Anda di halaman 1dari 20

Turorial Klinik

Lab/Smf Ilmu Kesehatan Anak


Fakultas Kedokteran Gizi, Tumbuh, Kembang
Universitas Mulawarman dan Kardiologi

PERKEMBANGAN ANAK

Disusun oleh:
Evan Faishal Mahadinata
1810029012

Pembimbing:
dr. Ahmad Wisnu Wardhana, Sp. A

LAB/SMF ILMU KESEHATAN ANAK


PROGRAM PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MULAWARMAN
RSUD A.W. SJAHRANIE
SAMARINDA 2018
Tutorial Klinik

Perkembangan Anak

Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian stase Anak

Evan Faishal Mahadinata


1810029012

Menyetujui,

dr. Ahmad Wisnu Wardhana, Sp. A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


LABORATORIUM ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tutorial
Klinik yang berjudul “Perkembangan Anak”.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan Tutorial Klinik ini tidak lepas
dari bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:
1. dr. Ika Fikriah, M. Kes., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman.
2. dr. Soehartono, Sp. THT-KL, selaku Ketua Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
3. dr. Hendra, Sp. A, selaku Kepala Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman.
4. dr. Ahmad Wisnu Wardhana, Sp. A sebagai dosen pembimbing klinik selama
stase Anak dan dosen pembimbing klinik di divisi Hematologi – Onkologi.
5. Rekan sejawat dokter muda yang telah bersedia memberikan saran dan
mengajarkan ilmunya pada penulis.
Penulis menyadari terdapat ketidaksempurnaan dalam penulisan, sehingga
penyusun mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnan tutorial ini. Akhir kata,
semoga tutorial ini berguna bagi penyusun sendiri dan para pembaca.

Samarinda, Desember 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan
pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah pertumbuhan (growth) berkaitan
dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik
(retensi kalsium dan nitrogen tubuh) sedangkan perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan
(Soetijiningsih, 2014).
Proses tumbuh kembang dimulai sejak dalam kandungan. Ini berarti pula
bahwa sang ibu pun harus mendapat nutrisi yang cukup dan faktor-faktor lain yang
mendukungnya, misalnya peran serta suami dan keluarga, lingkungan yang bersih,
dan perawatan selama kehamilan. Proses ini pun berlanjut ketika si anak dilahirkan ke
dunia, lalu memasuki masa bayi, masa pra sekolah, masa sekolah (termasuk di
dalamnya pubertas), lalu masa adolesensi (Narendra & Soetijiningsih, 2002). Periode
penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini
pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,
kesadaran sosial, kesadaran emosional dan inteligensia berjalan sangat cepat.
Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak
dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial
diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan.
Tahun 2006 WHO referensi tumbuh kembang yang baru untuk menilai
pertumbuhan dan perkembangan sesuai standart yang telah ditentukan. Dalam
laporannya, set pertama WHO Child Growth Standards menjelaskan metode yang
digunakan untuk standar panjang/tinggi badan banding usia, berat badan banding
usia, berat badan untuk panjang badan, berat untuk tinggi badan dan BMI berbanding
usia. Hal ini juga membandingkan standar baru dengan NCHS/WHO growth
reference (WHO, 1983) and the 2000 CDC growth charts.
Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses
tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan.
Faktor genetik/keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal
dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik,
psikologis, dan sosial.
Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada
usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase
”Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk
memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat
terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada
masa golden age dapat meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak
sehingga kelaianan yang bersifat permanen dapat dicegah (Soetijiningsih, 2014).

1.2 Tujuan
Untuk mempelajari dan lebih memahami definisi, epidemiologi, etiologi,
faktor risiko, patogenesis, diagnosis, penatalaksanaan dan komplikasi dari hemofilia.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan
pengertian mengenai apa yang dimaksud pertumbuhan dan perkembangan adalah
sebagai berikut.
Pertumbuhan (growth) adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel, serta
jaringan interseluler, yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
dalam arti sebagian atau keseluruhan. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat
diukur dengan menggunakan satuan panjang dan berat.2
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks, sehingga bersifat kualitatif, yang pengukurannya
jauh lebih sulit dibanding dengan pengukuran pertumbuhan (Narendra &
Soetijiningsih, 2002). Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian
rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya (Soetijiningsih, 2014).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak aspek
fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu.
Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Sedangkan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi
biologiknya (Soetijiningsih, 2014).

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak


Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal
yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain (Kementrian
Kesehatan RI, 2016):

 Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.


 Ras/etnik atau bangsa.
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor
herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
 Keluarga.
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,
gemuk atau kurus.
 Umur.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
 Jenis kelamin.
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki
laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan
lebih cepat.
 Genetik.
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang
akan menjadi ciri khasnya.
Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak
seperti kerdil.
 Faktor luar (ekstemal).
 Faktor Prenatal
o Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
o Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club
foot.
o Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Amlnopterin, Thalldomid dapat menyebabkan
kelainan kongenital seperti palatoskisis.
o Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia
adrenal.
o Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin
seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota
gerak, kelainan kongential mata, kelainan jantung.
o lnfeksi
lnfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,
Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan
pada janin: katarak, bisu tuli, mikros efali, retardasi mental dan
kelainanjantung kongenital.
o Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin
dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin,
kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia
dan Kem icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
o Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu.
o Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu
hamil dan lain-lain.
o Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
 Faktor Pasca Persalinan
o Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
o Penyakit kronis/ kelainan kongenital, Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung
bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
o Lingkungan fisis dan kimia.
Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang
berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi
lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar
radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak
yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
o Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan
mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
o Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan
anak mengalami hambatan pertumbuhan.
o Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan
anak.
o Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
o Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga,
misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan
anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
o Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan,
demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf
yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan

2.3 Aspek – aspek perkembangan yang dipantau


Aspek – aspek yang dapat dilihat dalam perkembangan anak berdasaekan
Kementerian Kesehatan RI (2016) dan Bartolotta dan Shulman (2016) :

Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot
besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi,
mengikuti perintah dan sebagainya.
Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain},
berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya, dan sebagainya.

2.4 Periode Perkembangan Anak


Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan
berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.Tumbuh kembang
anak terbagi dalam beberapa periode (Bartolotta & Shulman, 2016).
Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang anak adalah
sebagai berikut:
 Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
 Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.
 Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadl suatu organisme, terjadi
diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.
 Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan.
Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:
o Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester kedua
kehidupan intra uterin.
Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia
sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi.
o Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan.
Pada masa ini pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-
fungsi. Terjadi transfer lmunoglobin G (lg G) dari darah ibu melalui plasenta.
Akumulasi asam lemak esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanic Acid) dan
Omega 6 (Arachldonlc Acid) pada otak dan retina.
Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama
kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh
lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap rokok,
minuman beralkohol, obat-obat, bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor
psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil, dapat menimbulkan pengaruh buruk
bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada setiap ibu hamil, dianjurkan untuk
selalu memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5 bulan.
Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat,
maka selama masa intra uterin, seorang ibu diharapkan:
 Menjaga kesehatannya dengan baik.
 Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.
 Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya.
 Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan.
 Memberi stimulasi dini terhadap janin.
 Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya.
 Menghindari stres baik fisik maupun psikis.
 Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya.
 Masa bayi (infancy) umur 0 - 11 bulan.
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi
darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2
periode:
a. Masa neonatal dini,umur 0 - 7 hari.
b. Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari.
Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat
adalah:
 Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana kesehatan
yang memadai.
 Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan terlambat
pergi kesarana
 kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan.
 Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat
menenangkan perasaan ibu.
 Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa
syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang
dilahirkannya.
 Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap diperhatikan
oleh karena berhubungan dengan masalah pemberian ASI.
 Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan
berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.
Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama
yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup rukun,
bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak. Pada masa ini, kebutuhan akan
pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh,
diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan
imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai. Masa bayi adalah masa
dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh
ibu dalam mendidik anak sangat besar.
 Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode
penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar
yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama
kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan
terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga
terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan
hubunganhubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja
otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi.
Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas,
kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar
kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap
kelalnan/penyimpangan sekecll apapun apablla tidak dideteksl apalagi tidak ditangani
dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.
 Masa anak prasekolah (anak umur 60 - 72 bulan).
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi
perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya
ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai
menunjukkan keinginannya, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada masa ini, selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah
mulai diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai
berteman, bahkan banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu anak
bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ke taman-taman bermain, taman-
taman kota, atau ke tempat-tempat yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak.
Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang
bersahabat untuk anak (child friendly environment). Semakin banyak taman kota atau
taman bermain dibangun untuk anak, semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sistim
reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak
mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa proses belajar pada masa ini
adalah dengan cara bermain. Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau
pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat dllakukan intervensi dini bila
anak mengalami kelainan atau gangguan.
2.5 Tahapan Perkembangan Anak Berdasarkan Umur
(Kementrian Kesehatan RI, 2016)
2.6 Gangguan Tumbuh Kembang yang Sering Ditemukan
1). Gangguan bicara dan bahasa.
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena
kemampuan berbahasa sensitif terhadap keter1ambatan atau kerusakan pada sistem
lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan
lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan
bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2). Cerebral palsy.
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang
disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan
saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3). Sindrom Down.
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom
21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal.Beberapa
faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis
atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keter1ambatan perkembangan motorik
dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4). Perawakan Pendek.
Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggi
badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang
berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal,gangguan
gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5). Gangguan Autisme.
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul
sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan
sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara
mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang
interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
6). Retardasi Mental.
Merupakan suatu kondisi yang ditandal oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang
menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap
tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
7). Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian
yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.

2.6 Jadwal dan Kegiatan Skrining Tumbuh Kembang Anak


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan (growth) adalah setiap perubahan dari tubuh yang berhubungan
dengan bertambahnya ukuran tubuh baik fisik (anatomis) maupun struktural dalam
arti sebagian atau menyeluruh. Dan perkembangan (development) ialah bertambahnya
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, sehingga bersifat
kualitatif, yang pengukurannya jauh lebih sulit dibanding dengan pengukuran
pertumbuhan.

Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari


konsepsi sampai dewasa. Dan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor bawaan dan
faktor lingkungan.

Sedangkan tahap-tahap pertumbuhan secara umum dibagi menjadi 2 bagian,


yaitu masa prenatal dan postnatal. Setiap anak akan melewati tahap-tahap tersebut
dan untuk menilai Skrinning tumbuh kembang anak dapat dilakukan pengukuran
berat badan dibandingkan dengan tinggi atau panjang badan, lingkar kepala, KPSP,
tes daya dengar, tes daya lihat, KMPE, M-CHAT, GPPH. Skrining dilakukan
berdasarkan usia anak.
Daftar Pustaka

Bartolotta, T. M., & Shulman, B. B. (2016). Child Development. Jones and Bartlet
Publisher.

Kementrian Kesehatan RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan


Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Kemenskes.

Narendra, & Soetijiningsih. (2002). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta:
Sagung Seto.

Soetijiningsih. (2014). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai

  • Mioma Uteri
    Mioma Uteri
    Dokumen7 halaman
    Mioma Uteri
    Purindra Darma Seputra
    Belum ada peringkat
  • Morning Report
    Morning Report
    Dokumen22 halaman
    Morning Report
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Morning Report
    Morning Report
    Dokumen12 halaman
    Morning Report
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Morning Report
    Morning Report
    Dokumen21 halaman
    Morning Report
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Kehamilan Dengan HIV
    Kehamilan Dengan HIV
    Dokumen67 halaman
    Kehamilan Dengan HIV
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • MH
    MH
    Dokumen12 halaman
    MH
    Gita Permatasari
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Dinda Hellp Syndrome
    Lapsus Dinda Hellp Syndrome
    Dokumen15 halaman
    Lapsus Dinda Hellp Syndrome
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • MH
    MH
    Dokumen12 halaman
    MH
    Gita Permatasari
    Belum ada peringkat
  • Morning Report
    Morning Report
    Dokumen21 halaman
    Morning Report
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Sadfkk
    Sadfkk
    Dokumen41 halaman
    Sadfkk
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • DampakSeks
    DampakSeks
    Dokumen34 halaman
    DampakSeks
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea
    Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea
    Dokumen13 halaman
    Laporan Kasus Corpus Alienum Kornea
    Nur Azizah
    Belum ada peringkat
  • Morning Report (Ruangan)
    Morning Report (Ruangan)
    Dokumen35 halaman
    Morning Report (Ruangan)
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Evan
    Lapsus Evan
    Dokumen53 halaman
    Lapsus Evan
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Mioma Uteri (MEI 2019)
    Lapsus Mioma Uteri (MEI 2019)
    Dokumen42 halaman
    Lapsus Mioma Uteri (MEI 2019)
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Mioma Uteri (MEI 2019)
    Lapsus Mioma Uteri (MEI 2019)
    Dokumen42 halaman
    Lapsus Mioma Uteri (MEI 2019)
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Txoksigen
    Txoksigen
    Dokumen68 halaman
    Txoksigen
    Izzan Hurruzia
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Reading
    Jurnal Reading
    Dokumen13 halaman
    Jurnal Reading
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Hemofil
    Hemofil
    Dokumen20 halaman
    Hemofil
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Evan
    Lapsus Evan
    Dokumen44 halaman
    Lapsus Evan
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Mioma Uteri
    Mioma Uteri
    Dokumen7 halaman
    Mioma Uteri
    Purindra Darma Seputra
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Reading
    Jurnal Reading
    Dokumen13 halaman
    Jurnal Reading
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Evan
    Evan
    Dokumen45 halaman
    Evan
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • MR Terbaru
    MR Terbaru
    Dokumen39 halaman
    MR Terbaru
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Av Block
    Av Block
    Dokumen22 halaman
    Av Block
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Infanticide
    Infanticide
    Dokumen36 halaman
    Infanticide
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Tetanus
    Tetanus
    Dokumen18 halaman
    Tetanus
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Reading
    Jurnal Reading
    Dokumen13 halaman
    Jurnal Reading
    evanfaishal
    Belum ada peringkat
  • Konjungtivitis Alergi
    Konjungtivitis Alergi
    Dokumen10 halaman
    Konjungtivitis Alergi
    Amali Fikriah
    Belum ada peringkat
  • PPR
    PPR
    Dokumen14 halaman
    PPR
    evanfaishal
    Belum ada peringkat