OLEH
S U DA RYA N TO, S S T. F T, M . F I S
INTRODUKSI
• Sistem motorik adalah sistem kontrol yang kompleks dan canggih dengan tujuan untuk
locomotion, postur, dan kerja
• Sistem motorik mencakup otot (sebagai efektor), spinal cord, tractus corticospinalis,
tractus corticobulbar, tractus bulbospinal, basal ganglia (regulator), cerebellum
(regulator), thalamus, reticular formation, cortex cerebri
• Sistem motorik berdasarkan final common path adalah :
– Upper motor neuron : jalur saraf mulai dari cortex motorik dan berakhir ke dalam
nucleus saraf cranial (traktus corticobulbar) dan anterior horn spinal cord sisi kontra
lateral (traktus corticospinal)
– Lower motor neuron : jalur saraf mulai dari anterior horn spinal cord dan berakhir pada
otot skeletal yang dipersarafi dan sisi yang sama seluruh saraf motorik perifer
JALUR UMN DAN LMN
JALUR UMN DAN LMN
JALUR UMN DAN LMN
INTRODUKSI
• Sistem motorik berdasarkan traktusnya adalah :
– Sistem piramidalis : jalur saraf (axon) dari cortex motorik primer dan area sekitarnya
kearah bawah menyilang masuk kedalam spinal cord melalui traktus corticospinal
– Sistem extrapiramidalis : seluruh area SSP yang mengontrol gerakan selain sistem
piramidalis yaitu basal ganglia, red nucleus, reticular formation, thalamus, dan vestibular
nucleus melalui jalur saraf traktus corticobulbar, traktus vestibulospinal, traktus
reticulospinal, dan traktus rubrospinal
SISTEM PIRAMIDALIS
• Area sistem piramidalis yang utama adalah cortex motorik primer yang terdapat di
lobus frontalis.
• Dalam cortex motorik primer terdapat homunculus motorik (peta motorik tubuh)
• Area lainnya yang terlibat dalam sistem piramidalis adalah supplementary motor area,
premotor cortex, Broca’s Area for speech, frontal eye field area
• Cortex motorik primer, premotor area, dan supplementary motor area berhubungan
langsung dengan spinal cord melalui traktus corticospinalis
• Premotor area dan supplementary motor area juga berhubungan dengan cortex
motorik primer, yang terlibat dalam koordinasi dan planning pada rangkaian gerakan
kompleks (motor learning)
• Cortex motorik primer sering disebut dengan Broadmann’s area 4, yaitu suatu
homunculus motorik
SISTEM PIRAMIDALIS
SISTEM PIRAMIDALIS
• Dalam homunculus motorik terdapat gambaran bagian-bagian tubuh yang
representatif pada sisi kontralateral :
– Area tangan dan mulut memiliki area representasi yang lebih besar (luas) dibandingkan
dengan area bagian tubuh lainnya, karena sering digunakan dalam skill (keterampilan)
– Mengontrol otot-otot sisi kontralateral tubuh
– Fungsinya adalah menghasilkan eksekusi gerakan skill mencakup gaya dan kecepatan
gerakan
– Lesi cortex motorik menyebabkan kelemahan otot sisi kontralateral, hilangnya kontrol
gerakan halus, dan menyebabkan hipotonia/flaccid (bukan spastisitas)
HOMUNCULUS
MOTORIK
SISTEM PIRAMIDALIS
• Supplementary motor area terdapat pada bagian lateral dan medial lobus frontalis,
memanjang dari cingulate sulcus pada sisi medial sampai premotor cortex pada
permukaan lateral otak :
– Fungsinya adalah :
• Bekerjasama dengan premotor cortex dalam programming rangkaian gerakan
• Bekerjasama dengan premotor cortex dalam menerjemahkan keinginan untuk melakukan
tugas motorik kedalam rangkaian motorik yang akan dilakukan
• Premotor area dan supplementary motor area juga berhubungan dengan cortex
motorik primer, yang terlibat dalam koordinasi dan planning pada rangkaian gerakan
kompleks (motor learning)
• Lesi pada supplementary motor area dapat menyebabkan gangguan koordinasi
bimanual activity dalam melakukan aktivitas kompleks
SISTEM PIRAMIDALIS
• Premotor cortex dikenal dengan area 6 Brodmann.
• Premotor cortex terletak dekat pada bagian anterior dari cortex motorik primer
• Premotor cortex lebih luas dibandingkan dengan cortex motorik primer
• Fungsinya adalah bekerja dengan ganglia basal, thalamus, dan cortex motorik primer
berperan penting mengontrol dan meregulasi planning dan antisipasi aksi motorik
spesifik
• Lesi pada premotor cortex dapat menyebabkan :
– Munculnya kembali refleks menghisap dan menggenggam pada orang dewasa
– Gerakan anggota gerak yang lambat
– Hilangnya memori dalam jangka pendek
– Ketika rusak dengan supplementary cortex dapat menghasilkan “APRAXIA”
TRAKTUS CORTICOSPINALIS
(TRAKTUS PYRAMIDALIS)
Origin – Sensory cortex, primary Motor Cortex, premotor & supplementary cortex
(40%) (30%) (30%)
Pons
Medullary Pyramid
Pyramidal Decussation
Semua traktus ini berakhir pada anterior horn interneuron, dan kadang-kadang secara
langsung berakhir pada anterior horn motor neuron
JALUR TRAKTUS PIRAMIDALIS DAN EXTRAPIRAMIDALIS
SISTEM EXTRAPIRAMIDALIS
• Sistem extrapiramidalis memiliki multiple sinaps yang melibatkan beberapa regio otak
• Final link didalam jalur extrapiramidalis adalah brainstem (batang otak), yang
dipengaruhi oleh cortex motorik cerebri, cerebellum, basal nuclei secara tidak
langsung regio otak tersebut meregulasi aktivitas motorik pengaruh langsung
terhadap aktivitas motorik berasal dari cortex motorik primer
• Fungsi sistem extrapiramidalis adalah :
– Regulasi postur tubuh ; melibatkan gerakan involunter dari group otot trunk yang besar
dan anggota gerak
– Regulasi gerakan volunter
– Regulasi tonus otot
SISTEM EXTRAPIRAMIDALIS
• Fungsi kompleks dan overlapping antara sistem piramidalis dan extrapiramidalis
muncul saat pekerjaan terampil seperti menjahit sementara secara sadar harus
mengambil postur tertentu pada kedua lengan untuk memungkinkan pekerjaan
tersebut dapat diselesaikan
• Secara kesuluruhan, efek sistem extrapiramidalis adalah efek inhibitory yang kuat
terhadap gamma motor neuron didalam anterior horn cell
• Lesi pada sistem extrapiramidalis cenderung menghasilkan hipertoni, karena efek
inhibitory yang kuat terhadap gamma motor neuron menjadi hilang
LESI UPPER MOTOR NEURON
• Lesi upper motor neuron dapat menyebabkan :
– Peningkatan tonus (spastisitas)
– Peningkatan refleks
– Clonus : repetitif kontraksi dan relaksasi otot dalam pola oscillasi setiap detik, biasanya terjadi saat
dilakukan stretch pada otot ybs
– Babinski sign : stimulasi telapak kaki sepanjang tepi luar kaki dapat menyebabkan ekstensi ibu jari
kaki dan abduksi jari kaki lainnya ; secara normal pada orang dewasa, stimulasi ini dapat
menyebabkan plantar fleksi ankle, fleksi ibu jari kaki dan adduksi jari kaki lainnya
• Babinski’s sign merupakan tanda khas dari lesi upper motor neuron, menunnjukkan
adanya kerusakan pada traktus corticospinalis lateral
LOWER MOTOR NEURON
• Lower motor neuron : neuron motorik dari anterior horn cells ke otot skeletal
(saraf-saraf perifer)
• Lower motor neuron juga berasal dari nuclei nervus cranialis ke otot skeletal wajah
dan kepala – leher
• Lesi lower motor neuron (kerusakan pada jalur final saraf ke otot skeletal) dapat
menyebabkan :
– Menurunnya tonus (hipotoni/flacciditas)
– Menurunnya kekuatan dan power otot
– Menurunnya refleks
– Atropi otot
PERBEDAAN LESI UMN DAN LMN
No. Lesi Upper Motor Neuron Lesi Lower Motor Neuron
1 Paralisis lebih banyak mempengaruhi gerakan Terjadi kelemahan pada individual otot atau
dibandingkan otot group otot
2 Atropi otot hanya terjadi akibat disuse, Atropi otot lebih menonjol terjadi
meskipun hanya terjadi sedikit atropi, kadang-
kadang terjadi pada lesi kronik yang berat
3 Cenderung terjadi hipertoni otot, muncul clasp- Cenderung terjadi hipotoni otot, flacciditas
knife spastisitas
4 Refleks tendon meningkat, sering muncul clonus Refleks tendon menurun atau bahkan hilang
5 Refleks superfisial seperti refleks abdominal Refleks superfisial seringkali tidak mengalami
menurun atau hilang perubahan
6 Refleks patologis seperti babinski’s sign positif Refleks patologis tidak muncul
7 Peningkatan jaw jerk