Anda di halaman 1dari 10

PIRAMIDALIS

A. Sistem Motorik Piramidalis

Traktus piramidalis adalah jaras motorik yang berasal dari otak yang
melewati sebuah struktur anatomi di batang otak tepatnya melewati piramid yang
terdapat di daerah medulla oblongata. Fungsinya untuk mengatur gerakan kontrol
volunteer otak rangka atau gerakan yang disadari, mengantarkan impuls listrik
(perintah) dari otak lewat perjalanan panjang hingga ke otot rangka yang dituju.

B. Jaras & Mekanisme Piramidalis


1. Traktus Kortikospinal

Traktus yang mempersarafi semua otot rangka kecuali daerah wajah. Traktus
ini akan berhenti di saraf perifer. Perjalanannya dimulai dari impuls yang terbentuk
di korteks motorik, lalu jaras ini akan turun melalui celah kapsula interna, kemudian
turun ke daerah midbrain/otak tengah (mesencephalon) dan turun melewati pons
hingga sampailah ke daerah medulla oblongata. Di medulla oblongata, akan ada
traktus yang mengalami persilangan (dekusasio piramidum) dan tidak mengalami
persilangan, yaitu:
 Traktus kortikospinal lateralis: Dekusasio piramidum 90%. Traktus ini akan
bersinaps di bagian grey matter dari kornu anterior, lalu akan melanjutkan jalannya
ke saraf perifer yaitu untuk mempersarafi otot kontralateral
 Traktus korikospinal ventralis: Tidak mengalami persilangan 8%. Traktus ini
tidak menyebrang di daerah medulla oblongata, tetapi akan menyebrang di level
tertinggi saraf spinal yang akan keluar. Tratus ini mengalami penyebrangan lewat
komisura ventralis lalu akan bersatu dengan traktus kortikospinal lateralis.
 Traktus kortikospinal lateralis ipsilateral: Tidak akan menyebrang sebanyak
2%. Traktus ini akan membantu mempersarafi daerah ipsilateral.

2. Traktus Kortikobulbar
Jaras yang berawal dari korteks serebri lalu akan melewati sebuah celah yang
bernama kapsula interna yang kemudian akan dilanjutkan dan berhenti ke daerah
mesencephalon (midbrain) yang terletak di batang otak, lalu akan bersinaps di
nukleus saraf kranialis sepanjang batang otak di daerah bulbar (medulla oblongata,
pons dan cerebellum). Traktus ini akan bersinaps dengan nukleus V (trigeminal),
nukleus VII (facialis), nukleus IX (glossopharygeus), nukleus X (vagus), nukleus
XI (asesorius) dan nukleus XII (hypoglossus). Traktus kortikobulbar mengalami
dekusasio sebanyak 50% untuk mempersarafi sisi kontralateral, menyebrang di
masing-masing level nukleus saraf kranial yang dipersarafi. Jaras ini berfungsi
untuk mempersarafi volunteer otot wajah dan mulut

3. Traktus Kortikomesensefalik
Berasal dari korteks serebri area broodman 8 (frontal eye field) yang bertujuan
untuk meregulasi otot mata atau otot-otot yang berhubugan dengan gerakan bola
mata, lalu turun ke mesencephalon dan 50% mengalami dekusasio selanjutnya
traktus ini akan mempersarafi nukleus saraf-saraf kranialis III (okulomotor), IV
(troklear) dan VI (abducens), saraf-saraf tersebut berfungsi untuk mengatur
gerakan bola mata.

D. UMN dan LMN


Upper Motor Neuron (UMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal
dari korteks motorik serebri atau batang otak yang seluruhnya (dengan serat saraf-
sarafnya ada di dalam sistem saraf pusat. Lower motor neuron (LMN) adalah
neuron-neuron motorik yang berasal dari sistem saraf pusat tetapi serat-serat
sarafnya keluar dari sistem saraf pusat dan membentuk sistem saraf tepi dan
berakhir di otot rangka.
Gangguan fungsi UMN maupun LMN menyebabkan kelumpuhan otot rangka,
tetapi sifat kelumpuhan UMN berbeda dengan sifat kelumpuhan UMN. Kerusakan
LMN menimbulkan kelumpuhan otot yang 'lemas', ketegangan otot (tonus) rendah
dan sukar untuk merangsang refleks otot rangka (hiporefleksia). Pada kerusakan
UMN, otot lumpuh (paralisa/paresa) dan kaku (rigid), ketegangan otot tinggi
(hipertonus) dan mudah ditimbulkan refleks otot rangka (hiperrefleksia). Berkas
UMN bagian medial, dibatang otak akan saling menyilang.
Sedangkan UMN bagian Internal tetap berjalan pada sisi yang sama sampai
berkas lateral ini tiba di medula spinalis. Di segmen medula spinalis tempat berkas
bersinap dengan neuron LMN. Berkas tersebut akan menyilang. Dengan demikian
seluruh impuls motorik otot rangka akan menyilang, sehingga kerusakan UMN
diatas batang otak akan menimbulkan kelumpuhan pada otot-otot sisi yang
berlawanan.
Untuk mencapai otot tubuh, pusat perintah motorik di sistem saraf pusat harus
melewati upper motor neuron dan bersinaps dengan lower motor neuron. Upper
motor neuron merupakan rangkaian awal neuron yang belum meninggalkan sistem
saraf pusat, terletak di korteks motorik. Traktus piramidalis merupakan bagian dari
upper motor neuron yang penting.
Lower motor neuron membawa pesan ke seluruh otot tubuh, terletak di anterior
medula spinalis. Lower motor neuron sendiri terdiri dari saraf-saraf kranial dan
saraf-saraf spinal. Badan sel neuron ini berada di batang otak tapi aksonnya
meninggalkan sistem saraf pusat dan bersinaps dengan otot-otot tubuh. Saraf-saraf
kranial tidak seluruhnya memiliki komponen lower motor neuron; seperti N I, N II,
dan N VIII tidak memiliki komponen motorik.

• Upper Motor Neuron (UMN)


Berasal dari area motoric girus presentralis dan bagian korteks lain, terutama area
premotorik lobus frontalis. Pada girus presentalis, bagian-bagian tubuh
direpresentasikan secara terbalik dengan daerah yang besar untuk kepala pada
bagian bawah, daerah besar untuk tangan di atas daerah untuk kepala kemudian
daerah yang lebih kecil untuk lengan, badan, tungkai, dan perineum. Makin halus
gerakan suatu bagian makin besar jumlah korteks yang bertanggung jawab untuk
itu.
Upper motor neuron membentuk traktur piramidalis. Terdiri dari serat
kortikonuklear yang berjalan hanya sampai batang otak, untuk berhubungan
dengan serat nervus kranialis yang memiliki fungsi motoric, dan serat kortikospinal
yang berjalan menuju medulla spinalis. Traktus piramidalis berjalan ke bawah dan
ke dalam melalui hemisfer serebri, dan kemudian melalui otak tengah, pons, dan
medulla onlongata, membentuk rigi panjang di dalam medulla, pyramis, sesuai
dengan namanya. Di dalam medulla, sebagian besar serat menyilang ke sisi lain dan
berjalan ke bawah dalam kolumna anterior, tetapi mereka juga akan menyebrang.
Berdasarkan hal itu, satu sisi otak mengarahkan dan mengontrol gerakan sisi tubuh
lain.Pada medulla spinalis, serat motoric berakhir dengan bersinaps denga sel
motoric dalam kornu anterior substansia grisea.
• Sistem Motorik Perifer/Lower Motor Neuron (LMN)
Sistem motorik perifer merupakan saraf-saraf yang menyalurkan impuls motorik
pada bagian perjalanan terakhir ke sel otot skeletal. Serabut-serabut traktus
ekstrapiramidalis beserta serabut-serabut aferennya memasuki medulla spinalis
melalui kornu posterior untuk berakhir langsung di badan sel atau dendrit sel motor
neuron alfa dan gamma; atau melalui neuron internunsial, asosiasi dan komisural
aparat neuronal intrinsic medulla spinalis. Di dalam kornu anterior, neuron-neuron
ini tersusus dalam kolom-kolom sesuai dengan susunan somatotropik. Pada daerah
servikal neuron-neuron kornu anterior kolom lateral akan meninervasi tagan dan
lengan, sedangkan bagian medialnya untuk otot leher dan toraks. Pada daerah
lumbal, neuron yng menginervasi kaki dan tngkai akan terletak pada kolom lateral.
Akson-akson dari kornu anterior medulla spinalis akan keluar sebagai serabut
radikular yang pada tiap-tiap segmen sebagai radiks anterior atau radiks ventral.
Tiap radiks anterior akan bergabung dengan radiks posterior tepat di bagian distal
ganglion spinalis dan selanjutnya membentuk saraf spinalis perifer.

 PENYAKIT
Di Inggris istilah MND (Motor Neuron Disease) secara kolektif mengacu pada tiga
bentuk penyakit, yaitu : Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), Progressive
Muscular Atrophy (PMA) dan Primary Lateral Sclerosis (PLS). ALS sejauh ini
adalah yang paling umum dan melibatkan hilangnya neuron motorik atas dan bawah
(UMN dan LMN) yang menghasilkan gambaran campuran yang khas. PMA adalah
penyakit yang didominasi oleh LMN meskipun pada akhir penyakit beberapa ciri
UMN dapat berkembang. PLS adalah bentuk MND yang paling langka. Ini terutama
melibatkan UMN dan dikaitkan dengan prognosis terbaik. Beberapa fitur LMN
pada akhirnya dapat berkembang. Menariknya, neuron motorik yang melayani otot
ekstraokular dan dasar panggul terhindar dari semua bentuk MND. MND yang tidak
umum dapat dikaitkan dengan fitur ekstra-motor. Sepuluh persen dari ALS klasik
dikaitkan dengan demensia fronto temporal sedangkan varian Guamanian yang
langka memiliki ciri tambahan ekstrapiramidal dan demensia. Kelumpuhan bulbar
progresif adalah bentuk ALS yang terutama menyerang daerah bulbar sementara
penyakit LMN yang terutama menyerang lengan atas (flail arm) dan tungkai bawah
(flail leg) juga dikenali. Bentuk MND monomelik lazim di beberapa wilayah
geografis.

EKSTRAPIRAMIDALIS
A. Sistem Motorik Ekstrapiramidalis
Traktus ekstrapiramidalis adalah jaras motorik yang tidak melewati struktur
piramid di batang otak. Fungsinya untuk mengatur sirkuit umpan balik motorik ke
struktur-struktur otak yaitu medulla spinalis, batang otak, cerebellum dan korteks
serebri itu sendiri. Mengantarkan impuls listrik ke daerah-daerah yang berdekatan
secara anatomi, mengatur komunikasi antara masing-masing struktur di otak.
System ekstrapiramidalis berfungsi mengatur tonus otot, sinergisme kerja otot,
dan mengontrol gerakan dari system pyramidal;
1. Mengatur kekuatan tonus otot, sesuai dengan beban yang dipegang
Cont. ketika kita sedang memegang beban terjadi peningkatan kekuatan tonus otot
sesuai berat beban yang di pegang ditambah kekuatan tonus otot juga ikut meningkat
sesuai berat beban, juga mengatur tonus otot sesuai dengan pergerakan dan posisi tubuh
2. Mengatur sinergisme kerja otot adalah mengatur kontraksi sekelompok otot agonis
dan relaksasi otot antagonis dengan urutan yang benar saat melakukan gerakan
3. Mengontrol gerakan dari system pyramidal artinya memastikan gerakan yang
dilakukan system pyramidal tepat dan sesuai seperti contoh:
 System pyramidal: mengerakkan tangan mengangkat gelas susu dan
menuangkan ke gelas minum
 Extrapyramidal: berperan mengontrol agar gerakan tangan sesuai, dengan cara
menginhibisi gerakan-gerakan tambahan yang tidak perlu dan ekstrapiramidal
memastikan jarak penuangan susu tepat di gelas sehingga gangguan pada
ekstrapiramidal dapat menyebabkan munculnya gerakan tambahan contohnya
tremor dan kesulitan untuk menuang susu tepat di gelas.

B. Jaras & Mekanisme Ekstrapiramidalis


1. Traktus Rubrospinal

Saluran rubrospinal muncul dari sel-sel di bagian ekor dari nukleus


merah, kelompok sel yang dienkapsulasi di tegmentum otak
tengah. Serabut-serabut dari traktus ini bersilangan pada tingkat otak
tengah, turun di funikulus lateral medula spinalis (bagian ventral traktus
kortikospinal yang tumpang tindih), memasuki materi abu-abu tulang
belakang, dan berakhir di interneuron di lamina VII. Melalui proyeksi
silang rubrospinal ini, nukleus merah memberikan
pengaruh memfasilitasi pada neuron motorik alfa fleksor dan
pengaruh penghambat timbal balik pada neuron motorik alfa
ekstensor. Karena sel-sel nukleus merah menerima input dari korteks
motorik (melalui proyeksi kortikorubral) dan dari nukleus globose dan
emboliform serebelum (melalui peduncle cerebellar superior), saluran
rubrospinal secara efektif membawa tonus otot fleksor di bawah kendali
kedua wilayah otak ini.

2. Traktus Vestibulospinal

Traktus vestibulospinal berasal dari sel-sel nukleus vestibular lateral,


yang terletak di dasar ventrikel keempat. Serabut traktus
ini turun sepanjang medula spinalis di funikuli ventral dan lateral tanpa
menyilang, masuk ke lamina VIII dan IX kornu anterior, dan berakhir di
neuron motorik alfa dan gama, yang menginervasi serabut otot biasa dan
serabut otot. spindel ( lihat di bawah Fungsi sistem saraf manusia:
Gerakan ). Sel-sel nukleus vestibular lateral menerima impuls fasilitasi
dari reseptor labirin di utrikulus telinga bagian dalam.dan dari inti
fastigial di otak kecil. Selain itu, pengaruh penghambatan pada sel-sel ini
disampaikan oleh proyeksi langsung dari sel Purkinje di lobus anterior
otak kecil. Dengan demikian, saluran vestibulospinal memediasi
pengaruh organ ujung vestibular dan serebelum pada tonus otot
ekstensor. Sejumlah kecil proyeksi vestibular, yang berasal dari inti
vestibular medial dan inferior, turun secara ipsilateral di fasikulus
longitudinal medial hanya ke tingkat serviks. Serat-serat ini mengerahkan
efek rangsang dan penghambatan pada neuron motorik serviks.

3. Traktus Retikulospinal
Traktus retikulospinal muncul dari daerah yang relatif besar tetapi
terbatas pada formasio retikularis dan medula oblongata — sel yang sama
yang memproyeksikan proses menaik ke nukleus talamus intralaminar
dan penting dalam pemeliharaan kewaspadaan dan keadaan sadar.
Traktus retikulospinalis pons muncul dari kelompok sel di ponsformasi
retikuler, turun secara ipsilateral sebagai komponen terbesar dari
fasikulus longitudinal medial, dan berakhir di antara sel-sel di lamina VII
dan VIII. Serabut-serabut dari traktus ini memberikan pengaruh yang
memfasilitasi gerakan-gerakan sadar, tonus otot, dan berbagai refleks
tulang belakang. Traktus retikulospinalis medula, berasal dari neuron
retikuler pada kedua sisi raphe median, turun di bagian ventral funikulus
lateral dan berakhir pada semua level spinal pada sel di lamina VII dan
IX. Traktus retikulospinal meduler menghambat aktivitas motorik yang
sama yang difasilitasi oleh traktus retikulospinal pons. Kedua saluran
menerima input dari daerah korteks motorik.

4. Saluran Otonom
Serat menurun yang terlibat dengan aktivitas visceral dan otonom berasal
dari kelompok sel di berbagai tingkat batang otak. Misalnya, nukleus
hipotalamus berproyeksi ke nuklei viseral di medula oblongata dan
sumsum tulang belakang; di sumsum tulang belakang proyeksi ini
berakhir pada sel-sel kolom sel intermediolateral di segmen toraks,
lumbar, dan sakral. Neuron parasimpatis preganglionik yang berasal dari
kompleks nuklir okulomotor di proyek otak tengah tidak hanya ke
ganglion ciliary tetapi juga langsung ke tingkat tulang
belakang. Beberapa serabut ini mencapai segmen lumbal medulla
spinalis, sebagian besar berakhir di bagian lamina I dan V. Sel-sel
berpigmen di isthmus, area pons rostral, membentuk daerah biru
kehitaman yang dikenal sebagai lokus ceruleus ; sel-sel ini
mendistribusikan neurotransmitter norepinefrin keotak dan sumsum
tulang belakang. Serat dari locus ceruleus turun ke tingkat tulang
belakang tanpa persimpangan dan didistribusikan ke terminal di tanduk
anterior, zona menengah, dan tanduk dorsal. Kelompok sel noradrenergik
lain di pons, dekat nukleus motorik nervus fasialis , memproyeksikan
serabut noradrenergik yang tidak menyilang yang berakhir di kolom sel
intermediolateral (yaitu, lamina VII dari tanduk lateral). Neuron
simpatik postganglionik yang terkait dengan sistem ini memiliki efek
langsung pada sistem kardiovaskular. Sel-sel di nukleus traktus soliter
memproyeksikan serabut menyilang ke nukleus saraf frenikus (pada
segmen serviks tiga sampai lima), zona perantara, dan kornu anterior pada
tingkat toraks; ini mempersarafi otot-otot pernapasan.

PERBEDAAN PIRAMIDALIS & EKSTRAPIRAMIDALIS


Efek ketika mendapat luka
P : Tidak ada peningkatan tonus otot
E : Tonus otot meningkat

Refleks
P : Cepat
E : Normal

Kekuatan
P : Terkurangi
E : Biasanya tidak terpengaruh

Penyebrangan dari serabut saraf


P : 80% menyilang di medula dan 20% menyilang di sumsum tulang belakang
E : Sebagian besar ekstrapiramidal lintas saluran kecuali vestibulospinal
Subortikal pusat dan ganglion Basal
P : TIdak memainkan peran dalam piramidal
E : Memainkan peran

Anda mungkin juga menyukai