Anda di halaman 1dari 20

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Memahami Teori Trait & Factor, Dimensi


Kepribadian, Serta Kepribadian sebagai Predictor

Disusun oleh Kelompok 8


Anggota Kelompok

Qurrotul A'in Arnetta Narulita Arsy Nirmala


202001500959 202001500960 202001500961
Teori Trait and factor
A. Biografi Tokoh
Materi
B. Pengertian
C. Konsep Dasar

Dimensi Kepribadian,
Mengukur Kepribadian,
Dasar-dasar Biologi
Kepribadian

Kepribadian Sebagai
predictor
1. Kepribadian dan Kebiasaan
2. Kepribadian dan Penyakit
Teori Trait and Factor
1. E. G Williamson
Edmund Griffith Williamson Lahir 14 Agustus 1900 di
Rossville, Illinois. Ia menerima gelar Bachelor of Arts dan
PhD dari University of Illinois pada tahun 1925. Ia
menerima gelar Ph.D di bidang Psikologi dari University
of Minnesota pada tahun 1931. Williamson bergabung
dengan Fakultas di Universitas Minnesota pada tahun
1931 sebagai asisten professor Psikologi dan Direktur
Departemen Pengujian dan Konseling (1931-1938).

Pada tahun 1938 ia menjadi koordinator layanan personalia mahasiswa, dan pada tahun
1941 ia menjadi profesor psikologi dan dekan penelitian. Selama menjadi Dekan, ia
mengembangkan gagasan “in Loco parentis” untuk menjelaskan perilaku yang memberi
jawab perilaku sarjana mahasiswa Universitas. Dr Williamson pensiun dari perguruan tinggi
pada tahun 1969. Dia adalah seorang pemimpin di bidang konsultasi dan mendukung
dimasukkannya ide dan pendapat siswa ke bagian administrasi Universitas.

Menurut Williamson ada 5 hal pokok mengenai


hakikat manusia, diantaranya yaitu:

a. Manusia dilahirkan dengan membawa potensi baik dan buruk.


b. Manusia bergantung dan tumbuh secara optimal hanya dalam masyarakat
c. Manusia ingin mencapai kehidupan yang baik (good life).
d. Manusia banyak berhadapan dengan “pengintrodusir” konsep hidup yang baik, yang
menghadapkannya pada pilihan-pilihan.
e. Hubungan manusia berkaitan dengan konsep alam semesta (the universe).
2. Frank Parsons
Frank Parsons dilahirkan pada tahun 1854 di Mount Holly. Pada usia 15
tahun dia belajar matematika dan teknik di Cornell University, lulus
dengan gelar B.C.E. Parson juga belajar hukum kemudian pada tahun 1885
menjadi pegawai di sebuah firma hukum di Boston. 1885 merupakan tahun
penting dalam karirnya, Parson mengajar hukum di Boston University.
Beragam bidang diraihnya seperti mendapatkan gelar professor sejarah
dan ilmu politik, professor sejarah dan ekonomi.

Dikutip dari Zunker, 2002, Pada tahun 1905, Parsons menjadi Direktur dari salah satu program layanan
Civic House yang disebut Institut pencari nafkah. Dalam pergerakannya Parson memberi bantuan
terhadap para pemuda dalam bidang bimbingan pekerjaan dan bimbingan pendidikan, dengan jenis
layanan antara lain:
1. Menelusuri aspek-aspek internal di dalam diri klien, seperti minat, bakat, dan kemampuan
2. Menelusuri aspek-aspek eksternal klien, seperti faktor sosial ekonomi, masalah keluarga, dan
sebagainya.
3. Menggali upaya-upaya pengembangan pendidikan dan karir klien ke masa depan dihubungkan dengan
masalah lapangan kerja dan pendidikan yang tersedia melalui berbagai informasi.

Kegiatan Parson mendapat dukungan dari Bread Winners Institute (BWI) yang merupakan cabang dari Civic
Service House ( CSH ) milik pemerintah. Kedua badan tersebut pulalah yang akhirnya mendorong Parson
untuk mengembangkan sebuah lembaga yang memberikan layanan konseling individual yang bernama
Vocational Bureau of Boston pada tahun 1908.

September 1908 Parson meninggal dunia, pada saat itu ia bekerja sebagai insinyur, guru, profesor,
administrator, konselor kejuruan, kritik sosial, penulis, dan pengacara. Pada tahun 1909 buku karangan
Frank Parsons Choosing a Vacation yang diterbitkan tepat satu tahun setelah meninggalnya. Dalam buku
ini dia menjelaskan tentang peran konselor dan teknik-teknik yang bisa digunakan dalam konseling
pekerjaan.
3. Hans Jurgen Eysenck
Hans Jurgen Eysenck lahir di Berlin, pada tanggal 4 Maret 1916. Eysenck
merupakan anak tunggal dari keluarga yang berkecimpung di dalam
teater. Ibunya bernama Ruth Werner dan Ayahnya bernama Eysenck
Anton Eduard Eysenck. Kedua orang tua Eysenck berceria saat ia kecil
dan ia diasuh oleh neneknya. Eysenck menderita depriviasi akibat
Perang Dunia I. Ia memutuskan untuk tetap mempelajari fisika di
University of Berlin saat Hilter memegang kekuasaan dan Eysenck
diberitahu bahwa dia harus bergabung dengan polisi rahasia Nazi.
Eysenck memutuskan untuk meninggalkan Jerman dan menetap di
Inggris. Saat dia berusia 18 tahun Eysenck melanjutkan belajarnya di
Universitas of London jurusan psikologi yang dia pilih karena faktor
kebetulan departemen psikologi universitas tersebut berporos pada pro-
freudian dan penekanan yang kuat pada psikometri Charles Spearman.
Eysenck menerima gelar sarjana pada tahun 1938 dan langsung menikahi Margaet Davies, Eysenck bekerja di
Mill Hill Emergency Hospital merawat pasien yang menderita beragam gejala psikologis dengan
mengemukakan dua faktor utama kepribadian neurotisme atau stabilitas emosional ekstraversi dan introversi
yang dapat menjelaskan keseluruhan kelompok diagnostik tradisonal, gagasan tersebut menjadi latar
belakang terbit buku pertamanya "Dimension of Personality". Lalu, Eysenck mendirikan departemen psikologi
klinis di University of London dan menjadi profesor psikolgi pada tahun 1995 dan menulis "The Structure of
Human Personality" (1952) mengenai kemampuan analisis faktor untuk menjadi metode terbaik yang
mempresentasikan fakta-fakta tentang kepribadian manusia.

Eysenck tidak takut untuk mengambil pendirian yang tidak populer pada pembelaanya atas kritik Arthur
Jensen yang berpendapat bahwa Skor IQ tidak bisa ditingkatkan secara signifikan memlalui program sosial,
karena lebih banyak ditentukan oleh faktor genetis. Buku Eysenck The IQ Argument (1971) sangat kontoversial
dan mendapat kecaman apabila ada yang menyebarkan. Pada tahun 1983 Eysenck pensiun sebagai profesor di
University of London dan Psikiater di Maudsley and Betlehem Royal Hospital kemudian Eysenck meninggal pada
tanggal 4 September 1997 akibat kanker.
Menurut Hadiarni Irman, 8990: 2009
Teori Trait and Factor mengasumsikan bahwa Trait
and Factor yang cocok mengarah pada keberhasilan
karir seseorang, dan sebaliknya, jika trait tidak cocok
dengan factor, itu mengarah pada kegagalan kerja.

Pengertian Teori
Trait and Factor
Pengertian Trait and Factor
Teori Trait and Factor adalah pandangan yang melihat
bahwa kepribadian seseorang dapat dijelaskan
dengan mengidentifikasi beberapa ciri, sejauh tampak
dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-
masing dimensi kepribadian itu.
Konsep Dasar
Pengaruh teori ini tersebar sangat luas pada masa Eysenck tokoh lain dari Aliran Trait dan factor menyebut
Depresi Besar, ketika E.G. Williamson pula sifat sebagai konsep pokoknya. Ia memberikan
mempelopori penggunaannya. Corak konseling ini batasan yang pada dasarnya sama, tetapi dengan
juga dikenal dengan directive counseling atau perumusan yang agak lain. Ia menyebut sifat sebagai
Counselor-Centered Counseling, karena konselor prinsip pengatur yang dapat disimpulkan dari
secara sadar mengadakan strukturalisasi dalam pengamatan perilaku. Secara lebih sederhana ia
proses konseling dan berusaha mempengaruhi menyebut sifat sebagai kelompok perilaku yang
arah perkembangan konseli demi kebaikan berkorelasi. Eysenck juga menggunakan istilah sikap
konseling sendiri. Corak konseling ini menilai seperti Cattell, tetapi mengaitkannya dengan minat dan
tinggi kemampuan manusia untuk berpikir opini (opini dan ideologi). Menurutnya, minat adalah
rasional dan memandang masalah konseli sebagai apresiasi positif terhadap sesuatu. Sedangkan sentimen
problem yang harus dipecahkan dengan sesuai dengan arti yang diberikan Mc Dougall mencakup
menggunakan kemampuan itu (problem-solving wilayah afektif (perasaan) maupun konatif(kemauan).
approach).
Konsep Dasar
Williamson berpendapat bahwa kepribadian Trait- factor counseling memiliki tujuan mengajak individu
terdiri dari sistem sifat atau faktor yang untuk berfikir mengenai dirinya serta mampu
saling bergantung seperti keterampilan, mengembangkan cara-cara yang dilakukan agar dapat
minat, sikap, dan temperamen. Ketika faktor- keluar dari masalah yang dihadapinya. Trait dan factor
faktor ini diperkuat dan matang, dimaksudkan agar individu mengalami :
perkembangan individu akan maju dan (1) klarifikasi diri,
berkembang dari masa kanak-kanak hingga (2)pemahaman diri,
dewasa. Williamson juga memiliki gagasan (3)penerimaan diri,
utama bahwa sifat (trait) individu memiliki (4)pengarahan diri,
karakteristik unikyang harus diselidiki secara (5)aktualisasi diri.
objektif dengan pengukuran yang objektif.

Seperti tokoh lainnya, beliau menekankan


pentingnya lingkungan, khususnya
masyarakat.

Dimensi Kepribadian,
Mengukur Kepribadian,
Dasar Biologis Kepribadian
Teori Eysanck
Dimensi Kepribadian
Eysenck mengekstrak tiga superfaktor umum. 1. Ekstraversi
Ketiga dimensi kepribadian Eysenck adalah Ekstraversi dan introversi dipakai pertama kali oleh
ekstraversi (extraversion- E), neurotisme Jung. Menurut Jung, ekstraversi adalah orang yang
(neuroticism- N), dan psikotik (psychoticism- P), pandangannya objektif dan tidak pribadi, introversi
walaupun ia menegaskan “ada kemungkinan adalah orang yang pandangannya subjektif dan
bahwa dimensi lain dapat ditambahkan”. individualis. Eysenck menghipotesakan ekstroversi
Ketiganya bersifat bipolar, dengan ekstraversi melakukan hubungan seksual lebih awal dan lebih
berada dalam salah satu kutub dari faktor E dan sering, dengan lebih banyak pasangan, dan dengan
introversi menempati kutub sebaliknya. Faktor N perilaku seksual yang lebih bervariasi.
meliputi neurotisme pada satu kutub dan
stabilitas pada kutub lainnya, dan faktor P
mempunyai psikotik dalam satu kutub dan fungsi
superego dalam kutub lainnya.
Dimensi Kepribadian

2. Neurotisme 3. Psikotisisme

Orang yang skor neurotiknya tinggi sering Orang yang skor Psikotisismenya yang tinggi memiliki trait
mempunyai kecenderungan reaksi agresif, dingin, egosentrik, tak pribadi, implusif, anti sosial,
emosional yang berlebihan dan sulit kembali takempatik, kreatif, keras hati. Sebaliknya orang yang skor
normal sesudah emosinya meningkat. Dasar psikotisismenya rendah memiliki trait merawat/baik hati,
biologis dari neurotisme adalah kepekaan hangat, penuh perhatian, akrab, tenang, sangat sosial,
reaksi sistem syaraf otonom (ANS= empatik, kooperatif, dan sabar. Orang yang variable
Automatic Nervous System Reactivity). psikotisismenya tinggi tidak harus psikotik, tetapi mereka
Orang yang kepekaan ANS-nya tinggi, pada mempunyai predisposisi untuk mengidap stress yang
kondisi lingkungan wajar sekalipun sudah rendah, skor P yang tinggi mungkin masih bisa berfungsi
merespon secara emosional sehingga normal, tetapi ketika mengalami stress yang berat, orang
mengembangkan gangguan neurotik. menjadi psikotik yang ketika setress yang berat itu sudah
lewat, fungsi normal kepribadian sulit untuk diraih kembali.
Mengukur Kepribadian Dasar Biologis Kepribadian
Eysenck mengembangkan empat inventori Menurut Eysenck, faktor kepribadian P. E, dan N
kepribadian yang mengukur super faktor yang sama-sama mempunyai determinan biologis yang
digagasnya : kuat. Ia memperkirakan hampir tiga perempat
1. Maudley Personality Inventory (MPI), mengukur E varians dari ketiga dimensi kepribadian tersebut
dan N dan korelasi antara keduanya. dapat dijelaskan oleh hereditas, dan hampir
2. Eysenck Personality Inventory (EPI), mengukur E seperempatnya oleh faktor lingkungan. Dalam teori
dan N secara independen. kepribadian Eysenck, psikotik, ekstraversi, dan
3. Eysenck Personality Questionnaire (EPQ), neurotisme sama-sama memiliki anterseden maupun
mengukur E, N, P (merupakan revisi dari EPI, konsekuensi. Anteseden bersifat genetis dan
biologis, sementara konsekuensi meliputi variabel
tetapi EPI yang hanya mengukur E dan N masih
eksperimental, seperti pengalaman
tetap dipublikasikan).
pengondisisan,sensitivitas, dan ingatan, juga perilaku
4. Eysenck Personality Questionnaire – Revised
sosial seperti kriminalitas, kreativitas, psikopatologi
(EPQ-R) merupakan revisi dari EPQ.
dan perilaku seksual.

Kepribadian sebagai Prediktor

Kepribadian dan Kebiasaan Kepribadian dan Penyakit

Eysenck beragumen bahwa banyak penelitian psikologi telah mencapai Eysenck mengemukakan penelitian tersebut dan penelitian
kesimpulan yang salah karena tidak menghiraukan faktor kepribadian. lainnya yang berfokus pada hubungan antara kepribadian
Eysenck yakin bahwa penelitian tidak mempertimbangkan bahwa anak dan penyakit, tidak membuktikan bahwa fakta psikologis
ekstrover lebih menyukai dan memberi perfoma yang lebih baik dalam menyebabkan kanker atau penyakit jantung. Menurut
pembelajaran aktif, sementara anak introver lebih menyukai dan memberi Eysenck merokok tidak mampu menyebabkan kanker,
perfoma yang lebih baik dalam pembelajaran yang bersifat reseptif. Eysenck tetapi ketika dikombinasikan dengan stres dan faktor
memiliki hipotesis bahwa psikotik berhubungan dengan kreativitas dan kepribadian, maka akan berkontribusi pada kematian.
kecerdasan. Namun, hubungan yang ada tidak sederhana karena banyak
anak mempunyai kemampuan kreativitas, tidak mudah menyesuaikan diri,
dan punya ide-ide yang tidak biasa. Eysenck menemukan bukti bahwa orang-
orang ini tidak memiliki kegigihan yang dimiliki oleh orang-orang dengan
skor P tinggi. Anak-anak dengan potensi kreativitas yang sama, dan skor P
nya tinggi mampu untuk menolak kritikan dari orang tua dan guru-guru dan
tumbuh menadidewasa yang kreatif. Eysenck juga menyatakan bahwa orang
– orang yang punya skor P dan E yang tinggi biasanya merupakan anak yag
sering mencari masalah dimasa kecil. Eysenck sangat yakin bahwa para
psikolog dapat kehilangan arah apabila mereka tidak mempertimbangkan
beragam kombinasi dimensi kepribadian dalam penelitian.
Terima Kasih

01 Alwisol. 2004.Psikologi Kepribadian.Malang: UMM Press.

02 Esensial Konseling: Pendekatan Trait and Factor dan Client


Centered. (2013). (n.p.): Garudhawaca.

Referensi 03
Feist, J; Feist, G. J; & Roberts, T.-Ann. 2017.Teori Kepribadian (Edisi 8).
Jakarta:
Salemba Humanika.

04
Muhammad Adi Nugroho, Eysenck dan Cattel. [Online]. Available:
https://www.scribd.com/document/433863952/Eysenck-Dan-Cattel [Diakses 5
November 2021, Pukul 11.20 WIB]

Putri Bilqiz, “Teori Eysenck 1”. [Online]. Available:


05 https://www.academia.edu/36663537/Teori_Eysenck_1_ [Diakses 4
November
2021, Pukul 22.00 WIB].

Anda mungkin juga menyukai