Anda di halaman 1dari 2

HANS EYSENCK

Hans Eysenck lahir pada tanggal 4 Maret 1916 di Berlin, Jerman. Ia dibesarkan dan
tinggal di kota itu sampai tahun 1934, ketika ia dipaksa untuk mengungsi lebih dulu di
Perancis dan kemudian di Inggris oleh rezim Nazi.
Hans Eysenck adalah seorang psikolog terkenal yang memakai
pendekatan behaviorisme dalam melihat kepribadian manusia. Teori Eysenck sebagian besar
didasarkan pada fisiologi dan genetika. Meskipun dia seorang behavioris, tetapi Eysenck
melihat perbedaan kepribadian lebih disebabkan oleh faktor keturunan atau genetika. Salah
satu metode yang dipakai Eysenck adalah teknik statistik yang disebut analisis
faktor. Caranya adalah responden diberikan daftar berisi sifat-sifat manusia untuk mereka
pilih sesuai kepribadian mereka. Misalnya saja, ada kata-kata "malu", "introvert",
"ekstrovert", "liar", dan lain sebagainya. Orang yang pemalu pasti akan memilih kata
"introvert" dan "malu" ketimbang "ekstrovert" dan "liar". Data-data tersebut menjadi bahan
mentah bagi peneliti analisis faktor tersebut. Kebanyakan orang mengenal istilah ekstrovert
dan introvert dari psikiater Swiss bernama C. G. Jung, seorang bekas murid Sigmund Freud.
Namun yang mengembangkan ekstrovert dan introvert lebih lanjut secara mendetail adalah
Eysenck.
Kepribadian menurut Eysenck memiliki empat tingkatan hirarkis, mulai dari hirarki
yang tinggi ke hirarki yang rendah : tipe – traits – habit – respon spesifik.
1. Hirarki tertinggi: Tipe,  merupakan kumpulan dari trait. Eysenck membagi tipe
menjadi 3 dimensi:

1.   Extraersi (E) vs Intraversi


2.   Neurotisisme (N) vs Stabilitas Emosional
3.   Psikotisme (P) vs Kontrol Impuls
2. Hirarki kedua: Trait, kumpulan kegiatan/kumpulan dari habitual response.
Kumpulan respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu,
kemunculannya lebih konsisten.
3. Hirarki ketiga: Habitual Response, kebiasaan bertingkah laku dan berpikir.
Habitual response merupakan kumpulan dari specific response dimana tindakan atau
respon yang dilakukan bisa terulang kembali pada saat-saat tertentu. Misalnya,
kebiasaan seseorang untuk membeli makanan dan minuman maupun mengundang
teman bila mengadakan suatu pesta. 
4. Hirarki terendah: Spesific Response, tingkah laku yang dapat diamati, yang
berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian. Terjadinya sesekali saja. Misalnya,
membeli barang, menelepon teman, memindahkan perabot.

Ada tiga dimensi kepribadian menurut Eysenk, yaitu:


1. Ekstraversion (E), Konsep Eysenck mengenai ekstraversi mempunyai sembilan sifat
dan introversi adalah kebalikan dari trait ekstraversi, yakni: tidak sosial, pendiam,
pasif, ragu, banyak fikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut.
2. Neuroticism (N), Neurotisisme-stabiliti mempunyai komponen hereditas yang kuat,
seperti gangguan kecemasan, histeria, dan obsesif-kompulsif. Juga ada keseragaman
antara orang kembar-identik lebih dari kembar-fraternal dalam hal jumlah tingkah
laku antisosial dan asosial seperti kejahatan orang dewasa, homoseksualitas.
3. Psychoticism (P), Orang yang skor psikotisismenya tinggi memiliki sifat agresif,
dingin, egosentrik, impulsif, antisosial, keatif, keras hati. Sebaliknya orang yang skor
psikotisismenya rendah memiliki trait baik hati, hangat, penuh perhatian, akrab,
tenang, sangat sosial,empatik, kooperatif, dan sabar. Secara keseluruhan tiga dimensi
kepribadian itu 75% bersifat herediter, dan hanya 25% yang menjadi fungsi
lingkungan.

Kecerdasan
Eysenck juga meneliti tentang kecerdasan, meskipun ia tidak memasukkannya ke
dalam dimensi kepribadian. Eysenck berpendapat bahwa kecerdasan berpengaruh penting
dalam kepribadian. Ia mencatat bahwa individu dengan IQ 120 mempunyai kepribadian yang
lebih kompleks dibanding individu dengan IQ 80. Eysenck berpendapat bahwa 80 persen
kecerdasan dipengaruhi oleh faktor keturunan dan 20 persen dibentuk dibentuk dari
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai