Anda di halaman 1dari 50

Kelompok 7

Arining Rizky Thania Ayu


Handayani Pramesty
(180342618035) (180342618029)
SOAL NO. 1
• Osmoregulasi merupakan kegiatan atau mekanisme untuk
mempertahankan cairan tubuh relative konstan, baik itu
hipoosmotik(lebih rendah dari medium hidup) maupun hiperosmotik
(Lebih tinggi dari medium hidupnya)

• Osmokonfirmitas adalah bila terjadi perubahan konsentrasi pada


medium, maka cairan tubuhnya disesuaikan dan mengikuti dengan
perubahan tersebut. Sehingga cairan tubuhnya isoosmotik atau isotonic
dengan
Gambar 1. Grafik konformitas dan regulasi
SOAL NO. 2
• Osmoregulasi hipoosmotik : hewan yang mempertahankan agar
tekanan osmotik cairan tubuhnya relatif konstan lebih rendah dari
mediumnya.

• Osmoregulasi hiperosmotik : hewan yang mempertahankan agar


tekanan osmotik cairan tubuhnya relatif konstan lebih tinggi dari
mediumnya
Mekanisme hiperosmotik
Pada dasarnya regulator hiperostomatik menghadapi dua masalah
fisiologik (1) air cenderung masuk kedalam tubuh hewan, sebab
konsentrasi zat terlaludalam tubuh hewan lebih tinggi daripada dalam
mediumnya dan (2) zat terlarut cenderung keluar tubuh, sebab konsentrasi
didalam tubuh lebih tinggi daripada diluar tubuh. Disamping itu
pembuangan air sebagi penyeimbang air masuk juga membawa keluar zat
terlarut didalamnya. Untuk mengatasi masalah ini,maka regulator
hiperosmotik harus (1) mengurangi masuknya air kedalam tubuh
(meningkatkan impermebialitas didalam tubuh) atau mengeluarkan
kelebihan air yang ada didalam tubuh (lewat urin dan feses) sebaliknya
terhadap zat terlarut hewan harus (2) memasukkan garam-garam ke dalam
tubuh (lewat makan dan minum) atau mempertahankan zat terlarut yang
ada di dalam tubuhnya.
Mekanisme hipoosmotik
Regulator hipoosmotik menghadapi dua masalah fisiologis (1) air
cenderung keluar tubuh , sebab kadar air dalam tubuh lebih tinggi daripada
mediumnya (2) zat terlarut cenderung masuk kedalam tubuh, sebab kadar
zat terlarut diluar tubuh (dalam medium) lebih tinggi daripada dalam
cairan dalam tubuhnya. Untuk menghadapi masalah tersebut, maka
regulator hipoostomik harus (1) Menghambat keluarnya air dari dalam
tubuh mempertahankan air yang ada dalam tubuh, sebaliknya terhadap zat
terlarut hewan harus (2) berusaha mencegah masuknya garam kedalam
tubuh atau mengeluarkan kelebihan garam yang masuk tubuh.
Gambar 2. Osmoregulasi pada ikan
Gambar 3. Osmoregulasi pada ikan
SOAL NO. 3
3. Jelaskan perubahan mekanisme osmoregulasi ikan yang bermigrasi
dari air laut ke air tawar!
Selama proses migrasi, ikan akan melakukan upaya untuk mempertahankan
hidup diantaranya adalah mengatur tekanan osmotik (osmoregulasi) dan
metabolisme. Untuk mencapai kondisi isoosmotik maka ikan akan melakukan
pengambilan dan pengeluaran ion dari dalam badan. Ikan bermigrasi
memiliki toleransi yang luas terhadap perubahan salinitas. Ikan yang berada
di air tawar mengalami hiperosmotik terhadap lingkungan. Untuk mencapai
isoosmotik, ikan akan mengeluarkan ion-ion badan melalui urin dan akan
minum banyak untuk mengatur volume cairan tubuh.
Karena cairan tubuhnya yang hiperosmotik terhadap
lingkungannya golongan ikan ini cenderung menerima air
melalui difusi, terutama lewat insang. Untuk mempertahankan
tekanan osmotiknya, kelebihan air untuk berdifusi dikeluarkan
melalui sebagai air seni. Penyerapan kembali terhadap urea di
dalam tubulu ginjal merupakan upaya pula dalam
mempertahankan tekanan osmotik dalam tubuhnya. Permukaan
tubuhnya yang bersifat impermiabel mencegah masuknya air
dari lingkungan dalam tubuhnya.
Sedangkan hormon yang mengontrol osmoregulasi adalah
prolactine, intestinal steroid, dan vasotocin. Aktivitas hormon-
hormon tersebut akan meningkat pada saat ikan meakukan
adaptasi terhadap salinitas terutama pada organ-organ yang
berperan dalam mekanisme osmoregulasi. Seperti pada
insang peningkatan aktivitas prolactin akan menurunkan
konsentrasi ion Na+, K+, dan aktivitas ATP ase. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Stanley & Flaming (1967) menunjukkan
bahwa penambahan prolaktin menyebabkan pengeluaran ion
melalui ginjal dalam jumlah lebih banyak .
SOAL NO. 4
4. Jelaskan bagaimana mekanisme kerja vakuola
kontraktil! Apakah Paramecium sp. merupakan
regulator hiperosmotik, regulator hipoosmotik, atau
konformer. Jelaskan!
Vesikel-vesikel kecil yang mengelilingi vakuola kontraktil
mula-mula berisi cairan yang isotonik dan sitosol. Vesikel-
vesikel kemudian memasukkan Na+ ke cairan vesikel dan
mengeluarkan K+ dari cairan vesikel secara transport aktif
dan menggunakan energi ATP yang dibuat dalam
mitokondria. Akhirnya, setelah konsentrasi dalam sitosol
(cairan vesikel menjadi hipoosmotik), vesikel-vesikel
bergerak menuju dan menuangkan isinya ke dalam vakuola
kontraktil (fase pengisian). Fase pengisian ini akan terjadi
terus menerus sampai volume vakuola kontraktil cukup
besar. Kemudian, vakuola kontraktil berkontraksi secara
tiba-tiba, sehingga cairannya disemprotkan ke luar melalui
pori-pori pada permukaannya (fase pengosongan).
• Setelah itu, akan dimulai fase pengisian berikutnya.
Mekanisme seperti ini memungkinkan terjadinya
ekskresi larutan hipoosmotik dengan menahan garam
yang bermanfaat.

• Aktivitas vakuola kontraktil tersebut menyebabkan


Na+ banyak yang hilang. Untuk menjaga
konsentrasinya di dalam sitoplasma, diduga
Paramecium sp. menggantinya dengan memasukkan
secara aktif dari mediumnya.
SOAL NO. 5
5. Bagaimana osmoregulasi (hiperosmotik/
hipoosmotik) pada hewan yang hidup di darat?
Pada dasarnya regulator hiperosmotik menghadapi 2
masalah fisiologik: (1) air cenderung masuk ke dalam tubuh
hewan, sebab konsentrasi zat terlarut dalam tubuh hewan
lebih tinggi daripada dalam mediumnya, dan (2) zat terlarut
cenderung keluar tubuh, sebab konsentrasi di dalam tubuh
lebih tinggi daripada di luar tubuh. Di samping itu
pembuangan air sebagai penyeimbang air masuk, juga
membawa keluar zat terlarut di dalamnya.
SOAL NO. 6
6. Manusia memiliki sepasang ginjal yang
terletak di rongga perut sebelah kanan dan kiri
ruas tulang belakang. Jelaskanlah:
a). Unit Fungsional Ginjal
• Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat
berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal
manusia dewasa.
• Bagian-bagian nefron adalah:
• Korpus ginjal — glomerulus dan kapsula Bowman
• Tubulus konvolusi proksimal
• Lengkung Henle : Cabang desenden lengkung Henle, Segmen
tipis cabang asenden lengkung Henle, Segmen tebal cabang
asenden lengkung Henle
• Tubulus konvolusi distal
• Tubulus kolektivus
– Tubulus kolektivus kortikal
– Tubulus kolektivus medularis
• Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut
(terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring
darah, kemudian menyerap cairan dan molekul kembali yang
masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan
dibuang. Penyerapan kembali dan pembuangan dilakukan
menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan
kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan
disebut urin.
• Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang
disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan
oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung
gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada
dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran
darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus
memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat
disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari
glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari
darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan
akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring
akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
b). Filtrasi Glomerulus
• Tahap pertama pembentukan urine pada manusia adalah filtrasi
glomerulus. Filtrasi glomerulus adalah proses penyaringan plasma bebas
protein melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsul Bowman. Melalui
filtrasi glomerulus, setiap hari berbentuk rata-rata 180 liter filtrat
glomerulus. Jika volume plasma pada orang dewasa rata-rata 2,75 liter,
berarti ginjal menyaring keseluruhan plasma sebanyak 65 kali sehari. Laju
filtrasi glomerulus dikontrol oleh saraf simpatik. Saraf parasimpatik tidak
memiliki pengaruh apapun pada ginjal. Kali ini kita akan membahas
mekanisme kerja filtrasi glomerulus secara lengkap.
• Ketika darah mengalir melalui glomerulus, cairan yang di filtrasi harus
melewati membran glomerulus yang mampu menahan sel darah dan
protein plasma, tetapi air dan zat terlarut yang molekulnya berukuran
kecil akan melewati membran glomerulus. Membran glomerulus tersusun
dari tiga lapisan, yaitu dinding kapiler glomerulus, membran basal dan
lapisan dalam kapsul Bowman.
• Dinding kapiler glomerulus
terdiri atas satu lapis sel endotelium pipih yang memiliki banyak pori
besar, sehingga bersifat 100 kali lebih permeabel terhadap H₂O dan zat-
zat terlarut daripada kapiler dibagian tubuh lainnya.
c). Kerja tubulus
• Tubulus ginjal adalah serangkaian tabung yang dimulai setelah
kapsul Bowman dan berakhir di tubulus pengumpul (collecting
duct). Setiap tubulus memiliki beberapa bagian:
• Tubulus proksimal merupakan tubulus yang paling dekat
dengan glomerulus, bentuk tubulus ini berbelit-belit. Berfungsi
untuk menyerap air, natrium, dan glukosa kembali ke dalam
darah.
• Lengkungan Henle (loop of henle) merupakan bagian dari
tubulus ginjal yang membentuk lengkungan ke bawah, dan
berada di antara tubulus proksimal dan distal. Berfungsi
menyerap kalium, klorida, dan natrium ke dalam darah.
• Tubulus distal merupakan tubulus yang berada di akhir
rangkaian tubulus ginjal yang bentuknya berbelit-belit.
Berfungsi untuk menyerap lebih banyak natrium ke dalam
darah dan mengambil kalium serta asam.
• Limbah atau cairan yang disaring dari nefron dilewatkan ke
dalam tubulus pengumpul, yang mengarahkan urine ke pelvis
ginjal. Pelvis ginjal dengan ureter memungkinkan urine
mengalir ke kandung kemih untuk ekskresi.
• Terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal dan
dilakukan oleh sel-sel epitelium di tubulus tersebut.
Fungsinya adalah untuk menyerap kembali zat-zat di
urine primer yang masih bermanfaat bagi tubuh seperti
glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-
, dan HbO42-. Air akan diserap kembali melalui proses
osmosis di tubulus dan lengkung henle. Zat-zat yang
masih berguna itu akan masuk ke pembuluh darah yang
mengelilingi tubulus. Hasil dari reabsorpsi adalah urine
sekunder/filtrat tubulus yang kadar ureanya lebih tinggi
dari urine primer.
• Urine sekunder masuk ke lengkung henle. Pada tahap ini
terjadi osmosis air di lengkung henle desenden sehingga
volume urin sekunder berkurang dan menjadi pekat.
Ketika urine sekunder mencapai lengkung henle asenden,
garam Na+ dipompa keluar dari tubulus, sehingga urea
menjadi lebih pekat.
Reabsorbsi terjadi pada saat filtrat mengalir melalui tubulus,
zat-zat yang direabsorbsi diangkut oleh kapiler peritubulus.
Filtrat glomerulus atau urine primer masih banyak
mengandung zat yang diperlukan tubuh antara lain glukosa,
garam-garam, dan asam amino. Filtrat glomerulus ini kemudian
diangkut oleh tubulus kontortus proksimal. Di tubulus
kontortus proksimal zat-zat yang masih berguna direabsorpsi.
Seperti asam amino, vitamin, danbeberapa ion yaitu Na+, Cl–,
HCO3–, dan K+. Sebagian ion-ion ini diabsorpsi kembali secara
transpor aktif dan sebagian yang lain secara difusi. Proses
reabsorpsi masih tetap berlanjut seiring dengan mengalirnya
filtrat menuju lengkung Henle dan tubulus kontortus distal.
Pada umumnya, reabsorpsi zat-zat yangmasih berguna bagi
tubuh seperti glukosa dan asam aminoberlangsung di tubulus
renalis. Akan tetapi, apabila konsentrasizat tersebut dalam
darah sudah tinggi, tubulus tidak mampulagi mengabsorpsi zat-
zat tersebut. Apabila hal ini terjadi,maka zat-zat tersebut akan
diekskresikan bersama urine.
SOAL NO. 7
7. Jelaskan mekanisme berikut!
Mekanisme pengenceran dan
pemekatan urine!
Proses Terjadinya Pengenceran Urin
Di pengaruhi oleh ADH (anti duretik hormon) dan aldosteron.ADH dan
aldosteron menyebabkan meningkatnya permeabilitas tubulus sehingga
akanmeningkatkan reabsorsi air. Hal ini akan menyebabkan volume urin
menurun.Apabila ADH jumlahnya menurun, makareabsorsi air menurun
akibatnya jumlah urin meningkat.
Hal-hal yang menyebabkan ADH naik:
1) Maningkatkan asmolalitas plasma
2) Penurunan volume dan tekanan darah
Hal-hal yang menyebabkan ADH turun:
1) Penurunan asmolalitas plasma
2) Peningkatan volume dan tekanan darahIni diatur oleh sistem
autoregulasi ginjal, yaitu melalui tubuloglomerular feedback
pada jukstaglomerolus terutama pada makula densa di
tubulus distal yang menimbulkanvasokonstriksi dan
vasodilatasi kapiler afferen dan efferen, yang akan
mempertahankan lajufiltrasi tetap normal pada MAP antara
70 - 160 mmHg.
Namun perubahan tekanan darah akanmenyebabkan
produksi urin yang meningkat walaupun laju filtrasi tetap
normal, karena adanyamekanisme reabsorpsi dan sekresi dari
tubulus ginjal
Proses Terjadinya Pemekatan Urine
Apabila permeabilizas terhadap air tinggi, maka sewaktu bergerak ke bawah
melalui interstisiumyang pekat, air akan berdifusi keluar duktus pengumpul dan kembali
ke dalam kapiler peritubulus. Hasilnya adalah penurunan ekskresi air dan pemekatan
urin. Sebaliknya apabila permeabilizas terhadap air rendah, maka air tidak akan berdifusi
keluar duktus pengumpulmelainkan akan diekskresikan melalui urin, urin akan encer.
Permeabilizas duktus pengumpul terhadap air ditentukan oleh kadar hormone
hipofisis Posterior,hormon antidiuretik (ADH), yang terdapat di dalam darah. Pelepasan
ADH dari hipofisis posterior meningkat sebagai respons terhadap penurunan tekanan
darah atau peningkatanosmolalitas ekstrasel (penurunan konsentrasi air). ADH bekerja
pada tubulus pengumpul untuk meningkatkan permeabilizas air.
Apabila tekanan darah rendah, atau osmolalitas plasma tinggi,maka pengeluaran
ADH akan terangsang dan air akan direasorbsi ke dalam kapiler peritubulussehingga
volume dan tekanan darah naik dan osmolalitas ekstrasel berkurang. Sebaliknya,apabila
tekanan darah terlalu tinggi atau cairan ekstrasel terlalu encer, maka pengeluaran ADH
akan dihambat dan akan lebih banyak air yang diekskresikan melalui urin sehingga
volume dantekanan darah menurun dan osmolalitas ekstrasel meningkat.
Mekanisme Pengasaman Urine
Mekanisme Pengasaman Urin pH darah dipertahankan dalam batas-batasv
normal meskipun terjadi penambahan asam dan alkali ke dalam darah dari
makanan maupun sebagai akibat reaksi-reaksi metabolisme. Ruang ekstrasel
dan intersel, keduanyav mengandung banyak sistem buffer yaitu sistem asam
karbonat (H2CO3) – bikarbonat yang konjugat asamnya yaitu CO2

Makin rendah pH urin konsentrasi H+>, maka makin cepat ammonia akan
berdifusi ke dalam urin. Pembentukan ammonia sangat meningkat pada
asidosis metabolik dan dapat diabaikan pada alkolisis.

Aktivitas glutaminase ginjal diperbesar oleh asidosis. Mekanisme ammonia


adalah alat yang berharga untuk konversi kation. Dalam keadaan normal, 30-
50 mEq ion hidrogen dibuang setiap hari dengan bergabung dengan ammonia
dan ±10 – 30 mEq sebagai asam yang dapat ditetrasi.
Mekanisme Buffer untuk Pengendalian
Ph Cairan Tubuh
Buffer adalah substasia yang mencegah adanya perubahan pH larutan
bila suatu asam atau basa ditambahkan padanya. Buffer dalam darah
termasuk buffer asam. Buktinya, jika darah tidak memiliki buffer,
maka ketika minum jus jeruk yang kecut, tubuh kita dapat mengalami
asidosis (pH darah asam). Derajat keasaman merupakan suatu sifat
keasaman kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh lainnya.
Satuan derajat keasaman adalah pH. Pembufferan dalam tubuh tidak
terbatas pada darah, tetapi juga pada cairan interestrial dan cairan
intrasel. Buffer utama di dalam cairan serebrospinalis dan urin
merupakan sistem bikarbonat dan fosfat. Di dalam darah ada tiga
buffer efektif yaitu :
1. Karena gugusan protein plasma
2. Buffer oleh disosiasi gugusan imidazol dari gugusan histidin di
dalam hemoglobin
3. Buffer yang merupakan sistem asam karbonat-bikarbonat.
Buffer ketiga ini dikenal dengan persamaan Henderso-
Hasselbach. Dari ketiga macam buffer darah tersebut, yang
mempunyai sistem buffer paling effektif di dalam tubuh
adalah buffersistem asam karbonat-bikarbonat karena
jumlah CO2 yang larut dikendalikan oleh pernapasan dan
konsentrasi HCO3- plasma diatur oleh ginjal. Bila H+
ditambahkan ke darah, maka HCO3- menurun karena lebih
banyak H2CO3 yang dibentuk. Jika H2CO3 tambahan tidak
dirubah ke CO2 dan H2O serta CO2 disekresikan di dalam
paru-paru,maka konsentrasi H2CO3 akan meningkat. Bila
cukup H+ telah ditambahkan untuk membagi dua HCO3-
plasma, maka pH akan diturunkan dari 7,4 ke 6,0.
bagaimanapun H+ tidak hanya menyingkirkan seluruh
H2CO3 tambahan yang dibentuk, tetapi peningkatah H+
merangsang pernapasan, yang menimbulkan penurunan
PCO2, sehingga sejumlah H2CO3 tambahan disingkirkan.
sehingga pH hanya turun ke 7,2 atau 7,3.
a. Mekanisme pengenceran dan pemekatan urine!
b. Mekanisme pengasaman urin
c. Mekanisme Buffer untuk Pengendalian Ph Cairan Tubuh
Terimakasih
• Apa yang dimaksud dengan dehidrasi?
• Mengapa jika manusia minum air laut dapat
memperparah dehidrasi?
• Apa saja penyebab dehidrasi?
• Bagaimana cara mencegah terjadinya
dehidrasi?
1. Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan
daripada yang didapatkan
2. Air laut justru membuat kamu semakin banyak kehilangan cairan
dan menyebabkan dehidrasi. Menurut Marine Knowledge, ketika
meminum air laut, tubuh akan semakin kehilangan air yang
digunakan untuk "menurunkan" kandungan garam yang ada dalam
tubuh, akibatnya terjadilah dehidrasi alias kekurangan cairan. organ
tubuh yang mengalami efek pertama kali adalah ginjal, yang fungsi
utamanya adalah menyaring kelebihan bahan kimia dalam tubuh
dan dikeluarkan melalui urine. Ketika kamu mengkonsumsi air
garam, secara langsung akan meningkatkan jumlah kandungan
garam pada ginjal yang bertugas menyaring darah. Ginjal akan
membuang banyak air untuk membuang garam, dan selama
periode panjang mengkonsumsi air garam (laut), kelebihan air akan
terus-menerus membanjiri ginjal yang berisiko menyebabkan gagal
ginjal, komplikasi dan bahkan kematian
3. Dehidrasi disebabkan oleh kekurangan asupan
cairan dalam tubuh, atau tubuh lebih banyak
kehilangan cairan daripada asupannya. Cairan
yang ada di dalam tubuh bisa terbuang
melalui urine, muntah-muntah, diare,
keringat, dan air mata. Selain itu, cuaca,
olahraga, dan makanan akan sangat
memengaruhi tingkat keparahan dehidrasi.
4. Minum air dalam jumlah yang cukup,
mengonsumsi makanan yang mengandung
kadar air tinggi misalnya sayuran dan buah-
buahan, tidak minum alkohol
Perbedaan dengan Hasil Diskusi
• Kelompok penyaji membahas hubungan antara osmoregulasi dengan dehidrasi

• Pada diskusi membahas diagnosis dehidrasi yaitu Dokter melakukan berbagai tes sederhana pada
saat pemeriksaan atau mengirim sampel darah atau urin ke laboratorium.

Tanda-tanda vital dehidrasi: Demam, peningkatan denyut jantung, penurunan tekanan darah, dan
pernapasan yang lebih cepat adalah tanda-tanda dehidrasi potensial dan penyakit lainnya.

Tes urin: Warna dan kejernihan urin, berat jenis urin (massa urin bila dibandingkan dengan jumlah
air suling yang sama), dan adanya keton (senyawa karbon - tanda tubuh mengalami dehidrasi)
dalam urin mungkin semuanya membantu menunjukkan tingkat dehidrasi.Peningkatan glukosa
dalam urin dapat menyebabkan diagnosis diabetes atau menunjukkan hilangnya kontrol diabetes
dan penyebab dehidrasi.Protein berlebih bisa menandakan masalah ginjal. Jumlah garam atau
elektrolit (natrium, kalium, bikarbonat) dan glukosa serta indikator fungsi ginjal (BUN dan kreatinin)
mungkin penting untuk mengevaluasi tingkat dehidrasi dan kemungkinan penyebabnya.

Tes darah: Hitung darah lengkap (CBC) dapat dipesan jika dokter berpikir infeksi yang mendasari
menyebabkan dehidrasi. Tes darah lainnya, seperti tes fungsi hati, dapat diindikasikan untuk
menemukan penyebab gejala.
Kesimpulan
• Osmoregulasi adalah proses untuk menjaga keseimbangan
konsentrasi antara air dan elektrolit yang ada dalam tubuh
agar sesuai dengan lingkungannya.
• Hewan memiliki habitat yang berbeda-beda. Tiap habitat
memiliki karakteristik lingkungan yang berbeda. Masalah
lingkungan yang perlu dihadapi berbeda pula, sehingga
hewan memiliki cara osmoregulasi yang berbeda beda.
• Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih
banyak cairan daripada yang didapatkan
• Penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal kronis adalah kondisi
saat fungsi ginjal menurun secara bertahap karena
kerusakan ginjal.

Anda mungkin juga menyukai