Anda di halaman 1dari 39

Shielded Metal Arc Welding (SMAW)

dikenal juga dengan istilah Manual Metal


Arc Welding (MMAW) atau las busur
listrik atau las elektroda terbungkus
adalah suatu proses penyambungan dua
keping logam atau lebih, menjadi suatu
sambungan yang tetap, dengan
menggunakan sumber panas dari listrik
dan dengan bahan tambah/pengisi
berupa elektroda terbungkus.
 Pada proses las SMAW ( Las Busur Listrik ),
busur api listrik yang terjadi antara ujung
elektroda dan logam induk/benda kerja
(base metal) akan menghasilkan panas.
Panas yang terjadi bisa mencapai 4000°C
 Panas inilah yang kemudian mencairkan
ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja
secara setempat. Dengan adanya pencairan
ini maka kampuh las akan terisi oleh logam
cair yang berasal dari elektroda dan logam
induk, terbentuklah kawah cair, lalu
membeku maka terjadilah logam lasan
(weldmetal) dan terak (slag).
 Busur listrik yang ada dibangkitkan oleh
mesin las.
 Untuk keselamatan kerja, maka tegangan
yang dipakai hanya 23 – 45 volt, sedang
untuk pencairan pengelasan dipakai arus
listrik hingga 500 amper, namun
umumnya berkisar antara 80 – 200
ampere.
 Keuntungan:

1. Dapat dipakai dimana saja, diluar,


dibengkel & didalam air
2. Dapat mengelas berbagai macam
material mildsteel
3. Set-up yang cepat dan sangat mudah
untuk diatur
4. Dapat mengelas dengan segala posisi
5. Mudah mendapatkan elektroda
dalam banyak ukuran dan
diameter
6. Tingkat kebisingan rendah
 Kerugian:
1. Pengelasan terbatas hanya sepanjang
elektoda dan harus melakukan
penyambungan.
2. Setiap akan melakukan pengelasan
berikutnya slag atau terak harus
dibersihkan.
3. Tidak dapat digunakan untuk
pengelasan bahan baja non-ferrous.
4. Mudah terjadi oksidasi akibat pelindung
logam cair hanya busur las dari fluks.
5. Diameter elektroda tergantung dari tebal
pelat dan posisi pengelasan.
 Alat-alatlas SMAW dibedakan menjadi 3
kelompok:
1. Alat utama
2. Alat bantu dan
3. Alat keselamatan kerja

1. Alat utama las SMAW yaitu :


· Trafo Las
. Kabel tenaga
· Kabel massa
· Kabel elektroda
· Pemegang elektroda
· Penjepit massa
 Transformator
 Inverter
 Generator
 Jikaditinjau dari arus yang ke luar, trafo
las/mesin las dapat digolongkan menjadi:

1) Trafo las arus bolak-balik (AC),


2) Trafo las arus searah (DC),
3) Trafo las arus bolak-balik dan searah
(AC-DC), yang merupakan gabungan dari
pesawat AC dan DC.
 Pengkutuban Langsung
Pada pengkutuban langsung ini, kabel elektroda
dipasang pada terminal negative (-) dan kabel massa
pada terminal positif (+). Pengkutuban langsung sering
disebut sirkuit las listrik dengan elektroda negatif
(DC¯/DCSP)
Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda
dipasang pada terminal positif dan kabel massa
dipasang pada terminal negative. Pengkutuban
terbalik sering disebut sirkuit las listrik elektroda
positif (DC+/DCRP). Pada pengkutuban ini 70%
panas terdapat pada elektroda dan 30% pada
logam yang dilas
 Pengkutuban pada Mesin Las AC
 Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada
penembusan lasnya. Pengkutuban langsung akan
menghasilkan penembusan yang dangkal,
pengkutuban terbalik akan menghasilkan
penembusan yang dalam. Pada arus bolak-balik
(AC), penembusan yang dihasilkan dapat dangkal
dan dapat dalam, atau antara keduanya.

 Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada


pengelasan tergantung kepada :
a. Jenis bahan dasar yang akan dilas
b. Jenis elektroda yang dipergunakan
 Tabel
Ukuran kabel tenaga untuk 3 kabel
konduktor
 Tabel ukuran kabel las (mm²)
 Pemegang Elektroda dan Penjepit Massa
Penjepit elektroda dan penjepit massa dibuat dari
bahan yang mudah menghantarkan arus listrik.
bahan yang biasa digunakan adalah tembaga atau
kuningan. Pada pemegang elektroda pada
mulutnya sudah dibentuk sedemikian rupa
sehingga memudahkan tukang las
memasang/menjepit pada pemegang elektroda.
Dalam penggunaannya elektroda harus ditempat
pada sela-sela yang ada, dapat diposisikan dengan
sudut 180 derajat, 90 derajat atau 45 derajat
terhadap pemegang elektroda.
Alat bantu las SMAW antara lain :
 · Meja las
 · Palu terak
 · Palu konde
 · Gerinda tangan
 · Mistar baja
 · Sikat baja
 · Ragum
 · Kikir
 · Penjepit benda kerja
Alat keselamatan kerja las antara lain :

· Helm las (topeng las)


 · Kaca las hitam
 · Kaca las putih
 · Apron (pelindung dada)
 · Baju kerja
 · Sarung tangan
 · Sepatu kulit kapasitas 2ton
 · Masker
 Elektroda las / filler metal electrode berfungsi
sebagai logam pengisi dalam proses pengelasan dan
berpengaruh dalam menentukan mutu hasil
pengelasan, begitu juga fluks dan gas sebagai
pelindung (shielding).
Pemilihan elektroda banyak ditentukan oleh
keterkaitannya dengan:
 · Jenis proses las yang akan digunakan.
 · Jenis material yang akan di las.
 · Desain sambungan las.
 · Perlakuan panas (preheat, post heat)
 . Posisi pengelasan
 . Biaya Operasional
Elektroda terbungkus fluk untuk proses
las SMAW terdiri dari bagian :
 Kawat inti (core wire rod) yang berfungsi
sebagai logam pengisi.
 Coating (pembungkus) berupa fluk berfungsi
sebagai pelindung pada proses pengelasan
dan pada saat penyimpanan.
 Kawat Inti
 Terbuat dari bahan logam yang disesuaikan
dengan logam induk yang akan di las, bisa
mild steel, low carbon steel, alloy steel dll.
 Ukuran diameter antara 1,2 ¸ 6 mm dengan
panjang antara 250 ¸ 450 mm.
 Komposisi kimia dari kawat inti cukup
berpengaruh terhadap sifat mekanis dari
logam las yang terbentuk, dan yang paling
berpengaruh terhadap sifat mekanik logam
las ini adalah material dari coating
(pembungkus) yaitu fluksnya.
 Coating (Pembungkus)
Dalam proses pengelasan, pembungkus
elektroda ini akan terbakar dan membentuk
terak (slag) cair yang kemudian membeku
sehingga melindungi logam las dari pengaruh
atmosfir atau mencegah terhadap kontaminasi
dari udara sekitarnya. Jika pengelasan busur
dilakukan dengan elektrode telanjang, elektrode
akan menempel pada logam induk, menghalangi
penyalaan busur atau menyebabkan busur mati.
Hal ini menghasilkan rigi yang tidak teratur dan
lubang-lubang cacing.
 Komposisi Fluks
Menurut Klasifikasi sistem Amerika ( A W S )
Misal :
 A W S A 5.1 , ASTM 233 untuk Mild Steel
 A W S A 5.5 , ASTM 316 untuk Low Alloy Steel
Arti simbol yang digunakan dalam standar
 E 60 XX : Kuat tarik logam las 60.000 psi
 E 70 XX : Kuat tarik logam las 70.000 psi
 E XX 10 : Semua posisi, DC EP, Selulosa, penetrasi dalam
 E XX 11 : Semua posisi, AC, DC EP, Selulosa
 E XX 12 : Semua posisi, AC, DC EN, Rutile
 E XX 13 : Semua posisi, AC, DC, Rutile
 E XX 14 : Semua posisi, AC, DC, Iron Powder Rutile
 E XX 15 : Semua posisi, DC EP, Basic Hydrogen Rendah
 E XX 16 : Semua posisi, AC, DC EP, Basic Hydrogen Rendah + garam
potasium
 E XX 18 :Semua posisi, AC, DC EP, Basic Hidrogen Rendah + 30% Serbuk
besi
 E XX 20 : Posisi F,H, AC, DC EN, Mineral + oksida besi / Silikat
 E XX 24 : Posisi F,H, AC, DC, Typical Mineral, Rutile, Serbuk besi
 E XX 27 : Posisi F,H, AC, DC EN, Mineral + Serbuk besi
 E XX 28 : Posisi F,H, AC, DC EP, Hydrogen Rendah, Basic + 50% Serbuk
besi
 E XX 30 : Posisi F only, Mineral + Serbuk besi / Silikat
 E XX 48 : Khusus Vertikal turun, AC, DC EP, Kalium Hydrogen
Rendah,Serbuk besi
 Dalam desain pengelasan salah satu
keberhasilan dari proses pengelasan adalah
pemilihan tipe sambungan dan desain
sambungan.
A. Klasifikasi jenis las dan bentuk alur dan
bagian sambungan
1. Alur (groove) Las
Groove weld adalah las yang dilakukan setelah
suatu alur yang sesuai disusun di tepi dua
bagian yang akan dilas. Hal ini diterapkan
untuk butt joints (sambungan butt), Tjoints
(sambungan T), corner joints (sambungan
sudut) dan edge joints (sambungan tepi )
 Jenis
las alur (groove) yang digunakan
untuk sambungan butt.
 2. Las Fillet
• Las Fillet adalah las tanpa groove
 Las filet dapat diklasifikasikan ke dalam
las filet kontinyu dan las filet terputus
(intermiten) yang dapat diklasifikasikan
lebih lanjut ke dalam las rantai filet
intermiten (chain intermittent fillet weld)
dan staggered intermittent fillet weld.
 Penyalaan
busur las dengan cara
penggoresan

 Penyalaan
busur las dengan cara
persinggungan
 Gerakan Ayunan Las

Anda mungkin juga menyukai