Anda di halaman 1dari 6

Nama

: Yuyun Juniarsih

Nim

: 46114110064

Tugas

: Tes Inventori ( eysenck )

Hans J. Eysenck
Hans J. Eysenck dilahirkan dijerman pada tahun 1916 dan kemudian berpindah ke
inggris untuk menghindari penagkapan nazi. Eysenck menjalani suatu kehidupan yang
dicirikan dengan energy dan produktivitas yang lur biasa. Hasil kerjanya melibatkan
pengambilan sampel yang luas baik populasi normal maupun patologis. Ia adalah seorang
penulis yang sangat produktif. Dalam literatul ilmiah, ia adalah salah satu psikolog peneliti
yang paling berpengaruh pada abad ke 20 ( haggbloom, et al,. 2001). Pada tahun 1980 an,
ia menemukan dan mengedit jurnal perbedaan individual dan kepribadian , yaitu suatu jurnal
internasional yang terutama membahas penelitian terhadap sifat kepribadian, temperamen
dan dasar biologis bagi kepribadian segala masalah yang menjadi pusat perhatian eysenck.
Eysenck meninggal pada tahun 1997 setelah menyaksikan penerbitan kembali tiga buku
terlamanya dan tidak lama setelah menyelesaikan bukunya yang terakhir, intelligence : A
New Look (Eysenck, 1998). Dalam psikologi kepribadian Eysenck berperan baik secara
konstruktif maupun kritis. Sebagai tambahan bagi pembentukan suatu teori sifat, ia
mengkritisi teori teori yang menurutnya kabur, khususnya psikoanalisis. Seperti cattel,
Eysenck percaya bahwa kegagalan psikoanalisis untuk memberikan pengukuran yang tepat
dan reliable bagi konstruk psikologis mereka merupakan suatu masalah yang serius. Dalam
membentuk suatu teori sifat Eysenck berusaha untuk menghindari masalah ini dengan cara
menggunakan pengukuran yang reliable bagi perbedaan individu ia merasa bahwa
pengukuran seperti ini juga diperlukan untuk mengidentifikasi hal biologis yang diasumsikan
mendasari setiap sifat yang ada. Penekanan Eysenck pada landasan biologis dan sifat
kepribadian dinilai sangat berguna. Menyadari bahwa tanpa memahami sisi biologis dari
sifat, maka penjelasan tentang sifat ini akan menjadi suatu penjelasan yang sirkuler yaitu
penjelasan yang berputar putar dalam suatu lingkaran konseptual dengan suatu konsep
tetang sifat digunakan untuk menjelaskan setiap perilaku yang digunakan sebagai dasar
untuk menutupi perbedaan sifat tertentu sebagai contoh : pikirkan seorang teman anda yang
sering kali berbicara dengan orang lain secara ramah dan menyenangkan. Bagaimana anda
akan menggambarkan perilakunya ? anda mungkin akan menyebut teman anda tersebut

Hans J. Eysenck

Page 1

pandai bersosialisasi . Sekarang perhatikan pertanyaan yang lain bagaimana anda akan
menjelaskan perilakunya ? anda mungkin berkata bahwa ia bersosisalisasi karena ia
memiliki sifat pandai bersosisalisasi. Namun jika anda mengatakan hal ini, anda tidak akan
memberikan suatu penjelasan yang sangat baik. Sebaliknya penjelasan anda akan
mengaburkan prinsip prinsip dasar daripenjelasan ilmiah (Nozick, 1981). Masalahnya satu
satu alasan yang anda ketahui bahwa teman anda memiliki sifat pandai bersosialisasi.
Dengan demikian penjelasan anda perputar sekitar lingkatan logis : menggunakan suatu
kata ( sosialisasi ) untuk menggambarkan suatu pola perilaku dan menggunakan kata yang
sama untuk menjelaskan keberadaan pola perilaku yang digambarkan. Eysenck menyadari
bahwa teori sifat dapat memecahkan lingkaran konseptual seperti ini dengan sekedar
menghindari penggunaan kata kata dan mengidentifikasikan sistem sistem biologis yang
terkain dengan sifat.

Factor factor super dan Struktur kepribadian :

Hans J. Eysenck

Page 2

Untuk membentuk suatu teori kepribadian Eysenck melakukan suatu analisis factor dari
respon para partisipan namun ia juga mengambil langkah lain kkhususnya dari aplikasi
skunder dari analisis factor ia melakukna analisis factor skunder. Analisis factor sekunder
adalah suatu analisis statistic dari serangkaian factor yang terkait satu sama lain. Dengan
kata lain ketika menganalisis suatu rentang sifat kepribadian yang luas analisis factor dasar
dapat mengindikasikan keberadaan sejumlah factor. Karena factor ini terkait satu sama lain
dan analisis factor adalah suatu alat untuk mengidentifikasi pola dalam serangkaian korelasi
maka interkorelasi antar factor faktor ini dapat dianalisis, inilah yang disebut analisis factor
sekunder. Hal inilah yang dilakukan oleh Eysenck ia menggunakan analisis factor sekunder
untuk mengidentifikasi sejumlah factor sederhana yang independen yaitu yang tidak terkait
satu sama lain.faktor faktor sekunder ini terntu saja merupakan sifat yaitu gaya emosi atau
perilaku konsisten yang membedakan seseorang satu sama lain dan tinggi rendah serta
mayoritas orang berada pada titik tengah. Namun mereka adalah dimensi dimensi sifat
yang dapat dianalisis factor pada tingkat tertinggi.
Eysenck menemukan tiga dimensi tipe :
1. Ekstravensi ( E )
Istilah ekstravensi dan introversi dipakai mula pertama oleh Jung. Menurut Jung,
ekstravensi adalah orang yang pandangannya objektif dan tidak pribadi, sedang
introvensi adalah orang yang pandangannya subjektif dan individualis. Ektravensi
mempunyai Sembilan sifat sebagaimana ditunjukan oleh trait trait dibawahnya dan
introversi adalah kebalikan dari trait ekstravensi, yakni : tidak sosial, pendiam, pasif,
ragu, banyak fikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut.
2. Neorotisisme
Seperti ekstraversi dan introversi, neourotisisme stability mempunyai komponen
hereditas yang kuat.Eysenck melaporkan beberapa penelitian yang menemukan
bukti dasar genetic dari trait neuritik, seperti gangguan kecemasan, hysteria, obsesif
komplusif. Juga ada keseragaman orang kembar identic lebih dari kembar
fraternal dalam jumlah tingkah laku antisosial dan asocial seperti kejahatan orang
dewasa, tingkah laku menyimpang pada anak anak, homoseksualitas dan
alkoholisme.
3. Psikotisme
Orang yang skor psikotismenya tinggi memiliki trait agresfi, dingin, egosentrik, tak
pribadi, implusif, antisosial, takempatik, kreatif, keras hati. Sebaliknya orang yang
skor psikotisismenya rendah memiliki trait merawat/baik hati, hangat penuh
perhatian, akrab, tenang sangat sosial,empatik, koopratif, dan sabar.seperti ada
pada ekravensi dan neurotisisme, psikotisisme mempunyai unsur genetic yang

Hans J. Eysenck

Page 3

sabar. Secara keseluruhan tiga dimensi keperibadian itu 75 % bersifat herediter dan
hanya 25 % yang menjadi fungsi lingkungan
EKSTRAVERSI ( E )
Sosiabel
Lincah
Aktif
Asertif
Mencari sensasi
Riang
Dominan
Bersemangat
Berani

NEUROTISME ( N )
Cemas
Tertekan
Berdosa
Harga diri rendah
Tegang
Itasional
Maju
Murung
Emosional

PSIKOTISME ( P )
Agresif
Dingin
Egosentrik
Takpribadi
Impulsive
Antisosial
Takempatik
Kreatif
Keras hati

Tipe
Eysenck menemukan dan mengelaborasi tiga tipe E N P tanpa menyatakan secara
eksplisit peluang untuk menemukan dimensi yang lain pada masa yang akan datang.
Namun dari pendekatan metodologik yagn sangat terbuka, dimana Eysenck menyerap
berbagai konsep dari banyak pakar, terkesan penambahan dan penyempurnaan terhadap
toerinya sebagai sesuatu yang wajar.

kelebihan
Dalam berbagai hal kontribusi Eysenck bagi ilmu kepribadian dapat dikatakan sangat
baik. Ia mempertahankan standar tertinggi dalam ilmu pengetahuan ketika membuat teori
Hans J. Eysenck

Page 4

dengan cara yagn kreatif. Ia membawa bentuk bukti yang berbeda untuk menjawab
pertanyaan mengenai perbedaan individual. Tulisannya yang kreatif menyampaikan pesan
pesan mengenai kepribadian tidak hanya kepada para ilmuwan yang mengikutinya namun
untuk halayak umum secara luas jika psikologi kepribadian telah mengalami 10 Eysenck dan
bukan hanya satu maka bidang ini akan menjadi lebih kuat
kekurangan
Kritik utama terhadap Eysenck adalah teorinya terlalu sempit. Teori itu hanya
membahas tiga dimensi keperibadian dan hubungannya dengan biologisyaraf tanpa
menyinggung topik topik yang menjadi pusat perhatian pakar psikologi pada umumnya,
seperti motivasi, drives, kemauan, dan implus. Eysenck menyinggung perkembangan
kecemansan tetapi tidak membahas perkembangan itu secara luas.
Menurut sejarah Eysenck bersiap untuk berenang melawan arus saya telah terbiasa untuk
melawan pembangunan dan menyukai pertentangan.

Hans J. Eysenck

Page 5

Daftar pustaka :
Daniel, Cervone. & Lawrence A, Pervin. 2011. KEPRIBADIAN: teori dan penelitian. Jakarta:
Salemba Humanika.
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang:UMM Press.

Hans J. Eysenck

Page 6

Anda mungkin juga menyukai