

Teknik apapun yang digunakan oleh si peneliti dalam


menentukan sampel penelitian, hendaknya dalam usulan
penelitian disebutkan dan dijelaskan secara detail satu-persatu.
Dalam penulisan Tesis, jika si peneliti memilih menggunakan
teknik non probability sampling dianjurkan hanya
menggunakan purposive sampling dan snowball sampling.

Penelitian hukum empiris yang menggunakan teknik non


probability sampling umumnya adalah penelitian yang sifatnya
eksploratif dan deskriptif, misalnya seperti penelitian tentang
berfungsinya hukum, penelitian efektifitas hukum, dan
analisisnya adalah analisis kualitatif. Sedangkan penelitian
yang menggunakan tehnik probability atau random sampling
umumnya adalah penelitian yang sifatnya eksplanatoris, seperti
penelitian tentang dampak hukum, implikasi hukum, dan
analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif.

6) Pengolahan dan Analisis Data


Dalam penelitian ilmu hukum aspek empiris dikenal model-
model analisis seperti: Analisis Data Kualitatif dan Analisis Data
Kuantitatif. Penerapan masing-masing analisis tersebut di atas sangat
tergantung dari sifat penelitian dan sifat data yang dikumpulkan oleh si
peneliti.

Analisis Kualitatif

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~68


Analisis kualitatif diterapkan dalam suatu penelitian yang
sifatnya eksploratif dan deskriptif. Dalam hal ini data yang
dikumpulkan adalah data naturalistik yang terdiri atas kata-kata yang
tidak diolah menjadi angka-angka, data sukar diukur dengan angka,
bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus sehingga tidak dapat
disusun ke dalam struktur klasifikasi, hubungan antar variabel tidak
jelas, sampel lebih bersifat non probabilitas, dan pengumpulan data
menggunakan pedoman wawancara dan observasi.
Dalam penelitian dengan teknik analisis kualitatif atau yang
juga sering dikenal dengan analisis deskriptif kualitatif maka
keseluruhan data yang terkumpul baik dari data primer maupun data
sekunder, akan diolah dan dianalisis dengan cara menyusun data
secara sistimatis, digolongkan dalam pola dan thema,
dikatagorisasikan dan diklasifikasikan, dihubungkan antara satu data
dengan data lainnya, dilakukan interpretasi untuk memahami makna
data dalam situasi sosial,dan dilakukan penafsiran dari perspektif
peneliti setelah memahami keseluruahan kualitas data. Proses analisis
tersebut dilakukan secara terus menerus sejak pencarian data di
lapangan dan berlanjut terus hingga pada tahap analisis. Setelah
dilakukan analisis secara kualitatif kemudian data akan disajikan
secara deskriptif kualitatif dan sistimatis.

Analisis Kuantitatif.
Analisis kuantitatif diterapkan dalam penelitian yang sifatnya
eksplanatoris, sifat data yang dikumpulkan berjumlah besar, mudah
dikualifikasi ke dalam katagori-katagori, data yang terkumpul terdiri
dari aneka gejala yang dapat diukur dengan angka-angka, hubungan
antara variabel sangat jelas, pengambilan sampel dilakukan sangat
cermat dan teliti, serta pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Penelitian ilmu hukum dengan aspek empiris yang sifatnya
eksplanatoris proses analisisnya menggunakan analisis kuantitatif.
Dalam hal ini tehnik analisis yang diterapkan mengikuti tehnik analisis
yang lazim diterapkan dalam ilmu-ilmu sosial pada umumnya. Proses
analisis data akan diawali dengan pengumpulan data kemudian
pengolahan data.
Setelah selesai mengumpulkan data di lapangan, maka tahap
berikutnya adalah mengolah data dan menganalisisnya secara
kuantitatif. Adapun tahap-tahap pengolahan data dan analisis data
kuantitatif dari awal secara bertahap adalah sebagai berikut:
Editing
Proses editing dilakukan terhadap kuesioner-kuesioner untuk
memastikan bahwa seluruh kuesioner sudah terisi dan terjawab
dengan lengkap dan benar
Coding
Setelah proses editing selesai selanjutnya dilakukan coding.
Dalam proses ini dilakukan pengklasifikasian jawaban-jawaban
para responden menurut kriteria atau macam jawaban yang telah
ditetapkan. Klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda
kepada masing-masing jawaban yaitu dengan tanda atau kode
tertentu. Misalnya dengan kode angka 01, 02, 03 untuk masing-
masing jawaban yang berbeda.
Tallying
Setelah coding selesai dilakukan, tahap berikutnya adalah
melakukan distribusi data dalam frekuensi-frekuensi tertentu
dengan cara tallying.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~69


Tabulasi
Tabulasi adalah proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel.
Sampai pada tahap ini proses pengolahan data sudah selesai dan
data siap untuk dianalisis secara kuantitatif dengan menerapkan
rumus-rumus tertentu.
Dalam tabulasi dikenal tabulasi sederhana ( simple tabulation )
dan tabulasi silang ( cross tabulation ). Data yang dimasukkan
dalam tabel sederhana umumnya digunakan untuk mendukung
analisis kualitatif. Sedangkan dalam analisis kuantitatif tabel-tabel
yang dipergunakan adalah tabulasi l silang atau data yang telah
dimasukkan ke dalam bentuk tabel silang.
Contoh tabulasi sederhana:

TABEL 1
Pengetahuan Pemilik Merek Terhadap
Kegunaan Pendaftaran Hak Merek

Pengetahuan f %
Tahu 50 50
Tidak tahu 30 30
Ragu-ragu 20 20
Jumlah 100 100
Sumber: fiktif

Data yang disajikan dalam tabel sederhana seperti tersebut di


atas, hanya dapat digunakan untuk menunjang analisis deskriptif
kualitatif, bukan digunakan dalam analisis kuantitatif. Meskipun
bentuknya berupa angka-angka, namun data dalam tabel
sederhana tersebut sesungguhnya lebih berfungsi sebagai
pemapar gambaran deskriptif mengenai suatu variabel tertentu (
Bambang Sunggono, 2001, h.134).
Untuk keperluan analisis kuantitatif, yang dimaksudkan
untuk menemukan ada tidaknya hubungan atau korelasi atau
pengaruh antar variabel yang diteliti maka digunakan tabel silang
(cross tabulation ), dalam hal ini harus diukur berapa besar
koefisien asosiasinya. Untuk itu dapat digunakan berbagai rumus
diantaranya : Yules Q, Chi-Square/Chi-Kuadrat, dan Spearmans
Rho

Contoh Analisis Kuantitatif dengan Tabel Silang (Cross


Tabulation):
Untuk tabel silang yang berjumlah 2x2 , lazim digunakan
rumus Yules Q. Rumus ini sangat sederhana dan mudah
digunakan untuk menemukan derajat besarnya hubungan antara
dua variabel (koefisien). Dalam analisis kuantitatif, koefisien
selalu diukur dengan hasil yang dinyatakan dalam lambang
bilangan antara : 0,00 dan 1,00 atau -1,00. Apabila diperoleh
hasil 0,00 berarti hubungan antara dua variabel tidak ada, dan
apabila angka yang diperoleh adalah 1,00 atau -1,00 berarti
hubungan itu ada secara sempurna.

ad-bc
Rumus Yules Q Q = ------------
ad+bc

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~70


Contoh :
Data yang akan dianalisis dengan analisis kuantitatif dapat dibaca
dalam Tabel 2.

TABEL 2
Hasil Penilaian Tentang Pengaruh
Penjatuhan Sanksi Disiplin Terhadap Disiplin PNS

Sanksi
Penilaian Jumlah
Teguran Mutasi
Disiplin 72(a) 16 (b) 88
Tidak disiplin 3 (c) 4 (d) 7
Jumlah 75 20 95
Sumber: Fiktif.
adbc
Yules Q, Q =
adbc
(72 16) (16 3)
=
(72 16) (16 3)
1152 48
=
1152 48
1104
=
1200
Q = 0,92
Q adalah koefisien asosiasi

Angka 0,92 sangat dekat dengan 1,00, maka jelas bahwa derajat
hubungan antara dua variabel tersebut sangat besar. Dari hasil
perhitungan tersebut dapat dikemukakan bahwa ada hubungan
dan pengaruh antara penjatuhan sanksi disiplin dengan
kedisiplinan PNS. Dengan analisis kuantitatif seperti tersebut
diatas, yaitu dengan penerapan rumus-rumus akan diperoleh
ukuran yang relatif eksak, sehingga kesimpulan yang diambil lebih
bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Untuk mengukur besarnya hubungan antar variabel, jika bentuk


tabel silangnya mengandung katagori 3x3, maka yang digunakan
adalah rumus Chi-Kuadrat / Chi-Square
2
2 k (Oi Ei)
Rumus Chi Kuadrat X
hit i1
Ei

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~71


Selain rumus Chi-Kuadrat untuk analisis kuantitatif juga dapat
diterapkan rumus Spearmans Rho, rumus ini digunakan apabila
variabel-variabel yang akan ditentukan besar koefisien
hubungannya bersifat kuantitatif dan kontinyu.
2
6D
Rumus Spearmans Rho: r 1 3
N N

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~72


BAB VI
PELANGGARAN AKADEMIK DAN PEDOMAN ETIKA DOSEN, PEGAWAI
ADMINISTRASI SERTA MAHASISWA

1. Pelanggaran Akademik
Pelanggaran akademik adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh Mahasiswa
yang melanggar aturan akademik yang telah ditetapkan dalam buku pedoman
Program Pascasarjana Universitas Udayana. Pelanggaran akademik dapat
berupa: pelanggaran akademik ringan, sedang dan berat.
a. Pelanggaran Akademik Ringan
1) Penyontekan adalah perbuatan dengan sengaja atau tidak,
menggunakan atau mencoba menggunakan bahan-bahan informasi
atau alat bantu studi lainnya tanpa ijin dari dosen yang bersangkutan
dalam kegiatan ujian akademik.
2) Perbantuan atau percobaan perbantuan pelanggaran akademik adalah
perbuatan dengan sengaja atau tidak, membantu atau mencoba
membantu menyediakan sarana atau prasarana yang dapat
menyebabkan terjadinya pelanggaran akademik.
3) Penyertaan dalam pelanggaran akademik adalah perbuatan dengan
sengaja atau tidak, bekerjasama atau ikut serta melakukan atau
menyuruh melakukan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan
terjadinya pelanggaran akademik.
4) Pelanggaran administrasi dan tata tertib adalah perbuatan dengan
sengaja atau tidak, baik sendiri maupun bekerjasama melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan tata tertib dan
administrasi yang dikeluarkan oleh Program Pascasarjana Universitas
Udayana.
b. Pelanggaran Akademik Sedang berupa:
1) Perjokian adalah perbuatan dengan sengaja atau tidak, menggantikan
kedudukan atau membuatkan tugas atau kegiatan untuk kepentingan
orang lain, atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri, dalam
kegiatan akademik.
2) Perbantuan atau percobaan perbantuan pelanggaran akademik adalah
perbuatan dengan sengaja atau tidak, membantu atau mencoba
membantu menyediakan sarana atau prasarana yang dapat
menyebabkan terjadinya pelanggaran akademik.
3) Penyertaan dalam pelanggaran akademik adalah perbuatan dengan
sengaja atau tidak, bekerjasama atau ikut serta melakukan atau
menyuruh melakukan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan
terjadinya pelanggaran akademik.
4) Pelanggaran administrasi dan tata tertib adalah perbuatan dengan
sengaja atau tidak, baik sendiri maupun bekerjasama melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan tata tertib dan
administrasi yang dikeluarkan oleh Program Magister Knotariatan.
5) Merokok dalam kelas, mencorat-coret meja, bangku, tembok atau
sarana pembelajaran lainnya, membuat keonaran, kegaduhan atau
keributan, mabuk-mabukan dan perbuatan lain yang mengganggu
keamanan dan ketertiban kampus.
c. Pelangaran Akademik Berat berupa :
1) Plagiat adalah perbuatan dengan sengaja atau tidak, menggunakan
kalimat, data atau karya penulis lain sebagai karya sendiri (tanpa
menyebutkan sumber aslinya) dalam suatu kegiatan akademik yang

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~73


bertentangan dengan kaidah penulisan karya ilmiah yang berlaku dan
atau secara melawan hukum.
2) Pemalsuan adalah perbuatan dengan sengaja atau tidak, tanpa ijin
yang berwenang mengganti atau merubah nilai atau transkrip
akademik, ijasah, KTM, tugas-tugas dalam rangka perkuliahan/tutorial/
praktikum, surat keterangan, laporan, atau tanda tangan dalam lingkup
kegiatan akademik.
3) Penyuapan adalah perbuatan dengan sengaja atau tidak,
mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain dengan cara
membujuk, memberi hadiah atau ancaman dengan maksud
mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademik.
4) Melakukan tindak pidana yang diancam hukuman penjara 1 (satu)
tahun atau lebih berdasarkan Putusan Pengadilan.

2. Sanksi Akademik
a. Sanksi Akademik yang selanjutnya disebut sanksi, merupakan tindakan
edukatif yang diberikan kepada mahasiswa yang menyimpang dari
ketentuan yang berlaku.
b. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk menjaga dan meningkatkan mutu
hasil pendidikan serta merangsang mahasiswa ke arah prestasi belajar
yang optimal.
c. Bila IP akhir semester mahasiswa kurang dari 2,0 maka kepada
mahasiswa yang bersangkutan diberikan peringatan oleh PA.
d. Bila IP akhir semester mahasiswa kurang dari 1,5 diberi peringatan keras
oleh PA.
e. Bila IP mahasiswa selama 3 semester berturut-turut kurang dari 1,0 maka
disarankan untuk pindah program.
f. Mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan programnya dalam jangka
waktu 10 (sepuluh) semester pada akhir bulan Agustus tahun
bersangkutan, maka dinyatakan gagal studi (drop out) yang ditetapkan
dengan Keputusan Rektor c.q. Direktur Program Pascasarjana Universitas
Udayana atas permohonan Ketua Prodi M.Kn.
g. Mahasiswa yang terbukti melakukan pemalsuan nilai, maka nilai yang
dipalsukan itu dinyatakan gugur dan mahasiswa yang bersangkutan
dikenakan skorsing selama 1 (satu) semester, atau dapat diusulkan untuk
dikeluarkan.
h. Sanksi terhadap Pelanggaran Akademik Ringan dapat berupa:
1) Peringatan secara lisan oleh petugas ataupun tertulis oleh Pimpinan
Prodi M.Kn.
2) Pengurangan nilai ujian dan/atau pernyataan tidak lulus untuk
matakuliah atau kegiatan akademik dilakukan oleh dosen pengampu
mata kuliah bersangkutan.
i. Sanksi terhadap Pelanggaran Akademik Sedang berupa pencabutan hak
mengikuti kegiatan akademik untuk sementara waktu oleh Rektor atas usul
Dekan untuk paling lama 1 (satu) semester.
j. Sanksi terhadap Pelanggaran Akademik Berat berupa pemecatan atau
dikeluarkan (dicabut status kemahasiswaannya secara permanen)
dilakukan dan/atau ditetapkan oleh Keputusan Rektor c.q. Direktur
Program Pascasarjana Universitas Udayana atas permohonan Ketua Prodi
M.Kn.

3. Prosedur Penetapan Sanksi


a. Prosedur penetapan sanksi terhadap mahasiswa yang melakukan
Pelanggaran Akademik Ringan sebagai berikut:
1) Penetapan pelanggaran dengan bukti-bukti yang kuat;

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~74


2) Pengesahan pelanggaran dan penerapan sanksi oleh pihak yang
berwenang sesuai dengan bidangnya;
b. Prosedur penetapan sanksi terhadap Pelanggaran Akademik Sedang dan
Berat adalah sebagai berikut:
1) Direktur Program Pascasarjana atas usulan Ketua Program Magister
Kenotariatan menunjuk Tim Pemeriksa untuk memeriksa dan
mengumpulkan fakta /data/informasi terhadap dugaan terjadinya
pelanggaran akademik;
2) Tim Pemeriksa dalam rangka memeriksa dan mengumpulkan
fakta/data/informasi mempunyai kewenangan untuk memanggil pihak-
pihak yang terkait dan meminta data, bukti atas dugaan terjadinya
pelanggaran akademik;
3) Hasil pemeriksaan Tim Pemeriksa terhadap dugaan terjadinya
pelanggaran akademik sedang dan/atau berat, diserahkan kepada
Direktur Program Pascasarjana untuk disampaikan kepada Rektor;
4) Rektor setelah memperhatikan dan mempertimbangkan berita acara
hasil pemeriksaan serta pengumpulan fakta/data/informasi atas
pelanggaran yang disusun oleh tim yang ditunjuk oleh Direktur
Program Pascasarjana dapat menyelenggarakan rapat khusus untuk
menangani dugaan terjadinya pelanggaran akademik.
5) Rapat khusus tersebut dihadiri oleh:
a) Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana;
b) Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana
c) Ketua Program Magister Kenotariatan
d) Pelaku yang diduga melakukan pelanggaran;
e) Tim yang dibentuk oleh Direktur Program Pascasarjana
f) Penemu pelanggaran.
6) Selama proses pemeriksaan dalam rapat khusus, mahasiswa yang
diduga melakukan pelanggaran akademik diberikan hak untuk
membela diri;
7) Berdasarkan hasil rapat khusus, Rektor dapat memutuskan
penjatuhan sanksi terhadap pelaku pelanggaran secara proporsional.

4. Pedoman Etika Dosen, Pegawai Administrasi dan Mahasiswa


a. Etika Dosen
1) Etika Dosen bertujuan untuk:
a) membentuk citra dosen yang dapat dijadikan teladan dalam
memasuki lingkungan masyarakat modern dan profesional.
b) membentuk citra dosen sebagai figur yang memiliki integritas
intelektual dan terbuka terhadap perubahan.
c) membentuk citra dunia civitas akademika yang peduli terhadap
lingkungan, kesehatan, dan waktu.
d) membuat citra profesional dalam penyelenggaraan pendidikan.

2) Butir-butir Aturan Tentang Etika


a) Busana
(1) pakaian dosen wajib sopan dan disesuaikan dengan peran
dan lingkungan.
(2) pakaian dosen di kantor dan di kelas/ruang kuliah adalah
pakaian formal yakni dalam hal memakai kemeja dilengkapi
dengan dasi atau menggunakan pakaian batik.
(3) pakaian dosen di luar kelas, dalam peran sebagai utusan
fakultas/universitas untuk menghadiri undangan resmi adalah
pakaian formal dan disesuaikan dengan syarat/permintaan
pengundang.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~75


b) Waktu
(1) Dosen melakukan tatap muka dikelas setiap kali pertemuan
sesuai dengan jadwal perkuliahan.
(2) Dosen memulai dan mengakhiri tatap muka di kelas tepat
waktu.
(3) Dosen memenuhi komitmen waktu yang telah dijanjikan
kepada mahasiswa baik dalam memberikan layanan di luar
acara tatap muka di kelas maupun dalam bimbingan Tesis
dan bimbingan akademik.
(4) Dosen memenuhi jam kerja yang telah ditentukan.
c) Interaksi
(1) Dosen terbuka untuk menerima pernyataan dari mahasiswa
mengenai pelajaran yang diasuhnya dan siap membantu
mahasiswa yang mengajukan pertanyaan di kelas maupun di
tempat lain.
(2) Dosen terbuka dan berani menerima perbedaan pendapat
yang menyangkut ilmu pengetahuan dengan mahasiswa
mengingat ilmu pengetahuan senantiasa berubah dan
berkembang.
(3) Dosen memiliki integritas dan dedikasi tinggi dalam
mengevaluasi hasil ujian dan bentuk penugasan lain dalam
memenuhi komitmen yang telah disusun dalam silabus.
(4) Dosen Pembimbing Akademik wajib memberikan bimbingan
kepada mahasiswa bimbingan.
(5) Dosen senantiasa berusaha meningkatkan mutu dunia
akademis melalui proses belajar mengajar, penelitian dan
kepedulian sosial dalam bentuk pengabdian kepada
masyarakat.
(6) Dosen bebas menyampaikan pendapat sesuai dengan
kebebasan akademik dan mimbar akademik.
d) Lingkungan
(1) Dosen memiliki kepedulian terhadap kebersihan dan
kesehatan lingkungan.
(2) Dosen tidak merokok dalam ruangan kelas dan ruangan
kantor di lingkungan Fakultas/Kampus.
(3) Dalam menggunakan telpon fakultas, dosen berbicara
seperlunya, dan menggunakan air, listrik sehemat mungkin.

b. Etika Pegawai Administrasi


1) Etika Pegawai Administrasi bertujuan:
a) membentuk citra pegawai yang dapat dijadikan teladan dalam
memasuki lingkungan masyarakat modern dan profesional.
b) membentuk citra lingkungan civitas akademika yang peduli
terhadap lingkungan, kesehatan dan waktu.
c) membentuk citra profesional dalam penyelenggaraan pendidikan.

2) Butir-Butir Aturan tentang Etika


a) Busana
(1) pakaian pegawai wajib sopan dan disesuaikan dengan
peran dan lingkungan.
(2) pakaian pegawai kantor adalah pakaian formal.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~76


b) Waktu
(1) pegawai mempunyai komitmen tinggi terhadap waktu
(2) pegawai masuk dan pulang kerja tepat sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
(3) pegawai memenuhi komitmen waktu yang telah dijanjikan
dan memberikan layanan kepada pengguna jasa fakultas.
(4) pegawai memberitahukan sebelumnya untuk pembatalan
komitmen waktu yang telah dijanjikan dalam memberikan
layanan kepada mahasiswa.
(5) pegawai senantiasa berusaha meningkatkan mutu
pelayanan jasanya sebagai perwujudan
tanggungjawabnya.
c) Lingkungan
(1) pegawai memilik kepedulian terhadap kebersihan dan
kesehatan lingkungan.
(2) pegawai tidak merokok dalam ruangan kelas dan ruangan
kantor di lingkungan fakultas/kampus.
(3) dalam menggunakan telpon fakultas, pegawai berbicara
seperlunya, dan menggunakan air, listrik sehemat mungkin.

c. Etika Mahasiswa
1) Etika Mahasiswa bertujuan:
a) Membentuk citra mahasiswa sebagai manusia yang unggul
secara intelektual.
b) Membentuk citra mahasiswa sebagai figur yang memiliki
integritas intelektual, profesional, dan terbuka terhadap
perubahan.
c) Membentuk citra mahasiswa yang santun, peduli terhadap
lingkungan kesehatan dan waktu.

2) Butir-Butir Aturan tentang Etika


a) Busana
(1) pakaian mahasiwa harus sopan dan rapi yakni memakai jas
dan kemeja berdasi bagi laki-laki serta blaser bagi
perempuan ;
(2) mahasiswa di kampus dalam proses belajar mengajar
(kuliah, laboratorium, di perpustakaan, ujian, konsultasi
dengan dosen pembimbing dan kegiatan akademik lainnya),
dilarang memakai t-shirt tanpa leher, celana pendek, celana
panjang robek, sandal atau tanpa alas kaki.
(3) pakaian mahasiswa di kampus untuk acara di luar proses
belajar mengajar disesuaikan dengan persyaratan yang
umum dalam acara tersebut.
(4) pakaian mahasiswa untuk ujian Proposal, Seminar Hasil
Penelitian, ujian Tesis, yudisium, dan menghadiri upacara
nasional adalah kemeja warna terang lengan panjang dan
jas almamater, celana panjang hitam (pria), rok hitam
(wanita), dasi biru (pria), dan dasi kupu-kupu hitam (wanita).
b) Waktu
(1) mahasiswa mempunyai komitmen tinggi terhadap waktu.
(2) mahasiswa mengikuti tatap muka di kelas secara teratur
minimal 80 % (dengan catatan 5 % dapat tidak hadir atas
dasar alasan tertentu yang dapat diterima) sesuai dengan
jadwal tatap muka yang ditetapkan.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~77


(3) mahasiswa memenuhi komitmen waktu yang telah dijanjikan
kepada dosen, baik dalam konsultasi dengan dosen di luar
acara tatap muka di kelas maupun dalam proses bimbingan
Tesis dan bimbingan akademik.
(4) Mahasiswa menghargai dosen atau mahasiswa lain dengan
memberitahukan sebelumnya untuk pembatalan komitmen
waktu yang telah dijanjikan sebelumnya.
c) Interaksi
(1) mahasiswa berani mengemukakan pendapat dan siap
menerima pendapat orang lain dalam proses belajar
mengajar.
(2) mahasiswa mempunyai tanggungjawab untuk mengerjakan
tugas-tugas yang dibebankan dosen dalam proses belajar
mengajar sesuai dengan silabus.
(3) Mahasiswa tidak menggunakan telephone genggam (HP)
pada waktu mengikuti kegiatan pembelajaran maupun
kegiatan resmi lainnya.
d) Lingkungan
(1) mahasiswa memiliki kepedulian terhadap kebersihan
kesehatan lingkungan.
(2) mahasiswa tidak merokok dalam ruangan kelas dan ruangan
kantor di lingkungan fakultas/kampus.
(3) dalam menggunakan telpon fakultas, mahasiswa berbicara
seperlunya, dan menggunakan air, listrik sehemat mungkin.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~78


BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

1. Kurikulum ini mulai berlaku pada semester genap tahun akademik 2012/2013
untuk mahasiswa Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana mulai
angkatan tahun 2012/2013 ke atas.
2. Bilamana terdapat dua ketentuan yang berbeda untuk hal yang sama, maka
ketentuan yang dipakai adalah ketentuan yang menguntungkan mahasiswa.
3. Untuk kelancaran proses belajar mengajar serta peningkatan mutu kelulusan,
maka diharapkan kepada semua civitas akademika Program Magister
Kenotariatan Universitas Udayana untuk melaksanakan pedoman akademik ini
dengan penuh tanggung jawab.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~79


LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Keputusan Ketua Program Magister Kenotariatan
Universitas Udayana Tentang Kurikulum
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
UNIVERSITAS UDAYANA
SK. Mendiknas RI No. 41/D/O/2010 Tertanggal 28 April 2010
Terakreditasi B berdasarkan SK BAN PT No. 010/BAN-PT/Ak-X/S2/VII/2012
Jl. Pulau Bali No. 1 Sanglah E-mail : notariat_unud@yahoo.co.id
Denpasar Website:www.fl.unud.ac.id/notariat
Telp. (0361)264812 , 2736136 Fax.
(0361)264812

KEPUTUSAN
KETUA PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN UNIVERSITAS UDAYANA
NOMOR : 050/II/MKN/UN14.4/DT/2013

TENTANG
PERUBAHAN PERTAMA KURIKULUM PROGRAM MAGISTER
KENOTARIATAN
UNIVERSITAS UDAYANA

KETUA PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN


UNIVERSITAS UDAYANA,

Menimbang a. bahwa kurikulum merupakan seperangkat mata kuliah yang


digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan pada
Program Magister Kenotariatan Program Pascasarjana
Universitas Udayana sehingga perlu selalu dikembangkan dan
disemuprnakan sesuai dengan kompetensi dan perkembangan
kebutuhan;
c. bahwa lokakarya kurikulum Program Magister Kenotariatan
Program Pascasarjana Universitas Udayana tanggal 20
Nopember 2012 telah menghasilkan beberapa penyempurnaan
terhadap kurikulum Program Magister Kenotariatan Program
Pascasarjana Universitas Udayana tahun 2011;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b di atas, maka perlu menetapkan Keputusan
Ketua tentang Perubahan Kurikulum Program Magister
Kenotariatan Universitas Udayana;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5336);

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~80


4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun
1999 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 115, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3895);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4496);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5007);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
8. Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan;
9. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
10. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi;
11. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 41/DO/2010 tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan
Program Studi Kenotariatan (S2) pada Universitas Udayana di
Denpasar jo. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 14393/D/T/K-N/2013 tentang Perpanjangan Ijin
Program Studi Kenotariatan jenjang S2 di Universitas Udayana;
12. Keputusan Rektor Universitas Udayana Nomor 504.A/H.14.4/HK/
2010 tentang Buku Panduan Program Magister Program
Pascasarjana Universitas Udayana;
13. Keputusan Rektor Universitas Udayana Nomor 17/H.14/KP/2011
tentang Pengangkatan Ketua dan Sekretaris Program Magister
Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Udayana.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA PROGRAM TENTANG PERUBAHAN


PERTAMA KURIKULUM PROGRAM MAGISTER
KENOTARIATAN UNIVERSITAS UDAYANA.

Pertama : Memberlakukan Kurikulum Program Magister Kenotariatan


Universitas Udayana hasil lokakarya Tahun 2012 yang
selanjutnya disebut Kurikulum Tahun 2013 sebagaimana
terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
keputusan ini;

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~81


Kedua : Menetapkan berlakunya Kurikulum Tahun 2013 bagi mahasiswa
Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana mulai
tahun angkatan semester genap 2012/2013;
Ketiga : Menetapkan masih berlakunya Kurikulum Tahun 2011 bagi
mahasiswa Program Magister Kenotariatan Universitas
Udayana sebelum tahun angkatan semester genap 2012/2013;
Keempat : Dalam hal terdapat perbedaan antara Kurikulum Tahun 2013
dengan tahun sebelumnya diberlakukan ketentuan yang
menguntungkan mahasiswa.

Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan : di Denpasar
Pada tanggal : 9 Pebruari 2013.
Program Magister Kenotariatan Univ. Udayana,
Ketua,

Prof. Dr. I Made Arya Utama,S.H.,M.H.


NIP. 19650221 199003 1 005

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~82


Lampiran : Keputusan Ketua Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana.

Nomor : 050/II/MKN/UN14.4/DT/2013
Tanggal : 9 Pebruari 2013

KURIKULUM PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN


UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2013

Semester I
NO MATA KULIAH KODE MK SKS STATUS
01 Teori dan Penalaran Hukum WNP1201 2 Wajib
02 Filsafat Ilmu WNP1202 2 Wajib
03 Politik Hukum Pertanahan WNP1203 2 Wajib
04 Hukum Perikatan. WNI1201 2 Wajib
05 Hukum Perusahaan dan Kepailitan WNI1202 2 Wajib
06 Hukum Keluarga dan Harta Perkawinan WNI1203 2 Wajib
07 Teknik Pembuatan Akta I WNK1301 3 Wajib
Peraturan Jabatan dan Etika Profesi Wajib
08 WNS1301 3
Notaris
Metode Penelitian dan Penulisan Artikel Wajib
09 WNI1204 2
Hukum
JUMLAH SKS 20

Semester II
NO MATA KULIAH KODE MK SKS STATUS
01 Hukum Waris WNI2205 2 Wajib
02 Teknik Pembuatan Akta II WNK2402 4 Wajib
03 KS Hukum Kenotariatan WNK2403 4 Wajib
04 Hukum Investasi dan Pasar Modal WNI2206 2 Wajib
05 Hukum Perbankan dan Jaminan WNI2207 2 Wajib
06 Hukum Bisnis Kepariwisataan WNI2208 2 Wajib
07 Hukum Pajak PNI2201 2 Pilihan*
08 HAKI PNI2202 2 Pilihan*
09 ADR (Alternative Dispute Resolution) PNI2203 2 Pilihan*
10 Pembuatan Kontrak Internasional PNI2204 2 Pilihan*
11 Peraturan Lelang PNI2205 2 Pilihan*
12 Hukum Asuransi PNI2206 2 Pilihan*
Aspek Pidana dalam Bidang
13 PNI2207 2 Pilihan*
Kenotariatan
14 Aspek Hukum Cyber Notary PNI2208 2 Pilihan*
JUMLAH SKS 20
*Mata Kuliah Pilihan diambil 4 sks dari 16 sks yang ditawarkan

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~83


Semester III
NO MATA KULIAH KODE MK SKS STATUS
01 Pra Magang WNM3401 2 Wajib
02 Tugas Akhir/Tesis WNK3404 6 Wajib
JUMLAH SKS 8

PROGRAM PENYETARAAN

NO MATA KULIAH KODE MK SKS STATUS


01 Teori dan Penalaran Hukum WNP1201 2 Wajib
02 Filsafat Ilmu WNP1202 2 Wajib
03 Politik Hukum Pertanahan WNP1203 2 Wajib
04 Hukum Waris WNI2205 2 Wajib
05 Hukum Keluarga dan Harta Perkawinan WNI1203 2 Wajib
Metode Penelitian dan Penulisan Artikel Wajib
06 WNI1204 2
Hukum
07 Hukum Bisnis Kepariwiataan WNI2208 2 Wajib
Wajib
08 Tugas Akhir/Tesis WNK3404 6
JUMLAH SKS 20

K E T E R A N G A N:

Unsur-Unsur Kode Mata Kuliah:


Digit 1: Status Mata Kuliah (W = MK Wajib dan P = MK Pilihan )
Digit 2: Kode Kekhususan Kenotariatan (N)
Digit 3: Elemen Kompetensi Mata Kuliah:
P = Pengembangan Kepribadian
I = Penguasaan Ilmu Dan Ketrampilan
K = Keahlian Berkarya
S = Sikap Dan Prilaku
M = Berkehidupan Dan Bermasyarakat
Digit 4: Semester: (1 4)
Digit 5: Besaran SKS
Digit 6: Nomor Kelompok Dalam Elemen Kompetensi (2 angka tapi
dibaca 1 angka)

Ditetapkan : di Denpasar
Pada tanggal : 9 Pebruari 2013.
Program Magister Kenotariatan Univ. Udayana,
Ketua,

Prof. Dr. I Made Arya Utama,S.H.,M.H.


NIP. 19650221 199003 1 005

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~84


Lampiran 2 : Surat Permohonan Usulan (Outline) Tesis

Nomor :
Lampiran : 1 (satu) gabung
Hal : Pengajuan Usulan (Outline) Tesis

Kepada
Yth. Ibu Direktur Program Pascasarjana
c.q. Ketua Program Magister Kenotariatan
Universitas Udayana
di-
Denpasar

Yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Program Magister


Kenotariatan Universitas Udayana:
Nama :
NIM :
Semester :
Alamat :

dengan ini mengajukan usulan (out line) Tesis dengan judul:


................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan dokumen
bukti pembayaran SPP semester terkait untuk bukti sebagai
mahasiswa aktif pada saat permohonan ini diajukan.
Demikian permohonan ini diajukan untuk dapat disetujuan judul
proposal bersangkutan beserta penetapan Dosen Pembimbingnya.
Akahirnya, atas perhatian dan kebijaksanaannya, saya ucapkan terima
kasih.

Denpasar,.............................
Hormat saya,

(............................................)

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~85


Lampiran 3 : Surat Permohonan Ujian Proposal Tesis

Nomor :
Lampiran : 1 (satu) gabung
Hal : Permohonan Ujian Proposal Tesis

Kepada
Yth. Ibu Direktur Program Pascasarjana
c.q. Ketua Program Magister Kenotariatan
Universitas Udayana
di-
Denpasar

Yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Program Magister


Kenotariatan Universitas Udayana:
Nama :
NIM :
Semester :
Alamat :

dengan ini mengajukan permohonan ujian proposal Tesis saya dengan


judul:
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan dokumen
sebagai berikut :
a. bukti pembayaran SPP 2 (dua) semester terkait untuk bukti sebagai
mahasiswa aktif pada saat permohonan ini diajukan;
b. proposal tesis dalam rangkap 6 (enam) yang telah disetujui
pembimbing dan Ketua Program M.Kn. Unud;
c. sertifikat lulus Matrikulasi (Program Pengayaan Materi).
Demikian permohonan ini diajukan untuk dapat disetujuan judul
proposal bersangkutan beserta penetapan Dosen Pembimbingnya.
Akahirnya, atas perhatian dan kebijaksanaannya, saya ucapkan terima
kasih.
Denpasar,.............................
Hormat saya,

(............................................)

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~86


Lampiran 4 : Surat Permohonan Ujian Tesis

Nomor :
Lampiran : 1 (satu) gabung
Hal : Permohonan Ujian Tesis

Kepada
Yth. Ibu Direktur Program Pascasarjana
c.q. Ketua Program Magister Kenotariatan
Universitas Udayana
di-
Denpasar
Yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Program Magister
Kenotariatan Universitas Udayana:
Nama :
NIM :
Semester :
Alamat :
dengan ini mengajukan permohonan ujian Tesis saya dengan judul:
................................................................................................................
................................................................................................................
................................................................................................................
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan dokumen
sebagai berikut :
a. bukti pembayaran SPP 2 (dua) semester terkait untuk bukti sebagai
mahasiswa aktif pada saat permohonan ini diajukan;
b. naskah tesis dalam rangkap 6 (enam) yang telah disetujui
pembimbing dan Ketua Program M.Kn. Unud dilengkapi soft copy
dalam disket 1 (satu) buah;
c. sertifikat lulus Matrikulasi, lulus TOEFL (500), TPA (500);
d. naskah artikel tesis maksimal 20 halaman dilengkapi soft copy
dalam disket 1 (satu) buah;
Demikian permohonan ini diajukan untuk dapat diproses penetapan
jadwal ujian beserta panitia ujian tesis bersangkutan. Akhirnya, atas
perhatian dan bantuannya, saya ucapkan terima kasih.
Denpasar,.............................
Hormat saya,

(............................................)

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~87


Lampiran 5 : Halaman Sampul Depan dan Sampul Dalam Usulan
Penelitian

USULAN PENELITIAN
(Huruf Times New Roman 14)

KEDUDUKAN PPAT/NOTARIS DALAM


PERLINDUNGAN HAK-HAK MASYARAKAT
ADAT DI BIDANG PERTANAHAN
(Huruf Times New Roman 16)

Logo : Warna Disesuaikan


Ukuran : 4 x 4 cm

I GEDE SURYAWAN
NIM. 0403005041
(Huruf Times New Roman 12)

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
(Huruf Times New Roman 14)

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~88


Lampiran 6 : Halaman Sampul Depan dan Sampul Dalam Tesis

TESIS
(Huruf Times New Roman 14)

KEDUDUKAN PPAT/NOTARIS DALAM


PERLINDUNGAN HAK-HAK MASYARAKAT
ADAT DI BIDANG PERTANAHAN
(Huruf Times New Roman 16)

Logo : Warna Kuning Emas


Ukuran : 4 x 4 cm

I GEDE SURYAWAN
NIM. 0403005041
(Huruf Times New Roman 12)

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
(Huruf Times New Roman 14)
Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~89
Lampiran 7 : Halaman Prasyarat Gelar Magister Kenotariatan

KEDUDUKAN PPAT/NOTARIS DALAM


PERLINDUNGAN HAK-HAK MASYARAKAT
ADAT DI BIDANG PERTANAHAN
(Huruf Times New Roman 16)

Tesis ini dibuat untuk memperoleh Gelar Magister Kenotariatan


pada Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana
(Huruf Times New Roman 12)

I GEDE SURYAWAN
NIM. 0403005041
(Huruf Times New Roman 12)

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
(Huruf Times New Roman 14)

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~90


Lampiran 8 : Halaman Persetujuan Pembimbing Proposal Tesis

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROPOSAL TESIS INI TELAH DISETUJUI


PADA TANGGAL .

Pembimbing I, Pembimbing II,

_
NIP NIP

Mengetahui :
Program Magister Kenotariatan
Program Pascasarjana Universitas Udayana
Ketua,

Dr. Desak Putu Dewi Kasih, SH.,M.Hum


NIP 19640402 198911 2 001

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~91


Lampiran 9 : Halaman Persetujuan Pembimbing Naskah Tesis

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

NASKAH TESIS INI TELAH DISETUJUI


PADA TANGGAL .

Pembimbing I, Pembimbing II,

_
NIP NIP

Mengetahui :
Program Magister Kenotariatan
Program Pascasarjana Universitas Udayana
Ketua,

Dr. Desak Putu Dewi Kasih, SH.,M.Hum


NIP 19640402 198911 2 001

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~92


Lampiran 10 : Halaman Persetujuan Pembimbing Tesis

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

TESIS INI TELAH DISETUJUI


PADA TANGGAL .

Pembimbing I, Pembimbing II,

_
NIP NIP

Mengetahui :

Direktur Program Pasca Sarjana Program Studi Magister Kenotariatan


Universitas Udayana Universitas Udayana
Ketua,

Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp. S(K) Dr. Desak Putu Dewi Kasih, SH.,M.Hum
NIP. 19590215 198510 2 001 NIP. 19640402 198911 2 001

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~93


Lampiran 11 : Halaman Penetapan Panitia Penguji Tesis (setelah diuji)

TESIS INI TELAH DIUJI


PADA TANGGAL : .

Panitia Penguji Tesis


Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Program Pascsarjana
Universitas Udayana
Nomor:. Tanggal

Ketua : ..
Sekretaris : ...
Anggota : 1..
2..
3..

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~94


Lampiran 12 : Contoh Surat Pernyataan Keaslian

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN


(Times New Roman 14)

Dengan ini penulis menyatakan bahwa Karya Ilmiah/


Penulisan Hukum/Tesis ini merupakan hasil karya asli penulis, tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun, dan sepanjang
pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh penulis lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila Karya Ilmiah/Penulisan Hukum/Tesis ini terbukti
merupakan duplikasi ataupun plagiasi dari hasil karya penulis lain
dan/atau dengan sengaja mengajukan karya atau pendapat yang
merupakan hasil karya penulis lain, maka penulis bersedia menerima
sanksi akademik dan/ atau sanksi hukum yang berlaku.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat sebagai
pertanggungjawaban ilmiah tanpa ada paksaan maupun tekanan dari
pihak manapun juga.

(Times New Roman 12/1,5 Spasi)

Denpasar,................
Yang menyatakan,

Meterai 6.000
Tanda Tangan

( Nama Terang )
NIM

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~95


Lampiran 13 : Daftar Nama Dosen dan Pegawai Program Magister
Kenotariatan Universitas Udayana

NAMA-NAMA DOSEN TETAP PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN


UNIVERSITAS UDAYANA
Jabatan Pendidikan S1, Bidang Keahlian
Tgl. Gelar
No. Nama Dosen NIDN** Akade S2, S3 dan untuk Setiap Jenjang
Lahir Akade mik
mik Asal PT Pendidikan
19440929 S1-FH. Unud S1: HTN
Prof. Dr. I Dw. Gd. 11 Juni Guru
1 197302 1 Doktor S2-Unair S2: Ilmu Hukum
Atmadja, SH.,MS. 1944 Besar
001 S3-Unair S3: Ilmu Hukum.
19440929 S1-FH. Unud S1: Hukum Adat
Prof. Dr. I Nym. 19 Sep Guru
2 197302 1 Doktor S2-Unair S2: Ilmu Hukum
Sirtha, SH., MS. 1944 Besar
001 S3-Unair S3: Ilmu Sosial
19471117 S1-FH. Unud S1: Ilmu Hukum
Prof. Dr. T.I.P. 17 Nop Guru
3 197503 2 Doktor S2-IPB.Bogor S2: Sosiologi
Astiti, SH.,MS. 1947 Besar
001 S3-IPB.Bogor S3: Sosped
Prof. Dr. I Gusti 19441221 S1-FH. Unud S1: Hukum Adat
21 Des Guru
4 Ayu Agung Ariani, 197503 2 Doktor S2-IPB. Bogor S2: Sosped
1944 Besar
SH., MS. 001 S3-Undip S3: Ilmu Hukum
Prof. Dr. I Made 19461231 S1-FH. Unud S1: HTN
31 Des Guru
5 Pasek Diantha, SH., 197503 1 Doktor S2-Unair S2: Ilmu Hukum
1946 Besar
MS 007 S3-Unair S3: Ilmu Hukum
19551128 S1-FH. Unud S1: H T N
Prof. Dr. Ibrahim R. 28 Nop Guru
6 198303 1 Doktor S2-Unpad S2: H A N
SH, MH 1955 Besar
003 S3-Unpad S3: Ilmu Hukum
19461231 S1-FH. Unud S1: Hk. Pidana
Prof. Dr. I Ketut 31 Des Guru
7 197602 1 Doktor S2-Undip S2: Sistem Per. Pidana
Mertha, SH.MH. 1946 Besar
001 S3-Undip S3: Ilmu Hukum
Prof. Dr. Drs. 19551126 S1-FH. Unud S1: HTN
26 Nop Guru
8 Yohanes Usfunan, 198511 1 Doktor S2-Unair S2: Ilmu Hukum
1955 Besar
SH.,M.Hum. 001 S3-Unair S3: Ilmu Hukum
19530401 01 S1-FH. Unud S1: H T N
Prof. Dr. I Gst. Ngr. Guru
9 198003 1 Aprl Doktor S2-Unair S2: Ilmu Hukum
Wairocana,SH.,MH Besar
004 1953 S3-Unair S3: Ilmu Hukum
Prof. Dr. I Made 19650221 S1-FH. Unud S1: Hk. Administrasi
21 Peb Guru
10 Arya Utama, 199003 1 Doktor S2-Unpad S2: H A N
1965 Besar
SH.M.Hum. 005 S3-Unpad S3: Ilmu Hukum
119560425 25 S1-FH. Unud S1: H T N
Prof. Dr. I Made Guru
11 198503 1 Aprl Doktor S2-Unair S2: Ilmu Hukum
Subawa, SH.MS. Besar
003 1956 S3-Unair S3: Ilmu Hukum
S1-FH. UGM S1: Hk.Keperdataan
Prof. R A. Retno 19441126
26 Nop Guru S2-UGM S2: Hk. Dagang
12 Murni, SH.,MH. 198003 2 Doktor
1945 Besar S3-Humanities S3: Bisnis
PhD. 001
And Social UK
19591231 S1-FH. Unud S1: Hk.Tata Negara
Prof. Dr. I Wyn. 31 Des Guru
13 198602 1 Doktor S2-Unair S2: Ilmu Hukum
Parsa, SH.M.Hum. 1959 Besar
001 S3-Unair S3: Ilmu Hukum
Prof. Dr. Putu 19 S1:FH. Unud S1: Hk. Perdata
19560419 Guru
14 Sudarma Sumadi, April Doktor S2:UGM S2: Hk. Dagang
198303 003 Besar
SH.,SU 1956 S3:Unair S3: Ilmu Hukum
19551127 S1:FH. Unud S1: Hk. Pidana
Prof.Dr. I Wayan 27 Nop Guru
15 198610 1 Doktor S2:Unud S2: Kajian Budaya
Windia,SH.,M.Si. 1955 Besar
001 S3:Unud S3: Kajian Budaya
19530914 S1-FH. Unud S1: Hukum Pidana
Prof. Dr. I Ketut Rai 14 Sep Guru
16 197903 1 Doktor S2-Unair S2: Ilmu Hukum
Setiabudhi, SH.,MS. 1953 Besar
002 S3 Unibraw S3: Ilmu Hukum

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~96


Jabatan Pendidikan S1, Bidang Keahlian
Tgl. Gelar
No. Nama Dosen NIDN** Akade S2, S3 dan untuk Setiap Jenjang
Lahir Akade mik
mik Asal PT Pendidikan
Prof. Dr. I Bgs. 19620731 S1- Unud S1: Hk Internasional
31 Jul Lektor
17 Wyasa Putra, 198803 1 Doktor S2 Unpad S2: Hk Internasional
1962 Kepala
SH.,MHum 003 S3 - Unibraw S3: Ilmu Hukum
19560807 07 S1 FH Unud S1: Hk Adat
Dr. Ni Nyoman Lektor
18 198303 2 Agst Doktor S2 Unud S2: Hk dan Masyarkt
Sukerti, SH.,MH Kepala
001 1956 S3 - Undip S3: Ilmu Hukum
19590923 S1 FH Unud S1: H A N
Dr. I Nyoman 23 Sept Lektor
19 198601 1 Doktor S2 Unair S2: Ilmu Hukum
Suyatna, SH.,MH 1959 Kepala
001 S3 - Unibraw S3: Ilmu Hukum
19601003 S1-FH. Unud S1: Ilmu Hukum
Dr. I Ketut 03 Okt Lektor
20 198503 1 Doktor S2-Unud S2: Magister Hukum
Sudantra, SH.,MH 1960 Kepala
003 S3-Unibraw S3: Ilmu Hukum
19610720 S1-FH. Unud S1: Hk. Tata Negara
Dr. I Gede Yusa, 20 Jul Lektor
21 198609 1 Doktor S2-Unud S2: Hk. Pemerintahan
SH.,MH 1961 Kepala
001 S3-Unibraw S3: Ilmu Hukum
S1: Ilmu Hukum
Dr. I Ketut 19530508 S1-FH. Unud
08 Mei Lektor S2: Magister
22 Wirawan, 198003 1 Doktor S2-Undip
1953 Kepala Humaniora
SH.,M.Hum 001 S3-Unibraw
S3: Ilmu Hukum
19550925 S1 FH Unud S1: Hk. Perdata
Dr. I Made 25 Sept Lektor S2 Unud S2: Hk. Bisnis
23 198610 1 Doktor
Udiana,SH.,MH 1955 Kepala S3 - Unair S3: Ilmu Hukum
001
19560902 S1 FH Unud S1: HTN
Dr. Ni Kt. Sri Utari, 02 Sept Lektor S2 Unud S2: HAN
24 198503 2 Doktor
SH.,MH 1956 Kepala S3 - Unair S3: Ilmu Hukum
001
19571212 S1-Unibraw S1: Hk.Pidana
Dr. I Dewa Made 12 Des Lektor S2-Unud S2: Sistem Per. Pidana
25 198601 1 Doktor
Suartha, SH.,MH. 1957 Kepala S3- UNS Solo S3: Ilmu Hukum
001
19580127 S1-FH. Unud S1: Hk. Pidana
Dr. I Gede Artha, 27 Jan Lektor
26 198503 1 Doktor S2-Unud S2: Sistem Per. Pidana
SH.,MH 1958 Kepala
002 S3 - Unibraw S3: Ilmu Hukum
Dr. Gede
19581115 S1-FH. Unud S1: Hk.Tata Negara
Marhaendra Wija 15 Nop Lektor
27 198602 1 Doktor S2-Unpad S2: Hk.Ketatanegaraan
Atmaja, 1958 Kepala
001 S3-Unibraw S3: Ilmu Hukum
SH.,M.Hum
19590325 25 S1 FH Unud S1: Hukum Pidana
Dr. Gde Made Lektor S2 Unud S2: Sstem Per. Pidana
28 198403 1 Mart Doktor
Swardana, SH.,MH Kepala S3 - Undip S3: Ilmu Hukum.
002 1959
S1- FH Unud S1: Hk. Perdata
Dr. Ni Kt. Supasti 19611101
1 Nop Lektor S2 Undip S2: Hk. Ekonomi
29 Dharmawan,SH.,M 198601 2 Doktor
1961 Kepala S2 Mastricht S2: Global Law
Hum.,LLM 001
S3 Undip S3: Ilmu Hukum
S1-FH Unud S1: Hk Perdata
Dr. I Made Sarjana, 1961123119 31 Des Lektor S2-Unair S2:Ilmu Hukum
30 Doktor
SH.,MH 860 1 001 1961 Kepala S3 Unair S3 Ilmu Hukum
Dr. I Wayan 19550306 S1-Unud S1: Hk. Perdata
6 Mret Lektor S2-Unair S2: Ilmu Hukum
31 Wiryawan, 198403 1 Doktor
1955 Kepala S3-Unair S3: Ilmu Hukum
SH.,MH. 003
19570709 S1-FH. Unud S1: Hk. Pidana
Dr. I G K Ariawan, 9 Juli S2-UI S2: Ilmu Hukum
32 108610 1 Lektor Doktor
SH.MH 1957 S3-Unair S3: Ilmu Hukum
001
19580917 S1 FH Unud S1: Hk. Perdata
Dr. I Ketut Westra, 17 Sept Lektor S2 Unpad S2: Hk. Bisnis
33 198601 1 Doktor
SH., MHum 1958 Kepala S3 - Unibraw S3: Ilmu Hukum.
002

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~97


Jabatan Pendidikan S1, Bidang Keahlian
Tgl. Gelar
No. Nama Dosen NIDN** Akade S2, S3 dan untuk Setiap Jenjang
Lahir Akade mik
mik Asal PT Pendidikan
19640402 S1-FH Unud S1: Hk.Perdata
Dr. Desak Pt. Dewi 2 Aprl Lektor S2-Unair S2: Hk. Ekonomi
34 198911 2 Doktor
Kasih,SH.MHum 1964 Kepala S3 Unibraw S3 Ilmu Hukum
001
19640915 S1-Unud S1: H A N
Dr. P G A Sumerta 15 Sep Lektor S2-Unpad S2: HAN
35 199003 1 Doktor
Yasa, SH.MH. 1964 Kepala S3- Unibraw S3: Ilmu Hukum
004
19660331 31 S1 FH Unram S1: Hk. Pidana
Dr. IGA. Putri Lektor S2 Unair S2: Ilmu Hukum
36 199303 2 Mart Doktor
Kartika, SH.,MH Kepala S3 Unair S3: Ilmu Hukum.
003 1966
Dr.Putu Tuni 19580321 S1-Undip S1: Hk. Internasional
21 Mrt S2-Undip S2: Ilmu Hukum
37 Cakabawa, 198602 1 Lektor Doktor
1958 S3-Undip S3: Ilmu Hukum
SH.M.Hum 001
19611224 S1-Unud S1: Hk. Internasional
Dr. I Dewa Gd. 24 Des S2-Unpad S2: Hk. Internasional
38 198803 1 Lektor Doktor
Palguna,SH.M.Hum 1961 S3 UI S3: Ilmu Hukum
001
19521231 S1 FH Unud S1: Hukum Perdata
Dr. I Ketut 31 Des Lektor S2 Unair S2: Ilmu Hukum
39 198003 1 Doktor
Tjukup,SH.,MH 1952 Kepala S3 - Unud S3: Ilmu Hukum
020
Dr. Ida Bagus Surya 19620605 S1-FH Unibraw S1: Ilmu Hukum
05 Jun Asisten S2-UI S2: Magister Hukum
40 Darmajaya, 198803 1 Doktor
1962 Ahli S3-Unibraw S3: Ilmu Hukum
SH.,MH 020
Dr. I Wy. Novy 19801028 S1-FH Unud S1: Hukum Perdata
28 Okt Asisten
41 Purwanto, 200801 1 Doktor S2-UGM S2: Kenotariatan
1980 Ahli
SH., M.Kn 010 S3 Unibraw S3 Ilmu Hukum
S1-Atmajaya S1: Ilmu Hukum
Dr. Md Gd Subha 19830725
25 Juli Assiten Yoya S2: Kenotariatan
42 Karma Resen, 200801 1 Doktor
1983 ahli S2-UGM S3: Ilmu Hukum
SH., M.Kn. 007
S3- UGM

NAMA-NAMA DOSEN TIDAK TETAP PRODI


MKN UNUD

No. Nama Pendidikan Unit Kerja


Dr. I.B. Agung Putra Doktor Ilmu Notaris/IPPAT di
1. Santika,SH.M.Kn. Hukum Kab. Badung
Doktor Ilmu Praktisi Pajak di
2. Dr. Putu Bagiaartha,SH.MH
Hukum Prov. Bali
Dr. I Gusti Putu Anom Kerti, Doktor Ilmu Notaris/IPPAT di
3. SH., MKn Hukum Kab. Badung
Dr. I Nyoman Sukandia, Doktor Ilmu
4. SH.,MH Hukum
Advokat

Doktor Ilmu Notaris/PPAT di


5 Dr. Kt. Wirata, SH.,MKn
Hukum Kab. Badung.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~98


Dr. I.Bgs. Gde Subawa, Doktor Ilmu
6 SH.,MKn. HUkum
Praktisi.

Magister Notaris/IPPAT di
7 I Made Puryatma,SH.MKn
Kenotariatan Kota Denpasar
Magister Notaris/PPAT di
8 I Made Widiada, SH.,MKn
Kenotariatan Kota Denpasar.

Magister Notaris/IPPAT
9 J.S.Wibisoso,SH.MKn
Kenotariatan di Kota Denpasar

Magister Ilmu Notaris/IPPAT di


10 Made Pria Dharsana,SH.MH.
Hukum Kab. Badung

Notaris/IPPAT di
11 B.F. Harry Prastawa, SH Sarjana Hukum
Kab. Badung

Magister Notaris/IPPAT di
12 I Nyoman Sumardika,SH.M.Kn
Kenotariatan Kab. Tabanan

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~99


DAFTAR NAMA PEGAWAI PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN
UNIVERSITAS UDAYANA

No. Nama Jabatan


1. I Gusti Bagus Mardi Sukmawan, Amd.Kom Staff IT
2. Wiwik Priswiyanti, A.Md. Staff Keuangan
3. Luh Komang Srihappy W, SH. Staff Keuangan
4. I Putu Artha Kesumajaya Staff Administrasi
5. I Made Suparsa Staff Umum
6. I Ketut Wirasa Staff Umum
7. I Gde Chandra Astawa Widhiasa Staff Perpustakaan & Lab.

Buku Pedoman Prodi Magister Kenotariatan Unud 2015 ~100

Anda mungkin juga menyukai