Anda di halaman 1dari 66

Pertemuan ke 3

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI


Meity Arianty.,Psikolog
Sebabnya ; Ilmu
pengetahuan
menghendaki objeknya
dpt diamati, dicatat, dan
di ukur

Sementara jiwa
dipandang terlalu
abstrak, jiwa hanyalah slh
satu aspek kehidupan
individu

Istilah PSIKOLOGI pertama Psikologi sbg Ilmu Jiwa tdk


kali oleh seorang ahli digunakan lg sejak thn 1878 ( J. B.
berkebangsaan Jerman Watson ) – Ilmu yg mempelajari
( Philip Melancchton – 1530 ) perilaku
Sejarah Perkembangan Psikologi Konseling
Jesse M. Davis ( 1898 ) ; sbg org pertama yg melakukan kegiatan ini. Ia byk membantu persoaln murid2nya terutama yg
berhubungan dg study dan pemilihan jursn. Ia memperluas cakupan bantuannya setelah sekolah minggu thn 1907

1931 ; didirikannya lembaga riset


stabilisasi pekerjaan o/ Univ Minnesota
1933 ; Dilanjutkan dg prog. Penelitian
jabatan yg bersifat nasional

Frank Parson ( 1908 )- membuka biro konsultasi di Boston u/


memilih jurs pd pekerjn & jabatan, sejak itu konseling byk
bermunculan di sekolah2. Ex ; t hn 1909 byk kegiatan konseling
di Amerika dan New York dlm perkembangannya kegiatan ini
menjadi professional u/melayani remaja.
Kemudian …..
Trend positif knseling sbg sebuah profesi
Alfred Binner , Thephillie Simon, Simon –
terjadi thn 1918
Binnet, Catell, Army Alpha dll
Thn 1920 – 1930, Dep. Pendk. Amerika
menempatkan tenaga khusus bimbg.
Menyusun sebuah alat tes/instrument u/
Penyuluhan ( kelak dikenal sbg
menyeleksi tentara yg akan dikonselorkan pd
Konselor )
Perang Dunia I

Perkmb. Konseling menjadi kegiatan yg professional terinsirasi dr sebuah


buku “ A mind that a found it self “ yg ditulis Clifford Beers ttg pengalaman
pribadinya slm 3 thn di rawat di RSJ – tanggapan luar biasa sehingga
tercetus gagasan mendirikan komite Nasional u/ Keshtn mental pd thn
1908
Kagiatan professional itu terus berlanjut di negara2 di luar Amerika, di
Indo sekitar thn 50-an, pertama kali diperkenalkan o/ Slamet Imam
Santoso Fak Psi. UI
SEJARAH SINGKAT KONSELING SEBAGAI PROFESI DI AS

• Berasal dari gerakan guidance yg fokus pada mengajar anak2 & dewasa
muda ttg dirinya sendiri, orang lain, dan dunia kerja
• Tokoh: Jesse B. Davis, Frank Parsons, & Clifford Beers
• 1913, terbentuk National Vocational Guidance Association (NVGA)
• 1915, terbit buletin
• 1920 (pertengahan), sertifikasi konselor, gerakan guidance mendapatkan
pengakuan
• 1930-an, E. G. Williamson dkk mengembangkan teori konseling yang pertama
– bersifat direktif, counselor-centered; konseling meluas ke sekolah2
• 1940-an, Carl Rogers – bersifat non-direktif
• 1952, APA membuat Divisi 17: Divisi Counseling Psychology – lebih fokus
pada pertumbuhan dan perkembangan manusia yang normal dibandingkan
psikologi klinis, & lebih banyak dipengaruhi oleh konseling vokasional &
psikoterapi humanistik
Ilmu yang mendasari
konseling ; Di dalam pribadi yang sehat terdapat aspek-aspek yang
berinteraksi secara terpadu, merupakan ungkapan yang
banyak disetujui oleh para ahli. Dilihat dari sudut pandang
tersebut hakikah dan filsafat tujuan konseling adalah
membantu seseorang agar dapat mencapai prestasi, hasil
dengan kemampuan yang dimiliki secara maksimal

Untuk melatarbelakanginya diperlukan dasar filsafat sebagai konseling,


bahwa terdapat kepercayaan terhadap martabat dan harga diri
seseorang, ada pengakuan terhadap kebebasan diri untuk menentukan
nilai, keinginan, hak dan bagaimana ia akan hidup. Sehingga tidak ada
istilah keharusan atau pemaksaan. Inilah yang dijadikan dasar
munculnya konsep individualism, konsep yang mengakui adanya
keunikan yang dimiliki setiap individu dan yang memiliki hak untuk
menentukan perkembangan dan perubahan sesuai dengan kondisi
khusus pribadinya
Dari sudut pandang ini konselor memiliki tujuan penting
yaitu untuk membantu klien agar merasa bahwa
pribadinya lebih merasa memiliki kebebasan.

Pada tahun 1975, Arbuckle


mengemukakan Model
Filsafat untuk mendasari
Pada tahun 1966, Blocher mengemukakan tiga kelompok
teori mengenai konseling.
system filsafat yang mendasari konseling yakni :
a. Esensialism
Terdapat tiga aspek dalam kelompok ini, yakni :
rationalism, idealism, dan realism. Filsafat Esensialism
menerima asumsi bahwa manusia adalah mahluk satu-
satunya di dunia ini yang memilik akal dan arena itu
fungsi utama mempergunakan akal adalah untuk
mengetahui dunianya dimana ia hidup.
b. Progresivism
Filsafat Progresivistik ini muncul sebagai akibat dari
melunturnya kepercayaan terhadap konsep-konsep yang
absolut. Pendekatan-pendekatan dengan dasar filsafat
progresivistik antara lain eksperimentalism, pragmatis dan
instrumentalism. Pendekatan ini menitik beratkan pertanyaan
seperti : Apa yang akan terjadi? Dibandingkan dengan :
Apakah kebenaran itu ? konsep dasar filsafat progrestivistik
bila dipakai oleh konselor akan bisa menimbulkan banyak
kesulitan karena patokan atau ukuran yang dipakai adalah
lingkungan dan masyarakat luas, termasuk misalnya masalah
penyesuaian diri yang berhubungan dengan intelegensi
kepribadian dan kesehatan mental dan karena itu
mengecilkan arti individualitas dan faktor yang bisa tumbuh
dan berkembang dengan sendirinya.
c. Eksistensialism
Konsep ini adalah konsep kerinduan manusia untuk mencari sesuatu yang
bermakna dalam dirinya. Sesuatu itu adalah esksistensi dirinya. Konseling dari
sudut pandang ini ialah keterlibatan konselor untuk mengalami bersama apa yang
dialami klien, suatu respon empati, yang diperlihatkan konselor dalam usaha
mengkonstruksi struktur pribadi yang bermakna pada klien.

Beck menyusun beberapa paham dasar


sebagai konsep dasar filsafatnya untuk
konseling yang diambil sebagian besar
dari filsafat Ekstensialism, sebagai
berikut:
1) Setiap pribadi bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatannya
sendiri.
2) Orang harus menganggap orang lain sebagai objek dari nilai-nilai,
sebagai bagian dari perhatiannya.
3) Manusia berada dalam dunia realitas.
4) Kehidupan yang bermakna harus terhindar sejauh mungkin dari
ancaman, baik fisik maupun psikis.
5) Setiap orang memiliki latar belakang keturunannya sendiri dan
memperoleh pengalaman-pengalaman unik.
6) Orang bertindak atas dasar pandangan terhadap realitasnya sendiri
yang subjektif, tidak karena realitas yang objektif di luar dirinya.
7) Manusia tidak bisa digolongkan sebagai baik atau jahat dari asalnya.
8) Manusia bereaksi sebagai kesatuan organisasi terhadap setiap situasi.
Klasifikasi Teori Konseling

KONSELING PSIKOANALISA
Sigmund Freud (6 Mei 1856 - 23 September 1939)
• Perilaku manusia ditentukan oleh kekuatan irrasional yang
tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri
psikoseksual tertentu pada masa lima tahun pertama
dalam kehidupannya.
• Struktur kepribadian manusia: id, ego dan superego.
Bukti klinis untuk membenarkan alam ketidaksadaran
manusia dapat dilihat dari hal-hal berikut, seperti:
(1) mimpi, yang merupakan pantulan dari kebutuhan,
keinginan dan konflik yang terjadi dalam diri
(2) salah ucap
(3) sugesti pasca hipnotik
(4) materi yang berasal dari teknik asosiasi bebas
(5) materi yang berasal dari teknik proyeksi, serta isi
simbolik dari simptom psikotik.
• Kecemasan. Suatu keadaan tegang atau takut yang
mendalam sebagai hasil bermunculannya
pengalaman2 yang terdesak
→konflik antara id, ego dan superego tentang sistem
kontrol atas energi psikis yang ada.
→ Diatasi dengan mekanisme pertahanan diri oleh
ego, misalnya represi, reaksi formasi, proyeksi,
fiksasi dan regresi, displacement, sublimasi
• Tiga kecemasan:
1. Kecemasan neurotik → bersumber pada id, yaitu
takut tidak mampu mengendalikan instinknya.
2. Kecemasan realita → bersumber pada ego, rasa takut
akan bahaya yang datang dari dunia luar
3. Kecemasan moral →bersumber pd superego, rasa
takut terhadap hati nuraninya sendiri, yaitu terhadap
adanya pertentangan moral
• Tahapan Perkembangan ‘Psikoseksual’:
1. Tahap Oral (0-1 tahun)
2. Tahap Anal (1-3 tahun)
3. Tahap Falik (3-6 tahun)
4. Tahap Latensi (6-12 tahun)
5. Tahap Genital (12-14 tahun)
• Aplikasi dalam konseling
1. ”Manusia adalah makhluk yang memiliki
kebutuhan dan keinginan”
2. ”Pengaruh masa lalu”
3. ”Kecemasan”
4. ”Tahapan perkembangan kepribadian individu”
• Tujuan konseling
- Mengurangi simptom psikopatologi dengan
memunculkan pikiran dan perasaan-perasaan yang
tertekan atau direpresi ke dalam alam kesadarannya.
- Membantu dan memotivasi klien agar mampu
menghayati dan mengekspresikan pengalaman-
pangalaman masa lampaunya secara terbuka, untuk
selanjutnya ditata, didiskusikan, dianalisa, dan
ditafsirkan dengan tujuan utama untuk
merekontruksikan kepribadiannya → agar berhasil,
perlu melibatkan emosi klien
• Fungsi Konselor
❖ Memberikan kemudahan kepada klien untuk
memantulkan perasaan2nya yang tertekan serta
menafsirkan dan menganalisanya.
❖ Sejak awal mendorong klien agar dapat menyatakan
dirinya secara bebas, sehingga secara berangsur-angsur
klien dapat menemukan faktor2 penentu yang tidak
disadari dari perilakunya pada masa kini.
❖ Hendaknya bersikap anonim (tidak dikenal) serta
berupaya untuk sedikit menunjukkan perasaan dan
pengalamannya.
• Proses dan teknik Konseling
5 teknik dasar dalam konseling psikoanalisa:
1) Asosiasi Bebas
- Klien berbaring, konselor duduk sejajar kepala klien,
klien bebas bercerita
- konselor menjadi pendengar yg baik, aktif
memperhatikan perasaan, ucapan2 (mis.salah ucap,
kata2 yg diralat), gerak tubuh, nada suara
2) Interpretasi/ Penafsiran
- Teknik utk m’analisis asosiasi bebas, mimpi,
resistensi, & transferensi perasaan klien
- Konselor hrs memilih waktu & kata2 yg tepat dgn
bersifat hipotetik saat menafsirkan, & bukan
menyatakan fakta
3) Analisis Mimpi
- Mimpi=ekspresi dr kebutuhan2 yg terdesak
- Difokuskan untuk mimpi2 yg sifatnya berulang2, menakutkan,
dan sudah pada taraf mengganggu
4) Analisis Resistensi
- Resistensi/ penolakan→ dinamika yg tidak disadari untuk
mempertahankan kecemasan
- Konselor harus bisa menerobos pertahanan diri tsb shg dapat
teramati, dianalisis, & ditafsirkan, shg klien menyadari alasan
timbulnya resistensi tsb
5) Analisis Transferensi/ Pengalihan
- Dilakukan dgn m’usahakan agar klien mampu mengembangk’
transferensinya untuk mengungkap kecemasan2 yg dialami
pada masa kanak2
- Konselor hrs mampu b’sikap obyektif, netral, anonim, & pasif
Newcomer (Apter, 1982), bbrp karakteristik psikoanalisa :
a. Sebab utama perilaku yang merefleksikan suatu keadaan
gangguan emosional adalah adanya internal psychis pathology.
b. Baik kekuatan biologikal maupun pengaruh2 lingkungan pada
awal masa kehidupan berkontribusi terhadap kondisi pathologis.
c. Agar treatmen dapat efektif, sebab2 harus diidentifikasi.
d. Perubahan-perubahan perilaku yang tampak, kurang penting
dibandingkan dengan upaya penyelesaian terhadap sebab-sebab
yang mendasari terjadinya konflik, karena itu treatmen
permukaan hanya akan menghasilkan symptom pengganti.
e. Treatmen termasuk merubah seseorang melalui pemahaman
terhadap konflik-konfliknya dengan menggali alam
ketidaksadarannya.
f. Treatmen melalui psikoanalisa dapat membantu mengatasi
kondisi pathologis tertentu, tetapi memerlukan proses yang
panjang dan rumit.
KONSELING BEHAVIORAL
Pavlov- Classical Conditioning & B. F. Skinner-Operant
Conditioning.
• Apter (1982), asumsi dasar model behavioral :
1) Seluruh perilaku manusia dipelajari dan dapat tidak
dipelajari melalui aplikasi prinsip-prinsip belajar
2) Perilaku yang tidak tepat dapat diubah (dihapus dan
atau diganti dengan perilaku yang lebih dapat
diterima) melalui penggunaan prosedur penguatan
3) Sangat mungkin untuk memprediksikan dan
mengontrol tingkah laku apabila seluruh
karakateristik lingkungan yang bersangkutan
diketahui.
• Tujuan konseling
Menghilangkan tingkah laku yang salah atau tidak
sesuai (maladaptif) & menggantikannya dengan
tingkah laku baru yang lebih sesuai (adaptif)
Hal yang harus diperhatikan dalam penentuan tujuan
konseling:
1) Diinginkan oleh klien
2) Harus ada keinginan dari konselor untuk
membantu klien dlam mencapai tujuan
3) Pencapaiannya dapat dinilai oleh klien
• Fungsi dan peranan konselor
- Konselor sebagai pengajar →aktif, direktif dan kreatif
menerapkan pengetahuan2 yang dimilikinya guna
mengajarkan keterampilan2 baru sesuai pemasalahan
klien dan tujuan yang diinginkan.
- Melaksanakan asesmen dan penilaian secara terus
menerus, menetapkan sasaran perubahan perilaku
dan bagaimana mengajarkan untuk mencapainya,
peka terhadap perubahan2 yang terjadi, serta
membantu mengembangkan tujuan2 pribadi dan
sosialnya.
Proses dan teknik konseling
(1) Masalah perilaku yang akan diterapi harus diidentifikasi
dalam bentuk perilaku (behavior objective) yang teramati
dan terukur untuk selanjutnya dijadikan indikator untuk
menentukan tolok ukur tercapai tidaknya tujuan
konseling,
(2) Prosedur dan teknik konseling yang dipilih harus
diarahkan untuk mengubah lingkungan,
(3) Metode yang digunakan harus dapat dijelaskan secara
logis dan dapat dipahami oleh klien,
(4) Sedapat mungkin teknik yang digunakan dapat diterapkan
dalam lingkungan kehidupan sehari-hari, dan
(5) Teknik dan prosedur yang digunakan harus mendasarkan
kepada prinsip psikologi belajar secara umum serta prinsip
classical conditioning dan operant conditioning.
Krumboltz (Surya, 2003), empat metode dalam konseling behavioral:

1) Operant learning
2) Unitative learning atau social modelling
3) Cognitive learning
4) Emotional learning

Teknik yang biasa digunakan dalam keempat pendekatan atau


metode di atas antara lain :
1) Desentisisasi sistematis
2) Latihan asertif
3) Terapi aversi
4) Penghentian pikiran
5) Kontrol diri
6) Pekerjaan rumah
KONSELING YANG BERPUSAT PADA PRIBADI
Disebut juga dgn ‘konseling Rogerian’ – Carl Roger
1. Konsep Utama
• Manusia pada hakekatnya mempunyai tujuan tertentu
dan berkembang maju ke depan.
• Organisme bersifat konstruktif, realistik, progresif, dapat
dipercayai, dan secara kodrat alamiah memiliki potensi
untuk berkembang.
• Aspek-aspek negatif yang terjadi pada seseorang seperti
irrasional, a social, egoistis, kejam, distruktif, kurang
matang dan regresif disebabkan karena ia hidup tidak
selaras dengan kodrat alamiahnya (konsep diri yang real
dan konsep diri yang ideal)
2. Tujuan konseling
Mampu mewujudkan suatu pribadi yang berfungsi
sepenuhnya yang bercirikan:
(1) keterbukaan pada pengalaman,
(2) hidup secara eksistensial,
(3) kepercayaan organismik,
(4) adanya kebebasan, dan
(5) kreatif.
3. Fungsi dan Peranan Konselor
• Menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan klien
mampu menemukan konsep dirinya yang benar, yang
sepadan dengan kodratnya.
• Konselor hanyalah katalisator dan fasilitator yang
mempermudah proses perkembangan klien, melalui
penciptaan relasi khusus yang memungkinkan klien
mengubah sikap2 palsu yang telah dipelajari, sehingga
secara bertahap dapat berkembang sebagai pribadi yang
utuh dan otentik.
• Tidak boleh bersikap “direktif” dengan mengajukan
pertanyaan2 diagnosis, memberi nasehat2 dan
penilaian2 eksternal.
• Tidak boleh mengontrol, memandang klien sebagai
“obyek”, dan banyak memberikan penafsiran.
• Mampu mengembangkan sikap emphatik, dengan
masuk dalam dunia subyektif dan keunikan pribadi
klien.
• Mampu bersikap “client centered”
• Mampu mengembangkan penghargaan positif tanpa
syarat, bersikap terbuka, hangat, dan permisif,
sehingga klien merasa aman, bebas dari rasa takut
dan ancaman, lebih berani mengungkapkan semua
perasaan pribadinya secara bebas dan asli, serta lebih
berani menyelesaikan masalahnya sendiri.
• Dalam komunikasi, konselor hendaknya mampu
menyampaikan isi pengalaman emosional sekonkrit,
setepat, dan selangsung mungkin, sehingga klien
dapat melihat dunia perasaaannya yang tersembunyi
dalam cerminnya sendiri.
4. Proses dan teknik konseling

a. Konselor haruslah seorang yang kongruen dan


terintegrasi dalam relasinya. Artinya, koselor harus
mampu memiliki keberanian untuk menampilkan diri
yang asli, otentik, tulen, jujur, polos, tulus, spontan,
terbuka, sungguh-sungguh, dan terintegrasi kepada
partnernya (klien), sehingga klien benar-benar merasa
diterima sebagai pribadi apa adanya. Penampilan
dalam relasi tersebut harus dapat dilihat, diterima,
disadari, dipercayai, dan diasimilasi oleh klien.
b. Adanya pemberian penghargaan positif tanpa syarat
kepada klien oleh konselor, yang berarti ada sikap
menerima, perhatian yang simpatik, pengormatan,
dan penghargaan terhadap klien berkebutuhan
khusus dan permasalahan yang dialaminya.
c. Dimilikinya kemampuan konselor untuk memahami
secara emphatik dunia pengalaman batin klien.
Memahami secara emphatik, hakekatnya adalah
upaya untuk berada pada kondisi yang sama dengan
pribadi klien dalam rangka penyadaran dan
perubahan pribadi klien.
KONSELING GESTALT
Frederick S Pearl
1. Konsep utama
• individu tidak dapat dipahami dengan hanya
mempelajari bagian2, melainkan harus dipahami
sebagai suatu organisasi, koordinasi, atau integrasi dari
keseluruhan bagian2
• Manusia adalah makhluk yang aktif dan senantiasa
berupaya untuk mencapai keseimbangan antara ikatan
organisme dengan lingkungannya.
• Kesehatan akan dicapai apabila ia mampu
menyeimbangkan keduanya, mampu menggeser
kepentingan “saya” dan “engkau” menjadi “kami”.
• frustrasi → sbg elemen positif → dapat mendorong
manusia untuk mengembangkan perlindungan,
menemukan potensi-potensinya, atau dalam menguasai
lingkungannya.
• Adanya konsep penghindaran (avoidance) dan urusan
yang tidak terselesaikan (unfinished business).
• Penghindaran: segala cara yang digunakan seseorang
untuk melarikan diri dari unfinished business dalam
rangka membebaskan diri dari perasaan tertekan akibat
adanya kebutuhan-kebutuhan yang mengalami
kebuntuan (impase).
• Konsep penghindaran ini relative sama dengan konsep
defence mechanism pada teori psikoanalisis.
2. Tujuan Konseling

• Membuat klien mampu menerima perasaan dan pikiran-pikirannya,


meningkatkan kepercayaan diri, tidak takut dalam menghadapi dan
berperan di masa depan, tidak bergantung pada orang lain, serta
menyadari diri yang sebenarnya, sehingga pada akhirnya klien dapat
memiliki spontanitas dan kebebasan dalam menyatakan diri dan
mandiri.
3. Peran konselor
• Prinsip penting dalam terapi gestalt adalah di sini dan saat
ini (here and now).
• Bagi klien, kondisi saat ini adalah unfinished business.
Karena itu, yang penting bagi konselor adalah bagaimana
klien dapat menyadari kondisi2nya atau masalah2nya saat
ini dan bagaimana harus berbuat untuk mengatasinya.
Sedangkan masa depan (the future) adalah sesuatu yang
belum muncul, sehinga tidak perlu terlalu dirisaukan.
• Pandangan teori gestalt tentang nilai positif dari frustrasi,
tampaknya juga harus dimanfaatkan konselor dengan
membuat klien menjadi “kecewa”, sehingga klien dipaksa
untuk dapat menemukan potensi2nya dan cara2
mengatasi masalahnya, dengan memahami dan
menemukan kembali unfinished business-nya. Dalam
konteks ini pemberian motivasi kepada klien menjadi
penting.
4. Proses dan teknik konseling

(1) Pemolaan, dilakukan setelah konselor memperoleh


fakta atau penjelasan mengenai sesuatu gejala, dengan
segera memberi jawaban,
(2) Pengawasan, yaitu kemampuan konselor untuk
menyakinkan atau memaksa klien mengikuti prosedur
konseling, melalui motivasi dan rapport,
(3) Potensi, yaitu usaha konselor untuk mempercepat
terjadinya perubahan perilaku dan sikap serta
kepribadian klien,
(4) Kemanusiaan, meliputi pengenalan secara pribadi dan
emosional, mendorong, serta bersikap terbuka, dan
(5) Kepercayaan, termasuk kepercayaan diri konselor dalam
membantu klien.
Tahapan Konseling
a. Fase 1, membentuk pola pertemuan terapeutik agar
terjadi situasi yang memungkinkan perubahan
perilaku pada klien.
b. Fase 2, usaha meyakinkan klien mengikuti prosedur
konseling, melalui pemberian motivasi dan
penciptaan hubungan baik.
c. Fase 3, mendorong klien untuk mengungkapkan
perasaan-perasaaannya saat ini, untuk menemukan
aspek-aspek kepribadiannya yang hilang. Bukan
pengalaman-pengalaman masa lalu dan harapan-
harapannya di masa depan.
d. Fase 4, yaitu fase dimana klien diharapkan sudah
memiliki ciri-ciri kepribadian yang integral, unik, dan
manusiawi.
Teknik/ “Permainan”
a. Permainan dialog (kursi kosong – top dog &
underdog)
b. Berkeliling
c. Latihan “saya bertanggung jawab atas ….”
d. “Saya memiliki suatu rahasia”
e. Bermain proyeksi
f. Teknik pembalikan
g. Permainan ulangan
h. Permainan melebih-lebihkan
i. Tetap dengan perasaan
j. Pendekatan gestalt terhadap kerja mimpi
RATIONAL EMOTIVE THERAPY
Albert Ellis
Sering disebut pendekatan konseling ABCDE
1. Konsep utama
• Berdasar atas filosofi bahwa ”apa yang menganggu
jiwa manusia bukanlah peristiwa-peristiwa, tetapi
bagaimana manusia itu mereaksi atau berprasangka
terhadap persitiwa-peristiwa tersebut”.
• Percaya bahwa setiap manusia mempunyai pilihan,
mampu mengontrol ide2nya, sikap, perasaan, dan
tindakan2nya serta mampu menyusun kehidupannya
menurut kehendak atau pilihannya sendiri.
• Didasari asumsi bahwa manusia itu dilahirkan dengan
potensi rasional dan juga irasional.
• Karakteristik utama RET: aktif-direktif

2. Tujuan konseling
• Membantu klien memahami kepercayaan irasionalnya,
dengan mendebat, melepaskan atau mengusirnya, dan
selanjutnya merubahnya dengan pemikiran yang lebih
positif dan rasional.
3. Fungsi konselor
• Fungsi utama konselor: menyerang, membantah,
mengkonfrontasikan, atau membongkar keyakinan
irrasional klien dalam rangka menunjukkan betapa
tidak rasionalnya cara berpikir klien.
→ membantu menggantinya dengan cara berpikir
dalam perspektif baru yang lebih baik, positif, dan
rasional, selanjutnya menguatkan dan
meyakinkan akan keberhasilannya serta
mendorong untuk mengimplementasikan dan
mengaktualisasikannya dalam kehidupan nyata.
d. Proses dan teknik konseling

klien diharapkan sepenuhnya dapat mencapai tiga


pemahaman :
(1) peristiwa-peristiwa sebelumnya yang
menyebabkan perilakunya neurotik,
(2) alasan-alasan yang menjadikannya ia
mempertahankan ketidakbahagiannya dan
mengulanginya,
(3) klien dapat mengalahkan gangguan emosinya
dengan secara konsisten mengobservasi,
menanyakan, dan menemukan system keyakinan
dirinya.
Teknik
1) Teknik-teknik Kognitif

Adalah teknik yang digunakan untuk mengubah cara berfikir


klien, meliputi :
a) Pengajaran : Menunjukkan betapa tidak logisnya cara
berpikir klien sehingga menimbulkan gangguan emosi dan
mengajarkan cara2 berpikir yang lebih positif & rasional.
b) Persuasif : Melalui berbagai argumentasi, konselor
meyakinkan klien untuk mengubah pandangannya yang
keliru.
c) Konfrontasi : Menyerang ketidakrasionalan berpikir klien
dan membawanya ke arah berfikir yang lebih rasional.
d) Pemberian Tugas : Memberi tugas kepada klien untuk
mencoba melakukan tindakan tertentu dalam situasi nyata.
2) Teknik-teknik Emotif
Yaitu teknik yang digunakan untuk mengubah
emosi klien.
Konselor harus mampu menerima klien tanpa
sayarat.
Termasuk teknik ini :
- Sosiodrama
- Role playing
- Modeling ataupun self modeling
- Latihan asertif
- Humor
- Latihan melawan rasa malu.
3) Teknik-teknik Perilaku
Digunakan untuk mengubah tingkah laku klien yang
tidak diinginkan.
Termasuk teknik ini:
- Penguatan (reinforcement)
- Teknik permodelan sosial (social modelling)
- Relaksasi.
KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL
Alfred Adler
1. Konsep utama
• setiap manusia pada dasarnya mempunyai perasaan
rendah diri (inferiority), yaitu perasaan lemah dan tidak
berdaya yang timbul sebagai pengalaman dalam
interaksinya dengan orang dewasa atau lingkungannya.
• Kelemahan2 tsb membuat manusia lebih unggul dari
makhluk2 lainnya, karena mendorongnya untuk
memperoleh kekuatan, kekuasaan, kebebasan,
keunggulan, dan kesempurnaan, atau rasa superioritas
melalui upaya-upaya kompensasi.
• Perkembangan perilaku dan pribadi manusia selalu
digerakkan dari kondisi serba kekurangan (inferirority) ke
arah kelebihan (superiority).
• Konsep superioritas tidak berarti harus lebih kuat atau
lebih pintar dari orang lain, tetapi lebih kepada
superior dalam dirinya sendiri (superior within himself
atau superiroity over self).
• Adler juga memandang bahwa manusia adalah
makhluk yang kreatif, aktif, selalu membuat pilihan,
mempunyai tujuan dan mempunyai arti, dengan
kesadaran sebagai pusat kepribadiannya.
• Perilaku manusia hakekatnya dipengaruhi oleh
pengalaman masa lampau, ditentukan oleh masa kini,
dan mengarah kepada tujuan hidupnya di masa
depan.
• Tujuan hidup setiap manusia selain bersifat unik,
individual, dan subyektif, juga selalu diorientasikan
kepada nilai2 sosial yang berkembang di
masyarakatnya → memiliki minat sosial (social
interest) dan keterikatan sosial (social connectedness)
→ agar diperoleh keharmonisan dan keseimbangan
hidup.
2. Tujuan konseling

• Meningkatkan harga diri, kepercayaan diri dan minat


sosial klien
• Mengganti tujuan-tujuan hidup yang tidak realistik
kepada tujuan yang lebih realistik,
• Mengembangkan kemampuan kompensatoris
dengan menguji kekuatan dan kelebihan-kelebihan
dirinya untuk menguasai lingkungan
• Mengajarkan klien belajar menghadapi kehidupan
sehingga memperoleh keberhasilan dalam
hidupnya.
3. Fungsi dan Peranan Konselor

• Memfasilitasi klien untuk memperoleh pemahaman


terhadap perasaan inferioritas dan gaya hidupnya
• Mendorong klien untuk aktif dalam memecahkan
masalahnya sendiri, dengan mengubah reaksi dan
sikapnya sendiri terhadap orang lain guna
menemukan kepercayaan diri yang lebih baik.
• Membantu menemukan keunggulan-keunggulan
pribadi yang dimilikinya
• Mendorong upaya penemuan gaya hidup baru
melalui kegiatan-kegiatan kompensatoris yang lebih
positif dan konstruktif.
4. Proses dan Teknik Konseling
• Kondisi-kondisi dasar yang diperlukan: emphati, rasa
hormat, perhatian, keasilian, keterbukaan, dan
ketulusan untuk membantu.
• Proses:
1) Telaah tujuan dan gaya hidup klien melalui
penjajakan terhadap latar belakang keluarga dan
riwayat hidupnya untuk menemukan dan
membantu tilikan pemahaman klien terhadap
kesalahan-kesalahan yang terjadi.
→ Cara: paraphrasing (menyatakan kembali apa
yang diungkapkan klien tentang pandangan,
keyakinan, sikap, dan perilaku-perilakunya
sehingga dapat lebih dipahami), konfrontasi,
pertanyaan, atau dengan mengajukan
hipotesis sementara.
2) Peningkatan wawasan klien
→ Diperoleh pandangan atau penafsiran baru tentang
keyakinan, sikap, tujuan hidup, dan perilaku-
perilakunya secara lebih luas, terbuka, realistis, dan
selaras dengan nilai-nilai sosial di lingkungannya.
→ Klien juga mampu menemukan berbagai alternatif,
serta mempertimbangkan, memilih dan menetapkan
tindakan yang dianggap tepat dalam mengatasi
masalahnya sendiri.
→ Serta mampu memahami bahwa dalam dirinya
terdapat sikap-sikap yang salah serta menyadari
keyakinan dan perilakunya yang cenderung
mengalahkan diri sendiri, untuk selanjutnya berani
mengambil resiko dan tanggung jawab dengan
melakukan perubahan-perubahan.
Agar klien bisa memenuhi kebutuhan untuk diterima orang
lain, caranya:
a. Menyenangkan orang lain, dengan maksud untuk
menghindari penolakan.
b. Menjadi superior, dengan maksud untuk
menghindari ketidakbermaknaan.
c. Menguasai, dengan maksud untuk penghinaan
d. Menjadi komfortabel, untuk menghindari stress dan
tekanan
Teknik-teknik:
1) Teknik komparatif
→ Konselor dituntut mampu memahami gaya
hidup dan masalah klien melalui emphati dan
membandingkan dengan dirinya sendiri, untuk
selanjutnya digunakan sebagai landasan dalam
memperbaiki gaya hidup dan memecahkan
masalah yang dihadapi kliennya.
2) Analisis mimpi
→ Dilakukan untuk memahami pola-pola gaya
hidup dan tujuan klien untuk selanjutnya
digunakan sebagai dasar dalam membantu
klien.
PROFESI

Profesi merupakan suatu pekerjaan atau jabatan


yang menuntut kealian dari para petugasnya,
profesi jg merupakan pekerjaan atau karir yang
bersifat pelayanan bantuan keahlian dengan
tingkat ketepatan yang tinggi untuk
kebahagiaan pengguna berdasarkan norma –
norma yang berlaku
Dibawah ini terdapat beberapa ciri – ciri suatu pekerjaan yang dapat tergolong
sebagai profesi :

1. Profesi adalah pekerjaan yang menuntut keahlian bagi para pelaku, baik
keahlian teoritis maupun keahlian dalam praktik.

2. Keahlian tersebut dipersiapkan secara khusus melalui pendidikan yang khusus


sesuai dengan profesi tersebut.

3. Profesi merupakan suaatu pekerjaan yang di butuhkan oleh masyarakat.

4. Tenaga profesional dalam melakukan tugasnya terikat oleh kode etik profesi.

5. Para tenaga profesional tergabung dalam suatu organisasi profesi.


Konselor yang Profesional
sebuah profesi adalah sebutan atau jabatan dimana orang yang
menyandangnya memiliki pengetahuan khusus yang
diperolehnya melalui training atau diperoleh oleh keduanya,
sehingga penyandang profesi dapat membimbing atau memberi
nasihat/saran atau juga melayani orang lain dalam bidangnya
sendiri

Pada dasarnya sebuah profesi mengandung tiga unsur yang saling terkait dan
melengkapi, yakni setiap badan profesi selalu dilengkapi dengan ;
(1) sebuah perangkat ilmu pengetahuan (body of knowledge);
(2) serangkaian ketrampilan profesi (body of skills); serta
(3) seni dan pengalaman profesi (body of arts).

Dalam konteks profesi konseling, maka untuk menjalankan profesinya konseling


dilandasi keilmuan dan pengetahuan psikologi sebagai pendekatan
profesionalnya.
Ilmu pengetahuan tersebut selanjutnya dilengkapi pula
dengan seperangkat ketrampilan psikologi yang digunakan
untuk melakukan langkah-langkah penanganan klien yang
bersumber dari pengalaman-pengalaman profesional
(experiences) dan seni penanganan klien yang berbeda-beda
karena keunikan yang dimilikinya.
Selanjutnya mengenai pengertian profesional, pada
dasarnya merujuk pada pemahaman mengenai sejauhmana
ketentuan-ketentuan profesi dapat dilaksanakan guna
memberikan pelayanan terbaik kepada konseli. Semakin
baik dan bermanfaat bagi konseli, maka seorang konselor
telah melaksanakan profesinya secara profesional. Untuk
memelihara dan meningkatkan profesionalitas profesi, maka
setiap profesi dilengkapi dengan kode etik yang menjadi
rambu-rambu bagi pelaku profesi atau konselor.
PENGARUH BEBERAPA ALIRAN PSIKOLOGI
Kita tahu bhw Psikologi TRHDP KONSELING
terbagi menjadi bbrp
Aliran ; Aliran2 itu mempengaruhi model
pemberian bantuan seseorg konselor
1. Psi. Belajar
trhdp kliennya
2. Psi. Humanistis
3. Psi. Gestalt Filosofi yg mendasari pandangan
4. Psi. Kognitif konselor trhd klien & permasalahannya
serta pendekatan/metode yg
diambilnya u/memecahkan mslh
kliennya sgt dipengaruhi aliran psi.
PENGARUH PSI. HUMANISME TRHDP PSI KONSELING
Tujuan utama dari konseling yang berpusat kepada humanistik adalah mengembalikan klien
kepada jehidupan perasaan dan mendorongnya untuk menemukan feeling self-nya yang asli.
Membantu klien agar mampu membiarkan perasaan – perasaan kehidupan tanpa halangan dan
dapat mensimbolisasikan pengalaman – pengalamannya dalam sebuah konsep yang lebih
memadai

Dalam psikologi humanistik dijelaskan bahwa di dalam diri setiap manusia memiliki
kesanggupan unuk merasakan dan mengerti apa yang sebenarnya menyebabkan
penderitaannya dan melihat kemungkinan yang ada dalam dirinya yang dapat
dipergunakan untuk mengaktualisasikan dirinya sendiri. Atas dasar ini klien harus
berinisiatif untuk mengatasi dan menyembuhkan masalahnya sendiri.

Dari konsep tersebut, maka fungsi dan peranan konselor adalah perlunya menciptakan
kondisi yang memungkinkan klien mampu menemukan konsep dirinya yang benar. Proses
perkembangan yang harus dilalui dan dibangkitkan sendiri oleh klien, sedangkan konselor
hanyalah sebagai katalisator dan fasilitator yang mempermudah proses perkembangan
tersebut, melalui penciptaan relasi khusus.
Konseling berpusat pada humanistik atau lebih sering disebut
sebagai konseling yang berpusat kepada klien, koseling teori
diri (self theory ), atau konseling rogerian. Disebut sebagai
konseling rogerian, karena Carl Ransom Roger merupakan
pelopor sekaligus tokoh dari konseling ini.
Sebagai seorang psikolog humanistik, Rogers lebih menekankan
pentingnya relasi antar pribadi dengan sikap saling menghargaai
dan tanpa prasangka ( antara klien dan terapis ) dalam
membantu individu mengatasi masalah – masalah kehidupannya
serta dalam mempermudah perkembangan kepribadian. Rogers
meyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban sendiri
atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas terapis hanya
membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut
Rogers, teknik – teknik asessmen dan pendapat terapis bukanlah
hal yang penting dalam treatment kepada klien.
PENGARUH PSI. HUMANISME TRHDP PSI KONSELING
Muncul akibat reaksi ats aliran behaviorisme & psikoanalisis, yg
dianggap merendahkan manusia menjadi sekelas mesin/makhluk yg
rendah.
Slh satu tokoh aliran ini ; Maslow – mengkritik freud dg mengatakn bhw
freud hy meneliti ttg penyebab ½ jiwa yg sakit, namun tdk meneliti ½
jiwa yg sehatnya
Frankl
Tokoh lainnya – Viktor Frankly, mengembangkan
mengembangkan teknik psikoterapi yg teknik berdasrkan
disebut logoterapi ( logos = makna ) ; pengalamannya yg
1. Hidup memiliki makna, bhkn dlm situasi lolos dr kamp
yg plg menyedihkan konsetrasi Nazi PD II
2. T7an hidup kita yg utama adlh mencari
makna dr kehidupan
3. Kita memliki kebebasan u/memaknai
sesuatu yg kita lakukan & alami bhkn dlm
menghadapi kesengsaraan pun

Anda mungkin juga menyukai