Alhamdulilah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
limpahkan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah
dengan judul “TIPOLOGI BIOLOGIS (HANS EYSENCK)”.
Tak ada gading yang tak retak karenanya kami sebagai penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari sisi
materi maupun penulisanya .Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
masukan maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan berguna bagi
seluruh pembaca .
Tim Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Teori trait faktor dari Eysenck (dan cattel) merupakan contoh penelitian
kepirbadian yang dengan pendekatan yang sangat empirik . Teori itu di
kembangkan melalui pengumpulan data dari responden yang jumlahnya sangat
besar, mengkorlasian skor-skor yang di peroleh, dilakukan analisis faktor terhadap
matriks korelasinya , dan memakai simpulan faktornya sebagai aspek penting
dalam psikologi. Dengan kata lain , teori trait – faktor mendasarkan diri kepada
psikometrik alih – alih penilaian klinik . Beberapa pakar , pada dasarnya telah
menyadari dan menyakini adanya hubungan antara kepribadian dengn sistem
neurologis manusia , namun baru Eysenck yang mencoba menunjukkan bentuk
hubungannya secara nyata dengan konsep CAL dan ANS. Ini menjadi awal dari
Psikobiologi dan Neurokimia yang menjadi topik topik kontemporer .
A. Biografi Eysenck
Eysenck tidak takut untuk mengambil pendirian yang tidak populer pada
pembelaanya atas kritik Arthur Jensen yang berpendapat bahwa Skor IQ tidak
bisa ditingkatkan secara signifikan memlalui program sosial, karena lebih banyak
ditentukan oleh faktor genetis. Buku Eysenck The IQ Argument (1971)sangat
kontoversial dan mendapat kecaman apabila ada yang menyebarkan.Pada tahun
1983 Eysenck pensiun sebagai profesor di University of London dan Psikiater di
Maudsley and Betlehem Royal Hospital kemudian Eysenck meninggal pada
tanggal 4 September 1997 akibat kanker. Selama beerapa tahun kemudian
penelitiannya berlanjut dan direfleksikan beragam topik, termasuk kreavitas
(Eysenck,1993,1955;Frois&Eysenck,1995). Intervensi perilaku terhadap kanker
dan penyakit jantung (Eysenck,1991d,1996,Eysenck&Grossarth-Marticek,1991)
dan kecerdasan(1998,a).
- Faktor harus mempunyai sifat kewarisan dan harus sesuai dengan model
genetis yang sudah dikenal sebelumnya.
Kognisi atau tindakan spesifik, perilaku atau pikiran individual yang mungkin
ataupun tidak merupakan karakteristik dari seseorang. Contoh, seorang murid
yang menyelesaikan tugas membaca merupakan salahsatu contoh dari respon
spesifik. Tindakan atau kognisi yang umum, respon yang terjadi secara ulang
dalam kondisi serupa. Contoh: seorang siswa bertahan dengan suatu tugas sampai
tugas tersebut selesai.
Respon umum yang berhubungan akan membentuk suatu sifat . Contoh, murid
akan memiliki sifat tekun apabila mereka mengerjakan tugas kelas dan terus
bekerja pada tugas lain sampai benar” selesai. Tipe (types) atau superfaktor, suatu
tipe yang terdiri atas beberapa sifat yang saling berhubungan. Contoh, ketekunan
dapat berkaitan dengan penyesuaian emosional yang buruk,sifat pemalu secara
sosial, dll, yang semuanya dapayt membentuk tipe introversi.
C. Dimensi Kepribadian
2. Neurotisme
3. Psikotisisme
Orang yang skor Psikotisismenya yang tinggi memiliki trait agresif, dingin,
egosentrik, tak pribadi, implusif, antisocial, takempatik, kreatif, keras hati.
Sebaliknya orang yang skor Psikotisismenya rendah memiliki trait merawat/baik
hati, hangat, penuh perhatian, akrab, tenang, sangat sosial, empatik, kooperatif,
dan sabar. Orang yang variable psikotisismenya tinggi tidak harus psikotik, tetapi
mereka mempunyai predisposisi untuk mengidap stress yang rendah, skor P yang
tinggi mungkin masih bisa berfungsi normal, tetapi ketika mengalami stress yang
berat, orang menjadi psikotik yang ketika setress yang berat itu sudah lewat,
fungsi normal kepribadian sulit untuk diraih kembali.
D. Mengukur Kepribadian
Aspek penting dari banyaknya teori kepribadian dapat digambarkan dari sifat
alamiah manusia diformulasikan oleh masing-masing ahli teori. Masing-masing
ahli teori mempunyai konsepsi alamiah manusia yang dituangkan pada beberapa
pertanyaan dasar yang ada, yaitu :
Apakah kita langsung sadar dengan segala tindakan kita, atau tindakan kita
diatur oleh kekuatan lain?
Apakah kita lebih dipengaruhi oleh herediter (nature) atau lingkungan kita
(nurture)?
Apakah kepribadian kita ditetapkan oleh peristiwa awal dalam kehidupan kita
atau dapat dibentuk oleh pengalaman pada masa dewasa?
Konsep trait kepribadian lebih kepada bentuk yang konsisten dari cara individu
berprilaku, merasa dan berpikir. Dalam peneleitian telah menunjukkan bahwa trait
dan dimensi Eysenck mengusulkan masih stabil sepanjang rentang kehidupan dari
permulaan masa anak-anak sampai akhir dewasa, meskipun ada perbedaan
pengalaman sosial dan lingkungan yang berbeda pula. Jadi, cukuplah jelas bahwa
trait kepribadian menurut Eysenck ditetapkan melalui peristiwa awal kehidupan
kita, walaupun 20%-nya ditentukan oleh pengaruh sosial dan lingkungan.
Sudah pasti ada kesamaan yang luas dari bentuk kepribadian dari beberapa
wilayah di dunai (orang yang sama atau sesuai). Hal ini berkaitan dengan teori
trait Eysenck, yang menyatakan bahwa hampir 80% trait kepribadian manusai
dipengaruhi oleh pewarisan sifat atau herediter.
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA