Anda di halaman 1dari 34

MESIN LAS BUSUR RENDAM

( Submerged Arc Welding Machine )

1. PENGENALAN
1.1. Definisi SAW adalah salah satu jenis las listrik dengan proses memadukan material yang dilas dengan cara memanaskan dan mencairkan metal induk dan elektroda oleh busur listrik yang terletak di antara metal induk dan elektroda. Arus dan busur lelehan metal diselimuti (ditimbun) dengan butiran fluks di atas daerah yang dilas. Elektroda pada proses SAW terbuat dari metal padat (solid). Las busur rendam yang umumnya otomatis atau semi-otomatis menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik terdapat di antara ujung elektroda dan bahan dasar di dalam timbunan fluksi, sehingga tidak terjadi sinar las yang keluar seperti biasanya pada las listrik lainnya. Pengelasan busur rendam adalah proses pengelasan busur yang

menggunakan elektrode kawat telanjang yang diumpankan secara kontinu, dan busur las ditutup dengan serbuk fluks, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah. Cerobong Fluksi berfungsi sebagai tempat penampung fluksi yang

pengisiannya dilakukan bersamaan dengan pengisian kawat Elektroda.

1.2.

Bagian-bagian (Komponen)

Disini akan dibahas bagian-bagian (komponen) SAW pada umumnya :

Power Supply (Sumber tenaga) DC Voltage Constant (CV) merupakan self regulating, karena dapat dipakai untuk menjalankan pemasok elektroda secara konstan tanpa bantuan pengatur voltase dan ampere untuk mempertahankan kestabilan busur. Power source DC dengan konstan voltase sangat ideal untuk SAW. DC Voltage constant (CV) tersedia dalam model transformer rectifier (transformator penyearah) motor generator antara 400 A s/d 1500 A. DC Current Constant (CC) baik digunakan untuk GTAW, SMAW, dan Carbon Arc Couging karena tidak mempunyai self regulating seperti pada CV, sehingga penggunaannya akan membutuhkan Current Sensing Variable Wire Speed Control. Tipe pengontrol ini akan mengatur kecepatan pasokan elektroda apabila ada perubahan voltase. Voltase perlu dipantau untuk menjaga panjang busur tetap konstan. Sumber tenaga kombinasi CV dan CC yaitu sumber tenaga yang dapat dirubah dari mode DC voltage konstan menjadi DC arus konstan. Penggunaan pengelasan SAW dengan sumber tenaga AC voltage kapasitas 1500 A biasanya digunakan untuk pemakaian : Arus tinggi Elektroda majemuk (tandem, triple, atau quarter) Pengelasan dengan kampuh sempit (Narrow gap)

Untuk menghindari arc blow bila terjadi. SAW semi-otomatis umumnya menggunakan sumber tenaga listrik antara 300 A

s/d 600 A untuk penggunaan elektroda diameter 1.6, 2.0, dan 2.4 mm. Sumber tenaga DC di atas 1000 A sangat jarang digunakan karena akan menimbulkan arc blow (hembusan busur) yang kuat terutama pada penggunaan elektroda tunggal. Electrode Start Plate Copper Mold (Cetakan tembaga) Guide Tube Wire Feed SAW head Flux Handling
Protective Equipment

1.3.

Prinsip Kerja

Pada SAW, kawat elektroda secara mekanis diumpankan pada gundukan fluks. Hal ini dapat dikatakan bahwa seolah-olah logam inti dan fluks pelapis dari elektroda berlapis telah dipisahkan, dan dan logam inti dan flux dapat secara mekanis diumpankan. Fluks menutupi busur dan kolam las. Fluks dan terak melindungi kampuh las dari kontaminasi udara. Terak yang terbentuk dari lelehan fluks mempengaruhi hal-hal berikut: Perlindungan logam las dari udara. Reaksi metalurgis dari lelehan logam dan lelehan terak. Membentuk kampuh lasan saat pembekuan (solidifikasi).

Prinsip dasar pengelasan ini adalah menggunakan arus listrik untuk menghasilkan busur (arc) sehingga dapat melelehkan kawat pengisi lasan (filler wire), yang uniknya lagi dalam pengelasan SAW ini cairan logam lasan terendam dalam fluksi yang melindunginya dari kontaminasi udara, yang kemudian fluksi tersebut akan membentuk terak las (slag) yang cukup kuat untuk melindungi logam lasan hingga membeku.

Dalam proses pengelasan SAW ini hat yang sangat perlu diperhatikan adalah : a) Pengeringan dari fluksi, bila fluksi lembab akan menyebabkan cacat lasan berupa rongga-rongga udara yang terperangkap dalam lasan (porosity).

b) Pembersihan setiap pass atau layer pengelasan haruslah di-grinding dan diwire brushing untuk menghilangan terak (slag) sehingga tidak menyebabkan cacat lasan inklusi terak (slag inclusion).

Dalam hal pengelasan dengan menggunakan kawat Elektroda Tunggal (Single Wire Elektrode), batang kawat elektroda berjalan dan mengalir melalui kontak nozzle yang terletak di dalam cerobong yang terisi dengan fluksi. Busur api terjadi/timbul diantara Kawat Elektroda dan Material Las (Base Metal), yang kemudian akan mencair serta larut bersama. Bersamaan dengan itu sebagian dari Fluksi akan ikut mencair dan setelah mendingin akan disebut dengan Terak. Terak ini akan menutupi serta melindungi cairan logam dan busur api yang terbentuk pada saat proses pengelasan. Sehingga cairan yang terjadi akan terlindungi dari pengaruh udara luar sampai dengan saat pendinginannya. Dengan kata lain, Kawat elektrode diumpankan secara automatis dari gulungan ke busur. Fluks dituangkan melalui suatu tabung pengumpan di depan elektrode, sehingga busur listrik yang timbul antara elektrode dengan logam dasar terendam oleh serbuk fluks sepanjang alur las-an. Panas yang ditimbulkan oleh busur mencairkan logam dan serbuk fluks. Fluks cair akan mengapung di atas logam cair, membentuk selubung yang dapat mencegah percikan dan terjadinya oksidasi. Setelah dingin, terak membeku dan mudah dihilangkan, sedang serbuk yang tersisa diisap dengan sistem vakum dan dapat dimanfaatkan kembali. Penjelasan yang lain dapat kita lihat melalui gambar di bawah.

Gambar menunjukkan penampakan dari mesin SAW. Pengangkut (c arriage) yang berjalan pada rel mengangkut gagang pengelasan (welding torch), pengumpan elektroda (electrode feeder), kabel elektroda (electrode wire), kotak pengontrol (control box), dan penyuplai fluks (flux hopper). Kotak pengontrol mengontrol kondisi pengelasan seperti kecepatan pengumpan elektroda, kecepatan las, dan voltase las. Mesin SAW secara relatif sangat berat. Diameter elektroda umumnya berkisar antara 3.2 mm hingga 6.4 mm. Arus pengelasan sekitar 100A hingga 2000A. Catu daya dengan tipe inti (core) movable shunt umumnya selalu digunakan. Inti (core) movable shunt biasanya digerakkan oleh motor yang akan mengatur besarnya arus pengelasan. Kecepatan pengumpanan elektroda dikontrol melalui kontrol umpan balik (feed-back controlled) melalui voltase pengelasan agar panjang busur dijaga konstan. Ketika tegangan busur terlalu tinggi, kecepatan pengumpanan elektroda ditingkatkan untuk memendekkan panjang busur. Sebaliknya, ketika volase busur turun, kecepatan pengumpanan elektroda diturunkan agar panjang busur menjadi meningkat.

SAW dengan kawat las kecil (dengan diameter 1.2 mm hingga 1.6 mm) digunakan pada produksi yang berkala. Pada kasus ini, digunakan catu daya pengelasan dengan voltase yang konstan: kawat las diumpan dengan kecepatan yang tetap. Panjang busur secara otomatis oleh mesin diatur agar tetap konstan dengan catu daya yang bersifat mengatur sendiri (self-regulating) seperti pada las busur logam dengan pelindung gas (gas shielded metal arch welding).

1.4.

Jenis-jenis Mesin Las Busur Rendam (SAW) Berdasarkan posisi pembawanya (Mounting) terdapat 3 jenis Mesin yaitu: 1) Tractor SAW Machine

Tractor SAW Machine ini termasuk yang termurah dan berguna untuk pengelasan panjang seperti pada pengelasan sudut (fillet) pada Beam-beam jembatan atau sambungan datar (butt joint) untuk panel-panel pada kapal laut. Kecepatan pengelasan, Voltase serta kecepatan Kawat Elektrodanya dapat diatur sesuai dengan yang dibutuhkan. Diameter maksimum Kawat Elektroda yang digunakan 4 mm, sedangkan sumber powernya harus memiliki karakter Voltase konstan. Sedangkan bagian untuk pengelasannya (welding head) dapat

berputar dan bergerak sepanjang rel baik ke depan, atas, maupun kebawah serta memungkin untuk pengelasan secara melingkar.

2) Gantry SAW Machine

3) Crane SAW Machine

Gantry maupun Crane SAW Machine termasuk dalam kategori mesin yang sangat mahal, karena mesin ini dilengkapi dengan peralatan yang sangat mempermudah pengerjaan las karena dilengkapi dengan Gantry atau Crane, sehingga memungkinkan untuk digunakan pengelasan didalam Bejana Tekan. Selain itu mesin type ini pada umumnya dilengkapi dengan unit pengatur

kecepatan, baik untuk

kecepatan Kawat Elektroda maupun kecepatan

pengelasannya sehingga menjamin kestabilan busur api yang terjadi selama proses pengelasan, serta Diameter maksimum Kawat Elektroda yang

dipergunakan sampai dengan 6 mm. 1.5. Parameter Pengelasan Di bawah ini akan dijabarkan penjelasan variabel pengoperasian yang penting pada SAW : 1) Welding Amperage Pengaruh dari Arus Listrik (I) Kestabilan dari busur api yang terjadi pada saat pengelasan merupakan masalah yang paling banyak terjadi dalam proses pengelasan dengan SAW, oleh karena itu kombinasi dari Arus Listrik (I) yang dipergunakan dan Tegangan (V) harus benar-benar sesuai dengan spesifikasi Kawat Elektroda dan Fluksi yang dipakai. Setiap kenaikan arus listrik yang dipergunakan pada saat pengelasan akan meningkatkan Penetrasi serta memperbesar kuantiti lasnya. Penetrasi akan meningkat 2 mm per 100 A dan kuantiti las meningkat juga 1,5 Kg/jam per 100 A.

Sedangkan pengaruhnya terhadap kawat Elektroda Diameter yang dipergunakan pada saat proses Pengelasan adalah Diammeter (mm) x (100-200) (A).

Kawat Elektroda Diameter (mm) 1,2 1,6 2,0 2,5

Arus listrik (A) 120 250 160 350 200 450 240 570

Kawat Elektroda Dimetr (mm) 3 4 5 6

Arus listrik (A) 280 650 350 900 500 1100 600 1400

2) Welding Voltage Pengaruh dari Tagangan Listrik (V) Setiap peningkatan tegangan listrik (V) yang dipergunakan pada proses pengelasan akan semakin memperbesar jarak antara Tip Elektroda dengan Material yang akan di Las, sehingga busur Api yang terbentuk akan menyebar dan mengurangi Penetrasi pada material las. Konsumsi Fluksi yang dipergunakan akan meningkat sekitar 10% pada setiap kenaikan 1 Volt tegangan . 3) Welding Speed Pengaruh Kecepatan Pengelasan Jika kecepatan awal pengelasan dimulai pada kecepatan 40 Cm/Menit, setiap pertambahan kecepatan akan membuat bentuk jalur las yang kecil (Welding Bead), penetrasi, lebar serta kedalam las pada benda kerja akan berkurang. Tetapi jika kecepatan pengelasannya berkurang / dibawah 40 Cm/Menit cairan las yang terjadi dibawah busur api las akan menyebar serta penetrasi yang dangkal, hal ini dikarenakan over Heat. Perlu adanya pengaturan kecepatan pengumpanan kawat las yang dapat diubah-ubah menggunakan untuk mendapatkan sumber listrik DC panjang dengan busur yang diperlukan. tetap, Bila

tegangan

kecepatan

pegumpanan dapat dibuat tetap, dan biasanya menggunakan polaritas belik (DCRP). Mesin las dengan listrik DC kadang-kadang digunakan untuk mengelas pelat tipis dengan kecepatan tinggi atau lebih dari satu. untuk pengelasan dengan elektroda

4) Pengaruh Polaritas arus listrik (AC atau DC) Pengelasan dengan kawat Elektroda Tunggal pada umumnya

menggunakan tipe arus Direct Current (DC), Elektroda Positif (EP), jika menggunakan Elektroda Negatif (EN) penetrasi yang terbentuk akan rendah dan kuantiti las yang tinggi. Pengaruh dari arus alternating Curret (AC) pada bentuk butiran las dan kuantiti pengelasan antara Elektroda positif dan Negatif adalah sama yaitu cenderung porosity, oleh karena itu dalam proses pengelasan yang

menggunakan arus AC harus memakai Fluks yang khusus.

5) Type of electrode

6) Electrode Extension

7) Electrode Speed

8) Type of flux and particle

9) Width and depth of the layer of flux

2. KLASIFIKASI KAWAT ELEKTRODA DAN FLUKSI


2.1. Fluksi

Fluksi dalam SAW dapat berguna untuk : o Melindungi metal yang mencair dari udara luar dengan menutupinya dengan terak (slag) yang sedang mencair. o Membersihkan metal yang mencair. o Memodifikasi komposisi metal lasan. o Mengontrol properti mekanikal & kimiawi hasil lasan. o Sebagai welding arc stabilizer.

Berdasarkan metode pembuatan fluksi dibedakan menjadi 3 : 1) Tipe dilebur dan menyatu (fusi) Fused Type 2) Tipe digabungkan Bonded/Agglomerated Type 3) Tipe dicampur secara mekanis Mechanical Mixed Type

Namun 2 yang akan dijabarkan, karena penggunaan Mechanical Mixed Type jarang dijumpai.

1) Fused Fluksi Fused Fluksi terbuat dari campuran butir-butir material seperti Mangan, Kapur, Boxit, Kwarsa dan Fluorpar didalam suatu tungku pemanas. Cairan terak yang terbentuk akan diubah ke dalam bentuk Fluksi dengan jalan : Dituang di suatu cetakan dalam bentuk beberapa lapis / susun yang tebal kemudian dipecah serta disaring sesuai dengan ukuran butiran yang diinginkan. Dari kondisi panas dituang ke dalam air, sehingga timbul percikan - percikan yang kemudian disaring sesuai ukurannya. Metode ini lebih efisien, tetapi kualitas Fluksi yang dihasilkan mengandung hidrogen yang cukup tinggi yang memerlukan proses lebih lanjut untuk mengurangi kadar hidrogen tersebut.

2) Bonded/Agglomerated Fluksi Bonded Fluksi ini dibuat di pabrik dengan jalan mencampur butiran - butiran material yang ukurannya jauh lebih halus seperti mineral, Ferroalloy, Water glass sebagi pengikat dalam suatu Mixer yang khusus.

2.1.1. Fluksi Khusus Fluksi untuk pengelasan kecepatan tinggi Fluksi khusus digunakan dengan arus AC Fluksi untuk multi kawat elektroda (kecepatan tinggi, AC) Fluksi untuk pengelasan Fillet Fluksi untuk pengelasan Kawat Elektroda tunggal atau ganda Fluksi untuk Multipass Welding Fluksi untuk pengelasan khusus diameter kecil.

Catatan : Pada prinsipnya proses pemilihan Fluksi lebih dahulu baru kemudian pemilihan Kawat Elektroda yang sesuai.

2.1.2. Pemilihan Fluksi

Tabel Specific Flux Consumption Jenis Pengelasan Bead pada Plat Bead pada Plat Bead pada Plat Bead pada Plat Fillet Fillet Pass Butt Pengelasan 12 mm Elektroda + + + + + + + A 400 550 700 550 400 570 500 540 V 28 31 34 31 28 30 28 30 Kg Fluksi Kg Kawat 1,40 1,30 1,10 1,00 0,85 0,55 0,90

Ukuran Partikel
Tyler (Mes per In2 20 x D (=Dust) 8 x 24

Ukuran Partikel <0,1 - 0,8 0,3 - 2,5

EN D - 8 3 - 25

Kuantiti Consumption).

Tergantung pada penggunaannya (lihat Tabel Specific Flux

Ukuran Partikel tertentu.

Lihat tabel Ukuran Partikel, pada umumnya ukuran Fluksi sudah

Paket 2.2.

: Kawat Elektroda

Rata-rata dalam 1 paket berat dari Fluks 50 Kg / karung.

Kawat Elektroda berbentuk kumparan dengan panjang total bervariasi dari 20 Meter sampai dengan 100 meter, yang terpasang pada suatu unit motor pengatur kecepatan. Sehingga kecepatan pengisian kawat elektroda tersebut dapat konstan. Kawat elektroda ini akan melewati nozzle yang berfungsi sebagai penyearah serta penahan panas. Terdapat beberapa jenis Kawat Elektroda untuk proses pengelasan busur rendam :

1) Kawat 2) Batang

: :

Elektroda dengan bentuk Bar dan Tubular. Elektroda dengan bentuk Bar dan Fillet strip.

3) Bubuk besi mengandung

Kawat Elektroda dengan bentuk Bar atau powder besi yang Fluksi.

Kawat Elektroda bulat hanya digunakan untuk pengelasan baja spesial dalam jumlah yang kecil dan untuk Hard Facing. Sedangkan kawat elektroda berbentuk batang terbagi dalam beberapa golongan sebagai berikut : Kawat Elektroda untuk Baja karbon Mangan. Kawat Elektroda untuk Baja campuran rendah. Kawat Elektroda untuk Stainless Steel.

Ukuran Kawat Elektroda dimulai dari 1.2, 1.6, 2.0, 2.5, 3, 4, 5, dan 6 mm.

Tabel Ukuran Kawat Elektroda Kawat Elektroda Diameter (mm) 1,2 1,6 2,0 2,5 Arus listrik (A) 120 - 250 160 - 350 200 - 450 240 - 570 Kawat Elektroda Dimeter (mm) 3 4 5 6 Arus listrik (A) 280 - 650 350 - 900 500 - 1100 600 - 1400

Sifat-sifat hasil pengelasan dari gabungan Fluksi dan Kawat Elektroda Elektroda dapat dilihat pada (Tabel Properties of Weld Metal). 2.3. Rekondisi Fluksi

1) Penyimpanan Variasi temperatur serta kelembaban udara sekitarnya harus rendah. 2) Pengeringan Ulang Pada prinsipnya akan lebih baik hasilnya jika dilakukan pengeringan terbih dahulu pada temperatur 200 400C.

Tabel Properties of Weld Metal

3. PERSIAPAN SAMBUNGAN 3.1. Pengelasan Sambungan tumpul 2 Sisi (Two Pass Butt Welding)
Pada proses pengelasan dengan SAW, persiapan sambungan las sangat dipengaruhi oleh ketebalan material yang akan dilas. Untuk proses pengelasan material Plat dengan ketebalan sampai dengan 14 mm dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tebal Plat (mm)

Wire Elektroda Diameter (mm)

Langkah Pengelasan (mm)

Tegangan Listrik (V)

Arus Listrik (mm)

Kecepatan Pengelasan (M/Jam)

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

300 350 450 500 500 550 600 700 650 750

50

46

10

42

12

38

14

35

Sedangkan untuk jenis sambungan Butt dengan penggunaan Wire Elektrode yang berdiameter lebih kecil, bisa dilihat pada tabel berikut.

Jenis Sambungan

Tebal Plat (mm)

Wire Elektroda Diameter (mm) 2 2,5 3

Langkah Pengelasan (mm)

Tegangan Listrik (V)

Arus Listrik (mm)

Kecepatan Pengelasan (M/Jam)

2 4 6

1 1 1

28 30 31

325 450 510

75 40 30

8 10 12

3 3 3

1 1 1

32 33

525 600 625

26 23 20

33

Sedangkan untuk jenis sambungan sudut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tebal Plat (mm)

Wire Elektroda Diameter (mm)

Tebal Pengelasan (mm)

Tegang an Listrik (V)

Arus Listrik (mm)

Kecepatan Pengelasan (M/Jam)

6 8 10

30 32 30 32 30 32

450

45

4 4

5 5

575 650

42

36

32 34

800

50

12

32 34

850

35

15

32 34

875

25

15

36

825

27

20

36

850

22

Untuk Plat yang memiliki ketebalan lebih dari 12 mm, bentuk sambungan dan persiapan pengelasannya dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tebal Plat (mm)

Wire Elektroda Diameter (mm)

Langkah Tegangan Pengelasan Listrik (mm) (V)

Arus Listrik (mm)

Kecepatan Pengelasan (M/Jam)

70

10 2

16

1 2 1 2 1 2

35 36 36 36 36 38

700 800 850 850 925 950

35

18

30

20

27

70

4-8

90

18

1 2 1 2 1 2 1 2

36 36 36 36 36 36 36 36

700 800 800 850 850 950 900 1000

30

20

25

25

20

30

15

3.2. Pengelasan Sambungan Tumpul Jalur Bertumpuk (Multi Layer Butt Welding)
Pada proses pengelasan Multi layer pada umumnya dilakukan pada plat yang tebal dengan persiapan sebagai berikut.

70
3 5 2 1 6 9 7 4

18 4 8

30
8

90

Proses pengelasan pada daerah akar, pada umumnya dilakukan dengan proses pengelasan SMAW atau GMAW, dimana jika proses pengelasan akarnya dengan SMAW maka tipe Elektroda yang dipergunakan harus tipe Basic, hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar Hydrogen yang berada di daerah akar tersebut. Namun pengelasan akar dapat juga dilakukan dengan SAW, dengan melakukan persiapan yang benar-benar tepat dan jika perlu dilakukan percobaan terlebih dahulu, misalnya dengan cara mengurangi besarnya arus listrik yang dipakai serta Fluksi dan Kawat elektroda berdiameter yang tepat. Hal ini bertujuan untuk menghindari rusaknya daerah akar atau berlobang akibat besarnya panas yang ditimbulkan oleh pengelasan dengan SAW.

3.3. Pengelasan Tumpul 1 Sisi (Single Pass Butt Welding)


Pengelasan tumpul 1 sisi lebih banyak dipergunakan pada proses pengelasan dengan material benda kerja yang tipis. Pada pengelasan ini diperlukan adanya Backing plat seperti terlihat pada gambar dibawah.

4. PERSIAPAN PENGELASAN
Kabel listrik yang dipergunakan pada proses pengelasan SAW harus berjenis 100% Duty (Kerugian/Losses 0). Kabel Ground kontak harus dalam kondisi bersih, kuat untuk mencegah terjadinya cacat las seperti busur api yang tidak konstan akibat tidak kontinunya arus listrik yang mengalir pada saat pengelasan. Untuk pengelasan yang panjang, kabel ground kontak harus dipasang di kedua ujung benda yang akan di las, kondisi demikian bertujuan untuk menjamin agar distribusi arus listrik merata disepanjang plat/benda kerja yang di las.

4.1.

Ketinggian Fluksi Ketinggian Fluksi harus diatur serendah mungkin, sedemikian rupa sehingga busur api listrik yang terjadi tidak kelihatan oleh mata. Jika busur api tersebut terlihat maka akan dapt menimbulkan porosity pada hasil las. Sebaliknya jika ketinggian Fluksi terlalu tebal, akan mengakibatkan bentuk las yang tidak merata. Ketinggian Fluksi yang optimal adalah 20 mm untuk proses pengelasan dengan arus dan tegangan listrik rendah. Sedangkan untuk proses pengelasan dengan arus dan tegangan listrik yang tinggi adalah 30 mm.

4.2.

Jarak Kawat Elektroda Yang dimaksud dengan Stick Out adalah jarak antara benda kerja dengan ujung kawat elektroda. Pada umumnya jarak tersebut sama dengan ketinggian Fluksi yaitu antara 20 30 mm. Semakin panjang Jarak pada proses pengelasan, ketebalan lapisan las yang dihasilkan akan semakin besar sampai dengan 40%. Dalam hal ini maximum jarak adalah : Untuk Kawat Elektroda Diameter 3,2 mm : Untuk Kawat Elektroda Diameter 4 mm : 76 mm. 128 mm.

Gap Elektroda

5. KEUNGGULAN & KETERBATASAN


5.1. Keunggulan Dapat dioperasikan dengan arus DC atau AC pada waktu bersamaan. Karena seluruh cairan tertutup oleh fluksi, maka kualitas daerah las sangat baik. Dapat digunakan kawat las yang besar, agar arus pengelasan juga besar sehingga penetrasi cukup dalam & efisiensi pengelasannya tinggi. Karena karakteristik penetrasi yang dalam dari proses SAW ini, maka kampuh las dapat dibuat lebih sempit sehingga dapat mengurangi jumlah lapisan (bahan las) yang diperlukan serta menghemat waktu pengelasan. Karena proses las ini dapat dikerjakan dengan arus lebih tinggi serta elektroda berganda, sehingga dapat mengelas pelat-pelat yang tebal & diperoleh laju pengisian dua hingga sepuluh lebih cepat daripada SMAW. Lapisan terak (slag) yang menyelimuti logam las memberikan perlindungan yang handal terhadap logam las cair, sehingga menghasilkan deposit las bermutu tinggi. Karena prosesnya secara otomatis, maka tidak diperlukan keterampilan juru las yang tinggi dan perubahan-perubahan teknik pengelasan yang dilakukan oleh juru las tidak banyak pengaruhnya terhadap kualitas las.

Walaupun sebuah proses las busur terbuka, SAW tidak menimbulkan radiasi
tinggi dimana hal ini memberikan kenyamanan kepada juru las.

Jarang terjadi percikan las (spatter) dan asap.


Tidak perlu menggunakan kaca/masker pelidung mata terkubur. Minimnya gangguan dari angin (udara luar). SAW adalah proses las rendah hidrogen, tetapi kandungan hidrogennya tergantung dari tingkat kekeringan dari jenis fluksi yang dipakai. Kekerasan di daerah HAZ (Heat Area Zone) cenderung lebih rendah karena panas masukan yang lebih tinggi menyebabkan laju pendinginan menjadi lebih lambat, sehingga kualitas sambungan lasan sangat baik, serta memiliki ketangguhan dan keuletan yang tinggi. Pada umumnya tampilan bead yang halus dari pengelasan SAW membuat inspeksi visual menjadi lebih mudah terhadap cacat-cacat las karena kesalahan operator atau kesalahan fungsi peralatan. Proses las SAW ini dapat digunakan untuk mengelas carbon steel low, low alloy steel, stainless steel dan beberapa paduan nikel tinggi. karena busurnya

5.2.

Keterbatasan Posisi pengelasan terbatas, hanya horizontal. Membutuhkan penanganan dan waktu pemasangan lebih banyak untuk meletakkan benda kerja sedemikian rupa agar pengelasan dapat dilakukan secara horisontal. Hasil pengelasan terbatas hanya untuk jalur las lurus (linier), semi linier, dan kurva dengan radius yang besar. Filler metal tertutup fluksi. Terbatasnya pandangan mata terhadap busur dan kawah las selama pengelasan membuat proses ini menjadi lebih sulit dalam mempertahankan posisi las di atas sambungan, meskipun pada umumnya hal ini tidak menjadi masalah. Karena busur listrik yang tidak tampak, maka penentuan pengelasan yang salah dapat menggagalkan seluruh hasil pengelasan. Waktu pemasangan untuk pengelasan lebih lama dibanding dengan GMAW dan SMAW, sehingga proses ini tidak ekonomis pada pekerjaan-pekerjaan kecil. Karena adanya masukan panas yang lebih besar, terbentuk butiran-butiran kasar di daerah HAZ, keadaan inilah yang menyebabkan hilangnya sifat impact, yang pada beberapa aplikasi tidak dperbolehkan. Pada pengelasan dengan multi layer (lapisan banyak), harus dipilih kombinasi kawat/fluksi yang sesuai untuk mempreventif unsur Mn dan Si pada logam las. Karena unsur-unsur ini akan menaikkan, menurunkan ketangguhan, dan menimbulkan masalah retak pada sour sevice. Harga mesin relatif mahal.

6. APLIKASI
SAW diperkenalkan di Jepang pada tahun 1950-an, dan diaplikasikan pada banyak sektor industri sejak 1960-an. Walaupun aplikasinya menurun, konsumsi kawat las SAW masih sekitar 10 sampai 15% dari semua pemakaian kawat las proses pengelasan.

Pengelasan busur rendam banyak digunakan dalam pabrik untuk pengelasan : o o o o o o o Bentuk-bentuk profil, seperti I-beam, T-beam, dan sebagainya. Kampuh memanjang dan melingkar dengan diameter besar seperti pipa, tangki, tabung tekanan tinggi. Bejana tekan Penstocks Ketel uap (Boiler) Shipbuilding (pembuatan kapal) Off shore engineering (rekayasa lepas pantai), dll.

Berikut beberapa gambar aplikasi dari SAW.

7. ALAT PENGAMAN DIRI


Tabel di bawah merupakan rangkuman jenis-jenis alat pengaman diri ketika melakukan proses pengelasan pada umumnya. Welding - Personal Protective Equipment Body Part Eyes and face Equipment Welding helmet, hand shield, or goggles Illustration Reason Protects from:

radiation hot slag, sparks intense light irritation and chemical burns

Wear fire resistant head coverings under the helmet where appropriate Lungs (breathing) Respirators Protects against:

fumes and oxides

Exposed skin (other than feet, hands, and head)

Fire/Flame resistant clothing and aprons

Protects against:

heat, fires burns

Notes: pants should not have cuffs, shirts should have flaps over pockets or be taped closed Ears - hearing Ear muffs, ear plugs Protects against:

noise

Use fire resistant ear plugs where sparks or splatter may enter the ear.

Feet and hands

Boots, gloves

Protects against:

electric shock heat burns fires

Untuk proses pengelasan busur rendam (SAW), operator dapat mengabaikan pengaman mata, karena busurnya yang terkubur.

Anda mungkin juga menyukai