Anda di halaman 1dari 45

Laporan KASUS

MALARIA VIVAX
EVAN FAISHAL MAHADINATA
1810029012

Pembimbing: dr. Carta Gunawan Sp. PD-KPIT

Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman

SMF Ilmu Penyakit Dalam


PENDAHULUAN

Malaria adalah penyakit infeksi yang banyak terjadi pada daerah tropis dan
subtropis yang angka mortalitas dan penularannya tinggi. Malaria disebabkan
oleh parasit yang termasuk dalam genus plasmodium (Arsin, 2012). Pada
manusia, malaria dapat disebabkan oleh Plasmodium vivax, Plasmodium
falciparum, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan yang jarang terjadi
oleh karena Plasmodium knowlesi.

Penyebaran malaria telah dilaporkan di 106 negara dunia yang tesebar di wilayah Afrika,
Amerika, Pulau Pasifik, India dan Asia. terdapat rata-rata 77 juta kasus malaria terkonfirmasi
setiap tahunnya dengan angka kematian yang mencapai 438.000 jiwa (World Malaria Report,
2015). Penyebaran malaria di wilayah Asia Tenggara sendiri masih cukup tinggi. Menurut
WHO, angka kejadian di tahun 2015 tercatat 2,15 juta kasus malaria terkonfirmasi di wilayah
ini dengan infeksi terbanyak berasal dari Plasmodium falciparum (World Malaria Report, 2016).
IDENTITAS PASIEN
Nama : RH
Usia : 50 tahun
Alamat : Jl. Wolter Mongonsidi, samarinda
Pekerjaan : Penjaga Lahan di hutan PPU
Pendidikan : SLTP
Agama : Islam
MRS : 14 September 2019
Ruangan : Flamboyan
Keluhan Utama : Demam
Pasien datang ke IGD RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dengan
keluhan demam sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Demam
dirasakan hilang timbul disertai mengigil dan berkeringat pada malam hari.
Selama merasa demam pasien merasakan adanya fase demam dan tidak
demam pada tiga hari sekali.

Selain mengeluhkan demam pasien juga mengeluhkan sakit kepala dan nyeri
ulu hati yang disertai mual dan muntah. Dalam sehari muntah terjadi tiga kali
dan setiap makan yang dimakan kan dimuntahkan oleh pasien).
Muntahan yang dihasilkan merupakan sisa – sisa makanan tidak ada muntah
darah atau lendir. Pasien juga mengeluhkan diare. Pasian BAB dua kali
dengan konsistensi cair tidak ada lendir dan darah. Keluhan lain yang
dirasakan pasien merasakan batuk dan pilek, nafsu makan pasien menurun.
Sebelum sakit pasien memiliki riwayat berkerja di hutan sebagai penjaga lahan
kurang lebih 3 bulan yang lalu terakhir ke hutan. Pasien juga mengatakan
teman – teman satu pekerjaan banyak yang dikatakan sakit malaria.
RIWAYAT • Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa
PENYAKIT
DAHULU sebelumnya
• Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya
• Tidak ada riwayat diabetes melitus, hipertensi,
alergi/asma
• Tidak ada riwayat penyakit jantung, paru dan ginjal
RIWAYAT Keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa
PENYAKIT
Riwayat penyakit lain tidak ada
KELUARGA

RIWAYAT
TIDAK ADA
OBAT RUTIN
PEMERIKSAAN
FISIK
• KU pasien tampak sakit sedang
• Kesadaran : composmentis, E4V5M6

TTV
• Tekanan darah : 180/60 mmHg
• Nadi : 90 x/menit, reguler, kuat angkat
• Pernapasan : 20x/menit
• Suhu : 38,5◦C suhu aksila
PEMERIKSAAN FISIK
Anemis (+/+), Ikterik (-/-), sianosis (-), mata cowong (-),
KEPALA/LEHER trakea sedikit ke tengah, peningkatan JVP (-), refleks
hepatojugular (-), pembesaran KGB (-/-)

Inspeksi : simetris, retraksi Intercosta (-)


PARU Palpasi : fremitus vocal D=S, pergerakan nafas simetris
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi:vesikuler (+), ronkhi (-),wheezing (-)

Inspeksi : iktus cordis tidak tampak di ICS V dari linea


JANTUNG midcalvicula sinistra
Palpasi : iktus cordis teraba di ICS V dari linea
midcalvicula sinistra
Perkusi : batas kanan: ICS 3,4 PSL dextra; batas kiri:
ICS 5 AAL sinistra; batas jantung atas ICS 2
MLS
Auskultasi:S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
di ICS 2,3 Parasternal sinistra dan
infraclavicula sinistra, gallop (-)
Inspeksi :Bentuk flat , umbilikus letak tengah, sikatrik (-),
ABDOMEN striae (-), tampak massa (-), asites (-), ruam (-)
Palpasi :Soefl (+), nyeri tekan (-), organomegali (-)
Perkusi :Timpani pada 4 kuadran, asites (-)
Auskultasi: Bising usus (+) kesan normal

EKSTREMITAS Akral hangat, edema (-/-), CRT <2 detik


Pemeriksaan Laboratorium
14/09/2019 Nilai Normal

Hb 11.9 14-18 g/dL

Hct 34.5 37,0-54,0 %

Leukosit 7.640 4.800-10.800/µL

Trombosit 130.000 150.000-


450.000/µL

Dengue Ig G Negatif Negatif

Dengue Ig M Positif Negatif

Malaria P.Vivax Negatif

Parasite Count 825 0


Diagnosis
MALARIA VIVAX
Penatalaksanaan :
Konsul Sp.PD:
• IVFD RL 15 tpm
• Ranitidin 150 mg tab 2x1
• Domperidon 10 mg tab 3x1
• Paracetamol 500 mg tab 3x1 PO jika demam
• Dihidroartemisinin-Piperakuin (DHP) 4-0-0 (4
hari)
• Primakuin 1x1 tab (14 tab)
Tanggal Pemeriksaan Planning

15/09/201 S Demam (+) hari ke 5, menggigil, berkeringat, nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah (-), nyeri kepala (+) badan  IVFD RL 15 tpm
9 lemas (+)  Ranitidin 150 mg tab 2x1
 Domperidon 10 mg tab 3x1
 Paracetamol 500 mg tab 3x1 PO jika demam
 Dihidroartemisinin-Piperakuin (DHP) 4-0-0 (4
O KU : Sakit sedang
hari)
Kesadaran : CM  Primakuin 1x1 tab (14 tab)

TD: 120/80 mmHg

RR : 22x/menit

N : 83x/menit

T : 38,5 oC

K/L : mata cowong (-/-), anemis (+/+), ikterik (-/-), sianosis (-), dyspneu (-)

Th : Retraksi (-/-), Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 tunggal regular, murmur (-)

Abd : Flat, soefl (+), BU (+) normal, NT (+) epigastrium, splenomegali (-)

Eks : Akral hangat, edema (-)


16/0 S Demam (-), Badan lemas (+), nyeri ulu hati berkurang, mual berkurang, muntah (-)  IVFD RL 15 tpm
 Ranitidin 150 mg tab 2x1
9/19
 Domperidon 10 mg tab 3x1
 Paracetamol 500 mg tab 3x1 PO jika demam
O KU : Sakit sedang  Dihidroartemisinin-Piperakuin (DHP) 4-0-0 (4 hari)
 Primakuin 1x1 tab (14 tab)
Kesadaran : CM

TD: 120/70 mmHg

RR : 18x/menit

N : 75x/menit

T : 36,0 oC

K/L : mata cowong (-/-), anemis (-/-), ikterik (-/-), sianosis (-), dyspneu (-)

Th : Retraksi (-/-), Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), wheezing (-/-),S1 S2 tunggal regular, murmur (-)

Abd : Flat, soefl (+), BU (+) normal, NT (+) epigastrium, splenomegali (-)

Eks : Akral hangat, edema (-)

Hematologi : malaria (-), paraasit count 0


17/09/1 S Keluhan (-)  Af infus
9 O KU : Sakit ringan  Ranitidin tab 2x1
 Domperidon tab 2x1
Kesadaran : CM
 Paracetamol tab 3x1
TD: 120/80 mmHg  Dihidroartemisinin-Piperakuin

RR : 20x/menit (DHP)
4-0-0 (hari ke-3)
N : 87x/menit
 Primakuin 1x1 tab (14 tab)
T : 36,6 oC  Acc KRS

K/L : mata cowong (-/-), anemis (-/-), ikterik (-/-), sianosis (-), dyspneu (-)

Th : Retraksi (-/-), Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), wheezing (-/-), S1 S2 tunggal regular, murmur (-)

Abd : Flat, soefl (+), BU (+) normal, NT (-),

Eks : Akral hangat, edema (-)

A Malaria Vivax
MALARIA
DEFINISI
MALARIA
Malaria dapat diartikan sebagai penyakit menular yang
disebabkan oleh plasmodium. Plasmodium sendiri diartikan
sebagai makhluk hidup bersel satu yang termasuk dalam
kelompok protozoa (Kemenkes RI, 2016).
ETIOLOGI
MALARIA

VIVAX OVALE MALARIAE

FALCIPARUM KNOWLESI
VECTOR
MALARIA
• Malaria merupakan salah satu penyakit

Epidemiologi infeksi yang penyebarannya terjadi di


seluruh dunia, terutama pada wilayah tropis
dan subtropis.
• rata-rata 77 juta kasus malaria terkonfirmasi
setiap tahunnya dari 212 juta kasus yang
diduga disebabkan oleh malaria.
• angka kematian akibat penyakit ini
mencapai 438.000 jiwa dengan penyebab
terbanyak adalah Plasmodium falciparum.
• API yang masuk dalam High Cumulative
Incidence, kejadian ini terkonsentrasi di

Epidemiologi wilayah Papua, Papua Barat, dan Nusa


Tenggara Timur. Sedangkan beberapa
daerah yang masih masuk dalam
Medium Cumulative Incidence tersebar di
wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
• Kalimantan Timur tercatat memiliki API
sebesar 0,35 per 1000 penduduk pada
tahun 2016, hal ini mengalami penurunan
di tahun sebelumnya yang mencapai
angka 0,46 per 1000 penduduk.
PATOGENESIS
DEMAM
MANIFESTASI MENGGIGIL
KLINIK
BERKERINGAT
MANIFESTASI KLINIK MALARIA
FALCIPARUM
• Malaria paling berat karena komplikasi yang paling sering terjadi
• Demam irreguler
• Anemia
• Splenomegali
• Parasitemia yang banyak
• Gejala prodormal
• Sakit kepala
• Nyeri tungkai
• Lesu
• Perasaan dingin
• Mual muntah
• Diare
• Hiperpireksia sampe 40 c
MANIFESTASI KLINIK MALARIA
VIVAX
• Malaria yang disebut juga tertiana
• Demam ihari – hari pertama
• Splenomegali pada minggu ke 2
• Anemia lebih sering terjadi pada anak - anak
• Gejala prodormal
• Sakit kepala
• Nyeri tungkai
• Lesu
• Perasaan dingin
• Mual muntah
• Diare
• Hiperpireksia sampe 40 c
MANIFESTASI KLINIK MALARIA
OVALE

• Malaria dengan bentuk manifestasi klinik yang paling ringan


• Gejala sama dengan malaria vivax namun lebih ringan
• Anemia dan splenomegali jarang terjadi
• Malaria dapat sembuh dengan spontan
MANIFESTASI KLINIK MALARIA
malariae

Malaria malariae atau malaria quartana memiliki masa inkubasi


plasmodium selama 18-40 hari. Manifestasi klinik seperti pada
malaria vivax, namun berlangsung lebih ringan dimana anemia jarang
terjadi dan splenomegali yang terjadi hanya pembesaran ringan.
Serangan paroksismal terjadi tiap 3-4 hari di sore hari. Malaria ini
jarang menyebabkan komplikasi. Rekrudesensi sering terjadi dimana
akan berulangnya gejala klinis dan parasitemia dalam masa 8 minggu
sesudah berakhirnya serangan primer (Harijanto, 2009b).
Daignosis Malaria

• Anamnesis
• Keluhan berupa demam, menggigil, berkeringat dan dapat
disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot
atau pegal-pegal.
• Riwayat sakit malaria
• Riwayat minum obat malaria
• Riwayat berkunjung ke daerah endemis malaria
• Riwayat tinggal di daerah endemis malaria
Daignosis Malaria

• Pemeriksaan Fisik
• tanda vital yang menunjukkan pasien demam (pengukuran dengan
termometer menunjukkan suhu > 37,5o C).
• Inspeksi menampilkan kondisi konjungtiva atau telapak tangan
pucat.
• Pembesaran limpa (splenomegali) dan
• pembesaran hati (hepatomegali) juga ditemukan
Daignosis Malaria

• Penurunan kesadaran dengan Glasgow Coma Scale (GCS) < 11 pada


orang dewasa atau Blantyre Coma Score < 3 untuk anak-anak.
• Kelemahan menyeluruh yang menyebabkan pasien tidak bisa untuk
duduk, berdiri, dan berjalan tanpa bantuan.
• Kejang berulang sebanyak lebih dari dua episode dalam 24 jam.
• Asidosis yang ditandai dengan level bikarbonat plasma < 15 mmol/L
atau kadar laktat > 5 mmol.
• Hipoglikemia yang ditandai dengan glukosa plasma < 40 mg/dl.
• Anemia berat dimana konsentrasi hemoglobin pada anak-anak < 5 g/dl
atau persentase hematokrit < 15 % dan pada orang dewasa < 7 g/dl
dan < 20 %.
• Gagal ginjal yang ditandai dengan kreatinin plasma atau serum > 265
µmol/L (3 mg/dl) atau urea darah > 20 mmol/L.
Daignosis Malaria

• Ikterus dengan kadar bilirubin plasma atau serum > 50 µmol/L (3 mg/dl) dengan
densitas parasit > 100.000/ µ.
• Edema paru yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan radiologi atau saturasi
oksigen < 92 % pada udara ruangan, dengan laju pernapasan > 30 kali/menit,
seringkali dengan krepitasi pada auskultasi.
• Perdarahan yang signifikan dengan ciri khas perdarahan yang rekuren dan lama
dari hidung, gusi, serta kondisi hematemesis dan melena.
• Syok, terdiri dari syok terkompensasi dan yang tidak terkompensasi. Syok
terkompensasi ditandai dengan capillary refill time > 3 detik, adanya gradien
temperatur di kaki, dan tanpa hipotensi. Syok tidak terkompensasi ditandai dengan
tekanan darah sistol < 70 mmHg pada anak-anak dan < 80 mmHg pada orang
dewasa dengan bukti kegagalan perfusi (seperti dinginnya bagian tubuh perifer
dan pemanjangan capillary refill time).
• Hiperparasitemia, dimana densitas P. falciparum > 10%.
Penunjang
• Hapusan darah tebal atau tipis
• RDT
TATALAKSANA
• MALARIA FALCIPARUM
• Dihidroartemisinin-Piperakuin + Primakuin
TATALAKSANA
• MALARIA VIVAX
• Dihidroartemisinin-pirperakuin+Primakuin 14 hari

• Malaria vivax relaps


• Kombinasi yang sama namun dosis primakuin dinaikan menjadi 0,5 mg
/kgBB/hari
TATALAKSANA
• MALARIA Ovale
• Dihidroartemisinin-pirperakuin+Primakuin 14 hari
• Malaria malariae
• Pemberian ACT 1 kali per hari selama 3 hari tanpa
primakuin dengan dosis yang sama
• Malaria Mix Infection
• Pada penderita dengan infeksi campur diberikan ACT
selama 3 hari serta primakuin dengan dosis 0,25
mg/kgBB/hari selama 14 hari (Kemenkes RI, 2017).
Pengobatan malaria berat di Puskesmas/Klinik non Perawatan
Jika puskesmas/klinik tidak memiliki fasilitas rawat inap, pasien
malaria berat harus langsung dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap.
Sebelum dirujuk berikan artesunat intramuskular (dosis 2,4mg/kgbb)
(Kemenkes RI, 2017).
Pengobatan malaria berat di Puskesmas/Klinik Perawatan atau Rumah Sakit
• Artesunat intravena merupakan pilihan utama.
• Jika tidak tersedia dapat diberikan kina drip.
• Kemasan dan cara pemberian artesunat : Artesunat parenteral tersedia dalam vial yang
berisi 60 mg serbuk kering asam artesunik dan pelarut dalam ampul yang berisi natrium
bikarbonat 5%
• . Keduanya dicampur untuk membuat 1 ml larutan sodium artesunat.
• Kemudian diencerkan dengan Dextrose 5% atau NaCL 0,9% sebanyak 5 ml sehingga
didapat konsentrasi 60 mg/6ml (10mg/ml).
• Obat diberikan secara bolus perlahan-lahan. Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgbb
intravena sebanyak 3 kali jam ke 0, 12, 24.
• Selanjutnya diberikan 2,4 mg/kgbb intravena setiap 24 jam sehari sampai penderita mampu
minum obat (Kemenkes RI, 2017).
KESIMPULAN

Pasien datang ke IGD RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dengan keluhan demam sejak 1

Kesimpulan
minggu sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan hilang timbul disertai mengigil dan
berkeringat pada malam hari. Setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang pasien didiagnosis malaria vivax dan telah diberikan terapi DHP + primakuin yang telah
sesuai dengan yang ada pada teori dan pasien mengalami perbaikan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai