Anda di halaman 1dari 17

RUMAH SAKIT ISLAM N AMIRA

No. Izin : 503/293/PMPTSP-RS/01/2021


Jln. KH. Ahmad Dahlan No. 17 Selong Lombok Timur
Telp. (0376) 21004, Fax (0376) 22693
Selong, 14 Mei 2022

Nomor : /PAN/PROGNAS/RSI-N/V/2022
Hal : Pengesahan Panduan,
Lampiran : - Lembar

Yth. Kepala Bidang Keperawatan


di Tempat

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Teriring rasa syukur semoga limpahan kasih sayang Allah SWT menyertai di dalam
melaksanakan kegiatan sehari- hari, amiiin.
Sehubungan dengan akan dilakukannya Akreditasi di Rumah Sakit Islam Namira,
dan telah dilakukan review terkait panduan TB-DOTS, maka kami mengajukan untuk
pengesahan panduan tersebut ( terlampir)
Demikian, atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.

Wabillahitaufiquwalhidayah
Wassalamu’alaikum Wr... Wb...

Ketua Tim TB

dr. Ellen., SP.P

RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA


No. Izin : 503/293/PMPTSP-RS/01/2021
Jln. KH. Ahmad Dahlan No. 17 Selong Lombok Timur
Telp. (0376) 21004, Fax (0376) 22693

Selong, 14 mei 2022

Nomor : /PAN/PROGNAS/RSI-N/V/2022
Hal : Undangan Semua Tim TB
Lampiran :-

Yth. Tim TB
di Tempat

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Teriring rasa syukur semoga limpahan kasih sayang Allah SWT menyertai di dalam
melaksanakan kegiatan sehari- hari, amiiin.
Sehubungan dengan akan dilakukannya Akreditasi di Rumah Sakit Islam Namira,
maka perlu dilakukan review terhadap Kebijakan Pelayanan TB-DOTS. Oleh karena itu,
mengundang bapak/ ibu untuk koordinasi review dan revisi hal yang dimaksudkan
tersebut yang insyaAllah akan dilaksanakan pada :
Hari, tanggal : Sabtu, 14 Mei 2022
Waktu : 14.00-15.00 wita
Tempat : Aula RSI Namira
Demikian, atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.
Wabillahitaufiquwalhidayah
Wassalamu’alaikum Wr... Wb...
Ketua Tim TB

dr. Ellen., SP.PD


Minutes of the
MOM KOORDINASI REVIEW REGULASI
Meeting

Peserta
Hari Sabtu   Dr Ellen Sppd

Tanggal 14 Mei 2022   Dr Moh Ilham Akbar

Mulai 14.00 WITA Selesai 15.00 WITA Siti Jauhariah


Tilawah
Q.S Al Fatihah   Nurul Khairani
Agenda Review regulasi tentang Panduan
Pelayanan Tim TB   Laely Rahmah

  Elinda Sasmita

Triwi Elfa

Riza Febriana

Baiq Senja

Dea Nisa

Leni Oktaviani

Yuklina

Khairul Ihsan

Hal yang didiskusikan


1 Review regulasi tentang Panduan Pelayanan Tim TB

Hal yang disepakati

No Keterangan Penanggung jawab Tanggal Selesai


Revisi panduan TB + pengajuan
1 pengesahan Siti Jauhariah 14/05/2022
Disiapkan Oleh Siti Jauhariah          
RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
No. Izin : 503/293/PMPTSP-RS/01/2021
Jln. KH. Ahmad Dahlan No. 17 Selong Lombok Timur
Telp. (0376) 21004, Fax (0376) 22693

DAFTAR HADIR

Hari, tanggal : Sabtu, 14 September 2022


Waktu : 14.00-15.00 wita
Tempat : Aula RSI Namira
Agenda : Rapat koordinasi review regulasi Kebijakan Pelayanan,

NO Nama Keterangan TTD

1 Nurul Khairani 1 2

2 Laely Rahmah

3 Elinda Sasmita 3 4

4 Triwi Elfa

5 Riza Febriana 5 6

6 Baiq Senja

7 Dea Nisa 7 8

8 Leni Oktaviani

9 Yuklina 9 10

10 Khairul Ihsan
11 Siti Jauhariah 11 12

12. dr Moh Ilham

13 dr Ellen SPPD 13 14

14

PANDUAN PELAYANAN TB-DOTS

PAN/PROGNAS/RSI-N/V/2022
RUMAH SAKIT ISLAM
NAMIRA
Jln. KH. Ahmad Dahlan No.17 Selong, Lombok Timur - NTB

RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA


No Izin : 503/293/PMPTSP-RS/01/2021
JL.KH. Ahmad Dahlan NO 17 Pancor Lombok Timur
Telp (0376)21004 fax (0376)22693

Bismillahirrahmanirrahim

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
NOMOR : /PAD-PEL/AKR/DIR/RSI-N/IX/2018

TENTANG

PANDUAN PELAYANAN TB DOTS


DI RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA

Direktur Rumah Sakit Islam Namira dengan senantiasa mempohon bimbingan, lindungan
dan ridho Allah SWT :
MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Rumah Sakit Islam Namira Lombok Timur, perlu disusun
Pedoman Pelayanan TB-DOTS ;
b. Bahwa dalam upaya memberikan pelayanan TB-DOTS di
Rumah Sakit Islam Namira, maka diperlukan adanya kebijakan
Direktur RS sebagai landasan bagi seluruh penyelenggara dan
pelaksana pelayanan kesehatan khususnya yang terlibat
dalam pelayanan penanggulangan TB di Rumah Sakit Islam
Namira;
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
67/MENKES/PER/XII/2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11/MENKES/PER/II/2017 tentang Keselamatan Pasien;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
11. Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor :
856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar TB-DOTS Rumah
Sakit;
12. Fatwa DSN-MUI Nomor : 107/DSN-MUI/X/2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip
Syariah;
13. Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam
Namira Pancor Nomor : 005/SK/YRSNP/VIII/2015 tentang
Pemberlakuan Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Namira;
14. Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam
Namira Pancor Nomor : 005/SK/YRSNP/VI/2017 tentang
Pengangkatan dr. H. Utun Supria, M.Kes, sebagai Direktur
Rumah Sakit Islam Namira terhitung mulai 1 Juli 2017sampai
dengan 30 Juni 2020;
15. Keputusan Direktur Rumah Sakit Islma Namira Nomor :
1186/KBJ/RSI-N/XI/2018 tentang Kebijakan Pemberlakuan
Buku Wajib Rumah Sakit Syariah;
16. Pengesahan Yayasan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-
0020620.AH.01.12 tanggal 08 November 2017 tentang
Perubahan Data Pengesahan Akta Pendirian Yayasan Rumah
Sakit Islam Namira Pancor disingkat YRSNP ( yang di dasari
oleh Akta Notaris Fanniyah SH Nomor 006 tanggal 07
November 2017).
17. Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lombok Timur Nomor
2049/503/PM.II.50.A8/04/2018 tanggal 12 April 2018 tentang
Izin Operasional Rumah Sakit
18. Keputusan Menteri Kesehatan RI ( di tanda tangani Dirjen BUK
Akmal Taher an Menkes RI )No.HK.02.03/i/0347/2013 tanggal
19 Februari 2013 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit
Umum Islam Namira Provinsi Nusa Tenggara Barat ( sebagai
Rumah Sakit Umum Kelas D)

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
LOMBOK TIMUR TENTANG PEDOMAN PELAYANAN TB-DOTS

KEDUA : Memberlakukan Kebijakan PelayananTB DOTS sesuai Lampiran


Peraturan ini.

KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pelayanan TB-


DOTS Rumah Sakit Islam Namiradilaksanakan oleh Direktur
Rumah Sakit Islam Namira.

KEEMPAT : Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan bahwa segala sesuatunya akan disesuaikan
sebagaimana mestinya, bila kemudian hari ternyata terdapat
kesalahan dalam peraturan ini.

Ditetapkan di : Lombok Timur


Pada tanggal : 14 Mei 2022 M
13 Syawal 1443 H

RumahSakit Islam Namira


Lombok Timur

dr. Burhanuddin Hamid, MARS


NIK : 202076023

TEMBUSAN Yth :
1. KetuaYayasan RSIN PANCOR;
2. Ketua Komite Medik RSIN PANCOR;
3. Ketua Komite Keperawatan RSIN PANCOR;
4. Arsip.
Lampiran Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Namira
Nomor : /PAD-PEL/AKR/DIR/RSI-N/v/2022
Tanggal : 14 Mei 2022
Tentang : Panduan Pelayanan TB DOTS di Rumah Sakit Islam Namira

BAB I
DEFINISI

Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberculosis (M. tb) yang ditemukan pada tahun 1882
oleh Robert Koch. Kuman ini tumbuh lambat dan membelah diri setiap 18 – 24 jam
pada suhu yang optimal. Kuman M.tb tumbuh dan berkembang biak pada tekanan
O2 140 mmH2O di paru. Kuman M.tb berbentuk agak bengkok atau berbentuk
batang lurus dan pada biakan invitro mempunyai ukuran panjang 1 – 4 mm dan
tebal 0,3 – 06 mm. Basil TB di jaringan pejamu yang sakit mempunyai bentuk
karakteristik yang berbeda. Bila M.tb ditanam / dibiak pada sel manusia maka
tampak lebih panjang dan lebih bengkok. Penularan biasanya melalui udara yaitu
dengan inhalasi droplet nuklei yang mengandung M.tb. Droplet nuklei berasal dari
penderita TB paru atau TB laring ketika bersin, batuk, bicara atau menyanyi.
Droplet nuklei yang berukuran 1 – 5 mikron dapat menembus sistem mukosilier
saluran napas sehingga dapat mencapai dan bersarang di bronkus dan alveoli
membentuk sarang pneumonik yang disebut lesi primer. Terjadinya infeksi paru
tergantung pada konsentrasi droplet nuklei, lamanya pajanan, virulensi bakteri dan
kemampuan fagosit makrofag alveolar. Makrofag di dalam alveoli akan
memfagositosis sebagian kuman TB tetapi belum mampu membunuhnya sehingga
kuman TB di dalam makrofag umumnya tetap dapat hidup dan berkembang biak
(multiplikasi kuman). Kuman TB yang menyebar melalui saluran limfe mencapai
kelenjar limfe regional sedangkan yang melalui aliran darah akan mencapai
berbagai organ tubuh.
Mekanisme imun yang utama pada TB adalah respons imun nonspesifik
maupun spesifik terhadap antigen yang berasal dari kuman TB. Kuman TB hidup
sebagai parasit intrasel, sehingga daya pertahanan tubuh yang terpenting terhadap
kuman tersebut dilakukan oleh cellular mediated immunity (CMI) dan delayed type
hypersensitivity (DTH). Respons CMI akan menimbulkan akumulasi dan aktivasi
makrofag melalui sel limfosit T spesifik, sedangkan DTH akan menghasilkan
kerusakan jaringan. Sebagian besar penderita TB paru primer sembuh dan
membentuk granuloma. Granuloma terbentuk bila penderita memiliki respons imun
yang baik walaupun sebagian kecil mikrobakterium hidup dalam granuloma dan
menetap di tubuh manusia dalam jangka waktu yang lama. Granuloma membatasi
penyebaran dan multiplikasi kuman. Biasanya 2 – 10 minggu setelah terinfeksi
M.tb, respons imun akan menghambat multiplikasi dan penyebaran basil TB lebih
lanjut, tetapi beberapa berada dalam keadaan dorman dan tetap hidup selama
beberapa tahun. Hal ini disebut sebagai infeksi TB laten dan biasanya uji tuberkulin
positif tetapi tidak ada gejala TB aktif dan tidak infeksius.

BAB II
RUANG LINGKUP

Untuk meningkatkan mutu pelayanan mutu pelayanan medis TB di RSI


NAMIRA melalui penerapan strategi DOTS secara optimal dengan mengupayakan
kesembuhan dan pemulihan pasien melalui prosedur dan tindakan yang dapat
dipertanggung jawabkan serta memenuhi etika kedokteran ruang lingkup
pelayanan di RSI NAMIRA dilakukan dipojok DOTS TB yang sudah ada di rumah
sakit ini.

A . R ua Ng Lingk u p Pelayanan DOTS TB RSI NAMIRA


1. Internal
a. pasien rawat jalan
Yaitu pasien dari unit gawat darurat dan rawat jalan RSI NAMIRA
yang memerlukan pengobatan TB .
b. Pasien rawat inap
Yaitu pasien dari rawat RSI NAMIRA yang memerlukan pengobatan
TB.
c. Laboratorium
Yaitu pasien dari rawat jalan, IGD dan rawat inap yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium

2. Eksternal
RSI NAMIRA sudah bekerjasama dengan Puskesmas Kabupaten Lombok
Timur dan RSU kota Mataram serta RSU provinsi untuk mengoptimalkan
pelayanan dan pengobatan TB.

.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Dukungan Administrasi Dan Oprasional Penerapan Strategi DOTS Di


Rumah Sakit
Salah satu unsur penting dalam penerapan DOTS di rumah sakit adalah
komitmen yang kuat antara pimpinan rumah sakit, komite medik dan profesi
lain yang terkait termasuk administrasi dan operasionalnya. Untuk itu perlu
dipenuhi kebutuhan sumber daya manusia, sarana dan prasarana penunjang,
antara lain:
1. Rumah Sakit dan dinas kesehatan setempat.
2. Sumber pendanaan diperoleh dari rumah sakit. Dibentuk tim DOTS RS yang
terdiri dari seluruh komponen yang terkait dalam penanganan pasien
tuberculosis (dokter, p erawat, petugas laboratorium, petugas farmasi, rekam
medik dan PKRS).
3. Pendanaan untuk pengadaan sarana, prasarana dan kegiatan disepakati
dalam MoU antara rumah sakit.
4. Program Nasional Penanggulangan TB memberikan kontribusi dalam hal
pelatihan,OAT, mikroskop dan bahan bahan laboratorium
5. Formulir pencatatan dan pelaporan yang digunakan pada penerapan DOTS
01, 02, 03 UPK, 04,05,06,09,10 dan buku registrasi pasien tuberculosis
dirumah sakit.

B. Strategi DOTS di Rum a h Sakit


Untuk menanggulangi masalah TB, strategi DOTS harus di ekspansi pada
seluruh unit pelayanan kesehatan dan berbagai institute terkait termasuk rumah
sakit pemerintah dan swasta dengan mengikutsertakan secra aktif semua pihak
dalam kemitraan yang bersinegri untuk penanggulangan TB.

Langkah langkah kemitraan:

1. Melakukan penilaian dan analisa situasi untuk mendapatkan gambaran


kesiapan rumah sakit dan dinas kesehatan setempat.
2. Mendapatkan komitmen yang kuat dari manajemen rumah sakit tenaga
medis serta para medis dan seluruh petugas terkait.
3. Menyusun nota kesepahaman antara rumah sakit dan dinas kesehatan
4. Menyiapkan tenaga medis, para medis, laboratorium, rekam medis, farmasi
untuk dilatih DOTS.
5. Membentuk tim DOTS di rumah sakit yang meliputi unit- unit terkait dalam
penerapan strategi DOTS di rumah sakit
6. Menyediakan tempat untuk tim DOTS di dalam rumah sakit sebagai tempat
koordinasi dan pelayanan terhadap pasien tuberkolosis secara konverensif
( melibatkan semua unit rumah sakit yang menangani tuberkolosis).
7. Menyediakan tempat/ rak penyimpanan OAT di ruang DOTS.
8. Menyiapkan laboratorium untuk pemeriksaan mikrobiologis dahak sesuai
standar.
9. Menggunakan format pencatatan sesuai program tuberkolosis nasional
untuk membentuk pelaksanaan pasien.
10. Menyediakan biaya operasional.

C. Alur pelayanan

Alur penatalaksana pasien tuberkolosis di RSI Namira

UPK a) Laboratorium
Lain
IGD mikrobiologi
Rawat inap
b) Radiologi
c) Patologi klinik
d) Patologi
anatomi
Pasien umum

Poli spesialis

Rawat jalan

Rekam Unit DOTS


medis

IFRS

Gambar 1. Alur Pelayanan Suspek Tb Atau Pasien Tb


D. Alur Pelayanan Suspek Tb Atau Pasien Tb

1. Suspek TB atau pasien TB dapat datang ke poli umum di agnosa UGD atau
langsung ke poli spesialis (penyakit dalam, Paru, anak, saraf, kulit, bedah,
obsgyn, THT, mata, bedah saraf, urologi)
2. Suspek TB dikirim untuk dilakukan pemeriksan penunjang (laboratorium
mikrobiologi, PK, PA, dan radiologi )
3. Hasil pemeriksaaan penunjang dikirim ke dokter yang bersangkutan
diagnosis dan klasifikasi dilakukan oleh dokter poliklinik masing atau tim
DOTS.
4. Setelah diagnosis TB ditegakkan pasien dikirim ke Tim DOTS untuk registrasi
(bila pasien meneruskan pengobatan di rumah sakit) penentuan PMO
penyuluhan menggunakan obat paket. Pencatatan dan pelaporan dilakukan
poliklinik masing masing dan kemudian dilaporkan ke tim DOTS
5. Konsling dan penanganan lebih lanjut dalam pengobatan
6. Rujuk (pindah) dari/ UPK lain, berkoordinasi dengan tim DOTS lihat pada
gambar alur rujukan
BAB IV

DOKUMENTASI

Pengumpulan data pemantauan dan pelaporan hasil pengawasan terhadap


klien yang terduga terdiagnosa TB dilaksanakan oleh perawat yang bertugas di
rawat jalan atau rawat inap tempat pasien di rawat yang selanjutnya di laporkan
kepada DPJP yang kemudian di kirim untuk dilakukan pemeriksaan kepada dan
dilakukan sosialisasi oleh konselor tim serta diketahui juga oleh Pimpinan atau
Direktur Rumah Sakit secara berkala.
BAB V

PENUTUP

Panduan Pelayanan TB DOTS ini dibuat dan ditetapkan sebagai panduan


bagi seluruh personil di RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA dalam memberikan
pelayanan serta upaya dalam pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah
Sakit. Bilamana ada perkembangan dan perbaikan terhadap panduan ini maka
dapat dilakukan koreksii kemajuan pelayanan di RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA .

Ditetapkan di : Lombok Timur


Pada tanggal : 14 Mei 2022 M
13 Syawal 1443 H

RumahSakit Islam Namira


Lombok Timur

dr. Burhanuddin Hamid, MARS


Direktur

Anda mungkin juga menyukai