Anda di halaman 1dari 7

Jaras Motorik

Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan
diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area motorik di korteks,
ganglia basalis, dan cerebellum. Jaras untuk sistem motorik ada dua, yaitu traktus piramidal dan
ekstrapiramidal.

Jaras piramidal dan ektrapiramidal


Sistem saraf somatis secara umum melibatkan tiga tingkat neuron yang disebut neuron
descendens. Neuron tingkat satu sistem saraf somatis berada di sistem saraf pusat tempat impuls
tersebut berasal. Neuron tingkat pertama memiliki badan sel di dalam cortex cerebri atau berada
di tempat asal impuls. Neuron tingkat kedua adalah sebuah neuron internuncial (interneuron)
yang terletak di medulla spinalis. Akson neuron tingkat kedua pendek dan bersinaps dengan
neuron tingkat ketiga di columna grisea anterior (Snell, 2013).

Gambar 1. Jaras neuron motorik


Gambar 2. Jaras neuron motorik
Secara fungsi klinis tractus descendens dibagi menjadi tractus pyramidals dan
extrapyramidals. Tractur pyramidals terdiri dari tractus corticospinal dan tractus corticobulbar.
Tractus extrapyramidals dibagi menjadi lateral pathway dan medial pathway. Lateral pathway
terdiri dari tractus rubrospinal dan medial pathway terdiri dari tractus vestibulospinal, tractus
tectospinal dan tractus retikulospinal. Medial pathway mengontrol tonus otot dan pergerakan
kasar daerah leher, dada dan ekstremitas bagian proksimal (Martini, 2006).
Gambar 2. Jaras pyramidal dan ekstrapiramidal

Tractus Corticospinal
Serabut tractus corticospinal berasal dari sel pyramidal di cortex cerebri. Dua pertiga
serabut ini berasal dari gyrus precentralis dan sepertiga dari gyrus postcentralis. Serabut
desendens tersebut lalu mengumpul di corona radiata, kemudian berjalan melalui crus posterius
capsula interna. Pada medulla oblongata tractus corticospinal nampak pada permukaan ventral
yang disebut pyramids. Pada bagian caudal medulla oblongata tersebut 85% tractus corticospinal
menyilang ke sisi kontralateral pada decussatio pyramidalis sedangkan sisanya tetap pada sisi
ipsilateral walaupun akhirnya akan tetap bersinaps pada neuron tingkat tiga pada sisi
kontralateral pada medulla spinalis. Tractus corticospinalis yang menyilang pada ducassatio akan
membentuk tractus corticospinal lateral dan yang tidak menyilang akan membentuk tractus
corticospinal anterior (Snell, 2013)

Gambar 3. Tractus Piramidalis

Tractus Corticobulbar
Serabut tractus corticobulbar mengalami perjalanan yang hampir sama dengan tractus
corticospinal, namun tractus corticobulbar bersinaps pada motor neuron nervus cranialis III, IV,
V, VI, VII, IX, X, XI, XII. Tractus coricobulbar menjalankan fungsi kontrol volunter otot skelet
yang terdapat pada mata, dagu, muka dan beberapa otot pada faring dan leher. Seperti halnya
dengan tractus corticospinal, tractus corticobulbar pun mengalami persilangan namun
persilangannya terdapat pada tempat keluarnya motor neuron tersebut. (Martini, 2006).
Medial Pathway
Medial Pathway (jalur medial) mempersarafi dan mengendalikan tonus otot dan pergerakan
kasar dari leher, dada dan ekstremitas bagian proksimal. Upper motor neuron jalur medial
berasal dari nukleus vestibularis, colliculus superior dan formasio retikularis. (Martini, 2006).
Nukleus vestibularis menerima informasi dari N VIII dari reseptor di vestibulum untuk
mengontrol posisi dan pergerakan kepala. Tractus descendens yang berasal dari nukleus tersebut
ialah tractus vestibulospinalis. Tujuan akhir dari sistem ini ialah untuk menjaga postur tubuh dan
keseimbangan. (Martini, 2006).
Colliculus superior menerima sensasi visual. Tractus descendens yang berasal dari colliculus
superior disebut tractus tectospinal. Fungsi tractus ini ialah untuk mengatur refleks gerakan
postural yang berkaitan dengan penglihatan (Snell, 2013).
Formasio retikularis ialah suatu sel-sel dan serabut-serabut saraf yang membentuk
jejaring (retikular). Jaring ini membentang ke atas sepanjang susunan saraf pusat dari medulla
spinalis sampai cerebrum. Formatio reticularis menerima input dari hampir semua seluruh sistem
sensorik dan memiliki serabut eferen yang turun memengaruhi sel-sel saraf di semua tingkat
susunan saraf pusat. Akson motor neuron dari formatio retikularis turun melalui traktus
retikulospinal tanpa menyilang ke sisi kontralateral. Fungsi dari tractus reticulospinalis ini ialah
untuk menghambat atar memfasilitasi gerakan voluntar dan kontrol simpatis dan parasimpatis
hipotalamus (Martini 2006; Snell, 2013).
Gambar 4. Tractus Medial

Lateral Pathway
Lateral Pathway (jalur lateral) berfungsi sebagai kontrol tonus otot dan presisi
pergerakan dari ekstremitas bagian distal. Upper motor neuron dari jalur lateral ini terletak dalam
nukleus ruber (merah) yang terletak dalam mesencephalon. Akson motor neuron dari nukleus
ruber ini turun melalui tractus rubrospinal. Pada manusia tractus rubrospinal kecil dan hanya
mencapai corda spinalis bagian cervical. (Martini, 2006).

Traktus Ekstrapiramidal

System ekstrapiramidal tersusun dari semua jaras motorik yang tidak melalui piramis
medulla oblongata dan berkepentingan untuk mengatur sirkuit umpan balik motorik pada
medulla spinalis, batang otak, serebelum, dan kortek serebri. Selain itu, system ini juga
mencakup serabut-serabut yang menghubungkan kortek serebri dengan masa kelabu ( seperti
striata, nucleus ruber, dan subtantia nigra), dengan formation rerikuaris dan dengan nucleus
tegmental batang otak lainnya. Susunan ekstrapiramidal terdiri atas korpus striatum, globus
palidus, inti-inti talamik, nukleus subtalamikus, subtansia nigra, formatio retikularis batang
otak,serebelum berikut dengan korteks motorik tambahan, yaitu area 4, area 6 dan area 8.
komponen-komponen tersebut dihubungkan satu dengan yang lain oleh akson masing-masing
komponen itu. Dengan demikian terdapat lintasan yang melingkar yang dikenal sebagai sirkuit.
Oleh karena korpus striatum merupakan penerima tunggal dari serabut-serabut segenap
neokorteks, maka lintasan sirkuit tersebut dinamakan sirkuit striatal yang terdiri dari sirkuit
striatal utama (principal) dan 3 sirkuit striatal penunjang (aksesori). Sirkuit striatal prinsipal
tersusun dari tiga mata rantai, yaitu (a) hubungan segenap neokorteks dengan korpus striatum
serta globus palidus, (b) hubungan korpus striatum/globus palidus dengan thalamus dan (c)
hubungan thalamus dengan korteks area 4 dan 6. Data yang tiba diseluruh neokorteks seolah-
olah diserahkan kepada korpus striatum/globus paidus/thalamus untuk diproses dan hasil
pengolahan itu merupakan bahan feedback bagi korteks motorik dan korteks motorik tambahan.
Oleh karena komponen-komponen susunan ekstrapiramidal lainnya menyusun sirkuit yang pada
hakekatnya mengumpani sirkuit striata utama, maka sirkuit-sirkuit itu disebut sirkuit striatal
asesorik. Sirkuit striatal asesorik ke-1 merupakan sirkuit yang menghubungkan stratum-globus
palidus-talamus-striatum. Sirkuit-striatal asesorik ke-2 adalah lintasan yang melingkari globus
palidus-korpus subtalamikum-globus palidus. Dan akhirnya sirkuit asesorik ke-3, yang dibentuk
oleh hubungan yang melingkari striatum-subtansia nigra-striatum.

Lateral pathway terdiri dari tractus rubrospinal dan medial pathway terdiri dari tractus
vestibulospinal, tractus tectospinal dan tractus retikulospinal. Medial pathway mengontrol tonus
otot dan pergerakan kasar daerah leher, dada dan ekstremitas bagian proksimal. Pada jaras ekstra
piramidal, jaras ini disebut juga jaras striatal. Ini menyampaikan saraf motorik tanpa meleawti
kompinen jalur piramidal.jaras ini penting dalam pengaturan propioseptif tubuh.

Sumber:

*Snell, Richard, 2013; Neuroanatomi Klinik, edisi ke-7., EGC, Jakarta


*Martini, F. H., (2006). Fundamental Of Anatomy and Physiology 7thed. Pearson Education,
Inc,. San Francisco

Anda mungkin juga menyukai