Anda di halaman 1dari 33

MONETER &

KEUANGAN
INTERNASIONAL

1
MATERI
1. Ruang Lingkup Moneter Keuangan Internasional
2. Perkembangan Sistem Moneter Internasional
3. Balance of Payment
4. Kurs Valas & Bursa Valas
5. Mekanisme Perdagangan Valas
6. Forex Exposure & Manajemen Resiko
7. Mekanisme Currency & Interest Rate Swap
8. International Capital Budgeting
2
MATERI
9. International Cost of Capital & Foreign
Investment
10. Sumber & Metode Pembiayaan Internasional
11. Sistem Pembayaran Internasional
12. Country Risk

3
REFERENSI
1. Prof. Dr. Hamdy Hady, DEA – Manajemen
Keuangan Internasional Edisi 3 2012 Penerbit
Mitra Wacana Media
2. Purnomo Yusgiantoro - Manajemen Keuangan
Internasional – 2004 – FE UI
3. Agus Sartono - Manajemen Keuangan
Internasional - 2004 – BPFE Yogyakarta
4. Jose Rizal Joesoef – Pasar Uang & Pasar
Valas – 2008 – Salemba Empat
4
RUANG LINGKUP

Moneter & Keuangan


Internasional
PENGERTIAN
Manajemen Keuangan Internasional (MKI) :

Ilmu yang merupakan bagian dari ekonomi


internasional yang mempelajari dan menganalisis
pengelolaan POAC (planning, organizing, actuating,
and controlling) sumber daya keuangan unit makro
ekonomi (Negara / Pemerintah) dan unit mikro
ekonomi (perusahaan / organisasi / perorangan)
khususnya yang berkenaan dengan pengaruh
fluktuasi kurs valas terhadap aktivitas ekonomi –
keuangan internasional
6
Aktivitas Keuangan Internasional

1. International Commercial Transaction


- Ekspor barang/jasa
- Impor barang/jasa
2. International Financial Transaction
- International Investment
- International Financing
- International Budgeting
- International Earning/Revenue
7
Aktivitas Keuangan Internasional
3. International Financial Risk Management:
- Insurance
- Asset-liabilities management
- Hedging
4. Financial Report
- Macro Finance (BOP & APBN/APBD)
- Micro Finance (Lap. Keuangan Perusahaan)

8
Aktivitas Keuangan Internasional

5. Financial Performance
- Liquidity ratio
- Solvability ratio
- Rentability ratio
- Activity ratio
- Growth ratio
- Economy Value Added (EVA)
9
Ekspor Barang & Jasa
I. International Commercial
Transaction
(Transaksi Perdagangan Impor Barang & Jasa
Internasional)
1. International Investment
(Direct & Portfolio)
2. International Financing
II. International Financial (Short & Long Term)
Transaction 3. International Budgeting
(Transaksi Keuangan (Fixed & Variable)
Internasional) 4. International Earning/Revenue
(Fixed & Variable)
Pengaruh
Forex Rate 1. Insurance
Terhadap III. International Financial 2. Asset – Liabilities Management
International Risk Management 3. Hedging – Natural Hedging
Transaction (Resiko Manajemen – Money Market Hedging
Keu. Internasional) – Forward Market Hedging
– Swap Hedging
– Future Market Hedging
– Option Market Hedging
– Range Agreement

Balance Of
Payment (BOP)
Macro Finance
Government
IV. Financial Report
Budget (APBN)
(Laporan Keuangan)
1. Balance Sheet
Micro Finance 2. Income Statement
3. Cash Flow Statement
– 1. Liquidity Ratio
– 2. Solvability Ratio
V. Financial Performance – 3. Rentability Ratio
(Kinerja Keuangan) – 4. Activity Ratio
– 5. Growth Ratio
– 6. Economy Value Added (EVA) 10
PENGARUH INTERNATIONAL COMMERCIAL DAN
FINANCIAL TRANSACTION TERHADAP KURS VALAS

International Commercial Transaction


Demand Demand
Domestic thd. Domestic thd.
Inflation Differential Produk Luar Foreign
Negeri (MB/J) Currency
(DFC = SDC)
Income Differential
Demand Luar Supply
Negeri thd. Foreign
Produk Dalam Currency for
Government Trade Negeri Sale
Restrictions (XB/J) (SFC = DDC)

Kurs Valas
International Financial Transaction (Forex Rate)

Demand Demand
Domestic thd. Domestic thd.
Interest Rate
Foreign Foreign Keterangan:
Differential
Securities Currency
(CX) (DFC = SDC) MB/J = Impor barang/jasa
XB/J = Ekspor barang/jasa
Demand Luar Supply CX = Capital ekspor
Negeri thd. Foreign CM = Capital impor
Capital Flow
Restrictions
Domestic Currency for DFC = Demand Foreign Currency
Securities Sale SFC = Supply Foreign Currency
(CM) (SFC = DDC) DDC = Demand Domestic Currency
SDC = Supply Domestic Currency
11
PENGARUH/PERANAN MANAJEMEN KEUANGAN
INTERNASIONAL DILIHAT DARI ASPEK MACRO FINANCE
DITINJAU DARI SISI SUPPLY DAN DEMAND
Secara teoritis dari aspek macro finance dapat dilakukan perhitungan
pendapatan nasional atau national income dengan cara sebagai berikut:
• Menghitung GDP dengan prinsip territorial yaitu menghitung seluruh
barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh faktor produksi di dalam
wilayah suatu negara baik milik nasional maupun asing.
• Menghitung GNP dengan prinsip nationality atau kebangsaan yaitu
menghitung seluruh barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh faktor
produksi milik nasional baik yang berada di dalam territorial suatu negara
maupun di luar negeri.

Perhitungan GDP atau GNP di atas dapat dilakukan dengan tiga


pendekatan (approach) yang akan menghasilkan angka yang sama yaitu,
sebagai berikut:
• Production Approach yaitu berdasarkan Nilai Tambah (Value Added)
yang dihasilkan oleh faktor produksi dari setiap sektor produksi (primer,
sekunder, dan tersier).
Income Approach yaitu balas jasa dalam bentuk pendapatan diperoleh
faktor produksi pada setiap sektor produksi.
 Expenditure Approach yaitu berdasarkan pengeluaran yang dilakukan
oleh sektor produksi berupa konsumsi rumah tangga (C), investasi/
konsumsi perusahaan (I), konsumsi/pengeluaran pemerintah atau
government expenditure (G) dan pengeluaran luar negeri netto (X – M).
Perhitungan expenditure approach ini dikenal dengan rumusan:

GDP atau GNP = Y = C + I + G + (X – M)

Berdasarkan rumusan perhitungan GDP atau GNP diatas maka dapat


dijelaskan bagaimana pengaruh ekonomi dan keuangan internasional yang
ditunjukkan oleh aktivitas ekspor (X) dan impor (M) terhadap keseimbangan
pendapatan nasional sebagai berikut:
1. Bila X – M > 0  X > M  A/R (Piutang) > A/P (Utang)  X +  X
Naik  Y Naik  GDP atau GNP Naik
2. Bila X – M < 0  X < M  A/R (Piutang) < A/P (Utang)  X -  X
Turun  Y Turun  GDP atau GNP Turun
Dari mekanisme diatas dapat dilihat bagaimana pengaruh X & M yang
menghasilkan dan memerlukan valas dapat mempengaruhi pendapatan
nasional (GDP atau GNP). Selanjutnya berdasarkan uraian diatas dapat
juga dikatakan bahwa keseimbangan ekonomi nasional suatu negara
merupakan suatu keseimbangan antara jumlah barang/jasa yang
ditawarkan (Supply total = St) berdasarkan production approach dengan
jumlah barang/jasa yang diminta (Demand total = Dt) berdasarkan income
dan expenditure approach. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar

Pada gambar berikut ini dapat dilihat bahwa:


a. Problem Ekonomi timbul disebabkan oleh kecenderungan Ad yang lebih
besar daripada As karena sifat Ad (Needs<Wants<Expectations) yang tidak
terbatas, sedangkan As (Resources) terbatas.
b. Problem Ekonomi yang utama adalah masalah Scarcity (kelangkaan) di
satu pihak dan Abundant (kelebihan) di lain pihak.
c. Bila ekonomi dalam keadaan Scarcity (kelangkaan), maka perlu dilakukan
Impor (M). Sebaliknya bila ekonomi dalam keadaan Abundant (kelebihan),
maka perlu dilakukan ekspor (X) yang berarti diperlukan bisnis
internasional.
d. Problem Choice (pilihan) perlu diputuskan untuk menentukan
produk apa yang di ekspor (X) karena Abundant dan di impor (M)
karena Scarcity.
e. Penentuan produk apa yang akan di ekspor (X) dan di impor (M)
dilakukan dengan menggunakan opportunity cost (peluang biaya
terbaik).
f. Berkenaan dengan kecenderungan Ad yang lebih besar daripada As,
maka secara teoritis sebenarnya perdagangan dan keuangan
internasional tidak diperlukan. Tetapi mengapa dalam
perekonomian modern dengan teknologi produksi yang sangat
maju (mass production) dan era globalisasi saat ini, masih ada
produk yang tidak terjual/laku di pasar, sehingga perdagangan dan
keuangan internasional semakin diperlukan.
g. Jawabannya adalah karena masih ada produk yang tidak dapat
memenuhi permintaan (Needs<Wants<Expectations) dari
konsumen yang sifatnya tidak terbatas.
h. Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa perdagangan dan
keuangan internasional (Ekspor dan Impor) sangat berperan dalam
menjaga keseimbangan makro ekonomi suatu negara.
Pengaruh Supply dan Demand terhadap Pendapatan Nasional

Perhitungan Pendapatan Nasional (GNP)

Production Expenditure
Approach Income Approach Approach

Agregat Agregat
Supply Demand
(Resources) (Needs<Wants<Expectations)

As  Ad
(Terbatas) (Tak Terbatas)

Problem Ekonomi

Scarcity Choice Opportunity


(M) Cost
vs
Abundant
(X)

DN + LN DN + LN
Produk Impor Konsumsi Ekspor
Domestik Domestik
PD + M KD + X
PENGARUH/PERANAN MANAJEMEN KEUANGAN
INTERNASIONAL DILIHAT DARI ASPEK MICRO FINANCE
Ditinjau dari aspek micro finance, pengaruh ekonomi internasional,
khususnya keuangan internasional, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Suatu perusahaan yang akan beroperasi tentu memerlukan input, baik
yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Variabel yang menentukan
input atau operasional cost tersebut adalah P (price) dan Q (quantity)
input yang digunakan. Dalam hal ini variabel P dan Q dari input yang
digunakan tersebut, secara langsung maupun tidak langsung akan
dipengaruhi fluktuasi kurs valas (forex rate). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa total operasional cost suatu perusahaan akan
dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valas. Misalnya bila valas/forex rate
apresiasi maka supply barang cenderung akan berkurang atau harganya
naik sehingga total cost akan naik pula. Akibatnya, bila penerimaan tidak
berubah tentu keuntungan akan menurun. Demikian pula sebaliknya.

2. Sebaliknya, perusahaan akan memasarkan produknya, baik di dalam


maupun di luar negeri. Dalam hal ini, variabel yang akan menentukan
besarnya revenue atau penerimaan yang akan diperoleh adalah P dan Q
produk yang dihasilkan dan terjual.
Bagan Pengaruh Forex Rate terhadap Keuangan Perusahaan
DC/IDR DC/IDR
Sama halnya dengan input, maka besarnya revenue atau
PxQ DN DN PxQ
penerimaan hasil penjualan produk/output, baik di dalam
Proses produksi/
atau luar negeri,Input
secara Operasi
langsung
perusahaanataupunOutput tidak langsung
akan dipengaruhi
PxQ LN
oleh fluktuasi kurs valas (forex rate). LN PxQ
Misalnya, bila valas (forex rate) apresiasi terhadap domestic
currency
FC/USD Importmaka
Dari USA
Costpermintaan TC =dari luar negeri
R/L = TR cenderung
Revenue Ekspor naik,
ke Jepang
FC/JPY

sehingga secara langsung maupun tidak langsung revenue


atau penerimaan perusahaanR/Lakan =  = naik
TR pula.
– TC Demikian
(1) ұ   $pula
  
 
sebaliknya. Eksport Import (2) ұ   $    
(ұ) ($)

3. Karena tingkat keuntungan atau profit perusahaan akan


Keterangan:
DC ditentukan oleh selisih
= Domestic Market; antara
FC = Foreign total
Market; P =revenue
Price; Q =dan total cost,
Quantity;
LN =maka secaraDN
Luar Negeri; micro finance,
= Dalam Negeri;baik langsung maupun tidak
IDRlangsung,
= Indonesiankeuntungan
Rupiah; USD =internasional
US Dollar; JPY = berpengaruh
Japan Yen; terhadap
TC =perusahaan
Total Cost; TR = Total Revenue;  = R/L = Rugi/Laba
Dalam hal ini, pengaruh keuangan internasional melalui X & M dapat
dilihat dari analisis input impor dan atau output ekspor yang dipengaruhi
oleh fluktuasi nilai tukar atau kurs mata uang dalam negeri (Domestic
Currency) dan mata uang luar negeri (Foreign Currency).
Sebagai ilustrasi dapat dilihat bagaimana tingkat “Rugi/Laba” (R/L) yang
dapat berfluktuasi karena pengaruh perubahan nilai input impor dalam USD
sebagai “Cost” atau “TC” dan atau nilai output ekspor dalam JPY sebagai
“Revenue” atau “TR” sebagai berikut:

R/L =  = TR  TC
(X-JPY) (M-USD)

 Bila USD depresiasi terhadap JPY apresiasi, maka Laba meningkat atau
Rugi berkurang, karena TC atau nilai impor akan menurun, sedangkan TR
atau nilai ekspor akan naik.
 Sebaliknya bila USD apresiasi terhadap JPY depresiasi, maka Laba
berkurang atau Rugi meningkat, karena TC atau nilai impor akan naik,
sedangkan TR atau nilai ekspor akan turun.
Manajemen Fluktuasi Forex Rate

Perusahaan
Manufacturing
B di Hanoi – VND
Vietnam

Investasi

GBP MYR
Lembaga Perusahaan A Perusahaan D
Keuangan C di Financing di Jakarta – Budgeting Pemasok
London – UK Indonesia Bahan Baku di
(IDR) Kuala Lumpur

Perusahaan E Ekspor ke
Pemasok Budgeting Earning Perusahaan F
Barang Modal Di New York –
& Teknologi di USA
Tokyo - Japan
JPY USD
Keterangan:
1. Diasumsikan perusahaan A yang berkedudukan di Jakarta – Indonesia
(IDR = Indonesia Rupiah) akan melakukan kerjasama investasi dengan
perusahaan B di Hanoi – Vietnam (VND = Vietnam Dong).
2. Karena kekurangan modal, maka perusahaan A akan meminjam pada
Lembaga Keuangan C di pasar uang Internasional London – UK (GBP =
Great British Pound).
3. Untuk keperluan bahan bakunya, perusahaan A membeli dari
perusahaan D yang berkedudukan di Kuala Lumpur – Malaysia (MYR =
Malaysian Ringgit).
4. Untuk barang modal dan teknologinya perusahaan A membeli dari
perusahaan E di Tokyo – Japan (JPY = Japan Yen).
5. Kemudian produksi yang dihasilkan dari investasi di Hanoi – Vietnam
tersebut di ekspor ke perusahaan F di New York – USA (USD = US
Dollar).

Dari uraian tentang pengaruh/peranan macro dan micro finance diatas,


maka dapat disimpulkan bahwa keuangan internasional memang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi, sosial dan politik nasional
suatu negara.
Mekanisme Pengaruh/Peranan Manajemen Keuangan Internasional
Terhadap Ekonomi, Sosial dan Politik Nasional
Ditinjau dari Aspek Makro dan Mikro Finance

KRISIS MONETER
1. KURS VALAS NAIK 2. HARGA/INFLASI NAIK 3. TINGKAT BUNGA NAIK
KETIDAKPASTIAN BISNIS BAGI UNIT-UNIT EKONOMI
UNIT EKONOMI MAKRO (PEMERINTAH) UNIT EKONOMI MIKRO (PERUSAHAAN)
APBN/BOP LAP.KEU.& KALKULASI HARGA POKOK
AKTIVITAS PEMERINTAH & EKONOMI MENURUN
OPERASI/PRODUKSI MENURUN PERDAGANGAN MENURUN INVESTASI MENURUN
PHK NAIK
INCOME PER KAPITA TURUN
 GNP  0
KRISIS EKONOMI
KERESAHAN / KESENJANGAN MENINGKAT
KRISIS SOSIAL
KERUSUHAN/HURU-HARA
KRISIS POLITIK
PERUBAHAN PEMERINTAH (REFORMASI)
KRISTAL/KRISIS TOTAL (KRISIS MULTI DIMENSI TERUTAMA MORAL DAN MENTAL)
Dari pengertian dan skema pengaruh/peranan Manajemen
Keuangan Internasional (MKI) diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa permasalahan pokok dalam manajemen keuangan
internasional adalah bagaimana melakukan peramalan kurs valas
yang akan datang (Forex Forecasting) karena pada umumnya
akan selalu terjadi bahwa kurs valas hari ini atau Spot Rate (SR)
tidak akan sama dengan kurs valas yang akan datang atau
Forward Rate (FR) atau dengan kata lain FR  SR.
Forex Forecasting ini sangat diperlukan bagi unit-unit ekonomi
makro dan mikro dalam rangka perencanaan (planning) dan
pengambilan keputusan (making decision) yang meliputi:
1. Investment Decision
2. Financing Decision
3. Budgeting Decision
4. Earning Decision
5. Hedging Decision
Beberapa teknik forecasting antara lain:
1. Technical Forecasting, yaitu dengan menggunakan data
historis kurs valas untuk meramalkan kurs yang akan datang
(Garis Trend).
2. Market Based Forecasting, yaitu dengan menggunakan
perbedaan Spot Rate dan Forward Rate sebagai peramalan
kurs yang akan datang.
3. Fundamental Forecasting, yaitu dengan menggunakan data
variabel ekonomi makro seperti tingkat inflasi, tingkat bunga,
pertumbuhan pendapatan (GDP), posisi BOP dan lain-lain
untuk menghitung koefisien regresi yang dapat digunakan
sebagai peramalan kurs yang akan datang.
4. Mixed Combination Forecasting, yaitu dengan
mengkombinasikan ketiga teknik diatas karena tidak ada
satupun teknik yang tepat untuk meramalkan kurs yang akan
datang.
ANALISIS MANFAAT ARUS MODAL/KEUANGAN INTERNASIONAL

Analisis ini dilakukan berdasarkan kondisi persaingan dimana nilai


marginal product of capital akan ditentukan oleh hasil yang diperoleh dari
capital investment yang dilakukan. Analisis ini dapat dijelaskan dengan
grafik di bawah ini (Dominick Salvatore, 1993;359).
Grafik
Analisis Manfaat Arus Modal/Keuangan Internasional
Value of marginal Value of marginal
product of product of
capital Negara I capital Negara II

F J
M
H

E R
N T

G
C
VMPK2 VMPK1
O1 B A O2
Keterangan:
VMPK1 = value of marginal product of capital negara I
VMPK2 = value of marginal product of capital negara II
O1 – O2 = total capital stock negara I dan II
Penjelasan grafik:
1. Keadaan sebelum terjadi arus modal/keuangan internasional
a. Total modal yang dimiliki negara I dan II adalah sebesar O1 – O2
dengan rincian negara I memiliki lebih banyak, yaitu sebesar O1
– A dan dan negara II memiliki lebih sedikit, yaitu sebesar O2 – A.
b. Bila negara I menginvestasikan seluruh capital stock sebesar O1 –
A di dalam negeri, maka akan diperoleh return sebesar O1 – C
dan total product yang diperoleh adalah sebesar O1FGA, dengan
rincian sebagai berikut:
(1) Sebesar O1CGA yang dimiliki oleh pemilik modal negara I,
(2) Sebesar CFG yang dimiliki oleh faktor produksi lainnya,
seperti tenaga kerja, tanah/bangunan, dan lain-lain di
negara I.
c. Hal yang sama terjadi bila di negara II menginvestasikan seluruh
stock-nya sebesar O2 – A di dalam negeri sehingga diperoleh
return sebesar O2 – H dan total product yang diperoleh adalah
sebesar O2JMA, dengan rincian sebagai berikut:
(1) Sebesar O2HMA yang dimiliki oleh pemilik modal di negara II,
(2) Sebesar HJM yang dimiliki oleh faktor produksi lainnya, seperti
tenaga kerja, tanah/bangunan, dan lain-lain di negara II.
Karena jumlah capital stock lebih banyak di negara I, yaitu sebesar O1
– A, sedangkan di negara II hanya sebesar O2 – A, maka return of
capital di negara I lebih kecil dibandingkan dengan return of capital di
negara II atau O1 – C < O2 – H. Keadaan ini menimbulkan terjadinya
arus modal dari negara I ke negara II.

2. Keadaan setelah terjadi arus modal/keuangan internasional


a. Arus modal mengalir dari negara I ke negara II sebesar AB sehingga
jumlah modal di negara I berkurang menjadi O1 – B dan jumlah di
negara II bertambah menjadi O2 – B.
b. Dengan aliran modal ini, maka return of capital di kedua negara akan
menjadi sama, yaitu sebesar BE atau sama dengan O1N = O2T.
c. Bagi negara I dengan mengalirkan modal sebesar AB, maka total
produksi domestik akan menjadi sebesar O1FERA dengan rincian
sebagai berikut:
(1) Sebesar O1FEB merupakan produksi nasional domestik.
(2) Ditambah dengan produksi nasional yang diperoleh dari investasi
asing di luar negeri sebesar ABER.
d. Dengan adanya lalu lintas modal yang bebas, maka capital return total
yang diperoleh negara I akan naik menjadi sebesar O1NRA, sedangkan
return total dari faktor produksi lainnya seperti tenaga kerja,
tanah/bangunan, dan lain-lain akan menurun dari CFG menjadi NFE.
e. Bagi negara II dengan mengalirnya modal masuk (foreign investment)
sebesar AB, maka total produksi domestik akan menjadi sebesar
O2JERA dengan rincian sebagai berikut:
(1) Sebesar O2JMA merupakan produksi nasional domestik.
(2) Sebesar ABEM merupakan produksi domestik yang diperoleh dari
investasi asing di dalam negara II, dengan rincian sebagai berikut:
- Sebesar ERM merupakan tambahan produksi nasional yang
dimiliki oleh negara II.
- Sedangkan, sebesar ABER merupakan tambahan produksi
nasional yang dimiliki oleh negara I sebagai investor.
f. Dengan adanya lalu lintas modal yang bebas, maka domestik capital
return yang diperoleh negara II akan turun dari O2AMH menjadi
sebesar O1ART, sedangkan return total dari faktor produksi lainnya
seperti tenaga kerja, tanah/bangunan, dan lain-lain akan naik dari HMJ
menjadi sebesar TEJ.
Sebagai kesimpulan, dapat dikemukakan bahwa aliran modal dari
negara I ke negara II, secara keseluruhan akan memberikan dampak
positif berupa kenaikan produksi nasional masing-masing negara.
Disamping itu, khususnya bagi negara sedang berkembang yang memerlukan
dana untuk pembangunan ekonominya, jelaslah bahwa foreign direct
Investment (FDI) mempunyai beberapa dampak positif dan negatif,
sebagai berikut.

1. Dampak Positif
a. Sebagai sumber pembiayaan jangka panjang dan pembentukan modal
(capital formation).
b. Dalam foreign direct investment melekat transfer teknologi dan know-how
di bidang manajemen dan pemasaran.
c. Foreign direct investment tidak akan memberatkan balance of payment
karena tidak ada kewajiban pembayaran utang dan bunga, sedangkan
transfer keuntungan didasarkan kepada keberhasilan foreign direct
investment yang dilakukan oleh perusahaan asing tersebut.
d. Meningkatkan pembangunan regional dan sektoral.
e. Meningkatkan persaingan dalam negeri yang sehat dan kewirausahaan.
f. Meningkatkan lapangan kerja.
2. Dampak Negatif
a. Munculnya dominasi industri.
b. Ketergantungan teknologi.
c. Dapat terjadi perubahan budaya.
d. Dapat menimbulkan gangguan pada perencanaan ekonomi.
e. Dapat terjadi intervensi oleh home government dari MNC.

Disamping itu, secara sektoral mungkin aliran modal/keuangan


internasional ini akan ditentang oleh kelompok pemilik faktor produksi
tertentu karena terjadinya redistribusi income dari pemilik faktor
produksi lainnya (tenaga kerja, tanah/bangunan) ke pemilik modal.
Dalam hal ini, misalnya kelompok tenaga kerja dan pemilik
tanah/bangunan di negara I merasa akan dirugikan dengan adanya aliran
modal ke negara II sebesar AB karena hasil yang akan diterima menurun
dari CFG menjadi NFE.
Pada umumnya aliran modal/keuangan internasional ini akan
diikuti dengan mobilitas faktor produksi lainnya, yang secara
keseluruhan akan memberikan efek positif bagi kedua negara
berupa kenaikan output total dan pendapatan nasional. Namun,
mobilitas beberapa faktor produksi secara internasional ini juga
mempunyai dilema yang dapat merugikan dan menimbulkan
kontroversi politik. Hal ini dapat dikatakan demikian karena dalam
jangka pendek maupun jangka panjang, mobilitas faktor-faktor
produksi ini dapat mempunyai beberapa efek positif maupun
negatif antara lain di bidang hal-hal berikut:
a. Redistribusi income
b. Keseimbangan balance of payment
c. Penerimaan pajak
d. Term of trade
e. Transfer Teknologi, dan lain-lain
PARADIGMA BARU KEUANGAN INTERNASIONAL

Sejak Era Globalisasi yang semakin meluas, terutama karena


kemajuan teknologi informasi, maka terjadi perubahan
paradigma (cara pandang) keuangan internasional:

1. Paradigma sebelum Globalisasi


Sebelum era globalisasi, Keuangan Internasional merupakan
bagian kecil dari Keuangan Nasional suatu negara.

2. Paradigma baru sejak Globalisasi


Tetapi sejak era globalisasi, justru Keuangan Nasional
merupakan bagian kecil dari Keuangan Internasional.
Paradigma Keuangan Internasional

Sebelum Globalisasi Sejak Globalisasi

A AB B A B
D1 D1<A/B/C<D2
AC BC
C
C

Keterangan:
A = Keuangan nasional negara A
B = Keuangan nasional negara B
C = Keuangan nasional negara C
D1 = Keuangan internasional sebelum globalisasi
D2 = Keuangan internasional sejak globalisasi

Anda mungkin juga menyukai