SUKARDIN,S.Kep.,Ners.,MNS
Tujuan pemfis sistem neurologi
Tujuan utama : mengungkpkn dan menjlskn
defisit fungsi dan menjelaskan kemungkinan
lokasi anatomis dari otak
Bgmn tingkat kesadaran ps
Tntukan dg GCS (Glasgow Coma Scale)
Anamnesis
Kelainan sistem saraf bisa menimbulkan berbagai gejala :
Nyeri kepala
Kejang, pingsan atau gerakan aneh
Pening atau vertigo
Mslh penglihatan
Kelainan penciuman
Kesulitan berbicara
Mslh menelan
Kesulitan berjalan
Ekstremitas lemah
Gg sensori
Gerakan involunter atau tremor
Mslh pengendalian sfingter (BAB & BAK)
Gg fungsi mental luhur sprt bingung atau perubahan
kepribadian
Pemeriksaan tanda meningeal
Kaku kuduk
ps terlntng, leher ditekuk
normal : dagu nempel di dada dan tdk ada tahanan
Brudzinsky I
ps trlntng, letakkn satu tangn di bawah kepala, tngn
lain diletakkn di dada untk mncgh badan terangkt,
kemudian kepala difleksikan.
Brudzinsky II
ps trlntg, fleksikan scr pasif tungkai atas pd panggul,
ikuti fleksi tungkai lainnya.
bila sendi lutut lainnya dlm keadaan ekstensi, mk terdpt
tanda miningeal.
Pemeriksaan kesadaran
Tingkat kesadaran dibagi 2 macam :
Kesadaran kuantitatif (GCS = Glasgow Coma Scale)
Kesadaran kualitatif
Kesadaran kuantitatif
Pengukuran menggunakan GCS dengan 3 kategori
skoring
1. Skor 3-5 cedera kepala berat
2. Skor 6-9 cedera kepala sedang
3. Skor 10-13 cedera kepala ringan
4. Skor 14-15 tidak ada cedera kepala
Tabel penilaian GCS
Kesadaran kualitatif
Kompos mentis kesadaran sadar penuh, mampu
merespon semua rangsangan dengan baik.
Letargi mampu merespons tetapi lambat, tampak
mengantuk, tidur jika tidak ada rangsangan.
Apatis tidak bangun dengan rangsangan minimal,
perlu rangsangan yang agak keras, tidak mampu
mengikuti perintah.
Sopor hanya merespon jika diberi rangsangan
sangat kuat.
Sopor koma hanya memberi respon cahaya, tidak
berespon secara fisik.
Koma tidak merespon rangsangan apapun
Sensasi
Perawat menyentuh daerah yang dirangsang dengan
mata klien tertutup. Minta klien untuk menyebutkan
daerah yang disentuh dengan kapas atau benda halus
lainnya.
Pemeriksaan saraf kranial
Pemeriksaan 12 syaraf kranial
N.I : Olfaktoris termasuk saraf sensorik, berfungsi
untuk mengenali bau-bauan
Cara pemeriksaan : minta klien menutup mata, letakkan bau-
bauan yang dikenali klien didepan hidung lalu minta klien
memberi tahu bau tersebut.
N.II : Optikus saraf sensorik, bekerja pada indra
penglihatan (lapang pandang, kemampuan melihat dll)
Cara memeriksa : sama dengan saat memeriksa dengan kartu
snellen atau pemfis mata.
N.III : Okulomotorius
Syaraf motorik, berfungsi sbg penggerak bola mata, reaktivitas
terhadap cahaya.
Cara memeriksa : pemeriksaan rangsang cahaya, pemeriksaan
gerak bola mata.
Lanjutan …
N. IV : Troklearis saraf motorik, kemampuan bolamata
kebawah dan lateral
Cara memeriksa : minta klien untuk menoleh kearah bawah
dan lateral.
N. V : Trigeminal sebagai syaraf sensorik dan motorik,
berfungsi dalam proses mengunyah dan merasakan
makanan; refleks kornea
Cara memeriksa:
Lanjutan …
N. VI : Abdusen saraf motorik, menggerakan bola
mata kearah lateral.
Cara memeriksa : minta klien menggerakan bola mata
kearah lateral.
N. VII : Facialis saraf motorik dan sensorik, berfungsi
memberi ekspresi wajah, perasa, refleks kornea,
penutupan kelopak mata dan bibir.
Cara memeriksa :
Minta klien tersenyum, menaikan alis, serta tetap berusaha
menutup mata dan bibir sementara pemeriksa mencoba
membukanya.
Minta klien untuk merasakan gula dan garam yang diletakkan
pada lidah. Normalnya pasien akan merasakan rasa yang berbeda
Lanjutan …
N. VIII : Akustikus saraf sensoris, mengendalikan
pendengaran dan keseimbangan tubuh.
Cara memeriksa ; sama seperti memeriksa tajam
pendengaran.
N. IX : Glossofaringealsaraf sensorik dan motorik,
mengendalikan proses menelan dan muntah, merasakan
rasa pada lidah
Cara memeriksa : sentuh ujung tenggorokan dengan spatel
lidah.
Minta klien untuk menelan
N. X : saraf motorik dan sensorik, berfungsi
mengendalikan proses menelan dan refleks muntah.
Cara memeriksa : bersamaan dengan N.IX, kemudian kaji
kejelasan klien saat berbicara.
Lanjutan …
N. XI : Spinal aksesoriussaraf motorik, berfungsi
mengendalikan gerakan bahu dan rotasi kepala.
Cara memeriksa :
Minta klien untuk menoleh kearah kiri dan kanan,
menganggukan dan mendongakkan kepala;
Minta klien untuk menaikan bahu sementara pemeriksa
memberi tahanan bahu.
N. XII : Hipoglossus saraf motorik, berfungsi
menggerakkan lidah, membantu proses artikulasi saat
berbicara
Cara memeriksa : minta klien menggerakkan lidah,
mendorong pipi kiri dan kanan pada bagian dalam lidah.
Kaji artikulasi klien saat berbicara.
Pemeriksaan sistem motorik
Pemeriksaan sistem motorik meliputi ukuran otot,
kekenyalan dan kekuatan untuk melakukan gerakan
secara volunter, pemeriksaan yang dilakukan sama
dengan pemeriksaan pada ekstermitas atas dan bawah.
Pemeriksaan fungsi serebelum
Pengkajian fungsi serebelum meliputi observasi
koordinasi tubuh, keseimbangan tubuh, dan cara
berjalan. Kegiatan otot memerlukan koordinasi berbagai
otot penggerak untuk menghasilkan gerakan yang halu,
tepat, dan harmonis.
Koordinasi
Minta klien untuk berbaring
Minta klien untuk memejamkan mata. Perintahkan klien
untuk menyentuh ujung hidungnya dengan jari telunjuk
salah satu tangan dan berganti dengan tangan yang lain
dengan gerakan cepat.
Beri tahu klien untuk membuka matanya. Perintahkan
klien untuk menyentuh ujung hidungnya dengan jari
telunjuk, kemudian dilanjutkan dengan menyentuh ujung
jari telunjuk perawat yang berjarak ± 24 cm dari klien.
Lakukan pemeriksaan pada tangan yang lain.
Selama pemeriksaan, amati berapa kali klien melakukan
gerakan tremor, amati pula berapa kali klien menyentuh
jari terlalu ke bawah
Keseimbangan cara berjalan
Tes Romberg perintahkan klien untuk berdiri
tegak dengan tangan dikedua sisi tubuh. Pertama,
minta klien untuk menutup kedua mata selama 20
detik, kemudian minta klien untuk membuka mata.
Hasil tes Romberg positif jika klien seimbang dan
cenderung jatuh saat berdiri dengan mata tertutup.
Pemeriksaan cara berjalan minta klien berjalan
lurus menggunakan tumit, mengikuti garis lurus yang
sudah dibuat
Lanjutan …
Dengan prosedur yang sama, minta klien untuk
berjalan dengan berjinjit. Posisi kedua lengan harus
ada disamping tubuh dan mata klien terbuka. Catat
postur tubuh dan kemampuan klien untuk
mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Postur
tubuh harus tetap tegak dengan cara berjalan yang
halus dan lambaian tangan yang minimal untuk
mempertahnkan keseimbangan tubuh saat berjalan.
Selama berjalan perawat memperhatikan
keseimbangan tubuh klien.
Lanjutan …
Untuk mengkaji kecepatan gerak ekstrimitas atas,
minta klien untuk menepuk lutut dengan tangan
dengan posisi telapak tangan membuka dan menutup
secara bergantian
Untuk mengkaji kecepatan gerak ekstremitas bagian
bawah, minta klien untuk menaikan tumit hingga
kesisi lutut yang lain, lalu dengan cepat meminta klien
untuk menurunkan kakinya ke lantai. Lakukan gerak
yang sama pada kaki yang lain
Klien harus bisa melakukan gerakan – gerakan
tersebut dengan cepat dan tepat.
Pemeriksaan refleks
Refleks biseps
Pusat : segmen medula spinalis
C5 dan C6.
Lengan kanan klien diletakkan
dalam posisi lemas
Rileks pada lengan kiri pemeriksa,
jempol pemeriksa ditempatkan
pada tendon biseps dan kemudian
jempol di tekuk dengan palu
refleks.
Respon normal : Klien menekuk
siku
Refleks triseps
Pusat: di segmen C 7 dan C 8
Cara : lengan diletakkan
setengah fleksi disendi siku
Respon normal : ekstensi siku
Refleks patella
Pusat : medula spinalis
setinggi 1,2,3, dan 4
Tungkai ditekuk pada sendi
lutut
Palu refleks mengetuk
tendos yang berada dekat
tepi bawah patella
Respon normal : kontraksi
otot-otot ekstensor tungkai
bawah.
Refleks achilles
Pusat medula spinalis
setinggi S1
Cara : Tungkai klien ditekuk
sedikit pada sendi lutut, kaki
di dorfleksikan secara
maksimal dan tendon
achilles ditekuk
Refleks babinski
Normalnya refleks babinski ditemukan, jika saat
dilakukan tes hasilnya positif dicurigai adanya
kerusakan pada persarafan.
TERIMA KASIH