Contoh Presentasi - TA Eksperimental
Contoh Presentasi - TA Eksperimental
Oleh : Peneliti
Dibawah Bimbingan :
Pembimbing I : Pembingbing II
…………… ………………...
pendahuluan
Latar Belakang
Menurut American Diabetes Association (ADA) (2010),
Definisi Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya
Empiris
Rebusan sarang semut dengan konsentrasi 1
gram/mL memiliki aktivitas tinggi menurunkan
kadar glukosa darah sebesar 130,5 mg/dL, rebusan
sarang semut dengan konsentrasi 2 gram/ml
menurunkan kadar glukosa darah sebesar 0,34
mg/dL. Komponen bioaktif yang terdapat pada
rebusan sarang semut adalah alkaloid, flavonoid dan
saponin (Sugiatno, 2016)
• Senyawa apakah yang terkandung dalam ekstrak
heksana dan ekstrak air sarang semut ?
Identifikasi Masalah • Apakah ekstrak heksana dan ekstrak air sarang semut
memiliki aktivitas antidiabetes ?
Simplisia
Penetapan
Uji
Kadar Air
Fitokimia
Ekstraksi dengan Heksana
Heksana
Dirajang,
Kadar Air Ekstraksi
dikeringkan
Disaring
Uji Fitokimia
Dipekatkan
Akuades
1 g/kg BB 1 g/kg BB
Uji Aktivitas Antidiabetes Terhadap TikusPutih (Rattus novergicus ) jantan
Pengelompokan Tikus
Adaptasi
Tikus hiperglikemia
Pengukuran Kadar Glukosa Darah tiap 3 hari selama 15 hari Analisis Data
Prosedur Uji Aktivitas Antidiabetes in Vivo
Induksi Hiperglikemi
Tikus hiperglikemia
Adaptasi hewan uji Cek GDP hari ke 0 Induksi rute SC
• Nilai kadar air yang diperoleh dari sarang semut ini adalah
10,67%,
Hasil Penetapan • Menurut standar Materia Medika (Depkes, 1995), simplisia dinilai
cukup aman dalam penyimpanan bila mempunyai kadar air tidak
Kadar Air lebih dari 10%.
• Sarang semut mirip seperti batang yang keras dan sulit dibuat
serbut yang lebih kecil sehingga pengeringan kurang sempurna.
• Selama penyimpanan simplisia dapat ditumbuhi mikroorganisme
Ekstrak Sarang semut
• Ekstraksi sarang semut menggunakan metode maserasi, karena metode ini memiliki kelebihan
yaitu pengerjaannya yang mudah dengan peralatan yang sederhana, murah serta dapat
meminimalisir rusaknya komponen senyawa akibat pemanasan.
• Prinsip ekstraksi berdasarkan kelarutan (like dissolve like) yaitu pelarut polar melarutkan senyawa
polar, pelarut semi polar melarutkan senyawa semi polar, dan pelarut non polar melarutkan
senyawa non polar.
• Penelitian menggunakan pelarut non polar hexane dan pelarut polar air
• Hasil rata-rata pengukuran kadar glukosa darah tikus selama 15 hari setelah
perlakuan dengan pemeriksaan kadar glukosa setiap 3 hari adalah sebagai berikut
GRAFIK RERATA KADAR GLUKOSA DARAH
600
KADAR GLUKOSA DARAH MG/DL
• Presentase penurunan kadar glukosa selama 15 hari menunjukkan bahwa penurunan kagdar
glukosa tikus ekstrak heksana lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol positif yang diberi
metformin maupun perlakuan yang diberi ekstrak air
• Nilai tertinggi penurunan kadar glukosa terjadi pada pemberian ekstrak heksana 1 g /kg BB
• Kandungan senyawa kimia pada ekstrak heksana : alkaloid dan steroid
• Kandungan senyawa kimia pada ekstrak air : alkaloid, flavonoid dan saponin
• Kedua ekstrak mempunyai kandungan alkaloid dan kedua ekstrak mempunyai
aktivitas sebagai antidiabetes, sehingga alkaloid yang berpotensi menurunkan
kadar glukosa darah tikus
• Menurut Ho dan Bray (1999), Alkaloid bekerja dengan menstimulasi hipotalamus
untuk meningkatkan sekresi Gowth Hormone Releasing Hormone (GHRH),
sehingga sekresi Gowth Hormone (GH) pada hipofisis meningkat. Kadar GH
yang tinggi akan menstimulasi hati untuk mensekresikan Insulin-like Gowth
Factor-1 (IGF-1). IGF-1 mempunyai peran dalam pengaturan fisiologi normal,
menghambat dari rusaknya sel dan sebuah polipeptida yang dapat meningkatkan
proliferasi sel serta penyerapan gula oleh sel, sehingga kadar glukosa darah
menurun.
• Flavonoid dapat mencegah komplikasi atau progesifitas diabetes mellitus dengan cara
membersihkan radikal bebas yang berlebihan, memutuskan rantai reaksi radikal bebas, mengikat
ion logam (chelating), dan memblokade jalur poliol dengan menghambat enzim aldose
reduktase. Flavonoid juga memiliki efek penghambatan terhadap enzim alfa gukosidase melalui
ikatan hidroksilasi dan substitusi pada cincin β. Prinsip penghambatan ini serupa dengan
acarbose yang selama ini digunakan sebagai obat untuk penanganan diabetes mellitus, yaitu
dengan menghasilkan penundaan hidrolisis karbohidrat dan disakarida dan absorpsi glukosa
serta menghambat metabolisme sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa (Ho dan Bray, 1999).
• Senyawa saponin juga diketahui sebagai antidiabetes. Hal ini dibuktikan oleh Firdous, et al.,
(2009). Setelah dilakukan pemeriksaan histopatologi, diketahui bahwa saponin mampu
meregenerasi pankreas yang menyebabkan adanya peningkatan jumlah sel β pankreas dan
pulau-pulau Langerhans sehingga sekresi insulin akan mengalami peningkatan. Peningkatan
sekresi insulin tersebut akan membantu penurunan kadar glukosa darah. Regenerasi sel β
pankreas itu terjadi karena adanya sel quiescent pada pankreas yang memiliki kemampuan
beregenerasi. Oleh karena itu, ketiga senyawa yaitu alkaloid, flavonoid dan saponin memiliki
kemampuan dalam menurunkan kadar glukosa darah.
Hasil Analisis Data
• Untuk mengetahui perbedaan penurunan kadar glukosa darah tikus antara tiap perlakuan
dilakukan analisis statistic menggunaka anova, taraf signifikansi (α) 0,05 dengan hasil uji
diperoleh F hitung sebesar 60, 63 karena F hitung (60,63) > F table (2,77) maka Ho
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kadar glukosa
darah tikus antara tiap perlakuan uji lanjut dengan uji Duncan
Anova
Jumlah Sig
kuadrat Df Mean Square F
Antar 0,000
79968,87 5 15993,77 60,63
kelompok
Dalam
4747,75 18 263,76
kelompok
Total 84716,62 23
Hasil uji duncan