2 Programa Linear Metode Grafik
2 Programa Linear Metode Grafik
PROGRAMA LINEAR
METODE GRAFIK
PROGRAM LINIER
• Secara Umum :
Program linier merupakan salah satu teknik penyelesaian
riset operasi dalam hal ini adalah khusus menyelesaikan
masalah-masalah optimasi (memaksimalkan atau
meminimumkan) tetapi hanya terbatas pada masalah-
masalah yang dapat diubah menjadi fungsi linier. Demikian
pula kendala-kendala yang ada juga berbentuk linier.
• Secara khusus :
Persoalan program linier adalah suatu persoalan untuk
menentukan besarnya masing-masing nilai variabel
sedemikian rupa sehingga nilai fungsi tujuan atau objektif
(objective function) yang linier menjadi optimum (max atau
min) dengan memperhatikan kendala yang ada. Kendala ini
harus dinyatakan dengan ketidaksamaan yang linier (linear
inequalities).
PROGRAM LINIER
Program linier (Linier Programming)
• Merupakan metode matematik dalam mengalokasikan
sumber daya yang langka untuk mencapai tujuan tunggal
seperti memaksimumkan keuntungan atau
meminimumkan biaya.
• Banyak diterapkan dalam membantu menyelesaikan
masalah ekonomi, industri, militer, sosial, dll.
• Dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang
terdiri atas sebuah fungsi tujuan linier & sistem kendala
linier.
Syarat persoalan disebut program linier
1. Tujuan (objective)
Adalah permasalahan yang dihadapi yang ingin dipecahkan
dan dicari jalan keluarnya.
Tujuan ini harus jelas dan tegas. Fungsi tujuan tersebut dapat
berupa dampak positif (manfaat-manfaat), dampak negatif
(kerugian-kerugian, resiko-resiko), biaya-biaya, jarak, ataupun
waktu yang ingin diminimumkan.
2. Alternatif perbandingan.
Harus ada sesuatu atau alternatif yang ingin
diperbandingkan, misalnya antara kombinasi waktu tercepat
dan biaya tertinggi dengan waktu terlambat dan biaya
terendah, atau alternatif padat modal dengan padat karya,
proyeksi permintaan tinggi dengan rendah, dan seterusnya.
Lanjutan…
3. Sumber Daya
Sumber daya yang dianalisis harus berada dalam keadaan
terbatas. Misalnya keterbatasan tenaga, bahan mentah
terbatas, modal terbatas, ruangan untuk menyimpan barang
terbatas, dan lain-lain. Pembatasan harus dalam
ketidaksamaan linier (linier inequality). Keterbatasan dalam
sumber daya tersebut dinamakan sebagai fungsi kendala
atau syarat ikatan.
4. Perumusan Kuantitatif.
Fungsi tujuan dan kendala tersebut harus dapat dirumuskan
secara kuantitatif dalam model matematika.
5. Keterikatan Perubah.
Perubah-perubah yang membentuk fungsi tujuan dan fungsi
kendala tersebut harus memiliki hubungan keterikatan
hubungan keterikatan atau hubungan fungsional.
BENTUK STANDAR
Bentuk standar dari program linier adalah sbb:
max c1x1 + c2x2 + ……. + cnxn
sl a11x1 + a12x2 + ……. + a1nxn ≤ b1
a21x1 + a22x2 + ……. + a2nxn ≤ b2
:
:
:
am1x1 + am2x2 + …….+ amnxn ≤ bm
x1, x2, ……………, Xn ≥ 0
PEMROGRAMAN LINEAR : ANALISIS GEOMETRI
SISTEM DAN BIDANG KERJA
Bidang yang dibagi menjadi empat oleh sumbu tegak (absis) dan
sumbu datar (ordinat). Bidang tersebut dikenal sebagai kuadran.
Menggambar Pertidaksamaan dan
Persamaan
Menggambar Pertidaksamaan dan Persamaan
Daerah yang memenuhi kendala (DMK)
PENYELESAIAN PROGRAM LINIER
Metode Grafik
Pada umumnya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
• Merumuskan masalah asli menjadi model matematika yang
sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan dalam model
Program Linier, yaitu mempunyai fungsi tujuan, fungsi
kendala, syarat ikatan non-negatif.
• Kendala-kendala yang ada digambar hingga dapat
diperoleh daerah penyelesaian (Daerah yang Memenuhi
Kendala(DMK)/Wilayah Kelayakan)/ Daerah Fisibel yang
titik-titik sudutnya diketahui dengan jelas.
• Nilai fungsi sasaran (fungsi tujuan) dihitung di setiap titik
sudut daerah penyelasaian (DMK).
Lanjutan…
• Dipilih nilai yang sesuai dengan fungsi tujuan (kalau
memaksimumkan berarti yang nilainya terbesar dan
sebaliknya).
• Jawaban soal asli sudah diperoleh.
Catatan :
Metode Grafik hanya dapat digunakan dalam pemecahan
masalah program linier yang ber “dimensi” : 2 x n atau m x
2, karena keterbatasan kemampuan suatu grafik dalam
“menyampaikan” sesuatu (sebenarnya grafik 3 dimensi
dapat digambarkan, tetapi sangat tidak praktis).
CONTOH METODE GRAFIK
Proses Meja Kursi Kapasitasnya
Assembling 20 45 10.750
Finishing 30 25 9.750
x1 0 537,5
x2 238,9 0
x1 0 325
x2 390 0
x2
390;0
0,238;9
200;150
325;0 537,5;0 x1
• Titik Potong kedua fungsi pembatas:
20x1 + 45x2 = 10750 60x1 + 135x2 = 32250
30x1 + 25x2 = 9750 60x1 + 50x2 = 19500
0 85x2 = 12750
x2 = 150
20x1 + 6750 = 10750
20x1 4000
x1 200
• Nilai Maksimum
x1 x2 250x1 200x2 z
0,00 0,00 0,00 0,00 0
0,00 238,90 0,00 47.780,00 47.780
325,00 0,00 81.250,00 0,00 81.250
200,00 150,00 50.000,00 30.000,00 80.000
CONTOH :
Pabrik kayu menghasilkan dua produk ; pintu dan jendela
dengan proses sebagai berikut :
Pintu kasar
I
II
Jendela kasar
Lanjutan…
Tiap mesin di unit I dapat menghasilkan 1 pintu tiap 3 jam
Tiap mesin di unit II dpt menghasilkan 1 jendela tiap 2 jam
Tiap mesin di unit III dpt menghasilkan 1 pintu tiap 2 jam
1 jendela tiap 1 jam
Terdapat 4 mesin di unit I
Terdapat 3 mesin di unit II
Terdapat 3 mesin di unit III
z 20 x1 15 x2
3 x1 4 9
2 x2 3 9
2 x1 x2 3 9
FORMULASI PROGRAM LINIER :
Max z 20 x1 15 x2
s.l
3 x1 36
2 x2 27
2 x1 x2 27
x1 , x2 0
Contoh :
“PT. Rakyat Bersatu” menghasilkan 2 macam produk. Baik
produk I maupun produk II setiap unit laku Rp. 3000,-. Kedua
produk tersebut dalam proses pembuatannya perlu 3 mesin.
Produk I perlu 2 jam mesin A, 2 jam mesin B, dan 4 jam
mesin C. Produk II perlu 1 jam mesin A, 3 jam mesin B, dan 3
jam mesin C. Tersedia 3 mesin A yang mampu beroperasi 10
jam per mesin per hari, tersedia 6 mesin B yang mampu
beroperasi 10 jam per mesin per hari, dan tersedia 9 mesin C
yang mampu beroperasi 8 jam per mesin per hari. Berikan
saran kepada pimpinan “PT. Rakyat Bersatu” sehingga dapat
diperoleh hasil penjualan yang maksimum ! Dan berapa unit
produk I dan produk II harus diproduksi ?
Penyelesian :
Merumuskan permasalahan Program Linier ke dalam
model Matematika :
Misalkan :
produk I akan diproduksi sejumlah X1 unit dan
produk II akan diproduksi sejumlah X2 unit
Maka Fungsi tujuannya adalah :
Max Z = 3000 X1 + 3000 X2
Lanjutan…
Keterangan :
Lama operasi adalah dalam jam/hari/mesin.
Total waktu operasi adalah sama dengan jumlah mesin x
lama operasi (dalam jam/hari/tipe mesin).
St 2X1 + X2 ≤ 30 ...........i)
2X1 + 3X2 ≤ 60 ..........ii)
4X1 + 3X2 ≤ 72 .........iii)
X1 ≥ 0; X2 ≥ 0
Lanjutan…
Menggambar fungsi-fungsi kendala sehingga diperoleh
daerah penyelesaian (Daerah yang Memenuhi Kendala/
Wilayah kelayakan). Titik potong-titik potong dari
ketidaksamaan fungsi kendalanya adalah :
Untuk persamaan 2X1 + X2 = 30 ….. (i), titik potong dengan
sumbu- X1 jika X2 = 0 : 2X1 + 0 = 30 diperoleh X1 = 15 maka titik
potong dengan sumbu-X1 adalah (15,0).
Sedangkan titik potong dengan sumbu-X2 jika X1 = 0 : 0 + X2 = 30
diperoleh X2 = 30 maka titik potong dengan sumbu-X2 adalah
(0,30).
Untuk persamaan 2X1 + 3X2 = 60 ....(ii), titik potong dengan sb-X1
jika X2 = 0 : 2X1 + 0 = 60 diperoleh X1 = 30 maka titik potong
dengan sumbu-X1 adalah (30,0).
Sedangkan titik potong dengan sumbu-X2 jika X1 = 0 : 0 + 3X2 =
60 diperoleh X2 = 20 maka titik potong dengan sumbu-X2 adalah
(0,20).
Lanjutan…
Untuk persamaaan 4X1 + 3X2 = 72 ....(iii), titik potong dengan
sumbu-X1 jika X2 = 0 : 4X1 + 0 = 72 diperoleh X1 = 18 maka titik
potong dengan sumbu-X1 adalah (18,0).
Sedangkan titik potong dengan sumbu-X2 jika X1 = 0 :
0 + 3X2 = 72 diperoleh X2 = 24 maka titik potong dengan sb-X2
adalah (0,24).
Lanjutan…
Sehingga jika digambarkan pada Koordinat Cartesius
adalah :
Lanjutan…
Daerah Fisibel (Wilayah Kelayakan / Daerah yang Memenuhi
Kendala (DMK)) adalah daerah yang merupakan irisan
dari daerah yang memenuhi kendala :
1). 2X1 + X2 ≤ 30,
2). 2X1 + 3X2 ≤ 60 ,
3). 4X1 + 3X2 ≤ 72,
4). X1 ≥ 0;
5). X2 ≥ 0
Jadi daerah yang memenuhi ke-5 daerah tersebut terletak di
dalam daerah yang dibatasi oleh titik-titik O(0,0), A(15,0),
D(0,20), titik B yaitu titik potong antara garis 2X1 + X2 = 30
dan garis 4X1 + 3X2 = 72 , dan titik C adalah titik potong
antara garis 2X1 + 3X2 = 60 dan garis 4X1 + 3X2 = 72
Lanjutan…
Adapun cara menghitung titik B dan C tersebut dengan
menggunakan metode Eliminasi dan Substitusi sbb:
Titik B perpotongan antara garis 2X1 + X2 = 30 dan garis 4X1 + 3X2 =
72, dengan mengeliminasi X1, dapat dihitung :
4X1 + 2X2 = 60 ........i)
4X1 + 3X2 = 72 ….....iii)
__________________ -
- X2 = - 12 X2 = 12
X1 = 9 maka titik B adalah (9,12)
Titik C perpotongan antara garis 2X1 + 3X2 = 60 dan garis 4X1 + 3X2 =
72, dengan mengeliminasi X2, dapat dihitung :
2X1 + 3X2 = 60 ............i)
4X1 + 3X2 = 72 ............iii)
____________________ -
- 2X1 = - 12 X1 = 6
X2 = 16 maka titik C adalah (6,16)
Lanjutan…
Daerah penyelesaian (Daerah yang Memenuhi
Kendala/Wilayah Kelayakan) adalah daerah OABCD yang
titik-titik sudutnya adalah : O(0,0), A(15,0), B(9,12),
C(6,16), dan D(0,20).
Penyelesaian dari soal diatas adalah menghitung nilai fungsi
sasaran (Z = 3000 X1 + 3000 X2) di setiap titik sudut-titik
sudut Daerah yang Memenuhi Kendala, sehingga:
Titik O (0,0) Z (0,0) = 3000.(0) + 3000.(0) = 0,
Titik A (15,0) Z (15,0) = 3000.(15) + 3000.(0) = 45.000
Titik B (9,12) Z (9,12) = 3000.(9) + 3000.(12) = 63.000
Titik C (6,16) Z(6,16) = 3000.(6) + 3000.(16) = 66.000
Titik D (0,20) Z(0,20) = 3000.(0) + 3000.(20) = 60.000
Lanjutan…
Fungsi Tujuan adalah mencari nilai maksimumnya sehingga
nilai yang sesuai adalah :
Terletak pada titik C(6,16)
Dengan nilai fungsi tujuannya Rp. 66.000,00
Merek I1 I2 Kapasitas
Mesin (X1) (X2) Maksimum
1 2 0 8
2 0 3 15
3 6 5 30
Sumbangan laba 3 5
Bentuk Matematis
• Maksimumkan Z = 3X1 + 5X2
• Batasan (constrain)
(1) 2X1 8
(2) 3X2 15
(3) 6X1 + 5X2 30
Fungsi batasan pertama (2 X1 8)
X2
2X1 = 8
2X1 8 dan
X1 0, X2 0
0 4 X1
X2
6X1 + 5X2 = 30 2X1 = 8
6
D C
5 3X2 = 15
Daerah
feasible
A
0 4 5 X1
MENCARI KOMBINASI YANG OPTIMUM
1. Dengan menggambarkan fungsi tujuan
X2
6X1 + 5X2 = 30 2X1 = 8
3X1 + 5X2 = 20 6
10 = 3X1 + 5X2 D C
5 3X2 = 15
4 Daerah
feasible
A
0 4 5 X1
MENCARI KOMBINASI YANG OPTIMUM
2. Dengan membandingkan nilai Z pada tiap-tiap alternatif
Z = 3X1 + 5X2
X2
6X1 + 5X2 = 30 2X1 = 8
Titik C:
X2 = 5. Substitusikan batasan (3),
Titik D: maka 6X1 + 5(5) = 30.
Pada titik ini nilai 6 Jadi nilai X1 = (30 –25)/6 = 5/6.
Nilai Z = 3(5/6) + 5(5) = 27,5
X2 = 5; X1 = 0 D C
5 3X2 = 15
Nilai Z = 3(0) + 5(5) = 25
Titik A:
Titik B: Daerah Pada titik ini nilai
X1 = 4. Substitusikan batasan feasible
X1 = 4; X2 = 0
(3), maka 6(4) + 5X2 = 30. Nilai Z = 3(4) + 0 = 12
Jadi nilai X2 = (30 –24)/5 = 6/5. B
Nilai Z = 3(4) + 5(6/5) =18
A
0 4 5 X1
Fungsi batasan bertanda “lebih besar atau sama dengan ()
Contoh :
Batasan ketiga (6X1 + 5X2
30) diubah ketidaksamaannya
X2 menjadi 6X1 + 5X2 30
6X1 + 5X2 = 30 2X2 = 8
6
C B 3X2 = 15
5 Daerah
feasible
0 4 5 X1
Fungsi batasan bertanda “sama dengan” ( = )
X2
6X1 + 5X2 = 30 2X2 = 8
6
C B 3X2 = 15
4
2
A
0 4 5 X1
CONTOH
Sumber daya
Sumber daya Prod.1 Prod.2
Yang tersedia
Bahan mentah 1 2 10
Buruh 6 6 36
Keuntungan/unit 4 5
20 45 x1 10.750
=
30 25 x2 9.750
20 45 10.750
30 25 9.750
• OBE 1/Pivot (1,1)
– Semua baris 1 dibagi 20 atau nilai di elemen (1,1)
1 2,25 537,5
30 25 9.750
– Baris 1 dikalikan dengan -30 atau nilai dielemen (2,1)
kemudian ditambahkan dengan nilai dibaris 2
1 2,25 537,5
0 -42,5 -6.375
1 2,25 537,5
0 1 150
– Baris 2 dikalikan denan -2,25 atau nilai elemen (2.1)
kemudian ditambahkan denagn nilai baris 1
1 0 200
0 1 150