Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 2

MODUL 5 (HUKUM
PERDATA MATERIIL)
• ANNISWAH RAHIMA RABBI
• PIAN SOPIAN
• RANI MAULINDA
KB 1
HUKUM PRIBADI (ADAT DAN BARAT)
• A. Menurut hukum adat

1. Titik tolak dan Ruang Lingkup

Hukum Pribadi, pada dasarnya mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari subjek hukum .

2. Siapakah yang merupakan subjek dari hukum pribadi, menurut hukum adat?

Menurut hukum adat, di samping pribadi (natuurlijk persoon), diakui juga pribadi (badan) hukum

(rechtspersoon) sebagai subjek hukum, pribadi hukum (badan) adalah pribadi (persoon) yang merupakan ciptaan hukum.

• Pribadi kodrat sebagai subjek hukum.

Pada dasarnya pribadi kodrati telah mempunyai hak dan kewajiban sejak dilahirkan sampai dengan meninggal dunia. Pengecualian dalam hukum perdata (pasal 2 BW) bahwa seorang anak yang masih di dalam kandungan iibunya, karena
kepentingan-kepentingan tertentu dianggap telah mempunyai hak dan kewajiban.

• Pribadi hukum sebagai subjek hukum

Sebab-sebab adanya hukum menurut (Purnadi Purbacaraka & Soerjono Soekanto) yaitu:

1). Suatu kebutuhan untuk memenuhi kepentingan tertentu atas dasar krgiatan-kegiatan yang dilakukan bersama (oleh pribadi-pribadi kodrati).

2). Tujuan ideal yang perlu dicapai tanpa senantiasa tergantung pada pribadi-pribadi kodrati secara perorangan.
• B. Menurut hukum barat
Hukum Perdata Barat berdasarkan konsep bahwa setiap manusia adalah subjek hukum. Sebagai subjek hukum dia memiliki hak-hak tetapi sekaligus dia juga memiliki
kewajiban-kewajiban.

Menurut hukum perdata barat, setiap orang tidak terkecuali , dapat memiliki hak-hak dan kewajiban. Tetapi karena beberapa keadaan, hak seseorang dapat dikurangi, misalnya
dalam keadaan-keadaan:

1. Orang-orang yang belum mencapai umur tertentu dalam melaksanakan hak atau kewajiban harus dengan perantaraan orang lain atau dilarang sama sekali.

2. Dalam bidang hukum waris, seseorang yang belum berumur 18 tahun tidak dapat membuat surat wasiat (pasal 897 BW).

3. Dalam bidang hukum harta kekayaan: seseorang yang belum mencapai unmur 21 tahun (orang di bawah umur) hanya dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum
dengan perantara orang lain, yaitu:

a. Selama orang tuanya masih di dalam perkawinan, diwakili oleh orang tuanya.

b. Bila Perkawinan orang tuanya sudah putus Baik meninggal ataupun perkawinan mereka putus (cerai) yang harus diwakili wali (pasal 1330 ke-1, pasal 330, 307 dan 385
BW).
KB 2
HUKUM HARTA KEKAYAAN (MENURUT ADAT)

• A. Titik tolak dan ruang lingkup

Hukum harta kekayaan merupakan hukum yang menyangkut hubungan subjek hukum dengan objek hukum dan bilangan hukum yang terjadi. Objek hukum meliputi
benda, dan hak immateriil. Ada pula hak yang timbul akibat perikatan dan akibat penyelewengan perdata. Ruang lingkup dari hukum harta kekayaan mencakup:

1. Hukum benda, mengatur hak kebendaan. Menurut hukum adat benda dibedakan menjadi dua yaitu; (1) Benda tetap yaitu tanah, (2) Benda lepas atau benda-
benda bergerak (bukan tanah).

1) Hak-hak atas tanah

a. Hak pribadi hukum atas tanah

b. Hak pribadi kodrati atas tanah

2) Pemindahan hak atas tanah

Pemindahan hak atas tanah merupakan peristiwa hukum yang menimbulkan pemindahan hak dan kewajiban yang sifatnya tetap atau juga mungkin bersifat
sementara. Pemindahan hak atas tanah mencakup transaksi atau jual beli tanah, pemberian tanah serta pewarisan tanah.
• Pengertian jual beli tanah.
Menurut Hukum adat, jual beli tanah adalah suatu perbuatan pemindahan hak atas tanah yang bersifat terang dan tunai.
• Isi jual beli tanah
Menurut Ter Haar, dalam terjemahan bebasnya transaksi mempunyai tiga isi:
1. Pemindahan hak atas tanah atas dasar pembayaran tunai sedemikian rupa bahwa pemindah hak tetap mempunyai hak untuk mendapatkan
tanahnya kembali setelah membayar sejumlah yang pernah dibayarnya: antara lain menggadai..., menjual bade...., adol sende..., ngajual akad
atau gade...,
2. Pemindahan hak atas tanah atas dasar pembayaran tunai tanpa hak untuk membeli kembali, jadi menjual lepas untuk selamanya..., adol plan,
runtemurun, pati bogor....menjual jaja..,;
3. Pemindahan hak atas tanah atas dasar pembayaran tunai dengan perjanjian bahwa setelah beberapa tahun panen dan tanpa tindakkan hukum
tertentu tanah akan kembali (menjual tahunan......adol oyodan).
• Bentuk-bentuk jual beli tanah
1. Jual lepas, proses pemindahan hak atas tanah yang bersifat terang dan tuntas.
2. Jual gadai, proses pemindahan hak atas tanah kepada pihak lain (pribadi kodrati) yang dilakukan secara terang dan tunai, sehingga pihak yang
melakukan pemindahan hak mempunyai hak menebus kembali tanah tersebut.
3. Jual tahupan, Perilaku hukum yang berisi penyerahan hak atas sebidang tanah tertentu kepada subjek hukum lain, dengan menerima sejumlah
uang tertenru dengan ketentuan sesudah jangka waktu tertentu tanah akan kembali dengan sendirinya tanpa melalui perilaku hukum tertentu.
4. Jual gangsur, Walaupun telah terjadi pemindahan hak atas tanah kepada pembeli , akan tetapi tanah masih tetap berada di tangan penjual.
2. Hukum hak immateriil, Hukum hak immateriil merupakan hak jamak arah yaitu hak yang dapat dipertahankan yang mencakup hak atas merek, hak oktroi, hak cipta, dan
lain sebagainya.

3. Hukum perikatan, Pembedaan hukum perjanjian dengan hukum perikatan lain itu timbul karena di dalam hukum perikatan lain dibicarakan mengenai perikatan yang timbul
tidak dari perjanjian; artinya adanya keterikatan bukan karena dijanjikan akan tetapi keterikatan yang timbul karena sikap-tindak (lain) tertentu.

4. Hukum perjanjian, mencakup hukum utang piutang. Dengan adanya perjanjian , suatu pihak berhak menuntut prestasi dan lain pihak berkewajiban memenuhi prestasi.
Prestasi tersebut mungkin menyerahkan benda, atau melakukan suatu perbuatan, atau tidak melakukan suatu perbuatan. Bentuk-bentuk dari perjanjian dalam masyarakat
hukum adat adalah:

• Perjanjian Kredit

• Perjanjian kempitan

• Perjanjian tebasan

• Perjanjian perburuhan

• Perjanjian pemegangan

• Perjanjian pemeliharaan

• Perjanjian pertanggungan kerabat

• Perjanjian serikat

• Transacties waarbij grond betrokken is

• Deelwinning
• Hukum perikatan lainnya

1. Perikatan panjer

2. Perikatan tolong menolong

3. Perikatan untuk menyelenggarakan sesuatu yang diinginkan dengan menyerahkan suatu benda tertentu.

• Hukum penyelewengan

a. Titik tolak dan ruang lingkup

Hukum penyelewengan perdata adat meliputi penyelewengan dalam bidang hukum tantra, hukum perdata yang meliputi: 1) hukum pribadi, 2) Hukum harta kekayaan, 3) hukum
keluarga, dan 4) hukum waris.

b. Subjek hukum penyelewengan

Di dalam hukum adat, subjek hukum penyelewengan tidak saja pribadi kodrati akan tetapi mungkin juga pribadi hukum. Pribadi hukum sebagai subjek hukum penyelewengan
tidak dikenal oleh undang-undang hukum pidana, khususnya yang dimuat di dalam kitab undang-undang hukum pidana.

c. Peristiwa hukum penyelewengan

1. Saat adanya penyelewengan adat

2. bentuk-bentuk penyelewengan menurut hukum adat:

a. Hukum penyelewengan Tantra adat

b. Hukum pennyelewengan Perdata adat

c. Hukum penyelewengan, oleh karena melakukan sikap-tindak yang dipandang sebagai kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai