Sistem motorik, sensorik dan reflek merupakan suatu sistem kompleks yang saling
berhubungan. Sistem motorik bermanifestasi dalam gerakan otot,sistem sensoris me
nempatkan manusia berhubungan dengan sekitarnya (sensasi). Sedangkan refleks mer
upakan jawaban involuntar dari rangsangan. Untuk menggerakkan otot yang tidak ha
nya melibatkan sistem motorik saja tetapi juga sistem sensorik dan reflek,misal
ketika seseorang menginjak batu yang runcing atau perasaan yang tidak nyaman lai
nnya seperti memegang atau mengangkat secangkir kopi yang sangat panas. Maka inf
ormasi tersebut dikirim ke otak , kemudian otak mengirim pesan ke otot tentang b
agaimana otot tersebut merespon. Perpindahan/pertukaran infomasi semacam ini mel
ibatkan terutama dua jalur syaraf yang kompleks yaitu jalur sensoris ke otak dan
jalur motorik ke otot, selain itu suatu gerakan reflek juga dapat terjadi. Deng
an kata lain dapat di katakana bahwa masukan dari sistem sensorik memainkan pera
nan dalam mengontrol fungsi motorik melalui koneksikoneksi didalam korteks senso
ri motoris atau jaras-jaras serebelum, sebaliknya impuls dari korteks sensoris m
otorik melaui jaras descenden mempengaruhi fungsi neuron sensorik dalam sum-sum
tulang, batang otak, thalamus.
1
Gambar 1. Area sensorimeter dengan area motorik primer 4 dalam gyrus Precentrali
s dan area promoter 6 dan 8 4
SARAF PERIFER
Saraf perifer mengandung serat aferen sebaik eferen, bermielin sebaik tak bermie
lin, dan somatic sebaik vegetatif otonom. Serat somatic menghubungkan reseptor d
engan medulla spinalis, dan sel motorik kornu anterior dengan otot. Serat saraf
dikalsifikasikan berdasarkan ketebalan selubung mielinnya dan kecepatan konduksi
nya. Serat saraf yang berasal dari gelendong neuromuskuler dan mempunyai selubun
g myelin paling tebal, mengisi bagian paling medial dari radiks. Bagian tengah r
adiks diisi oleh serat yang berasal dari reseptor berkapsul dan meneruskan sensa
si lainnya, rasa raba, getaran, tekanan dan diskriminasi. Serat yang paling late
ral adalah serat yang hamper tak bermielin dan membawa impuls nyeri serta suhu.
Serat saraf dengan selubung myelin paling tebal, menghantarkan sensibilitas dala
m propiosepsi. Neuron dari Sistem saraf Pusat Serat aferen neuron pseudonipolar
dari ganglion spinalis membentuk arkus refleks monosinaptik sederhana dengan neu
ron motorik yang spesifik dalam komu anterior medulla spinalis. Propriosepsi Yai
tu impuls yang berasal dari gelendong otot dan organ tendon, dikirimi oleh serat
konduksi tercepat yang paling kaya myelin, yaitu serat Ia. Impuls propriosepsi
lain yang berasal dari reseptor di fasia, sendi dan jaringan ikat yang lebih dal
am berjalan dalam serat yang kurang bermielin. Refleks Proprioseptif Monosinapti
k Reseptor yang terbuat dari serat otot yang dimodifikasi, disebut serat intrafu
sal. Serat intrafusal lebih tipis dari serat ekstrafiisal yang biasa. Baik serat
otot ekstrafusal maupun intrafusal, dipersarafi oleh serat motorik, serat intra
fusal melalui serat gama (fusimotorik) dari motoneuron kecil yang menyertai moto
neuron besar pada kornu anterior. Serat otot ekstrafusal berada panjang yang tet
ap selama istirahat. Bila otot teregang demikian juga gelendong otot, ujung sara
f anulospiral segera bereaksi terhadap peregangan dengan potensial aksi, yang di
kirim ke motoneuron besar dalam medulla spinalis melaini serat aferen Ia konduks
i cepat, dan dari sini melalui serat eferen tebal alfa I, yang konduksinya juga
cepat ke otot ekstrafusal. Bagitu otot berkontraksi, maka panjang asalnya akan k
embali. Setiap regangan otot akan mencetuskan mekanisme ini. Ketukan ringan pada
tendon otot misalnya pada tendon otot kuadrisep sesaat akan merenggangkan otot
homonom. Gelendong otot segera bereaksi. Dengan dikirimnya 14
FUNIKULUS POSTERIOR
Suatu sistem sensorik yang menyampaikan impuls proprioseptik (sikap tubuh, getar
an, tekanan diskriminasi, sensasi taktil). Sensasi proprioseptik ini berasal dar
i reseptor di otot, tendon, fasia, kapsula sendi, jaringan ikat profunda dan kul
it. Impuls ini berjalan ke media spinalis melalui akson dari ganglion spinalis (
akson neuron pseudonipolar), memberi kolateral pada neuron dalam kornu anterior
dan posterior. Bagian utama cabang akson tersebut masuk dalam funikulus posterio
r, ada yang bercabang ke atas dan ada yang bercabang ke bawah. Kedua traktus mas
ing-masing membentuk fasikulus grasilis lateral dari Goll untuk tungkai dan fasi
kulus kutaneus lateral dari Burdach untuk lengan. Fasikuli ini berakhir pada mas
ing-masing nukleusnya, nucleus grasilis dan nucleus kutaneus, yang terletak di t
egmentum dorsalis medulla oblongata. Serat yang berjalan naik dalam funikulus po
sterior untuk somatotopik. berjalan dalam fasikulus grasitis, kemudian mulai ke
septum median posterior. Serat yang membawa impuls dari dada, lengan, dan leher
disusun dalam fasikulus kutaneus. Serat yang berasal dari leher terletak paling
terletak. Sel saraf dalam Nuclei grasitis dan kutaneus mewakili neuron kedua, ak
sonnya membentuk traktus bulbotalamikus dan berhubungan dengan neuron ketiga pad
a nucleus ventralis talamikus posterolateral. berlanjut pada anterior sisi subst
ansia erisea sentralis medulla oblongata di atas dekusasio traktus oiramidalis d
esenden. Kemudian traktus bulbotalamikus menjadi lemnikus medialis menyilang gar
is tengah (dekusasio lemnikus medialis) naik di dosterior ke pyramid dan medial
dari olive inferior melalui tegmentum medulla atas dan pons serta otak tengah me
nuju thalamus. Neuron ketiga (nucleus talamikus ventralis posterolateral) memben
tuk talamokortikalis traktus berjalan pada posterior dari ekstremitas posterior
kapsula interna melalui korona radiate substansia alba ke girus sentralis poster
ior. Sindroma pada cidera funikulus posterior : a. Hilangnya sikap dan sensasi l
okomotor. b. Astereognosis c. Hilangnya diskriminasi dua titik hilangnya sensasi
getaran d. Tanda Romberg positif
17
DAFTAR PUSTAKA
Chusid, GJ. Neurologi Anatomi Korelatif dan Neurologi Fungsional. Gajah Mada Uni
versity Press : 1990 Duus, P. Diagnosis Topik Neurologi. EGC : 1996 Lumbantobing
. Neurologi Klinik. Penerbit FKUI : 1998 Sidharta, P. Neurologi Klinis Dasar. 19
89
26